MAKALAH KARDIOVASKULAR DAN SISTEM PERNAPASAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penyakit
jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) kini telah menjadi pembunuh utama
di Indonesia. Menurut WHO, penyakit kardiovaskular merupakan 28% penyebab
kematian di negara-negara Asia Pasifik, dimana penyakit ini banyak menyerang
golongan usia produktif, terutama di negara berkembang, sehingga berpotensi
mengurangi GDP (Gross Domestic Product) dan menambah angka kemiskinan
(depkes.go.id).
Manusia
dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida
ke lingkungan. Pernapasan adalah proses ganda yaitu terjadinya pertukaran gas
di dalam jaringan atau “pernapasan dalam”
dan yang terjadi didalam paru-paru “pernapasan luar”. Pernapasan Luar yang
merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara. Pernapasan Dalam
yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
B. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran
Mobilisasi Pasif
2. Untuk mengetahui kardiovaskular dan
sistem pernapasan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kardiovaskular
Sistem kardiovaskuler terdiri
dari jantung dan dua sistem veaskuler, sirkulasi sistemik dan sirkulasi
pulmonalis. Jantung selanjutnya memompa darah ke kedua sistem vastikuler –
sirkulasi tekanan pulmonalis lambat dimana disini terjadi pertukaran gas, dan
kemudian sirkulasi sistemik, dimana darah dialirkan ke setiap organ, sesuai
suplai dari permintaan metabolisme. Tekanan darah dan aliran darah berperan
penting untuk mengontrol melalui nervus autonomi sistem. Dan juga berpengaruh
pada pembedahan dan anatesi obat.pengetahuan yang baik tentang fisiologi
kardiovaskuler merupakan kebutuhan untuk anastesi praktis yang baik (benar).
Peristiwa
yang terjadi pada jantung berawal dari permulaan sebuah denyut jantung
berikutnya disebut siklus jantung. Setiap siklus diawali oleh pembentukan
potensial aksi yang spontan di dalam nodus sinus. Nodus ini terletak pada
dinding lateral superior atrium kanan dekat tempat masuk vena kava superior,
dan potensial aksi menjalar dari sini dengan kecepatan tinggi melalui kedua
atrium dan kemudian melalui berkas AV ke ventrikel.
Karena
terdapat pengaturan khusus dalam sistem konduksi dari atrium menuju ke
ventrikel, ditemukan keterlambatan selama lebih dati 0,1 detik ketika impuls
jantung dihantarkan dari atrium ke ventrikel. Keadaan ini akan menyebabkan
atrium akan berkontraksi mendahului kontraksi ventrikel, sehingga akan
memompakan darah ke dalam ventrikel sebelum erjadi kontraksi atrium yang kuat.
Jadi, atrium itu bekerja sebagai pompa pendahulu bagi ventrikel, dan ventrikel
selanjutnya akan menyediakan sumber kekuatan utama untuk memompakan darah ke
sistem pembuluh darah tubuh (Guyton, 2000).
Pada saat
berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol).
Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung
(disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan,
dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang
kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari
seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam
serambi kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke
dalam bilik kanan. Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner
ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui
pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di
paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya
dihembuskan. Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir di dalam vena
pulmonalis menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan
jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Darah dalam
serambi kiri akan didorong menuju bilik kiri, yang selanjutnya akan memompa
darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar
dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali
paru-paru
Pemeriksaan
fisis jantung dapat dilakukan dengan 4 cara. Cara tersebut yaitu dengan
melakukan inspeksi (pemeriksaan dengan melihat), palpasi (pemeriksaan dengan
meraba), perkusi (pemeriksaan dengan mengetuk), dan auskultasi (pemeriksaan
dengan mendengar bunyi jantung). Pemeriksaan dengan keempat cara ini dilakukan untuk
mengetahui letak apeks jantung, batas-batas jantung, dan bunyi yang dihasilkan
jantung pada saat beraktivitas pada satu siklus jantung.
Inspeksi
dilakukan pada orang coba untuk melihat keadaan keseluruhan daerah jantung jika
dilihat dari luar seperti pucat atau tidaknya orang coba, pergerakan dada
simetris atau tidak, dan memperhatikan posisi dari denyut apeks jantung,
Memperhatikan bentuk prekordial apakah normal, mengalami depresi atau ada
penonjolan asimetris yang disebabkan pembesaran jantung sejak kecil. Hipertropi
dan dilatasi ventrikel kiri dan kanan dapat terjadi akibat kelainan
kongenital.. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, tidak terihat kelainan dari
pemeriksaan inspeksi ini.
Garis
anatomis pada permukaan badan yang penting dalam melakukan pemeriksaan dada
adalah:
1.
Garis tengah sternal (mid sternal
line/MSL)
2.
Garis tengah klavikula (mid
clavicular line/MCL)
3.
Garis anterior aksilar (anterior
axillary line/AAL)
4.
Garis parasternal kiri dan kanan
(para sterna line/PSL)
Palpasi
dilakukan dengan meraba daerah permukaan kulit daerah jantung untuk merasakan
denyut jantung pada daerah jantung dan meraskan gaya dorong dari apeks
tersebut. Selain itu, palpasi dilakukan untuk mengetahui adanya hipertropi dan
dilatasi ventrikel kiri dan kanan yang dapat terjadi karena kelainan
kongenital. Biasanya, jika terdapat dinding dada yang tebal atau emfiisemia
pulmonum, impuls jantung hanya dapat teraba jika pasien duduk tegak atau
membungkuk ke depan. Akan tetapi pada orang yang mengalami obesitas terkadang
sulit untuk melihat dan meraba iktus kordiks. Pada insufisiensi aorta dan
mitral, jika ventrikel harus bekerja melawan resistensi yang rendah, impuls
apeks tersebut juga kuat, tetap mempunyai amplitude yang lebih besar dan lebih
mendadak serta lebih hidup. Dalam percobaan ini, denyut jantung daerah apeks
dari orang coba dapat dirasakan dan tidak terdapat keainan seperti hipertropi
atau kelainan denyut jantung.
Setelah
pemeriksaan inspeksi dan palpasi kemudian dilakukan pemeriksaan dengan perkusi
yang bertujuan untuk mengetahui letak dan batas-batas dari jantung dengan
mendengarkan bunyi yang dihasilkan. Pada keadaan normal jantung mempunyai bunyi
pekak relative karena selain jantung merupakan padatan jantung juga mempunyai
rongga dan cairan. Sebelum melakukan perkusi, pemeriksa terlebih dahulu
menetapkan ICS II dan ICS V.
Setelah tiga
pemeriksaan diatas, orang coba kemudian diperiksa dengan auskultasi aitu
mendengar bunti jantung dengan menggunakan stetoskop. Dengan auskultasi,
keadaan fisiologis jantung dapat diketahui utamanya pada bunyi yang dihasilkan.
Terdapat 4 bunti jantung dan yang dapat didengar melaui stetoskop adalah bunyi
jantung 1 dan bunti jantung 2. Bunyi jantung 3 terdengar lemah atau bahkan
tidak terdengar dan secara fisioogis dapat terdengar jelas setelah melakukan
aktivitas berat seperti olah raga. Bunyi jantung 4 hanya terdengar pada keadaan
patologis.
Pemeriksaan Jantung
1.
Inspeksi
Dilakukan
inspeksi pada prekordial penderita yang berbaring terlentang atau dalam posisi
sedikit dekubitus lateral kiri karena apek kadang sulit ditemukan misalnya pada
stenosis mitral. dan pemeriksa berdiri disebelah kanan penderita.
Memperhatikan
bentuk prekordial apakah normal, mengalami depresi atau ada penonjolan
asimetris yang disebabkan pembesaran jantung sejak kecil. Hipertropi dan
dilatasi ventrikel kiri dan kanan dapat terjadi akibat kelainan kongenital.
Mencari
pungtum maksimum, Inspirasi dalam dapat mengakibatkan paru-paru menutupi
jantung, sehingga pungtum maksimimnya menghilang, suatu variasi yang khususnya
ditemukan pada penderita emfisema paru. Oleh kerena itu menghilangnya pungtum
maksimum pada inspirasi tidak berarti bahwa jantung tidak bergerak bebas.
Pembesaran
ventrikel kiri akan menggeser pungtum maksimum kearah kiri, sehingga akan
berada diluar garis midklavikula dan kebawah. Efusi pleura kanan akan
memindahkan pungtum maksimum ke aksila kiri sedangkan efusi pleura kiri akan
menggeser kekanan. Perlekatan pleura, tumor mediastinum, atelektasis dan
pneumotoraks akan menyebabkan terjadi pemindahan yang sama. Kecepatan denyut
jantung juga diperhatikan, meningkat pada berbagai keadaan seperti
hipertiroidisme, anemia, demam.
2.
Palpasi
Pada palpasi
jantung, telapak tangan diletakkan diatas prekordium dan dilakukan perabaan
diatas iktus kordis (apical impulse) Lokasi point of masksimal impulse , normal
terletak pada ruang sela iga (RSI) V kira-kira 1 jari medial dari garis
midklavikular (medial dari apeks anatomis). Pada bentuk dada yang panjang dan
gepeng, iktus kordis terdapat pada RSI VI medial dari garis midklavikular,
sedang pada bentuk dada yang lebih pendek lebar, letak iktus kordis agak ke
lateral. Pada keadaan normal lebar iktus kordis yang teraba adalah 1-2 cm2
Bila
kekuatan volum dan kualitas jantung meningkat maka terjadi systolic lift,
systolic heaving, dan dalam keadaan ini daerah iktus kordis akan teraba lebih
melebar. Getaranan bising yang ditimbulkan dapat teraba misalnya pada Duktus
Arteriosis Persisten (DAP) kecil berupa getaran bising di sela iga kiri
3.
Perkusi
Batas atau
tepi kiri pekak jantung yang normal terletak pada ruang interkostal III/IV pada
garis parasternal kiri pekak jantung relatif dan pekak jantung absolut perlu
dicari untuk menentukan gambaran besarnya jantung. Pada kardiomegali, batas
pekak jantung melebar kekiri dan ke kanan. Dilatasi ventrikel kiri menyebabkan
apeks kordis bergeser ke lateral-bawah. Pinggang jantung merupakan batas pekak
jantung pada RSI III pada garis parasternal kiri.
Kardiomegali
dapat dijumpai pada atlit, gagal jantung, hipertensi, penyakit jantung koroner,
infark miokard akut, perikarditis, kardiomiopati, miokarditis, regurgitasi
tricuspid, insufisiensi aorta, ventrikel septal defect sedang, tirotoksikosis,
Hipertrofi atrium kiri menyebabkan pinggang jantung merata atau menonjol kearah
lateral. Pada hipertrofi ventrikel kanan, batas pekak jantung melebar ke
lateral kanan dan/atau ke kiri atas. Pada perikarditis pekat jantung absolut
melebar ke kanan dan ke kiri. Pada emfisema paru, pekak jantung mengecil bahkan
dapat menghilang pada emfisema paru yang berat, sehingga batas jantung dalam
keadaan tersebut sukar ditentukan.
4. Auskultasi
Jantung
Auskultasi
ialah merupakan cara pemeriksaan dengan mendengar bunyi akibat vibrasi (getaran
suara) yang ditimbulkan karena kejadian dan kegiatan jantung dan kejadian
hemodemanik darah dalam jantung.
Alat yang
digunakan ialah stetoskop yang terdiri atas earpiece, tubing dan chespiece.
Macam-macam ches piece yaitu bowel type dengan membran, digunakan terutama
untuk mendengar bunyi dengan frekuensi nada yang tinggi; bel type, digunakan
untuk mendengar bunyi-bunyi dengan frekuensi yang lebih rendah.
Beberapa
aspek bunyi yang perlu diperhatikan:
a)
Nada berhubungan dengan frekuensi
tinggi rendahnya getaran.
b)
Kerasnya (intensitas), berhubungan
dengan ampitudo gelombang suara.
c)
Kualitas bunyi dihubungkan dengan
timbre yaitu jumlah nada dasar dengan bermacam-macam jenis vibrasi bunyi yang
menjadi komponen-komponen bunyi yang terdengar. Selain bunyi jantung pada
auskultasi dapat juga terdengar bunyi akibat kejadian hemodemanik darah yang
dikenal sebagai desiran atau bising jantung (cardiac murmur).
Bunyi Jantung
Bunyi
jantung adalah suara yang dihasilkan dari denyutan jantung dan aliran darah
yang melewatinya. Disebut juga denyut jantung. Untuk memeriksanya digunakan
stetoskop.Bunyi jantung dibagi menjadi bunyi jantung normal dan patologis yang
mengindikasikan suatu penyakit. Bunyi jantung dikenali sebagai lub dan dub
secara bergantian. Bunyi murmur dihasilkan oleh turbulensi aliran darah di
jantung. Stenosis merupakan penyebab dari turbulensi tersebut. Insufisiensi
katup menyebabkan aliran darah berbalik dan bertabrakan dengan aliran yang
berlawanan arah. Pada keadaan ini, murmur akan terdengar menjadi bagian dari
tiap siklus jantung.
Ketika
stetoskop ditempatkan pada daerah yang berbeda dari jantung, maka akan
terdengar 4 bunyi jantung yang bisa terdengar . respon dari gelombang bunyi
dari bunyi jantung termasuk bunyi abnormal seperti murmurs) diciptakan oleh
dorongan vibrasi dari penutupan katup, katup terbuka secara abnormal, vibrasi
pada ruang ventrikuler, ketegangan otot jantung, dan turbuensi atau aliran
darah abnormal yang melewati katup atau meewati antarruang jantung.
Bunyi Jantung Abnormal
1.
Irama derap (gallop rhytmh)
Istilah
irama derap digunakan untuk bunyi jantung rangkap tiga yang menyerupai derap
lari seekor kuda. Irama derap disebabkan adanya satu atau lebih bunyi ekstra.
Penting untuk membedakan apakah bunyi ekstra terjadi pada saat sistole atau
diastole. Irama derap protodiastolik terdiri atas bunyi jantung I, II, III.
Irama derap presistolik terdiri atas bunyi jantung IV, I, II. Bila terdiri atas
bunyi jantung III dan IV disebut irama derap sumasi. Irama derap pada neonatus
menunjukkan adanya gagal jantung, juga ditemukan pada miokarditis mitral
(Lande, 2008).
2.
Opening snap
Ada
dua jenis yakni yang dijumpai pada stenosis mitral dan pada stenosis trikuspid.
Opening snap katup mitral terjadi akibat pembukaan valvula mitral yang stenotik
pada saat pengisian ventrikel di awal diastole. Opening snap katup trikuspid
timbul karena pembukaan katup trikuspid yang stenotik pada awal diastole
ventrikel. Yang lebih bernilai untuk diagnostik ialah opening snap katup
mitral. Opening snap tidak terdapat pada anak, hanya pada orang dewasa mitral
(Lande, 2008).
3.
Klik
Klik
ialah bunyi detakan pendek bernada tinggi. Klik ejeksi sistole dini terdengar
segera sesudah bunyi jantung I. Nadanya lebih tinggi daripada bunyi jantung I.
Klik ejeksi disebabkan oleh dilatasi aorta dan a.pulmonal secara tibatiba. Klik
ejeksi sistolik pulmonal yang terdengar pada bagian bawah jantung terdapat pada
hipertensi pulmonal, stenosis pulmonal, dilatasi apulmonal sedangkan ejeksi
sistolik aorta yang terdengar pada semua permukaan jantung ditemukan pada
koarktatio aorta, stenosis aorta, insufisiensi aorta dan hipertensi sistemik.
Dapat didengar pada batas kiri sternum. Klik middiastolik dijumpai pada
prolapsus katup mitral (Lande, 2008).
B.
Sistem Pernapasan
Manusia dalam bernapas menghirup
oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan. Pernapasan
adalah proses ganda yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan atau “pernapasan dalam” dan yang terjadi didalam
paru-paru “pernapasan luar”. Pernapasan Luar yang merupakan pertukaran antara
O2 dan CO2 antara darah dan udara. Pernapasan Dalam yang merupakan pertukaran
O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
Pengambilan Nafas
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh
dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua cara pernapasan, yaitu:
a.
Respirasi / Pernapasan Dada
Otot antar tulang rusuk luar
berkontraksi atau mengerut Tulang rusuk terangkat ke atasRongga dada membesar
yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara masuk ke dalam
badan
b.
Respirasi/Pernapasan Perut
Ototdifragma pada perut mengalami kontraksi
Diafragma datar Volume rongga dada
menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga
udara pasuk ke paru-paru.
Proses Kimiawi Respirasi Pada
Tubuh Manusia :
1.
Pembuangan CO2 dari paru-paru:
H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 +
CO2
2.
Pengikatan oksigen oleh hemoglobin:
Hb + O2 ---> HbO2
3.
Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke
cairan sel:
HbO2 ---> Hb + O2
4.
Pengangkutan karbondioksida di dalam
tubuh:
CO2 + H2O ---> H2 + CO2
Saluran Pernapasan
·
Nares anterior
·
Rongga hidung
·
Farinx
·
Larinx
·
Trakhea
·
Bronkhus
1.
Nares
anterior
·
Adalah saluran-saluran di dalam
lubang hidung, dimana saluran itu bermuara ke vestibulum (rongga) hidung.
·
Vestibulum ini dilapisi dengan
epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit.
·
Lapisan nares anterior memuat
sejumlah kelenjar sebaseus yang ditutupi oleh bulu kasar.
·
Kelenjar-kelenjar ini bermuara ke
dalam rongga hidung.
2.
Rongga
Hidung
·
Dilapisi dengan epitelium silinder
dan sel spitel berambut yang mengandung sel cangkir atau sel lendir sehingga
permukaan nares basah dan berlendir.
·
Selaput lendir ini kaya akan
pembuluh darah, yang bersambung dengan lapisan farinx dan dengan semua sinus
yang mempunyai lubang masuk dalam rongga hidung.
Sewaktu udara melalui hidung, udara
di saring oleh bulu-bulu (vestibulum) dan karena kontak dengan permukaan lendir
yang dilaluinya membuat udara menjadi hangat. Penguapan air dari permukaan
selaput lendir menyebabkan kondisi rongga hidung lembab. Hidung menghubungkan
lubang-lubang sinus udara para nasalis yang masuk kedalam rongga hidung dan
lubang naso-lakrimal yang menyalurkan air mata (bawah rongga nasalis)
3.
Farinx
(tekak)
adalah pipa berotot yang berjalan
dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan usofagus. Terletak
dibelakang hidung (naso-farinx), dibelakang mulut (oro-farinx) dan di belakang
larinx (farinx-laringeal)
4.
Larinx
(tenggorokan)
Terletak didepan bagian terendah
farinx, memisahkannya dari kolumna vertbra servikalis dan masuk ke dalam
trakhea di bawahnya.
5.
Terdiri atas kepingan tulang rawan
yang diikat bersamaan oleh ligamen dan membran.
6.
Yang terbesar diantaranya tulang
rawan tiroid depannya terdapat benjolan subkutaneus (jakun).
7.
Tulang rawan krikoid terletak
dibawah tiroid berbentuk lingkaran lengkap
8.
Tulang rawan lainnya ialah kedua
tulang krawan aritenoid (belakang krikoid), tulang rawan kuneiform dan
kornikulata.
Epiglottis berupa katup tulang
rawan, membantu menutup larinx sewaktu menelan. Larinx dilapisi selaput lendir
yang sama seperti yang terdapat didalam trakea, kecuali pita suara dan bagian
epiglottis. Pita suara terletak di dalam larinx (T.R. tiroid sampai T.R.
aritenoid).
Gerakan pada T.R. aritenoid otot
laringeal pita suara ditegangkan atau dikendorkan udara melalui glottis suara
dihasilkan. Tulang rawan pada larinx mengatur suara dan menutup lubang atas
sewaktu menelan. Trakhea (Batang tenggorok). Trakea adalah tuba yang memiliki
diameter sekitar 20-25 mm dan panjang sekitar 9 cm. Trakea terletak dari laring
ke bronkus utama yang merupakan jalan masuk udara menuju paru-paru.
Tersusun oleh jaringan otot, tulang
rawan (agar trakea tetap terbuka), serta selaput lendir (epitelium bersilia).
Silia bergerak atas kearah larinx menyebabkan debu dan butiran halus lainnya
yang masuk dalam pernapasan dapat dikeluarkan. Di dalam rongga dada, trakea
bercabang menjadi dua cabang tenggorok (bronkus). Di dalam paru-paru, cabang
tenggorok bercabang-cabang lagi menjadi saluran yang sangat kecil disebut
bronkiolus. Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang disebut gelembung
paru-paru (alveolus).
Paru-paru
Jaringan paru elastik, berpori dan
seperti spons. Paru-paru terletak di dalam rongga dada. Berbentuk kerucut
dan terdiri ada dua buah yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru
kanan terdiri atas tiga lobus (belahan) yang disebabkan oleh fisura yaitu lobus
atas, tengah dan bawah. Sedangkan paru-paru kiri terdiri atas dua lobus yaitu
lobus atas dan bawah.
Setiap lobus tersusun atas lobula.
Pipa kecil bronkhial masuk kedalam setiap lobula yang berakhir menjadi kantong
udara paru-paru (alveolus). Alveolus dalam paru-paru jumlahnya sangat
banyak, lebih kurang 300 juta alveolus. Luas permukaan seluruh alveolus
diperkirakan 100 kali lebih besar daripada permukaan tubuh. Alveolus
dikekelingi pembuluh-pembuluh kapiler darah dan pertukaran gas terjadi.
Pembuluh darah dalam paru-paru.
Arteri pulmonalis membawa darah yang
sudah tidak mengandung oksigen dari ventrikel kanan jantung ke paru-paru
saluran bronkhial arteriola kapiler dinding alveoli
difusi pertukaran gas kapiler paru-paru bersatu pembuluh darah
lebih besar vena pulmonaris meninggalkan paru-paru membawa darah berisi oksigen
ke atrium jantung kiri aorta seluruh tubuh.arteri
bronkhialis membawa darah yang kaya oksigen dari aorta torasika ke paru-paru
guna memberi makanan dan mengantarkan oksigen kedalam jaringan paru-paru.
Arteri pulmonalis membawa darah yang
sudah tidak mengandung oksigen dari ventrikel kanan jantung ke paru-paru
saluran bronkhial arteriola kapiler dinding alveoli difusi
pertukaran gas kapiler paru-paru bersatu pembuluh darah lebih besar vena
pulmonaris meninggalkan paru-paru membawa darah berisi oksigen ke atrium
jantung kiri aorta seluruh tubuh.Arteri bronkhialis
membawa darah yang kaya oksigen dari aorta torasika ke paru-paru guna memberi
makanan dan mengantarkan oksigen kedalam jaringan paru-paru.
Karbondioksida hasil buang
metabolisme menembus membran alveoler-kapiler dari kapiler darah ke alveoli
pipa bronkhial dan trakea keluar melalui mulut dan hidung.
·
Empat proses yang berhubungan dengan
pernapasan pulmoner (pernapasan externa):
1. Ventilasi pulmorter atau gerak
pernapsan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar
2. Arus darah melalui paru-paru
3. Distribusi arus udara dan arus darah
sedemikian sehingga jumlah tepat dari setiapnya dapat mencapai semua bagian
tubuh.
4. Difusi gas yang menembus membran
pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih mudah berdifusi daripada O2.
·
Pernapasan jaringan atau pernapasan internal.
Darah yang telah menjenuhkan
hemoglobin dengan oksigen (oksihemoglobin) mengintari tubuh kapiler
oksigen dilepaskan kedalam jaringan dan sebgai gantinya darah akan berikatan
dengan karbondioksida sebagai hasil buangan oksigen.
·
Kapasitas Paru-paru
Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan
pernapasan biasa disebut udara pernapasan (udara tidal). Volume udara
pernapasan pada orang dewasa lebih kurang 500 ml Udara yang dapat masuk setelah
mengadakan inspirasi biasa disebut udara komplementer, volumenya lebih kurang
1500 ml.Udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi biasa disebut udara
suplementer, volumenya lebih kurang 1500 ml.
Kecepatan dan pengendalian
pernapasan
·
Mekanisme pernapasan diatur dan dikendalikan oleh
dua faktor utama:
1.
Pengendalian
oleh saraf
Pusat
pernapasan ialah pusat otomatik dalam medula oblongata yang mengeluarkan impuls
eferen ke otot pernafasan. impuls → radix saraf servikalis impuls saraf
frenikus diafragma bagian yang lebih rendah pada sumsum belakang saraf
interkostalis otot interkostalis → kontraksi ritmik otot
diafragma (kira-kira lima belas kali setiap hari).
2.
Pengendalian
saraf kimiawi
Faktor
utama dalam pengendalian dan pengaturan frekwensi, kecepatan dan dalamnya
gerakan pernafasan. Pusat pernapasan didalam sumsum sangat peka pada
reaksi kadar alkali darah.
Karbondioksida
adalah produk asam dari metabolisme, dan bahan kimia yang asam ini
merangsang pusat pernapasan untuk
mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot pernafasan.
3.
Emosi, rasa sakit dan takut.
4.
Impuls aferen.
5.
Pengendalian secara sadar.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penyakit
jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) kini telah menjadi pembunuh utama
di Indonesia. Menurut WHO, penyakit kardiovaskular merupakan 28% penyebab
kematian di negara-negara Asia Pasifik, dimana penyakit ini banyak menyerang
golongan usia produktif, terutama di negara berkembang, sehingga berpotensi
mengurangi GDP (Gross Domestic Product) dan menambah angka kemiskinan
(depkes.go.id).
Manusia dalam bernapas menghirup
oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan. Pernapasan
adalah proses ganda yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan atau “pernapasan dalam” dan yang terjadi didalam
paru-paru “pernapasan luar”. Pernapasan Luar yang merupakan pertukaran antara
O2 dan CO2 antara darah dan udara. Pernapasan Dalam yang merupakan pertukaran
O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
B.
Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas maka,penulis
mengajukan beberapa saran yang ditujukan kepada diri saya sendiri dan mengajak
kepada teman-teman maupun pembaca lain untuk menjadi bahan pertimbangan dan
masukan demi meningkatkan mutu dan kualitas kita sebagai seorang perawat.Yaitu:
Perlunya mempelajari secara mendalam tentang materi kardiovaskular dan sistem
pernapasan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sarjanaku.com/2010/10/sistem-pernafasan.html.
diakses tanggal 6 September 2012.
http://medicastore.com/artikel/250/Kaitan_Penyakit_Kardiovaskular_Hiperkolesterolemia_dan_Pola_Hidup_Sehat.html.
diakses tanggal 6 September 2012.
0 Response to "MAKALAH KARDIOVASKULAR DAN SISTEM PERNAPASAN"
Posting Komentar