MAKALAH KELAINAN SISTEM REPRODUKSI MOLA HIDATIDOSA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Molahidatidosa adalah Tumor jinak
dari trofoblast dan merupakan kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stoma villus
korialis langka, vaskularisasi dan edematous, janin biasanya meninggal akan
tetapi villus-villus yang membesar dan edematous itu hidup dan tumbuh terus
menerus, sehingga gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah anggur.
Penyebab pasti terjadinya kehamilan Mola hidatidosa belum diketahui pasti,
namun ada beberapa faktor yang memengaruhinya yaitu faktor ovum, imunoselektif
trofoblast, usia, keadaan sosio-ekonomi yang rendah, paritas tinggi, defisiensi
protein, infeksi virus dan faktor kromosom yang jelas, dan riwayat kehamilan
mola sebelumnya. Jenis pada molahidatidosa yaitu Molahidatidosa Komplet (MHK)
dan Molahidatidosa Parsial (MHP). Angka kematian yang diakibatkan oleh
kehamilan Molahidatidosa berkisar antara 2,2% - 5,7%.
Pada kehamilan Molahidatidosa jika
tidak dilakukan penanganan secara komprehensif maka masalah kompleks dapat
timbul sebagai akibat adanya kehamilan dengan Molahidatidosa yaitu TTG (Tumor
Trofoblast Gestasional) dimana TTG ini terbagi menjadi 2 macam yaitu:
Choriocarcinoma non Villosum dan Choriocarcinoma Villosum yang bersifat
hematogen dan dapat bermetastase ke vagina, paru-paru, ginjal, hati bahkan
sampai ke otak. Dengan presentasi kejadian tersebut adalah 18-20%
keganasan.
Penatalaksanaan pada Molahidatidosa
ada tiga tahap yaitu perbaikan keadaan umum ibu, pengeluaran jaringan mola
dengan cara Kuretase atau Histerektomi, dan pemeriksaan tindak lanjut
yaitu follow up selama 12 bulan, dengan mengukur kadar β-HCG dan mencegah
kehamilan selama 1 tahun. Tindak lanjut serta penatalaksanaan saat ini berpusat
pada pengukuran serial kadar β-HCG serum untuk mendeteksi Tumor Trofoblast
Persisten. (8)
Penyakit ini, baik dalam bentuk
jinak atau ganas, banyak ditemukan di Negara Asia, sedangkan di Negara bagian
Barat lebih jarang. Angka di Indonesia umumnya berupa angka Rumah Sakit yaitu
RSCM, untuk Mola Hidatidosa berkisar 1:50 sampai 1:141 kehamilan. Angka ini
jauh lebih tinggi disbanding Negara-negara barat dimana insidennya berkisar
1:1000 sampai 1:2500 kehamilan untuk kejadian Molahidatidosa.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu menganalisis Asuhan Kebidanan pada Molahidatidosa
2. Tujuan Khusus
a.
Mampu menganalisis Molahidatidosa
b. Mampu menganalisis Asuhan Kebidanan
Molahidatidosa
c.
Mampu menganalisis hasil Analisa
Asuhan Kebidanan Molahidatidosa
d. Mampu menganalisis Penatalaksanaan
Asuhan Kebidanan Molahidatidosa
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dengan mengetahui bagaimana Asuhan
Kebidanan ini, diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam
penatalaksanaan klien dengan kehamilan Mola hidatidosa
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dengan penyusunan laporan kasus ini
diharapkan agar menjadi bahan masukan, informasi, maupun untuk pengembangan
materi perkuliahan bagi mahasiswa dan menambah bahan perpustakaan di Akademi
Kebidanan Yayasan Pengembangan Sumber Daya Manusia Indonesia.
3. Bagi Instansi Kesehatan
Diharapkan dapat meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan Asuhan Kebidanan dengan Mola Hidatidosa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Molahidatidosa adalah kehamilan
abnormal, dengan ciri-ciri stoma villus korialis langka, vaskularisasi dan
edematous, janin biasanya meninggal akan tetapi vilus-vilus yang membesar
dan edematous itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah
sebagai segugus sebuah anggur.
Molahidatidosa adalah kehamilan
abnormal dimana hampir seluruh vili korialisnya mengalami perubahan hidrofobik.
Molahidatidosa merupakan kehamilan
yang secara genetik tidak normal yang muncul dalam bentuk kelainan
perkembangan plasenta.
Molahidatidosa adalah penyakit yang
berasal dari kelainan pertumbuhan trofoblas plasenta atau calon placenta dan
disertai dengan degenerasi kistik vili dan perubahan hidropik. Hamil anggur
atau molahidatidosa adalah kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang terjadi
sebagai akibat kegagalan pembentukan “ bakal janin “ sehingga terbentuk
jaringan permukaan membran (vili-vili) mirip gerombolan buah anggur.
B. Patofisiolagi
1. Molahidatidosa komplet (MHK)
MHK merupakan kehamilan abnormal
tanpa embrio yang seluruh vili korialisnya mengalami degenerasi hidrofik yang
menyerupai anggur. Seluruh gen kehamilan berasal dari ayah, umumnya dengan
jumlah diploid 46XX, tanpa ada jaringan jarring terlihat.
2. Molahidatidosa parsial (MHP).
Seperti pada MHK, tetapi disini
masih ditemukan embrio atau janin yang biasanya mati sebelum trimester pertama.
Walaupun pernah dilaporkan adanya MHP dengan bayi aterm. Pada kasus ini,
kehamilan terdiri dari tiga unsur gen (misal, XXY 69, XXX 69, XYY 69 ).
C. Etiologi
Penyebab molahidatidosa belum
diketahui secara pasti, namun ada faktor-faktor penyebabnya adalah :
1. Faktor ovum
2. Imunoselektif dari trofoblas
3. Usia
4. Keadaan sosio-ekonomi yang rendah
5. Paritas tinggi
6. Defisiensi protein
7. Infeksi virus dan faktor kromosom
yang belum jelas
8. Riwayat kehamilan mola sebelumnya
D. Gambaran klinik
Gambaran klinik yang biasanya timbul
pada ibu hamil dengan molahidatidosa adalah:
1. Amenore dan tanda-tanda kehamilan.
2. Perdarahan pevaginam berulang. Darah
cenderung berwarna kecoklatan. Pada keadaan lanjut kadang keluar gelembung
mola.
3. Pembesaran uterus lebih besar dari
usia kehamilan.
4. Tidak terabanya bagian janin pada
palpasi dan tidak terdengarnya DJJ sekalipun uterus sudah membesar setinggi
pusat atau lebih.
5. Hipertensi akibat kehamilan,
Preeklamsia atau eklamsia yang terjadi sebelum usia kehamilan 24 minggu, dan
biasa menetap sampai trimester dua.
6. Sesak napas.
7. Tidak ada aktifitas janin.
8. Mual muntah yang menetap atau
menjadi parah, karena diakibatkan kadar β-hCG meningkat.
9. Scanning ultrasonic menunjukkan
bayangan badai salju dan tidak terlihat janin, dan seperti sarang tawon.
10. Kadar tiroksin plasma pada wanita
dengan kehamilan mola sering meningkat, tetapi jarang menyebabkan gejala klinis
hipertiroidisme.
E. Diagnosis
1. Anamnesa / keluhan
a.
terdapat gejala hamil muda
b. kadang kala ada tanda toxemia
gravidarum
c.
terdapat perdarahan yang sedikit
atau banyak, tidak teratur warna merah tua atau kecoklatan.
d. Pembesaran uterus tidak sesuai (
lebih besar ) dari usia kehamilan seharusnya.
e.
Keluar jaringan mola seperti buah
anggur atau mata ikan ( tidak selalu ada).
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
a.
Muka dan kadang – kadang badan
kelihatan pucat kekuning – kuningan yang disebut muka mola (mola face) atau
muka terlihat pucat.
b. Bila gelembung mola keluar dapat
dilihat jelas.
Palpasi
a.
Uterus membesar tidak seuai dengan
tuanya kehamilan, teraba lembek.
b. Tidak teraba bagian – bagian janin
dan ballotemen, juga gerakan janin.
c.
Adanya fenomena harmonica: darah dan
gelembung mola keluar dan fundus uteri turun lalu naik karena terkumpulnya
darah baru.
d. Adanya pembesaran kelenjar tiroid,
menunjukan adanya komplikasi tiroktoksikosis.
Auskultasi
a.
Tidak terdengar DJJ
b. Terdengar bising dan bunyi khas
Periksa Dalam
Pastikan besarnya rahim, rahim
terasa lembek, tidak ada bagian janin, terdapat perdarahan dan jaringan dalam
kanalis servikalis dan vagina, seerta evaluasi keadaan servik.
F. Penatalaksanaan Medik
1. Penanganan yang bisa dilakukan pada
molahidatidosa adalah : diagnosis dini akan menguntungkan prognosis .
2. Pemeriksaan USG sangat membantu
diagnosis. Pada fasilitas kesehatan dimana sumber daya sangat terbatas, dapat
dilakukan evaluasi klinik dengan fokus pada :
-
Riwayat haid terakhir dan kehamilan
;
-
Perdarahan tidak teratur dan
spotting;
-
Pembesaran abnormal uterus;
-
Pelunakan serviks dan corpus uteri;
-
Kajian uji kehamilan dengan
pengenceran urin;
3. Lakukan pengosongan jaringan mola
dengan segera
4. Antisipasi komplikasi ( krisis
tiroid, perdarahan hebat atau perforasi uterus)
5. Lakukan pengamatan lanjut hingga
minimal 1 tahun .
G. Penanganan
Karena molahidatidosa adalah suatu
kehamilan patologi dan tidak jarang disertai penyulit yang membahayakan jiwa,
pada prinsipnya harus segera dikeluarkan .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Molahidatidosa adalah kehamilan
abnormal, dengan ciri-ciri stoma villus korialis langka, vaskularisasi dan
edematous, janin biasanya meninggal akan tetapi vilus-vilus yang membesar
dan edematous itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai
segugus sebuah anggur.
Molahidatidosa adalah kehamilan
abnormal dimana hampir seluruh vili korialisnya mengalami perubahan hidrofobik.
Molahidatidosa merupakan kehamilan
yang secara genetik tidak normal yang muncul dalam bentuk kelainan
perkembangan plasenta.
Molahidatidosa adalah penyakit yang
berasal dari kelainan pertumbuhan trofoblas plasenta atau calon placenta dan
disertai dengan degenerasi kistik vili dan perubahan hidropik. Hamil anggur
atau molahidatidosa adalah kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang terjadi
sebagai akibat kegagalan pembentukan “ bakal janin “ sehingga terbentuk
jaringan permukaan membran (vili-vili) mirip gerombolan buah anggur.
B. Saran
1. Untuk Klien
Diharapkan klien dengan kehamilan
Molahidatidosa mendapatkan perawatan dan penanganan yang komprehensif, serta
melakukan follow up pasca mola selama 12 bulan sesuai jadwal, supaya dapat
mendeteksi sedini mungkin bila terjadi keganasan sampai pasien benar-benar
dikatakan sembuh atau sehat.
2. Untuk Sarana Kesehatan
Diharapkan sarana kesehatan untuk
memberikan penanganan yang lebih baik lagi, untuk meminimalkan kejadian
kematian ibu akibat perdarahan khususnya yang diakibatkan kehamilan
Molahidatidosa dan kejadian keganasan akibat Molahidatidosa.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito,
Lynda, (2001), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta
Hamilton,
C. Mary, 1995, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi 6, EGC, Jakarta
Soekojo,
Saleh, 1973, Patologi, UI Patologi Anatomik, Jakarta
Mochtar,
Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri, Jilid I. EGC. Jakarta
Johnson
& Taylor, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. EGC. Jakarta
Mansjoer,
Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Media Aesculapius. Jakarta
0 Response to "MAKALAH KELAINAN SISTEM REPRODUKSI MOLA HIDATIDOSA"
Posting Komentar