MAKALAH PSIKOLOGI KESEHATAN WANITA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan dan perkembangan psikologi pada
manusia pada umumnya terbagi ke dalam cakupan-cakupan khusus. Yang biasanya
dibagi berdasarkan umur mulai dari masa bayi, kanak-kanak, anak-anak, remaja,
dewasa, sampai kepada lansia. Dalam makalah ini pembahasan lebih ditekankan
pada perkembangan masa dewasa. Yang didalamnya akan dibahas sub-sub
kategorinya, tugas-tugas perkembangannya, dan perubahan yang minat yang
terjadi.
Setiap individu adalah unik dengan bakat dan
potensinya masing-masing. Individu adalah hasil interaksi dari nature dan
nurture, menjadi dengan caranya masing-masing. Lingkungan yang bijak akan
mendukung kemungkinan seseorang untuk menjadi walau tidak mutlak menjamin.
Wanita memiliki intuisi yang lebih tajam
daripada pria. Intuisi adalah
kemampuan untuk ikut merasakan segala sesuatu yang tengah dialami oleh orang lain atau merasakan suatu peristiwa di luar dirinya sebagai hasil dari satu proses yang tidak disadari, dirasakan sebagai pengalaman sendiri. Ketajaman intuisi ini bergantung pada ketajaman emosional seseorang yang didasari oleh penghayatan batiniah, kemampuan mawas diri, dan relasi psikis dengan subjek yang diminati. Yang dapat memupuk perkembangan fungsi-fungsi individu (kognitif, emosi, sosial, psikologis, fisik, moral) adalah waktu dan usaha belajar dari yang bersangkutan.
kemampuan untuk ikut merasakan segala sesuatu yang tengah dialami oleh orang lain atau merasakan suatu peristiwa di luar dirinya sebagai hasil dari satu proses yang tidak disadari, dirasakan sebagai pengalaman sendiri. Ketajaman intuisi ini bergantung pada ketajaman emosional seseorang yang didasari oleh penghayatan batiniah, kemampuan mawas diri, dan relasi psikis dengan subjek yang diminati. Yang dapat memupuk perkembangan fungsi-fungsi individu (kognitif, emosi, sosial, psikologis, fisik, moral) adalah waktu dan usaha belajar dari yang bersangkutan.
Pada setiap proses perkembangan terdapat
perpaduan antara dorongan
mengembangkan diri dan mempertahankan diri yang akan menjadikan
seseorang semakin matang dan penghayatan hidup yang semakin
mendalam.
mengembangkan diri dan mempertahankan diri yang akan menjadikan
seseorang semakin matang dan penghayatan hidup yang semakin
mendalam.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana psikologi
perkembangan pada wanita dewasa?
2. Bagaimana tugas
tugas perkembangan wanita dewasa berlangsung?
3. Bagaimana perubahan
minat terjadi pada saat dewasa?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan materi
ini adalah:
1.
Tujuan umum
a. Untuk memahami
psikologi perkembangan pada wanita dewasa
b. Untuk mengetahui
tugas tugas perkembangan wanita dewasa
c. Untuk memenuhi
tugas mata kuliah psikologi
2. Tujuan khusus
Sebagai bahan masukan dalam menambah
pengetahuan bagi yang menyajikan materi ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Psikologi Perkembangan pada Wanita Dewasa
Istilah adult berasal dari kata kerja
latin, yang berarti “tumbuh menjadi kedewasaan”. Adult berasal dari bentuk
lampau partisipel dari kata kerja adultus yang berarti “telah tumbuh menjadi
kekuatan dan ukuran yang sempurna” atau “telah menjadi dewasa”. Oleh karena
itu, orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan
siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya.
Setelah melalui 20 tahun pertama sebagai
anak dan sebagai remaja, seseorang hidup dalam harapan-harapan yang sesuai
dengan usianya. Sekarang, sebagai seorang dewasa muda, dia timbul dari norma
dari sistem tingkatan umur dan melangkah ke masa depan yang ia buat sendiri.
Mulai saat itu, keberhasilan dan kegagalan sebagian besar tergantung dari pilihan
yang dibuatnya sendiri. Seorang dewasa muda harus membuat pilihan karir dan
mendapatkan pelajaran atau pendidikan sehubungan dengan itu. Setiap orang muda
mencoba untuk mendapatkan otonomi baik sebagai pribadi tunggal maupun sebagai
suami atau istri.
Tidak ada periode hidup lain yang mempunyai
begitu banyak momen untuk belajar sekaligus dalam diri seseorang. Berhadapan
langsung dengan dunia orang dewasa dan bersiap-siap untuk belajar langsung
melalui tindakan. Dalam periode hidup ini, juga tersedia beberapa peluang untuk
mempelajari apa yang dibutuhkan dalam membuat keputusan hidup yang penting.
Tentu saja “dewasa muda adalah periode hidup yang paling individualistik,
paling kesepian, harus melakukan sedikitnya perhatian dan bantuan pada sosial
untuk memenuhi tugas hidup yang paling utama.” (Havighurst 1972 : 82).
- Dewasa: pertanggung jawaban
penuh terhadap diri sendiri, nasib sendiri, dan pembentukan diri sendiri
- Bertanggung jawab:
memahami arti norma susila dan nilai etis tertentu, berusaha hidup atas
landasan norma-etis tadi, serta berusaha mencapai nilai-nilai yang sudah dikenalnya.
Ciri kedewasaan:
1. Proses individuasi
: mandiri sebagai individu yang unik dan terarah sebagai
hasil pemahaman atas diri yang mendalam. Ia memahami dirinya,
batasan kemampuannya sehingga mulai merencanakan satu pola hidup
bagi masa depan.
hasil pemahaman atas diri yang mendalam. Ia memahami dirinya,
batasan kemampuannya sehingga mulai merencanakan satu pola hidup
bagi masa depan.
2. Kesatuan pendukung
norma susila : berusaha mengangkat harkat dirinya dengan hidup
susila. Ada proses perbaikan diri sepanjang hidup yang berdasar pada hati nurani
3. Pribadi yang
berbentuk dan relatif stabil
Masalah transisi:
1. Transisi Fisik
Pada masa ini, Penampilan fisiknya
benar-benar matang sehingga siap melakukan tugas-tugas seperti orang dewasa
lainnya, misalnya bekerja, menikah, dan mempunyai anak. Masa ini ditandai pula
dengan adanya perubahan fisik, misalnya tumbuh bulu-bulu halus, perubahan
suara, menstruasi, dan kemampuan reproduksi.
2. Transisi
Intelektual
Pada masa ini dewasa muda mampu memecahkan
masalah yang kompleks dengan kapasitas bepikir abstrak, logis, dan rasional.
Dari sisi intelektual, sebagian besar mereka selepas SMA melanjutkan ke
perguruan tinggi. Kemudian setelah itu mereka mengembangkan karier mereka untuk
mencapai prestasi.
3. Transisi Peran
Sosial
Pada masa ini mereka dapat membentuk dan
memelihara kehidupan rumah tangga yang baru, masing-masing pihak baik wanita
dewasa memiliki peran ganda yakni sebagia individu yang bekerja di lembaga
pekerjaan ataupun sebagai ibu bagi anak-anaknya.
Aspek-aspek perkembangan fisik:
1. Kekuatan dan Energi
Selepas dari bangku pendidikan tinggi,
seorang dewasa muda berusaha menyalurkan seluruh potensinya untuk
mengembang-kan diri melalui jalur karier, mereka memiliki energi yang tergolong
luar biasa, seolah-olah mempunyai kekuatan ekstra bila asyik dengan
pekerjaannya.
2. Ketekunan
Untuk dapat mencapai kemapanan ekonomis
(economically es¬tablished), seseorang harus memiliki kemauan kerja keras yang
disertai ketekunan
3. Kesehatan
Menurut WHO yang dimaksud dengan sehat
(healthy) adalah kondisi sehat sejahtera baik secara fisik, mental maupirn
sosial yang ditandai dengan u’dak adanya gangguan-gangguan atau simtom-simtom
penyakit, seperti keluhan sakit fisik, keluhan emosional (Papalia, Olds, dan
Feldman, 1998; Sarafino, 1994).
4. Perilaku dan Status
Kesehatan
Status kesehatan seseorang sangat berkaitan
dengan seberapa jauh pola kebiasaan perilaku orang tersebut Kebiasaan perilaku
yang sehat akan memberi pengaruh positif pada kesehatannya, sebaliknya
kebiasaan yang salah cenderung memberi dampak negatif. Akibatnya, individu
mudah terserang penyakit. Kasl & Cobb (dalam Sarafino, 1994) mengemukakan
tiga jenis upaya individu untuk mengatasi suatu penyakit dan menipertahankan
taraf kesehatan, yakni (1} health behavior; (2) illness behavior; (3) sick-role
behavior.
5. Health behavior
adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan individu yang diyakini akan dapat
membangun kesehatannya dengan cara mencegah suatu penyakit atau menanggulangi
ganggu-an penyakitnya.
6. Illness behavior
adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan orang yang sakit, guna memperoleh
informasi, nasihat atau cara penyembuhannya agar dirinya sehat kembali.
7. Sick role behavior
adalah aktivitas yang dilakukan individu untuk proses penyembuhan dari rasa
sakitnya.
Tipe-Tipe Intelektual:
Banyak nilai masa kanak-kanak dan remaja
berubah karena pengalaman dan hubungan sosial yang lebih luasdengan orang-orang
yang berbeda usia dan karena nilai-nilai itu kini dilihat dari kaca mata orang
dewasa. Orang
dewasa yang tadinya menganggap sekolah itu suatu kewajiban yang tidak berguna,
kini sadar akan nilai pendidikan sebagai batu loncatan untuk meraih
keberhasilan sosial, karier, dan kepuasan pribadi. Banyak yang merasakan
kegiatan belajar sebagai perangsang kegiatan mereka, sehingga mereka terus
mengikuti berbagai kursus setelah mereka tamat sekolah maupun perguruan tinggi.
Para ahli (seperti Baltes dan Baltes,
Baltes dan Schaie, Willis dan Baltes}, menyimpulkan ada beberapa tipe
intelektual, (Turner dan Helms, 1995):
1. Inteligensi kristal adalah fungsi
keterampilan mental yang dapat dipergunakan individu itu, dipengaruhi berbagai
pengalaman yang diperoleh melalui proses belajar dalam dunia pendidikan.
Misalnya, keterampilan pemahaman bahasa (komprehensif verbal/verbal
comprehensive), penalaran berhitung angka (numerical skills), dan penalaran
induktif (inductive reasoning). Jadi, keterampilan kognitif merupakan akumulasi
dari pengalaman individu alcibat mengikuti ke-giatan pendidikan formal ataupun
nonformal. Dengan demikian, pola-pola pemikiran intelektualnya cenderung
bersifat teoretis-praktis (text book thinking).
2. Fleksibilitas kognitif adalah kemampuan
individu me¬masuki dan menyesuaikan diri dari pemikiran yang satu ke pemikiran
yang lain. Misalnya, kemampuan memahami melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu
melakukan hubung-an seksual dengan lawan jenisnya, asalkan memenuhi
persyarat-an yang sah (perkawinan resmi). Untuk sementara waktu, dorong-an
biologis tersebut, mungkin akan ditahan terlebih dahulu. Mereka akan berupaya
mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan
ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan
menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu,
sebagai prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang
berbeda-beda.
3. Fleksibilitas Visuamotor adalah kemampuan
untuk menghadapi suatu masalah dari yang mudah ke hal yang lebih sulit, yang
memerlukan aspek kemampuan visual/motorik (penglihatan, pengamatan, dan
keterampilan tangan.
4. Visualisasi,yaitu kemampuan individu untuk
melakukan proses visual.misalnua,bagaimana individu memahami gambar-gambar yang
sederhana sampai yang lebih kompleks.
Dengan berakhirnya pendidikan formal dan
terjunnya seseorang ke dalam pola kehidupan orang dewasa, yaitu karir,
perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya masa
remaja menjadi renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan
kelompok di luar rumah akan terus berkurang. Sebagai akibatnya, untuk pertama
kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang popular pun, akan mengalami
keterpencilan sosial atau apa yang disebut Erikson sebagai “krisis
keterasingan”.
Apakah kesepian yang berasal dari keterasingan ini hanya sebentar atau tetap, akan tergantung pada cepat lambatnya orang muda itu berhasil membina hubungan sosial baru untuk menggantikan hubungan hari-hari sosial sekolah dan kuliah mereka.
Apakah kesepian yang berasal dari keterasingan ini hanya sebentar atau tetap, akan tergantung pada cepat lambatnya orang muda itu berhasil membina hubungan sosial baru untuk menggantikan hubungan hari-hari sosial sekolah dan kuliah mereka.
Keterasingan diintensifkan dengan adanya
semangat bersaing dan hasrat kuat untuk maju dalam karir, dengan demikian
keramahtamahan masa remaja diganti dengan persaingan dalam masyarakat dewasa,
dan mereka juga harus mencurahkan sebagian besar tenaga mereka untuk pekerjaan
mereka, sehingga mereka hanya dapat menyisihkan waktu sedikit untuk sosialisasi
yang diperlukan untuk membina hubungan-hubungan yang akrab. Akibatnya, mereka
menjadi egosentris dan ini tentunya menambah kesepian mereka.
Beberapa faktor yang mempengaruhi
partisipasi sosial pada masa dewasa dini:
-
Mobilitas Sosial
-
Status
Sosio-ekonomi
-
Lamanya Tinggal
dalam Suatu Kelompok Masyarakat
-
Kelas Sosial
-
Lingkungan
-
Jenis Kelamin
-
Umur Kematangan
Seksual
-
Urutan Kelahiran
- Keanggotaan dalam
perkumpulan agama
Tugas-tugas Perkembangan:
1. Memilih Pekerjaan
2. Melanjutkan
pendidikan
3. Mempertahankan
otonomi dan kepuasan pribadi serata kebebasan berekspresi (misalnya:
menunda
nikah untuk mengejar karir tertentu)
4. Menghargai perasaan
cinta
5. Memilih pasangan
untuk dinikahi, dan
6. Menikah
Tugas pendidik dan orang tua:
Membawa individu yang belum dewasa kepada kedewasaan penuh,
mampu mandiri sehingga sanggup melaksanakan semua tugas hidup dengan
pertanggung jawaban penuh atas norma etis tertentu.
B. Psikologi Perkembangan pada Wanita Dewasa
Tidak ada periode hidup lain yang mempunyai
begitu banyak momen untuk belajar sekaligus dalam diri seseorang. Berhadapan
langsung dengan dunia orang dewasa dan bersiap-siap untuk belajar langsung
melalui tindakan. Dalam periode hidup ini, juga tersedia beberapa peluang untuk
mempelajari apa yang dibutuhkan dalam membuat keputusan hidup yang penting.
Tentu saja “dewasa muda adalah periode hidup yang paling individualistik,
paling kesepian, harus melakukan sedikitnya perhatian dan bantuan pada sosial
untuk memenuhi tugas hidup yang paling utama.” (Havighurst 1972 : 82).
Ciri kedewasaan:
1. Proses individuasi
: mandiri sebagai individu yang unik dan terarah sebagai
hasil pemahaman atas diri yang mendalam. Ia memahami dirinya, batasan kemampuannya sehingga mulai merencanakan satu pola hidup bagi masa depan.
hasil pemahaman atas diri yang mendalam. Ia memahami dirinya, batasan kemampuannya sehingga mulai merencanakan satu pola hidup bagi masa depan.
2. Kesatuan pendukung
norma susila : berusaha mengangkat harkat dirinya dengan hidup
susila. Ada proses perbaikan diri sepanjang hidup yang berdasar pada hati nurani
3. Pribadi yang
berbentuk dan relatif stabil
Masalah transisi:
- Transisi Fisik
- Transisi
intelektual
- Transisi Peran
sosial
Aspek-aspek perkembangan fisik
1. Kekuatan dan Energi
2. Ketekunan
3. Kesehatan
4. Perilaku dan status
kesehatan
a. Health behavior
adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan individu yang diyakini akan dapat
membangun kesehatannya dengan cara mencegah suatu penyakit atau menanggulangi
ganggu-an penyakitnya.
b. Illness behavior
adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan orang yang sakit, guna memperoleh
informasi, nasihat atau cara penyembuhannya agar dirinya sehat kembali.
c. Sick role behavior
adalah aktivitas yang dilakukan individu untuk proses penyembuhan dari rasa
sakitnya
Tipe-Tipe Intelektual:
Banyak nilai masa kanak-kanak dan remaja berubah karena
pengalaman dan hubungan sosial yang lebih luasdengan orang-orang yang berbeda
usia dan karena nilai-nilai itu kini dilihat dari kaca mata orang dewasa. Para
ahli (seperti Baltes dan Baltes, Baltes dan Schaie, Willis dan Baltes},
menyimpulkan ada beberapa tipe intelektual, (Turner dan Helms, 1995):
1. Inteligensi kristal
adalah fungsi keterampilan mental yang dapat dipergunakan individu itu,
dipengaruhi berbagai pengalaman yang diperoleh melalui proses belajar dalam
dunia pendidikan. Misalnya, keterampilan pemahaman bahasa (komprehensif
verbal/verbal comprehensive), penalaran berhitung angka (numerical skills), dan
penalaran induktif (inductive reasoning).
2. Fleksibilitas
kognitif adalah kemampuan individu me¬masuki dan menyesuaikan diri dari
pemikiran yang satu ke pemikiran yang lain. Misalnya, kemampuan memahami
melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan hubung-an seksual dengan
lawan jenisnya, asalkan memenuhi persyarat-an yang sah (perkawinan resmi).
3. Fleksibilitas
Visuamotor adalah kemampuan untuk menghadapi suatu masalah dari yang mudah ke
hal yang lebih sulit, yang memerlukan aspek kemampuan visual/motorik
(penglihatan, pengamatan, dan keterampilan tangan).
4. Visualisasi, yaitu
kemampuan individu untuk melakukan proses visual.misalnua,bagaimana individu
memahami gambar-gambar yang sederhana sampai yang lebih kompleks.
Dengan berakhirnya pendidikan formal dan
terjunnya seseorang ke dalam pola kehidupan orang dewasa, yaitu karir,
perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya masa
remaja menjadi renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan
kelompok di luar rumah akan terus berkurang. Sebagai akibatnya, untuk pertama
kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang popular pun, akan mengalami
keterpencilan sosial atau apa yang disebut Erikson sebagai “krisis
keterasingan”.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Yang dimaksud dengan dewasa adalah orang
yang memiliki tanggung jawab terhadap tingkah laku, pekerjaan, dan cinta yang
telah diikrarkan. Dari segi umur maka orang dewasa adalah orang berumur antara
18 sampai 65 tahun. Orang dewasa yang perkembangannya normal memperlihatkan
kepribadian yang khas, seperti orientasi tugas, tujuan hidup dengan filosofi
yang jelas, terbuka terhadap kritikan, mengendalikan emosi, bertanggung jawab
terhadap keputusan yang dilakukannya, dan dapat menampilkan tugas-tugas
perkembangannya.
B. Saran
1. Meningkatkan
pendidikan masyarakat dalam masalah psikologi tentang arahan dan perilaku yang
sesuai dalam perkembangan kedewasaan.
2. Mengantisipasi
penyimpangan nilai, moral dan etika dalam masyarakat dalam kedewasaan diri
DAFTAR PUSTAKA
www.google.co.id/psikologiperkembangandewasa//. Diakses tanggal 14 Juli 2012
www.find-docs.com. Diakses tanggal 14 Juli 2012
Nirwana, Ade Beni. 2011. Psikologi Kesehatan Wanita.
Yogjakarta: Luha Medika
0 Response to "MAKALAH PSIKOLOGI KESEHATAN WANITA"
Posting Komentar