MAKALAH GANGGUAN DALAM KEBUTUHAN NUTRISI DAN GANGGUAN FUNGSI GASTROINTESTINAL
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Nutrisi sangat penting bagi manusia karena nutrisi merupakan
kebutuhan fital bagi semua makhluk hidup, mengkonsumsi nutrien (zat gizi) yang
buruk bagi tubuh tiga kali sehari selama puluhan tahun akan menjadi racun yang
menyebabkan penyakit dikemudian hari
Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi ada
sistem yang berperan di dalamnya yaitu sistem pencernaan yang terdiri atas
saluran pencernaan dan organ asesoris, saluran pencernaan dimulai dari mulut
sampai usu halus bagian distal. Sedangkan organ
asesoris terdiri dari hati, kantong empedu dan pankreas.
Nutrisi sangat bermanfaat bagi tubuh
kita karena apabila tidak ada nutrisi maka gizi dalam tubuh kita. Sehingga bisa
menyebabkan penyakit / terkena gizi buruk oleh karena itu kita harus
memperbanyak nutrisi.
Gastrointestinal ialah suatu kelainan atau penyakit pada
jalan makanan/pencernaan. Penyakit Gastrointestinal yang termasuk yaitu
kelainan penyakit kerongkongan (eshopagus), lambung (gaster), usus halus
(intestinum), usus besar (colon), hati (liver), saluran empedu (traktus
biliaris) dan pankreas (Sujono Hadi, 2002)
B.
Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran
Mobilisasi Pasif.
2. Untuk mengetahui gangguan dalam
kebutuhan nutrisi dan gangguan fungsi gastrointestinal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gangguan dalam Kebutuhan Nutrisi
1. Pengertian Nutrisi
Proses pengambilan zat-zat makanan penting dengan kata lain
nutrient adalah apa yang manusia makan dan bagaimana tubuh menggunakannya.
2. Tujuan
a. Pertumbuhan dan perkembangan
b. Mempertahankan status kesehatan dan
mencegah penyakit
c. Menyediakan energy untuk
berfungsinya organ pergerakan tubuh
d. Mempertahankan temperature tubuh
e. Menyediakan bahan-bahan dasar untuk
pergantian dan perbaikan sel
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
a. Fisiologis
1) Intake nutien
· Kemampuan mendapat dan mengolah
makanan
· Pengetahuan
· Gangguan menelan
· Perasaan tidak nyaman setelah makan
· Anoreksia
· Nausea dan vomitus
· Intake kalori dan lemak yang
berlebih
2) Kemampuan mencerna nutrient
· Obstruksi saluran cerna
· Malaborbsi nutrient
· DM
3) Kebutuhan metabolism
· Pertumbuhan
· Stres
· Kondisi yang meningkatkan BMR
(latihan,hipertyroid)
· Kanker
b. Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan
makan yang baik perlu diterapkan pada usia toddler
c. Kebudayaan dan kepercayaan
Kebudayaan
orang asia lebih memilih padi sebagai makanan pokok
d. Sumber ekonomi
e. Obat dan interaksi nutrien
f. Gender
4. Gangguan yang biasa terjadi
a. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang
mencapai lebihdari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi
kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam
penggunaan kalori.
b. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan
kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah
asupan zat gizi yang tidak sesuai kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat
badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari
kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit,
membran mukosa, konjungtiva, dan lain-lain.
c. Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang
ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan
insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
d. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutris merupakan keadaan yang di alami seseoarang
dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis:
1) Berat badan 10-20% dibawah normal.
2) Tinggi badan dibawah ideal.
3) Lingkar kulit trisep lengan tengah
kurang dari 60% ukuran standar.
4) Adanya kelemahan dan nyeri tekan
pada otot.
5) Adanya penurunan albumin
serum.
6) Adanya penurunan transferin.
Kemungkinan penyebab:
1) Meningkatnya kebutuhan kalori dan
kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit infeksi atau kanker.
2) Disfagia karena adanya kelainan
persarafan.
3) Penurunan absorpsi nutrisi akibat
penyakit crohn atau intoleransi laktosa.
4) Nafsu makan menurun.
e. Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami
seseorang yang mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebih.
Tanda klinis:
1) Berat badan lebih dari 10% berat
ideal.
2) Obesitas (lebih dari 20% berat
ideal).
3) Lipatan kulit trisep lebih dari 15mm
pada pria dan 25mm pada wanita.
4) Adanya jumlah asupan yang
berlebihan.
5) Aktivitas menurun atau menonton.
Kemungkinan
penyebab :
1) Penurunan pola makan.
2) Penurunan fungsi pengecapan dan
penciuman.
f. Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara
mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan
badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.
5. Tanda dan Gejala
a. Penampilan umum : lemah, tampak
sakit kronis atau akut
b. Rambut : kusam dan
kering,rapuh,pigmen berkurang,mudah dicabut,tipis dan kasar
c. Wajah : kulit gelap diatas pipi dan
dibawah mata,kulit bebecak,muka bengkak atau pipi kempot
d. Mata : membrane mata pucat,kering
e. Bibir : bengkak dan kasar,lesi
disudut mulut
f. Lidah : tampak lembut,bengkak merah
daging,sakit,papilla atropi
g. Gigi : karies,kecoklatan,malposisi
h. Gusi : seperti spon,mudah berdarah
i. Klenjar : pembesaran kelenjar tiroid
j. Kulit :
kasar,kering,berbecak,bengkak,pucat
6. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Data Subjektif
· Kebiasaan dan pola makan
· Faktor-faktor terjadinya gangguan
masalah nutrisi (anoreksia, kesulitan mengunyah, dispagia, nausea, vomitus)
· Kondisi kesehatan seperti penyakit
kronis: DM, kanker, ginjal,paru-paru,jantung
· Kaji nafsu makan
· Tanyakan factor yang mempengaruhi
nutrisi: ekonomi, kebudayaan, kepercayaan, penggunaan obat-obatan
2) Data objektif
· Pemeriksaan fisik (head to toe)
· Pengukuran antrhopometik meliputi :
pengukuran TB, BB
· Kondisi mulut
· Kemampuan menelan
· Pemeriksaan Lab: Hb,Ht,albumin turun
(defist nutrisi: <3.5 g/dl)
b. Diagnosa Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan asupan nutrient yang tidak adekuat dalam diet
c. Perencanaan
· Jelaskan perlunya konsumsi
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan cairan yang adekuat
· Konsultasikan dengan ahli gizi untuk
menetapkan kebutuhan kalori harian dan jenis makanan yang sesuai bagi klien
· Diskusikan bersama klien kemungkinan
penyebab hilangnya nafsu makan
· Ajarkan klien untuk istirahat
sebelum makan
· Tawarkan makanan dalam jumlah
sedikit tapi sering
· Pada kondisi menurunnya nafsu makan
batasi asupan cairan saat makan
· Dorong dan bantu klien untuk menjaga
kebersihan mulut yang baik
· Atur agar porsi makanan tinggi
kalori dan protein disajikan saat kloien biasanya merasa paling lapar
· Lakukan langkah-langkah untuk meningkatkan
nafsu makan :
- Tentukan makanan kesukaan klien
- Hilangkan baud an pandangan yang
tidak sedap dari area makan
- Kontrol rasa nyeri sebelum dan
sesudah makan
- Ciptakan lingkungan yang santai pada
saat makan
- Berikan makanan porsi kecil dan
tidak membuat mual
· Lakukan Penkes
B.
Gangguan Gastrointestinal
Gastrointestinal ialah suatu kelainan atau penyakit pada
jalan makanan/pencernaan. Penyakit Gastrointestinal yang termasuk yaitu
kelainan penyakit kerongkongan (eshopagus), lambung (gaster), usus halus
(intestinum), usus besar (colon), hati (liver), saluran empedu (traktus
biliaris) dan pankreas (Sujono Hadi, 2002).
Pencernaan makanan ialah suatu proses biokimia yang
bertujuan mengolah makanan yang dimakan menjadi zat-zat yang mudah dapat
diserap oleh selaput-selaput lendir usus, bilamana zat-zat tersebut diperlukan
oleh badan (Sujono Hadi, 2002).
1.
Klasifikasi
Menurut Linda Chandranata (2000) Klasifikasi
gastrointestinal dibagi menjadi dua yaitu Gastrointestinal atas seperti
gangguan nafsu makan, mual muntah dan Gastronitestinal bawah yaitu konstipasi,
diare. Penyakit gangguan gastrointestinal yang termasuk yaitu Gangguan
esofagus, gangguan lambung dan usus, neoplasma intestinal dan proses inflamasi,
trauma abdomen, gangguan hepatik dan billiaris.
2.
Patofisiologi
Proses pencernaan mulai dengan aktivitas mengunyah dimana
makanan dipecah kedalam partikel kecil yang dapat ditelan dan dicampur dengan
enzim-enzim pencernaan. Makan, atau bahkan melihat, mencium, atau mencicip
makanan dapat menyebabkan refleks salivasi. Saliva adalah sekresi pertama yang
kontak dengan makanan. Saliva disekresi dalam mulut melalui kelenjar saliva
pada kecepatan kira-kira 1,5 L setiap hari. Saliva juga mengandung mukus yang
membantu melumasi makanan saat dikunyah, sehingga memudahkan menelan. Dua pusat
dalam inti retikularis medula oblongata adalah zona pencetus kemoreseptif yaitu
uremia, emesis yang diinduksi oleh obat, emesis karena radiasi dan pusat yang
terintegrasi. Jaras eferen muncul dari hampir semua tempat tubuh. Jaras vagal
adalah sangat penting, tetapi vagotomi tidak menghilangkan muntah . jaras
eferen empatik yang memperantarai muntah berkaitan dengan distensi abdomen.
Muntah terjadi bila kedua jaras eferen somatik dan viseral
menyebabkan penutupan glotis, kontraksi diagfragma mempunyai pilorus dan
relaksi lambung diikuti oleh kontraksi peristaltik yang berjalan dari lambung
tengah keujung insisura dengan kontraksi abdmen, diagfragma, dan interkosta,
muntah berkaitan dengan tanda dan gejala cetusan otonom. Seamua ada kaitan
dengan gangguan traktus gastrointestinalis, terutama obstruksi, dengan
obstruksi tinngi akut menyebabkan muntah dini. Kekacauan otonom, obat-obatan
gangguan psikogenik, dan penelanan bahan-bahan yang berbahaya merupakan
menyebab lain yang sering.
Faktor-faktor yang mengurangi pasokan darah dan penghantar
oksigen ke medula (renjatan, oklusi vaskular, peningkatan tekanan
intrakranial). Dapat menginduksi emesis. Obat-obat emetik menghasilkan efeknya
melalui stimulasi sentral langsung atau dengan iritasi mukosa lambung. Pola
muntah mendadak, sering kali proyektil tanpa didahului mual, sangat kuat
menunjukkan penyebab sentral. Konsekuensi muntah metabolik, dengan muntah hebat
terjadi hipovolemia, hipokalemia, dan alkalosis metabolik serta deplesi natrium
total.( Linda Chandranata, 2000)
3.
Manifestasi Klinis
Menurut Linda Chandranata (2000), manifestasi klinis
gastrointestinal yaitu:
a.
Keluhan pada mulut, bau mulut yang
tidak sedap, atau rasa tidak enak atau rasa pahit pada mulut, rasa tidak enak
pada mulut yang menetap biasanya disebabkan karena keluhan psikhis.
b.
Anoreksia, keluhan nafsu makan
menurun dapat ditemukan pada semua penyakit, termasuk juga penyakit saluran
makan.
c.
Disfagia, merupakan keluhan yang
disebabkan kelainan pada esofagus, yaitu timbulnya kesulitan pada waktu menelan
makanan atau cairan. Kesulitan menelan terjadi baik pada bentuk makanan padat
maupun cairan, terutama bila terjadi refluks nasa, berarti adanya kelainan
saraf (neuromuscular disorder). Kesulitan meneruskan makanan dari mulut kedalam
lambung biasanya disebabkan oleh kelainan dalam tenggorokan biasanya infeksi
atau tumor di oropharynx, larynx, spasme dari oto cricopharynx. Rasa
terhentinya makanan didaerah retrosternal setelah menelan makanan, biasanya
disebabkan kelainan dalam esofagus sendiri, yaitu timbulnya regurgitasi,
refluks asam, rasa nyeri didada yang intermiten, misalnya pada akhalasia,
karsinoma esofagus, spasme yang difus pada esofagus.
d.
Nausea, beberapa rangsangan yang
dapat menimbulkan rasa mual, rasa mual diantaranya adalah: rasa nyeri dalam
perut, rangsangan labirin, daya ingat yang tak menyenangkan.
e.
Vomitus, timbulnya muntah-muntah
sebagai akibat karena kontraksi yang kuat dari antrum dan pilorus dan timbulnya
anti peristaltik yang kuat pada antrum dengan disertai relaksasi dari otot-otot
spinghter kardia, disusul melebarnya esofagus dan menutupnya glotis.
f.
Nyeri tekan, kekakuan, demam, massa
yang dapat diraba, bising usus berubah, perdarahan gastrointestinal, defisit
nutrisional, ikterus dan tanda disfungsi hepar.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Nutrisi adalah substansi organik yang
dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan
pemeliharaan kesehatan nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang
selanjutnya diasimilasikan tubuh.
Penelitian di bidang nutrisi
mempelajari hubungan antara makanan dan minuman terhadap kesehatan dan penyakit
khususnya dalam menentukan diet yang optimal. Pada masa lalu, penelitian
mengenai nutrisi hanya terbatas pada pencegahan penyakit gizi dan menentukan
standart penyakit kurang gizi dan menentukan standart kebutuhan dasar nutrisi
pada makhluk hidup.
Gastrointestinal ialah suatu kelainan atau penyakit pada
jalan makanan/pencernaan. Penyakit Gastrointestinal yang termasuk yaitu
kelainan penyakit kerongkongan (eshopagus), lambung (gaster), usus halus
(intestinum), usus besar (colon), hati (liver), saluran empedu (traktus
biliaris) dan pankreas (Sujono Hadi, 2002).
B.
Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas maka,penulis
mengajukan beberapa saran yang ditujukan kepada diri saya sendiri dan mengajak
kepada teman-teman maupun pembaca lain untuk menjadi bahan pertimbangan dan
masukan demi meningkatkan mutu dan kualitas kita sebagai seorang perawat.Yaitu:
Perlunya mempelajari secara mendalam tentang materi gangguan dalam kebutuhan
nutrisi dan gangguan fungsi gastrointestinal.
DAFTAR
PUSTAKA
Alimul
H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Brunner
& Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol.1. Jakarta:
EGC
Towarto,
Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar & Prose Keperawatan. Edisi 3.
Jakarta : Salemba Medika
0 Response to "MAKALAH GANGGUAN DALAM KEBUTUHAN NUTRISI DAN GANGGUAN FUNGSI GASTROINTESTINAL"
Posting Komentar