MAKALAH GIZI LEBIH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah gizi merupakan masalah yang ada di
tiap-tiap negara, baik negara miskin, negara berkembang dan negara maju. Negara
miskin cenderung dengan masalah gizi kurang, hubungan dengan penyakit infeksi
dan negara maju cenderung dengan masalah gizi lebih (Soekirman, 2000).
Saat ini di dalam era globalisasi dimana
terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi permasalahan
gizi ganda. Di satu pihak masalah gizi kurang yang pada umumnya disebabkan oleh
kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan,
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Selain itu masalah gizi lebih
yang disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai
dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi (Azrul,2004).
Peningkatan pendapatan pada kelompok
masyarakat tertentu mengakibatkan perubahan gaya hidup dan pola makan.
Perubahan pola makan ini dipercepat dengan maraknya arus budaya makanan asing
yang disebabkan olehkemajuan teknologi informasi dan globalisasi ekonomi.
Disamping itu perbaikan ekonomi menyebabkan berkurangnya aktifitas fisik
masyarakat tertentu. Perubahan pola makan dan aktifitas fisik ini berakibat
semakin banyaknya penduduk dengan golongan tertentu mengalami masalah gizi
lebih berupa kegemukan dan obesitas (Almatsier,2009).
Prevalensi overweight dan obesitas terus
meningkat dengan cepat, khususnya diantara anak-anak dan remaja pada sebagian
negara di dunia. Overweight dan obesitas khususnya jika disertai dengan lingkaran
perut yang besar, turut memberikan kontribusi yang signifikan pada permasalahan
kesehatan, penurunan kualitas hidup dan peningkatan biaya kesehatan (Gibney
dkk,2008).
Hasil pemantauan oleh Direktorat BGM Depkes
pada tahun1996/1997 menunjukkan prevalensi obesitas pada laki-laki adalah
sebesar 2,5% dan pada perempuan 5,9% dengan rata-rata 4,7%. Dampak masalah gizi
lebih pada orang dewasa tampak dengan semakin meningkatnya penyakit
degeneratif, seperti jantung koroner, diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakit
hati (Almatsier,2009).
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang gizi lebih,
diantaranya dari pengertian, penyebab, tanda dan gejala, penangananya dan
komplikasinya.
2. Untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan guru mata pelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gizi Lebih
Gizi
lebih terjadi jika terdapat
ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan pengeluaran energi. Asupan energi
yang berlebihan secara kronis akan menimbulkan kenaikan berat badan, berat
badan lebih (overweight) dan obesitas. Makanan dengan kepadatan energi yang
tinggi (banyak mengandung lemak atau gula yang ditambahkan dan kurang
mengandung serat) turut menyebabkan sebagian besar keseimbangan energi yang
positif ini. selanjutnya penurunan pengeluaran energi akan meningkatkan
keseimbangan energi yang positif (Gibney et al,2008).
Faktor penyebab:
1. Efek toksis yang
membahayakan
2. Kelebihan energy
3. Kurang gerak
4. Kemajuan ekonomi
5. Kurang pengetahuan
akan gizi seimbang
6. Aktivitas fisik
golongan masyarakat rendah
7. Tekanan hidup/
stress
Akibat Kelebihan Gizi:
1. Obesitas/
kegemukan. Energy disimpan dalam bentuk lemak.
2. Penyakit
degenerative: hipertensi, diabetes, jantung koroner hepatitis, empedu.
3. Usia harapan hidup
semakin menurun.
B. Obesitas dan Overweight
Obesitas dan overweight adalah dua kata
yang mempunyai arti yang berbeda dalam segi gizi klinis, meskipun keduanya
selalu disamaratakan dan disejajarkan penggunaanya.
1. Obesitas
Obesitas adalah kelebihan berat badan yang
berasal dari lemak. Bila berat badan lebih dari 120% berat badan standar.
Seorang bayi atau anak yang kegemukan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
tetap kegemukan pada masa pubertas dan dewasa. Penimbunan lemak yang berlebihan
pada kegemukan disebabkan oleh konsumsi energi yang melebihi kebutuhan termasuk
kebutuhan energi untuk pertumbuhan. Penyebab gangguan keseimbangan energi
antara lain adalah faktor keturunan, konsumsi energi, dan pengeluaran energi.
a. Faktor Keturunan
Angka-angka yang menunjukkan bahwa faktor
keturunan berpengaruh terhadap gangguan keseimbangan energi adalah sebagai
berikut:
1) Bila bapak dan ibu
tidak gemuk, kemungkinan anak menjadi gemuk adalah 9%.
2) Bila bapak atau ibu
gemuk, kemungkinan anak menjadi gemuk adalah 41-50%.
3) Bila bapak dan ibu
gemuk, kemungkinan anak menjadi gemuk adalah 66-80% (Rumah Sakit Dr.Cipto
Mangunkusumi, 2003).
Kadang-kadang sukar untuk membedakan pengaruh
faktor keturunan dengan faktor lingkungan, karena anak-anak yang berasal dari
orang tua gemuk ternyata cenderung meniru kebiasaan makan dan gerak yang salah
dari orang tuanya (Rumah Sakit Dr.Cipto Mangunkusumo, 2003)
b. Konsumsi Energi
Konsumsi energi yang berlebihan, terutama
yang berasal dari karbohidrat, bisa menyebabkan kegemukan. Kebutuhan energi
yang bersifat individual perlu mendapat perhatian. Frekuensi dan porsi makanan
ternyata berpengaruh terhadap keseimbangan energi. Makan sering secara teratur
dalam porsi kecil tidak mudah menyebabkan kegemukan dibandingkan dengan makan
dalam jumlah banyak secara tidak teratur atau melewati waktu makan.
c. Pengeluaran Energi
Pengeluaran energi yang menurun berpengaruh
terhadap terjadinya kegemukan pada anak-anak. Obesitas terjadi pada anak-anak
yang menderita penyakit yang menyebabkan aktivitas menurun.
Cara yang digunakan untuk mengukur obesitas adalah Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Perut. Obesitas yang diukur dengan Indeks Massa Tubuh dapat dibagi menjadi obesitas perifer dan obesitas sentral atau abdominal berdasarkan lingkar perut. Bagi orang Asia, lingkar perut pada laki-laki harus kurang dari 90cm sementara pada wanita kurang dari 80cm. Jadi, IMT yang melebihi 23 dengan lingkar perut lebih dari 90cm pada laki-laki dan 80 cm pada wanita dapat digolongkan kedalam obesitas abdominal.
Cara yang digunakan untuk mengukur obesitas adalah Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Perut. Obesitas yang diukur dengan Indeks Massa Tubuh dapat dibagi menjadi obesitas perifer dan obesitas sentral atau abdominal berdasarkan lingkar perut. Bagi orang Asia, lingkar perut pada laki-laki harus kurang dari 90cm sementara pada wanita kurang dari 80cm. Jadi, IMT yang melebihi 23 dengan lingkar perut lebih dari 90cm pada laki-laki dan 80 cm pada wanita dapat digolongkan kedalam obesitas abdominal.
Etiologi obesitas sesungguhnya dapat dibagi
dua, yaitu:
a. Penyebab internal
yang bisa berupa permasalahan metabolisme (hormonal) atau pencernaan
(enzimatik).
b. Permasalahan
eksternal yang berupa ketidakseimbangan antara diet dan exercise sebagai akibat
dari perubahan gaya hidup serta modernisasi, termasuk pelbagai problem
psikologis dan aktualisasi diri (Hartanto,2006).
2. Overweight
Overweight lebih mengacu pada kelebihan
berat badan dibandingkan dengan standar normal. Bila berat badan 110-120% berat
badan standar. Berat badan overweight bisa berasal dari otot, tulang, organ-
organ vital, dan sebagainya. Contoh dari kasus Overweight adalah para
binaragawan, mereka mungkin berat badanya lebih daripada orang normal yang sama
umurnya dengan mereka namun meski mereka lebih berat, tidak bisa dikatakan
sebagai obese karena kelebihan berat badanya berasal dari otot.
C. Prinsip Diit Gizi Lebih
Prinsip diit untuk penderita gizi lebih
adalah mengusahakan konsumdi energi yang lebih rendah daripada keluaran
(output). Pendekatan harus dilakukan melalui pengurangan konsumsi makanan dan
peningkatan aktivitas fisik. Aktivitas fisik secara teratur tiap hari sebagai
bagian dari kehidupan normal lebih berhasil guna daripada aktivitas berat yang
dilakukan sebentar secara teratur. Untuk memenuhi tujuan
pemberian diit pada penderita gizi lebih, perlu diperhatikan syarat-syarat
berikut:
1. Rendah energi dan
seimbang. Kandungan energi makanan disesuaikan dengan kebutuhan individual yang
bergantung pada umur, tingkat kegemukan, dan aktivitas. Pengurangan energi
terutama dari pengurangan konsumsi hidrat arang.
2. Protein normal atau
sedikit di atas normal.
3. Cukup mineral dan
vitamin.
4. Kadar serat tinggi.
5. Pemberian makanan
paling kurang dibagi menjadi 3 X sehari.
6. Dalam batas
konsumsi energi yang diperbolehkan, diberikan pilihan makanan sebanyak mungkin.
Diit ketat tidak dianjurkan.
7. Pelaksanaan diit
disertai dengan penyuluhan gizi kepada anak dan orang tua.
D. Ketentuan Diit untuk Berbagai Golongan Umur
1. Bayi ≤ 1 Tahun
Sebagian besar bayi gemuk akan kehilangan
kelebihan berat badannya secara spontan. Oleh karena itu, tidak diperlukan diit
ketat. Berikan penyuluhan tentang prinsip makanan yang sesuai untuk normal.
Tujuannya bukan untuk menurunkan berat badan, tetapi mencegah penambahan berat
badan berlebihan.
2. Anak Prasekolah
(1-6 Tahun)
Pada anak berumur 1-2 tahun, tujuan diit
adalah mencegah penambahan berat badan. Karena anak pada usia ini cepat
bertambah tinggi, maka dengan mengusahakan berat badannya tetap melalui
pembatasan diit secara moderat, dalam waktu 6 sampai dengan 12 bulan ia akan
keluar dari kegemukannya. Diit yang mengandung 600-800 kkal pada umumnya
dianggap cukup untuk mengatasi kegemukan pada golongan anak prasekolah ini.
3. Anak Berusia ≥ 7
Tahun
Kandungan energi makanan diturunkan secara
berangsur sesuai dengan kebiasaan makan, hingga 500-1000 kkal di bawah
kebutuhan normal. Pada kegemukan biasa, kandungan energi makanan yang diberikan
sama dengan kebutuhan untuk metabolisme basal menurut umur, jenis kelamin, dan
berat badan sesungguhnya. Pada obesitas, dasar perhitungan energi adalah berat
adan ideal. Di bawah pengawasan yang baik, diit yang mengandung 800-1000 kkal
sehari akan mengakibatkan penurunan berat badan yang diharapkan.
E. Bahan Makanan yang Baik Diberikan
Semua bahan makanan boleh diberikan dalam
jumlah yang telah ditentukan. Untuk memberikan rasa kenyang, sayuran dan buah
dapat diberikan dalam jumlah lebih banyak.
F. Bahan Makanan yang Terutama harus Dibatasi
Makanan yang mengandung energi tinggi,
yaitu makanan yang manis seperti gula, sirup, jam, selai, buah-buahan yang
diawetkan dengan gula, susu kental manis, minuman botol ringan, es krim,
kue-kue manis, cake, tarcis dan sebagainya ; serta makanan yang berlemak
seperti goreng-gorengan, makanan yang dimasak dengan kelapa atau santan, daging
berlemak, dan kacang tanah.
G. Penanggulangan Masalah Gizi Lebih
Masalah gizi lebih disebabkan oleh
kebanyakan masukan energi dibandingkan dengan keluaran energi. Penanggulangannya
antara lain:
1. Menyeimbangkan
masukan dan keluaran energi melalui pengurangan makan dan penambahan latihan
fisik atau olahraga serta menghindari tekanan hidup/stress.
2. Membatasi konsumsi
karbohidrat dan lemak serta menghindari konsumsi alkohol.
3. Penyuluhan ke
masyarakat luas.
4. Peningkatan
teknologi pengolahan makanan tradisional Indonesia siap santap, sehingga
makanan tradisional yang lebih sehat ini disajikan dengan cara-cara dan kemasan
yang dapat menyaingi cara penyajian dan kemasan makanan Barat (Almatsier,2009).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gizi lebih terjadi jika terdapat
ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan pengeluaran energi. Gizi lebih
dibagi menjadi dua golongan yaitu overweight dan obesitas. Obesitas adalah
kelebihan berat badan yang berasal dari lemak sedangkan overweight lebih
mengacu pada kelebihan berat badan dibandingkan dengan standar normal.
Prevalensi obesitas berkaitan dengan interaksi faktor lingkungan seperti asupan
energi, aktifitas fisik, faktor genetik serta umur.
Faktor yang menyebabkan terjadinya obesitas
adalah pola makan, karakteristik individu, hereditas, psikologi, aktivitas
fisik dan gaya hidup. Dari hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut yang
paling berhubungan dengan kejadian obesitas sentral adalah pola makan yaitu
asupan karbohidrat yang berlebihan.
Penelitian terhadap wanita dewasa umur
30-50 tahun yang tinggal di Nagari Pauh dan Durian tinggi. Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa yang paling berhubungan dengan kejadian
obesitas sentral adalah asupan karbohidrat.
B. Saran
1. Diharapkan kepada seluruh masyarakat
untuk dapat memenuhi asupan gizi yang seimbang, agar dapat tumbuh dengan sehat.
2. Kepada tenaga kesehatan untuk dapat
mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang gizi, terutama tentang gizi
yang seimbang.
3. Diharapkan masyarakat atau pun
pembaca mau ikut serta menggalakkan program tentang pemberantasan gizi
berlebih, untuk mencapai Muna sehat 2015
DAFTAR PUSTAKA
http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2011/03/makalah-gizi-lebih-tugas-mata-kuliah.html. Diakses tanggal 26 Juli 2012
http://episentrum.com/search/pengertian-gizi-lebih-remaja-dewasa-html-html-html.html. Diakses tanggal 26 Juli 2012
0 Response to "MAKALAH GIZI LEBIH"
Posting Komentar