MAKALAH ANOREKSIA
A. Latar Belakang
Anoreksia adalah kelainan psikis
yang diderita seseorang berupa kekurangan nafsu makan meski sebenarnya lapar
dan berselera terhadap makanan. Dorongan untuk makan umumnya didasarkan pada
nafsu makan dan rasa lapar. Dua hal tersebut adalah gejala yang berhubungan
tetapi memiliki arti berbeda. Nafsu makan adalah keadaan yang mendorong
seseorang untuk memuaskan keinginannya dalam hal makan, ini berhubungan dengan
konsep budaya yang berbeda antara satu kebudayaan dengan kebudayaan lainnya.
Sedangkan lapar menggambarkan keadaan kekurangan gizi yang dasar dan merupakan
konsep fisiologis.
Gangguan nafsu makan umumnya dialami
anak-anak usia 1-3 tahun atau usia prasekolah. Pada usia ini anak menjadi sulit
makan karena pertumbuhan fisiknya melambat dibanding ketika ia masih bayi. Fase
sulit makan ini di negara Barat dikenal sebagai fase Johnny won’t eat 2. Selain
itu periode usia 1-3 tahun disebut juga usia food jag, yaitu anak cuma mau
makan makanan yang disukai sehingga terkesan terlalu pilih-pilih dan sulit
makan. Sulit makan dianggap wajar selama tidak mengganggu kesehatan dan
pertumbuhan anak dan akan hilang dengan sendirinya. Akan tetapi keadaan sulit
makan yang berkepanjangan dapat berdampak pada pertumbuhan fisik dan perkembangan
intelektual anak.Pada bayi dan anak sehat makan merupakan kegiatan rutin
sehari-hari yang sederhana yaitu mengkonsumsi makanan dengan memasukkan makanan
ke dalam mulut dan menelannya, sebagai sumber semua jenis zat-zat gizi yang
Makan merupakan salah satu kegiatan biologis yang kompleks yang melibatkan
berbagai faktor fisik, psikologis, dan lingkungan keluarga, Jika dilihat dari
segi gizi anak, makan merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan individu
terhadap berbagai macam zat gizi (nutrien)untuk berbagai keperluan metabolisme
berkaitan dengan kebutuhan untuk mempertahankan hidup, mempertahankan kesehatan
dan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Keadaan ini sering dialami oleh sekitar
25% pada usia anak, jumlah akan meningkat sekitar 40-70% pada anak yang lahir
prematur atau dengan penyakit kronik. Kesulitan makan pada anak sering membuat
masalah tersendiri bagi orang tua, bahkan dokter yang merawatnya. Sebuah klinik
perkembangan melaporkan jenis kesulitan makan terbanyak adalah anak yang hanya
mau makanan lumat atau cair, kesulitan mengunyah dan menelan dan kebiasaan
makan yang aneh dan ganjil. Penelitian yang dilakukan di Jakarta menyebutkan
pada anak prasekolah usia 4-6 tahun, didapatkan prevalensi kesulitan makan
sebesar 33,6%. Sebagian besar 79,2% telah berlangsung lebih dari 3
bulan.Disamping itu, makan merupakan pendidikan agar anak terbiasa kebiasaan
makan yang baik dan benar dan juga untuk mendapatkan kepuasan dan kenikmatan
bagi anak maupun bagi pemberinya terutama ibu.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mampu memahami dan mengerti asuhan
keperawatan anorexia
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti seminar ini,ditujukan agar siswa mampu:
a. Menjelaskan
Pengertian dari anorexia pada anak.
b. Menyebutkan dan
menjelaskan Etiologi dari anorexia pada anak.
c. Menyebutkan
Manifestasi Klinis dari anorexia pada anak.
d. Menyebutkan Dampak
dari anorexia pada anak.
e. Menjelaskan
Patofisiologi dari anorexia pada anak
f. Menyebutkan
Pemeriksaan penunjang anorexia pada anak.
g. Menyebutkan dan
menjelaskan Penatalaksanaan keperawatan anorexia pada anak.
h. Membuat dan
melaksanakan asuhan keperawata anorxia pada anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Anoreksia Nervosa /AN adalah sebuah gangguan makan yang
ditandai dengan kelaparan secara
sukarela dan stres dari
melakukan latihan. AN merupakan sebuah penyakit kompleks yang melibatkan
komponen psikologikal, sosiologikal, dan fisiologikal, pada
penderitanya ditemukan peningkatan rasio enzim hati ALT dan GGT,[hingga disfungsi hati akut pada tingkat
lanjut. Anoreksia nervosa diartikan sebagai sebagai suatu gangguan makan yang terutama menyerang wanita
muda dan ditandai oleh penurunan berat badan yang ekstrim dan disengaja oleh
diri sendiri,. periode menstruasi yang tidak stabil pada wanita yang telah
puber Tanda-tanda Anoreksia Nervosa:Berat badan turun secara
drastic,Diet berkelanjutan,Ketakutan bertambah berat badan atau menjadi gemuk,
bahkan ketika berat badannya dibawah rata rata,Gejala yang tidak semestinya
pada bentuk/ berat badan dalam eveluasi diri,Sibuk menghitung kalori makanan
dan nutrisi,Lebih memilih makan sendirian,Latihan berlebih,Rambut atau kuku
pecah-pecah dan depresi. (Dona L wong, 2008).
Anoreksia
nervosa adalah gangguan makan yang mengancam jiwa yang ditandai dengan
penolakan klien untuk mempertahankan berat badan normal ynag minimal,
gangguan persepsi yang bermakna tentang bentuk atau ukuran tubuh atau menolak untuk
mengakui bahwa ada masalah.(Sheila L. Videbeck, 2008)
Banyak
penelitian yang beranggapan bahwa masalah yang mendasari lebih bersifat
psikologis daripada biologis, sebagian pakar mencurigai bahwa pengidap
anoreksia nervosa mungkin kecanduan opiate endongen yaitu bahan mirip morpin
yang diproduksi sendiri oleh tubuh yang diperkirakan dikeluarkan selama
kelaparan jangka panjang .(Sherwood, lauralee, 2001)
Ada 2 tipe anoreksia nervosa:
1. Tipe terbatas; individu dengan tipe
ini mengindari makan berlebihan, mereka biasanya menyediakan makan sendiri
2. Tipe binge; individu ini
dapat makan dimana saja, akan tetapi selesai makan ia akan segera memuntahkan
makanannya di kamar mandi, menggunakan pencuci perut atau memperlancar buangan
kotoran.
Komplikasi medis gangguan makan atau
anoreksia nervosa adalah terganggunya gastro intestinal (penundaan pengosongan
lambung, kembung, kontipasi,nyeri abdomen, gas dan diare). Pada dermatologi
timbul kulit pecah-pecah karena dehidrasi,lanugo dan akrosianotis yaitu tangan
dan kaki biru.(Sheila L. Videbeck, 2008)
B. Epidemologi
Terjadinya
anoreksia nervosa (AN) dan bulimia meningkat sejak 2 dekade terakhir. Diperkirakan
ada satu setiap 100 wanita usia 16 – 18 tahun, menderita anoreksia nervosa.
Distribusinya merupakan distribusi bimodal, puncak pertama pada 14,5 tahun dan
puncak yang lain pada 18 tahun; 25 % lebih muda dari 13 tahun . Peningkatan
telah dilaporkan disemua Negara barat, sedangkan Negara lain ada beberapa
laporan yang sporadic. Perbandingan penderita wanita dengan pria adalha 10:1.
Pada mulanya dilaporkan hanya ada pada kelompok sosioekonomi menengah keatas,
namun sekarang AN juga ada pada golongan sosioekonomi yang lebih rendah. AN
telah didiagnosis pada berbagai etnik dan ras. Bulimia lebih umum terjadi
daripada AN. Meningkatnya insidens gangguan makan yang berhubungan dengan AN
dan bulimia berkaitan dengan latar belakang keluarga
C. Prognosis
Anoreksia
diperkirakan memiliki angka kematian tertinggi dari semua gangguan jiwa, dengan
mana saja 6-20% dari mereka yang didiagnosis dengan gangguan akhirnya mati
karena penyebab yang terkait. tingkat bunuh diri orang-orang dengan anoreksia
juga lebih tinggi dari itu dari populasi umum. Dalam sebuah studi longitudinal
wanita didiagnosis dengan DSM-IV baik anorexia nervosa (n = 136) atau bulimia
nervosa (n = 110) masing-masing yang dinilai setiap 6 - 12 bulan selama 8 tahun
berada di cukup risiko bunuh diri. Dokter diperingatkan risiko sebagai 15%
subyek melaporkan setidaknya satu usaha bunuh diri. Telah dicatat bahwa secara
signifikan lebih aneroxia (22,1%) dibandingkan bulimia (10,9%) subyek membuat
usaha bunuh diri.
D. Etiologi / penyebab
Etiologi gangguan tetap tidak
jelas. Terdapat komponen pisikologis yang jelas,dan diagnosis
terutama didasarkan pada kriteria pisikologis dan prilaku .Namun
demikian, manisfestasi fisik anoreksia dapat
mengarah pada kemungkinan faktor-faktor organic pada etiologi.
Faktor predisposisi
1. Biologis
Diyakini ada hubungan keluarga
dengan gangguan makan. Keturunan pertama wanita pada orang yang mengalami
gangguan makan beresiko tinggi daripada populasi umum. Model biologis etiologi
gangguan makan difokuskan kepada pusat pengatur nafsu makan di hipotalamus,
yang mengendalikan mekanisme neurokimia khusus untuk makan dan kenyang.
Serotonin dianggap terlibat dalam patofisiologi gangguan makan walaupun model
biologis ini masih dalam tahap perkembangan.
Studi tentang anoreksia nervosa
menunjukkan bahwa gangguan tersebut cenderung terjadi dalam keluarga. Oleh
karena itu, kerentanan genetic mungkin muncul yang dipicu oleh diet yang tidak
tepat atau stress emosional. Kerentanan genetic ini mungkin muncul karena tipe
kepribadian tertentu atau kerentaan umum terhadap gangguan jiwa atau kerentanan
genetic mungkin secara langsung mencakup disfungsi hipotalamus.(Sheila L.
Videbeck, 2008 )
2. Perkembangan
Anoreksia nervosa biasanya terjadi
selama masa remaja dan diyakini bahwa penyebabnya berhubungan dengan antara
perkembangan pada tahap kehidupan ini. Perjuangan untuk mengembangkan otonomi
dan pembentukan indentitas yang unik adalah 2 tugas yang penting. (Sheila L.
Videbeck, 2008)
3. Lingkungan
Berbagai factor lingkungan dapat
mempengaruhi individu untuk mengalami gangguan makan. Riwayat terdahulu pasien
mengalami gangguan makan sering dipersulit oleh penyakit dalam dan bedah,
kematian keluarga dan lingkungan keluarga dengan konflik.
4. Psikologis
Kebanyakan pasien yang mengalami
gangguan makan menunjukkan sekelompok gejala psikologis seperti rigiditas,
ritual risme, kehati – hatian , perfectsionisme serta control infuse yang
buruk.
5. Sosiokultural
Pada budaya yang menerima atau
mengahargai kemontokkan, jarang terjadi gangguan makan. Lingkungan
sosiokultural pada remaja dan wanita muda di Amerika Serikat juga sangat menekankan
kelangsingan dan pengendalian terhadap tubuh seseorang menjadi indicator untuk
evaluasi diri. (Gail w.stuart,2006). Di Amerika serikat kelebihan berat badan
dianggap sebagai tanda kemalasan, kurang control diri atau mendapatkan tubuh
yang sempurna disamakan dengan cantik. (Sheila L. Videbeck, 2008)
Aspek psikologis anoreksia nervosa
yang mendominansi adalah keinginan yang kuat untuk menguruskan berat badan dan
takut gemuk, biasanya didahului oleh periode 1 atau 2 tahun gangguan mood dan
perubahan perilaku. Penurunan berat badan biasanya dipicu
oleh krisis yang khas pada remaja seperti awitan menstruasi atau kecelakaan
interpersonal traumatic yang memicu perilaku diet yang serius dan berlanjut
sampai tidak terkontrol.
Sering kali
terdapat kesalahpahaman yang berlebihan terhadap penyimpanan lemak normal yang
merupakan karakteristik periode remaja awal , atau komentar orang lain bahwa
remaja putri terlihat gemuk. Penurunan berat badan mungkin merupakan respon
terhadap sindiran atau pergantian sekolah atau akan masuk kuliah. Remaja
memasuki fase pertumbuhan pubertas ketika akumulasi lemak biologis yang normal,
terutama rentan untuk muncul. Tuntutan dewasa ini untuk memiliki tubuh ramping
merupakan faktor yang sangat penting. Standar kecantikan ditunjukkan oleh
tinggi badan, kerampingan, payudara yang kecil seperti model – model yang
ditampilkan oleh semua bentuk media.
Pada
beberapa situasi remaja mengalami stress keluarga yang parah seperti perpisahan
atau perceraian orang tua. Pada kondisi ini atau lainnya remaja mengalami
kehilangan kontrol diri, keputusan untuk sabar atau tidak makan menjadi sebuah
area yang dapat melatih kontrol
individu.( Dona L Wong,2008 )
Orang yang
mengalami anoreksia sering kali tidak makan lebih dari 500 – 700 kalori dalam
sehari dan mungkin mencerna sebanyak 200 kalori, namun mereka merasa yang
dimakan sudah cukup memadai untuk kebutuhan hidup mereka . Beberapa indivu yang
mengalami anoreksia mungkin tidak makan selama seharian. Walaupun melakukan
pembatasan, banyak penderita anoreksia mengalami preokupasi atau terobsesi oleh
makanan dan sering masak untuk keluarga. Individu yang mengalami gangguan makan
dapat melakukan berbagai perilaku pengurasan termasuk latihan olahraga yang
berlebihan. Menggunakan diuretic yang diresepkan dan di jual bebas, pil diet,
laksatif dan steroid. Banyak pasien yang mencari bantuan untuk menangani
gangguan makan juga mengalami gangguan jiwa seperti depresi , gangguan obsesif
– komflusif dan gangguan kepribadian.
Keterlibatan
faktor kepribadian dinyatakan oleh fakta bahwa penderita anoreksia cenderung
wanita tertentu, muda, berkulit putih dan dari keluarga yang bergerak ke atas
yang menekankan pada pencapaian. Jenis latar belakang ini menyebabkan tuntutan
dan harapan keluarga yang menimbulkan stres, dan dalam konteks ini, penolakan
wanita untuk makan mungkin tanpaknya (tanpa disadari) sebagai cara menunjukan
kendali. Kemungkinan lain yang lebih jarang disebutkan adalah penderita
anoreksia mewakili kenakalan seksualitas. Selain tidak mengalami menstruasi,
wanita mengalami underweight parah tidak memilki karakteristik seksual lain,
seperti feminin yang sesunguhnya
E. Manifestasi klinis
1. Gangguan tidur timbul pada beberapa
penderita anoreksia dan terdapat gerakan mata yang cepat, seperti yang sering
terdapat pada penderita depresi. Masalah pada pengaturan suhu , khususnya
hipotermia.
2. Tidak mau makan
dengan sengaja karena ketakutan yang berlebihan akan kenaikan berat badan.
3. Pengidap memiliki Body Mass Index
kurang dari 18,5.
4. Terganggunya siklus menstruasi.
5. Cenderung tidak mengakui bahwa ia
mengidap anoreksia karena ia merasa dapat mengontrol keadaan dengan
kemampuannya mengatakan tidak pada makanan.
6. Gangguan pada
hipotalamik-pituitary-ovarian axis dimanifestasikan dengan amenorea yang
berkaitan dengan pola tidak matang dari sekresi hormon luteinizing.
7. Adanya disfungsi hypothalamic-
pituitary-adrenal axis dibuktikan dengan antara lain dengan meningkatnya
kortisol, hilangnya variasi diurnal pada sekresi kortisol , dan kegagalan
deksametason untuk menekannya.
8. Peningkatan area nitrogen pada darah
dapat timbul sebagai akibat dehidrasi dan penurunan kecepatan penyaringan
glomerulus, namun kadar yang normal dapat ditemukan pada keadaan serupa karena
rendahnya pemasukan protein pada penderita dehidrasi.
9. Konstipasi merupakan komlikasi
masalah motilitas yang sangat sering terjadi pada penderita AN.
10. Penderita AN tampaknya sangat resisten
terhadap inspeksi.
11. Kulit penderita AN kering dan sering
tampak rambut lanugo.
12. Pada fase pemberian makan kembali
sering kerontokan rambut
F. Komplikasi
1.
Berat badan
jauh dibawah normal.
2.
Anggapan yang
selalu buruk tentang bentuk badannya sendiri.
3.
Perubahan menstruasi
sampai akhirnya tidak menstruasi.
4.
Detak jantung tidak teratur.
5.
Gangguan fungsi hati, sistem
cardiovascular dan organ dalam lainnya.
6.
Terjadinya pelemahan otot dan
disfungsi sistem imun.
7.
Ketidakseimbangan hormon.
8.
Terganggunya proses pertumbuhan
tubuh.
9.
Osteoporosis.
10.
Kematian.
G. Cara mengetahui status gizi
1. Mengukur tinggi
badan dan berat badan, lalu membandingkannya dengan tabel standar.
2. Menghitung
indeks massa tubuh (BMI, Body Mass Index), yaitu berat badan (dalam kilogram)
dibagi dengan tinggi badan (dalam meter). Indeks massa tubuh antara 20-50
dianggap normal untuk pria dan wanita.
3.
Mengukur
ketebalan lipatan kulit.
Lipatan kulit
di lengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan,
sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dengan
menggunakan jangka lengkung (kaliper).Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50%
dari lemak tubuh.Lipatan lemak normal adalah sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan
sekitar 2,5 cm pada wanita.
4. Status gizi
juga bisa diperoleh dengan mengukur lingkar lengan atas untuk memperkirakan
jumlah otot rangka dalam tubuh (Lean Body Mass, massa tubuh yang tidak
berlemak).
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan fisik yang diperlukan
untuk penderita gangguan makan meliputi pemeriksaan tanda vital, mengukur
tinggi dan berat badan penderita dan pemeriksaan status pubertas. Kelainan yang
didapat pada pemeriksaan fisik berupa kehilangan berat badan yang nyata, bradikardi,
hipotensi postural, hipotermi, penipisan email akibat
tumpahan asam lambung, luka pada anus akibat penggunaan pencahar yang
berlebihan, kulit dan bibir kering akibat dehidrasi.
Pemeriksaan
penunjang yang diperlukan antara lain darah rutin, kadar elektrolit, kadar
kalsium dan fosfat serum, pemeriksaan fungsi hati dan tiroid. Pemeriksaan elektrokardiografi dilakukan
bila ada gangguan fungsi jantung atau mendapat pengobatan antidepresan.
Foto rontgen
dapat membantu menentukan densitas tulang dan keadaan dari jantung dan
paru-paru, juga bisa menemukan kelainan saluran pencernaan yang disebabkan oleh
malnutrisi.
I. Terapi
Pengobatan/Treatment
Treatment untuk anoreksia nervosa
dilakukan dengan 3 tahap;
1.
Mengembalikan
berat badan kembali normal.
Dilakukan
program diet ulang yang sehat untuk mengembalikan berat badan kembali normal,
pada pasien tertentu kadang diperlukan perawatan di rumah sakit. Check
kesehatan akan dilakukan untuk melihat pelbagai kemungkinan komplikasi yang
muncul.
2.
Terapi
psikologi
Terapi ini
dilakukan untuk menumbuhkan rasa percaya diri, menghilangkan cara pandang yang
salah terhadap citra tubuh, meningkatkan penghargaan diri dan mengatasi konflik
interpersonal. Terapi yang dilakukan biasanya dipilih CBT (Cognitive Behavioral
Therapy) dianggap paling efektif dalam mengembalikan kepercayaan diri, dan
mencegah timbulnya pikiran dan perilaku gangguan makan kembali. Terapi
dilakukan dapat berlangsung lama, oleh karenanya CBT juga kadang disertai
dengan terapi keluarga untuk memberikan dukungan kepada pasien dalam menjalani
penyembuhan
3. Penyembuhan
total
Beberapa upaya
yang dilakukan agar pasien kembali stabil, menghilangkan kebiasaan dan
pikiran-pikiran yang dapat menimbulkan gangguan makan kembali
4. Mengurangi atau
menghapuskan perilaku atau pemikiran yang awalnya mengarah ke makan tidak
teratur.
Untuk
menyembuhkan anoreksia nervosa diperlukan kesabaran. Hal-hal yang dapat
dilakukan adalah konseling bersama dengan anggota keluarga, serta edukasi
tentang nutrisi, psikoterapi, dan kesehatan. Si penderita sangat membutuhkan
dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat. Jika ada salah satu anggota
keluarga anda yang menderita kelainan ini, jangan berhenti mendukungnya untuk
sembuh.
5. Psikofarmakologi
Beberapa kelas
obat-obatan telah diteliti, tetapi sedikit yang menunjukkan keberhasilan secara
klinis. Amitriptilin (Elavil) dan siproheptadin antihistamin dalam dosis tinggi
(sampai 28mg/hari). Dapat meningkatkan penambahan berat badan pasien rawat
inap dengan anoreksia nervosa.(Sheila
L. Videbeck, 2008)
6. Psikoterapi
Terapi keluarga dapat bermanfaat
bagi keluarga dari klien yang berusia kurang dari 18 tahun. Keluarga yang
menunjukkan enmeshment, terapi keluarga juga berguna untuk membantu anggota
keluarga menjadi partisipan yang efektif dalam terapi klien.( Sheila L.
Videbeck, 2008 )
J. Petunjuk yang Bermanfaat untuk
Menangani Klien yang Mengalami Gangguan Makan
1. Bersikap empati
dan tidak menghakimi meskipun tidak mudah. Ingat perspektif dan ketakutan klien
tentang berat badan dan makan.
2. Hindarkan kesan
seperti orang tua yang mengajarkan klien tentang nutrisi atau mengapa kegunaan
laksatif membahayakan.
3. Jangan
menjuluaki klien sebagai orang yang baik ketika ia menghindari perilaku memakan
semua makanannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anoreksia nervosa adalah salah satu
gangguan makan yang paling banyak terjadi pada anak gadis remaja dan wanita
muda dan disebabkan oleh berbagai faktor seperti biologi, sosial dan
psikososial.Diperlukan terapi yang menyeluruh dalam penatalaksanaan anoreksia
nervosa termasuk didalamnya hospitalisasi, psikoterapi dan terapi
biologis.Tanda dan gejala yang sering timbul pada penyakit ini adalah Berat
badan turun secara drastic,diet berkelanjutan,Ketakutan bertambah berat badan
atau menjadi gemuk, bahkan ketika berat badannya dibawah rata rata,Gejala yang
tidak semestinya pada bentuk/ berat badan dalam evaluasi diri,Sibuk menghitung
kalori makanan dan nutrisi,Lebih memilih makan sendirian,Latihan
berlebih,selain itu penyakit ini dapat menyebabkan kematian.
B. Saran
siswa harus mampu memahami mengenai
pengertian, penyebab, epidemilogi, penatalaksanaan Anoreksia Nervosa, dan
anatomi dari sistem percernaan yang menjadi target dari Anoreksia Nervosa agar
dalam menjalankan proses keperawatan dapat membuat intervensi dan menjalankan
implementasi dengan tepat sehingga mencapai evaluasi dan tingkat kesembuhan
yang maksimal pada klien Anoreksia Nervosa. Selain itu siswa juga dapat memperbanyak
ilmu dengan mengunjungi seminar dan membaca dari berbagai sumber.
DAFTAR PUSTAKA
Chandrasoma,Parakrama.2005.Ringkasan Patologi Anatomi
edisi 2. Jakarta: EGC
Darmawan, Bambang. 2007.gangguan penolakan
makan(anoreksia nervosa) Diunduh di:http://mediacastore.com/penyakit/67/anoreksia
nervosa.html.27 1 November 2010. pukul: 19.00 WIB
Gail,W,Stuart.2006. Buku saku
keperawatan jiwa edisi 5. Jakarta:EGC
Nelson.1999.Ilmu Kesehatan Anak edisi 1. Jakarta: EGC
Sherwood, lauralee.2001. fisiologi manusia: dari sel ke
system.Jakarta :EGC
Videbeck, Sheila L. 2008. Buku ajar keperawatan jiwa.
Jakarta:EGC.
Wong,Dona,L.2008.Masalah Kesehatan Anak usia sekolah dan
remaja.Jakarta:EGC
0 Response to "MAKALAH ANOREKSIA"
Posting Komentar