MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN KELUARGA BERENCANA (KB)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingginya angka kematian ibu di Indonesia akibat resiko
tinggi untuk melahirkan menjadi perhatian pemerintah. Sehingga diadakannya
program Keluarga Berencana (KB) sebagai salah satu cara untuk mengurangi
tingginya angka kematian ibu. banyaknya anak-anak terlantar dan dengan jarak
usia yang sangat dekat juga menjadi perhatian pemerintah.
Alat kontrasepsi yang saat ini sudah tersedia
bermacam-macam. Selain adanya alat kontrasepsi untuk wanita,juga tersedia alat
kontrasepsi untuk pria. Hanya saja yang menjadi masalah saat ini, kurangnya pengetahuan
akan metode memilih kontrasepsi, keuntungan, kerugian, serta efek samping dari
pemakaian alat kontrasepsi tersebut. Dan alat kontrasepsi yang sangat mudah di
dapatkan seperti di minimarket.
Keluarga Berencana sebagai salah satu usaha untuk mengatasi
masalah kependudukan, pada umumnya orang berpendapat bahwa ide keluarga
berencana tersebut adalah suatu hal yang baru. Pendapat yang demikian ini
adalah tidak benar, sebab keluarga berencana (yang dimaksud disini mencegah
kehamilan) sudah ada sejak jaman dahulu. Memang di Indonesia adanya keluarga
berencana masih baru (abad XX) dibandingkan dengan negara-negara barat.
B. Tujuan
- Tujuan Umum
Penulisan dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir
secara ilmiah dalam memberikan asuhan kebidanan secara nyata serta mendapatkan
pengetahuan dan memecahkan masalah khususnya pada program keluarga berencana.
2. Tujuan
Khusus
Tujuan khusus yang akan dicapai adalah
mampu melakukan
a. Mengetahui
jejak-jejak pemikiran tentang kependudukan dan keluarga berencana.
b. Memenuhi tugas mata kuliah KB.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Jejak-Jejak Pemikiran tentang Kependudukan dan Keluarga Berencana
Keluarga Berencana sebagai salah satu
usaha untuk mengatasi masalah kependudukan, pada umumnya orang berpendapat
bahwa ide keluarga berencana tersebut adalah suatu hal yang baru. Pendapat yang
demikian ini adalah tidak benar, sebab keluarga berencana (yang dimaksud disini
mencegah kehamilan) sudah ada sejak jaman dahulu. Memang di Indonesia adanya
keluarga berencana masih baru (abad XX) dibandingkan dengan negara-negara
barat.
Dari uraian yang dikemukakan di atas
timbullah pertanyaan “Kapankah terjadinya tanggal sejarah permulaan didudukkannya
alat kontrasepsi sebagai sarana yang bersifat medis dan dilandasi keilmuan
(ilmiah) ?
Sebagai jawaban dari pertanyaan di atas
marilah kita ikuti uraian dibawah ini.
1.
Teori Malthus
Orang yang pertama-tama mengemukakan
teori mengenai penduduk adalah Thomas Robert Malthus yang hidup pada tahun 1776
– 1824. Kemudian timbul bermacam-macam pandangan sebagai perbaikan teori
Malthus. Dalam edisi pertamanya Essay on Population tahun 1798 Malthus
mengemukakan dua pokok pendapatnya yaitu :
v Bahan makanan
adalah penting untuk kehidupan manusia
v Nafsu manusia
tak dapat ditahan.
Malthus juga mengatakan bahwa
pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan. Akibatnya pada suatu
saat akan terjadi perbedaan yang besar antara penduduk dan kebutuhan hidup.
Dalil yang dikemukakan Malthus yaitu
bahwa jumlah penduduk cenderung untuk meningkat secara geometris (deret ukur),
sedangkan kebutuhan hidup riil dapat meningkat secara arismatik (deret hitung).
Menurut pendapat Malthus ada
faktor-faktor pencegah yang dapat mengurangi kegoncangan dan kepincangan
terhadap perbandingan antara penduduk dan manusia yaitu dengan jalan :
a.
Preventive
checks
Yaitu faktor-faktor yang dapat
menghambat jumlah kelahiran yang lazimnya dinamakan moral restraint.Termasuk
didalamnya antara lain :
1)
Penundaan masa
perkawinan
2)
Mengendalikan
hawa nafsu
3)
Pantangan kawin
4)
Positive checks
Yaitu faktor-faktor yang menyebabkan
bertambahnya kematian, termasuk di dalamnya antara lain :
1)
Bencana Alam
2)
Wabah penyakit
3)
Kejahatan
4)
Peperangan
Positive checks biasanya dapat
menurunkan kelahiran pada negara-negara yang belum maju. Teori yang dikemukakan
Malthus terdapat beberapa kelemahan antara lain :
a)
Malthus tidak
yakin akan hasil preventive cheks.
b) Ia tak yakin
bahwa ilmu pengetahan dapat mempertinggi produksi bahan makanan dengan cepat.
c)
Ia tak menyukai
adanya orang-orang miskin menjadi beban orang-orang kaya
d) Ia tak
membenarkan bahwa perkembangan kota-kota merugikan bagi kesehatan dan moral
dari orang-orang dan mengurangi kekuatan dari negara Akan tetapi bagaimanapun
juga teorinya menarik perhatian dunia, karena dialah yang mula-mula membahas
persoalan penduduk secara ilmiah.
Disamping itu essaynya merupakan
methode untuk menyelesaikan atau perbaikan persoalan penduduk dan merupakan
dasar bagi ilmu-ilmu kependudukan sekarang ini.
Bermacam-macam reaksi timbul terhadap
teori Malthus, baik dari golongan ahli ekonomi, sosial dan agama. Hingga saat
ini teori Malthus masih dipersoalkan. Pada dasarnya pendapat-pendapat terhadap
teori Malthus dapat dikelompokan sebagai berikut :
1)
Teori Malthus
salah sama sekali
Golongan ini menganggap Malthus
mengabaikan peningkatan teknologi, penanaman modal, perencanaan produksi.
Terhadap golongan yang tidak setuju, Malthus menjawab bahwa :
a)
Tingkat
pengembangan teknologi tidak sama diseluruh negara
b)
Kemampuan yang
berbeda-beda untuk mengadakan penanaman modal.
c)
Faktor
kesehatan rakyat dan pengaruhnya terhadap penghidupan sosio ekonomi kultural.
d)
Masalah
urbanisasi yang terdapat dimana-mana
e)
Taraf
pendidikan rakyat tidak sama
f)
Proses-proses
sosial yang menghambat kemajuan
g)
Faktor
komunikasi dan infrastruktur yang belum sama peningkatannya
h)
Faktor-faktor
sosial ekonomi serta pelaksanaan distribusinya
i)
Kemampuan
sumber alam tidak akan mampu terus menerus ditingkatkan menurut kemampuan
manusia tanpa batas, melainkan akhirnya akan sampai pada suatu titik, dimana
tidak dapat ditingkatkan lagi.
j)
Masih banyak
faktor lagi yang selalu tidak menguntungkan bagi keseimbangan peningkatan
penduduk dengan produksi bahan-bahan sandang pangan
Teori Malthus tidak berlaku lagi bagi
negara-negara barat, tetapi masih berlaku bagi negara-negara Asia.
Teori Malthus memang benar dan berlaku
sepanjang masa. Penganut golongan ini setuju dengan Teori Malthus, meskipun ada
beberapa tambahan/revisi.
Pengikut Malthus ini disebut Neo
Malthusionism. Mereka beranggapan bahwa untuk mencapai tujuan hanya dengan
moral restraint (berpuasa, menunda – perkawinan) adalah tidak mungkin.
Mereka berpendapat bahwa untuk mencegah
laju cepatnya peningkatan cacah jiwa penduduk harus dengan methode birth
control dengan menggunakan alat kontrasepsi.
Pengikut-pengikut teori Malthus antara
lain :
1)
Francis Flace
(1771 – 1854)
Pada tahun 1882 menulis buku yang
berjudul Illustration and Proofs of the population atau penjelasan dari bukti
mengenai asas penduduk. Ia berpendapat bahwa pemakaian alat kontrasepsi tidak
menurunkan martabat keluarga, tetapi manjur untuk kesehatan. Kemiskinan dan
penyakit dapat dicegah.
2)
Richard
Callihie (1790 – 1843) Ia menulis buku yang berjudul “What Is Love”, apakah
cinta itu menurut dia
o Mereka yang berkeluarga tidak perlu
mempunyai jumlah anak yang lebih banyak dari pada yang dapat dipelihara dengan
baik.
o Wanita yang kurang sehat tidak perlu
menghadapi bahaya maut karena kehamilan
o Senggama dapat dipisahkan dari
ketakutan akan kehamilan
3)
Pengikut yang
lain antara lain Any C. Besant (1847-1933)
Ia menulis buku yang berjudul “Hukum Penduduk, akibatnya
dan artinya terhadap tingkah laku dan moral manusia”
4)
Pengikut yang
tidak dapat dilupakan lagi ialah dr. George Drysdale yang hidup tahun 1825 –
1904. Ia berpendapat bahwa keluarga berencana dapat dilakukan tanpa merugikan
kesehatan dan moral. Menurut anggapannya kontrasepsi adalah untuk menegakkan
moral masyarakat.
2.
Margareth
Sanger Perintis KB di Inggris
Keluarga berencana mula-mula timbul
dari kelompok orang-orang yang menaruh perhatian kepada masalah KB, yaitu pada
awal abad XIX di Inggris, keluarga berencana mulai dibicarakan orang. Pada masa
abad XIX sebagian besar kaum pekerja buruh di kota-kota besar di Inggris
mengalami kesulitan dan keadaan hidupnya sangat buruk. Mereka sangat
kekurangan, miskin dan melarat. Hal ini sebagai akibat dari adanya
undang-undang perburuhan yang belum sempurna., jaminan sosial buruh tidak
mendapatkan perhatian dan jam kerja buruh tidak dibatasi, sehingga hal ini
menambah keadaan keluarga buruh sangat menderita. Disamping itu yang sangat
menyolok adanya waktu untuk istirahat dan rekreasi/hiburan pada buruh sama
sekali hampir tidak ada. Salah satu hiburannya diwaktu istirahat dirumah hanyalah
ketemu keluarganya. Dengan kata lain bahwa hiburan para buruh ketika itu
satu-satunya hanyalah dengan istri.
Sebagai seorang perawat kandungan,
Margareth Sanger banyak menjumpai keluarga-keluarga atau ibu-ibu yang menderita
hidupnya karena banyaknya/seringnya melahirkan. Salah satu pengalamannya
Margareth Sanger sebagai seorang perawat kandungan di Rumah Sakit di New York
adalah seperti dibawah ini : Peristiwa Saddie Sachs. Pada tahun 1912 Margareth
Sanger mendapatkan pengalaman yang sangat berharga bagi dirinya. Waktu itu ia
menghadapi seorang ibu muda berumur 20 tahun yang bernama Saddie Sachs. Karena
adanya perasaan putus asa dalam merasakan derita pahit getirnya kehidupan dan
juga ketidak-tahuannya, Saddie Sachs telah nekat melakukan pengguguran kandungannya
dengan paksa, sehingga ia harus dirawat di rumah sakit selama beberapa hari.
Atas perawatan dokter dan juru rawat (termasuk Margareth Sanger), maka Saddie
Sachs sembuh, dan dokter menganjurkan supaya ia jangan hamil lagi, sebab bila
hamil lagi akan membahayakan jiwanya. Mendengar nasehat dokter yang demikian
itu Saddie Sachs menjadi bingung apa yang harus dilakukan, pada hal ia sudah
tidak ingin hamil lagi. Suatu ketika Saddie Sachs memberanikan diri bertanya
kepada dokter yang merawatnya mengenai bagaimana caranya agar supaya ia tidak
hamil lagi. Dengan nada sendau gurau
dokter menjawab bahwa Jack Sachs (suami
Saddie) disuruh tidur di atas atap. Mendengar jawaban dari dokter tersebut ia
merasa tidak puas, dan ia bertanya kepada Margareth Sanger, tetapi sayang
Margareth Singer tidak dapat memenuhi permintaan serupa itu selain hanya
menghibur saja, karena memang ia sendiri tidak tahu apa yang harus diperbuat.
Tiga bulan kemudian suami Saddie Sachs memanggil Margareth Sanger karena
istrinya sakit kembali dan dalam keadaan yang sangat kritis. Ternyata
penederitaan Saddie Sachs seperti yang lalu bahkan lebih berat lagi, sehingga
sebelum dokter datang menolong, ia gugur / meninggal dunia diatas pangkuan
Margareth Sanger sebagai akibat pengguguran kandungan yang disengaja yang ia
lakukan sendiri secara nekat. Dengan rasa sedih haru dan kecewa Margareth
Sanger menyampaikan kata-kata kepada beberapa dokter yang sempat ia kumpulkan,
lebih kurang demikian : “Wahai para dokter yang budiman, lihatlah dengan penuh
perhatian apa yang ada dipangkuan ini. Ia adalah seorang ibu, seorang istri
yang sah dari seorang suami. Ia telah menjadi korban dari ketidak mengertian
dari pihak suami maupun dari pihak orang-orang yang lebih mengerti terutama
anda sekalian para dokter. Sebagai ibu mustahil ia akan melakukan perbuatan
nekat yang membahayakan jiwanya, apabila tidak dilandasi oleh suatu motif yang
kuat. Motif tersebut ialah ia tidak menghendaki suatu kehamilan/kelahiran yang
ia tidak ingini.
Hal ini ia telah kemukakan pada waktu
persalinan terdahulu, sebagai seorang manusia, ia berhak untuk mengatur
sedemikian rupa. Namun ketidak acuhan dan ketidak mengertianlah akhirnya
merenggut jiwanya. Marilah, wahai para dokter, berbuatlah sesuatu sejak saat
ini belajar dari pengalaman yang pahit ini”. Kiranya kata-kata diataslah
merupakan “api” dari sejarah Margareth Sanger. Dan sejak peristiwa tersebut ia
bergerak hatinya untuk lebih giat memperjuangkan cita citanya dibidang
emansipasi wanita khususnya disektor pengaturan kehamilan.
Perjuangan Margareth Sanger. Dari
pengalaman-pengalamannya sebagai juru rawat, Margareth Sanger mengetahui
benar-benar hausnya ibu-ibu akan bantuan mengenai kontrasepsi karena alasan
ekonomi, kesehatan dan sosial. Dengan segala resiko yang menunggunya, ia terjun
kedalam gerakan Brth Control America pada tahun 1912. Tetapi karena ia sendiri
tidak mempunyai pengetahuan mengenai metodemetode kontrasepsi, maka ia pergi ke
Eropa untuk mempelajari pengetahuan di bidang kontrasepsi, yaitu pada tahun
1913. Sekembalinya dari Eropa, ia menerbitkan bulanan “The Women Rebel”
(Pemberontak perempuan). Tulisannya tentang keluarga berencana, pertama kali
diterbitkan dalam “The Women Rebel” tahun 1914, ia menggunakan istilah Birth
Control, dan bulanan ini dilarang beredar yang dikirim melalui pos (persatuan
Comstock). Buku Margareth Sanger yang berisi metode-metode kontrasepsi adalah
berjudul “Family Limitation” (Pembatalan Keluarga) yang terbit tahun 1914
sesudah bersusah payah mencari orang yang berani menerbitkannya. Penerbitan dan
penyebarannya direncanakan dengan rapi dan rahasia, tetapi segera juga
tertangkap. Namun perkaranya masuh ditangguhkan, dan sementara itu Margareth
Sanger pergi ke Eropa, dimana ia menambah pengetahuannya mengenai metode
kontrasepsi yang terakhir.
Dari uraian diatas menunjukkan bahwa
gerakan keleuarga berencana yang kita kenal sekarang ini adalah buah perjuangan
yang cukup lama yang dilakukan oleh tokoh-tokoh atau pelopor-pelopor di bidang
itu. Misalnya pada tahun 1921 Marie Stopes membuka klinik keluarga berencana
yang pertama di Inggris (London). Dan kira-kira sembilan puluh tahun sebelum
itu pelopor-pelopor gerakan keluarga berencana Inggris, Francis Place (1771 –
1953) menulis dan menyebarkan pamplet-pamplet keluarga berencana dengan sembunyi-sembunyi.
Lima tahun sebelumnya yaitu pada tahun 1916 Margareth Sanger membuka klinik
keluarga berencana (Klinik Birth Control) di Brooklin, New York yang kemudian
segera disergap polisi itu, dan masih banyak lai tokoh atau pelopor pelopor
keluarga berencana yang lain baik di Amerika ataupun di Inggris yang kesemuanya
juga tidak lepas dari tantangan-tantangan seperti yang dialami oleh Margareth
Sanger maupun Marie Stopes dan Francis Place. Sekarang kalau direnungkan,
mengapa Margareth Sanger namanya lebih semarak dan banyak dikenal orang dari
pada Marie Stopes, padahal keduanya sama-sama pelopor pejuang dari keluarga
berencana. Hal ini disebabkan Margareth Sanger terus berusaha mencapai tujuan
dan melanjutkan ide-idenya. Ia selalu mengajak rekan-rekannya yang berada di
dalam negerinya sendiri dari dari para bidan-bidan sampai dokter yang sesuai
dengan usaha-usahanya itu. Sehingga dari hasil kerja sama itu, usaha Margareth
Sanger berkembang terus sampai ke seluruh dunia termasuk di Indonesia.
Sebaliknya Marie Stopes tidak demikian, sehingga namanya makin tenggelam.
Dengan demikian tepatlah kalau dikatakan bahwa sebagai tonggak permulaan
sejarah keluarga berencana adalah Margareth Sanger.
B.
Periode Perintisan dan Kepeloporan Sebelum Tahun 1957
Salah satu usaha untuk mengatasi
pengendalian bertambahnya penduduk yang telah dikemukakan oleh para pengikut
Maltus adalah Birth Control. Disamping itu Birth Control ini juga telah
dikembangkan oleh Margareth Sanger di dalam usahanya untuk membatasi kelahiran
sehingga kesehatan ibu dan anak dapat dipelihara dengan baik. Usaha membatasi
kelahiran (Birth Control) sebenarnya secara individual telah banyak dilakukan
di Indonesia.
Diantaranya yang paling banyak
diketahui adalah cara-cara yang banyak digunakan di kalangan masyarakat Jawa.
Oleh karena penelitian mengenai hal ini banyak dilakukan di Jawa. Tetapi bukan
berarti daerah-daerah di luar Jawa tidak melakukannya, misalnya seperti di
Irian Jaya, Kalimantan Tengah, dan sebagainya. Jamu-jamu untuk menjarangkan
kehamilan juga banyak dikenal oleh orang, meskipun ada usaha untuk menyelidiki
secara ilmiah ramuan-ramuan tradisionil itu. Salah satu diantaranya yang banyak
dipakai dipedesaan di Jawa adalah air kapur yang dicampur jeruk nipis.
Khususnya di daerah Temanggung dikenal ramuan yang terdiri dari laos pantas
yang dicampur gula aren dan garam, jambu sengko dan sebagainya. Dari penelitian
di Temanggung, diperoleh keterangan-keterangan tentang caracara pencegahan
kehamilan lainnya seperti absistensi (asal dan juga cara semacam doucke atau
mobilas liang sanggama setelah persenggamaan yang disebut wisuh. Namuan dikenal
juga cara seperti urut, yang dimaksud untuk menggugurkan kandungan. pantang),
Juga semacam rumusan seperti ragi, tapai, pil kina atau minuman keras yang dikenal
sebagian ramuan-ramuan untuk menggugurkan. Sementara itu ilmu pengetahuan
berkembang terus. Termasuk juga ilmu kedokteran. Apabila tidak menghendaki lagi
kelahiran bayi, maka proses kehamilan itulah yang harus lebih dahulu dicegah.
Angka kematian bayi di Indonesia tergolong tinggi.
Begitu pula dengan kematian ibu-ibu
pada waktu melahirkan, hal mana kiranya tak akan terjadi seandainya orang sudah
mulai merencanakan keluarganya dan mengatur kelahiran. Inilah yang telah
menyebabkan sejumlah tokoh-tokoh sosial menjadi lebih bertekad untuk berusaha
mengatasi keadaan yang menyedihkan itu. Dan niat itu memang sudah lama
terkandung dalam hati banyak orang di kalangan masyarakat Indonesia, terutama
para ibu rumah tangga, yang menganggap penjarangan kehamilan itu sangat penting
demi kesehatan mereka.
1.
Latar belakang
Berdirinya PKBI
Pada awal tahun 1957, Mrs. Dorothy
Brush, seorang sahabat Mrs. Margareth Sanger, datang ke Indonesia untuk
mengadakan peninjauan tentang kemungkinan didirikannya organisasi keluaga
berencana di Indonesia. Mrs Brush seorang anggota Field Service IPPF dan juga
aktif dalam Ford Foundation.
Dr. Suharto pada saat itu menjabat
sebagai ketua Ikatan Dokter Indonesia yang telah dijabatnya tiga kali
berturut-turut. Mrs. Brush banyak sekali mengutarakan pendapatnya tentang
masalah-masalah Birth Control serta melihat suasana yang cukup mendesak bagi
Indonesia untuk segera memikirkan masalah tersebut secara lebih sungguh-sungguh
Dr. Suharto sendiri menjadi semakin tertarik oleh masalah-masalah tersebut dan
sekaligus telah melihat pula kemungkinan-kemungkinan untuk mendirikan sebuah
perkampungan keluarga berencana di Indonesia. Untuk lebih mempercepat
pematangan keadaan, Mrs. Brush segera menghubungi Dr. Abraham Stone yang ketika
itu sedang mengikuti konperensi IPPF di London. Dr. Abraham Stone adalah kepala
Margareth Sanger Research Institute di
New York. Beliau pun adalah salah seorang sahabat Mrs. Margareth Sanger. Dr.
Stone segera datang ke Jakarta dan juga menginap di rumah Dr. Suharto. Dari kedua
tokoh inilah Dr. Suharto mendapat lebih banyak pengertian di bidang Birth
Control bukan saja dari segi medis akan tetapi juga dari segi sosial dan
budaya. Hal inilah yang mendorong keinginan beliau menjadi semakin kuat untuk
segera mendirikan sebuah perkumpulan keluarga berencana. Pada waktu itu Dr.
Abraham Stone memberikan filmnya yang berjudul “Birth Control” yang dibuat di
Margareth Sanger Research Bureau. Film teresbut adalah film pertama yang selalu
diputar dalam kuliah-kuliah keluarga berencana di bagian kebidanan Fakultas.
Dengan tujuan tersebut maka PKBI mulai
menggariskan programnya meliputi 3 macam usahanya yaitu :
a.
mengatur
kehamilan atau menjarangkan kehamilan
b.
mengobati
kemandulan dan
c.
memberi nasehat
perkawinan.
Setelah berdirinya PKBI pada tanggal 23
Desember 1957, maka usaha-usaha PKBI mulai lebih dikembangkan sesuai dengan
tujuan dan program yang telah ditetapkan. Tugas PKBI makin berat mengingat
sebagai satu-satunya organisasi sosial yang bergerak di dalam bidang KB masih
mendapat banyak kesulitan-kesulitan dan hambatan terutama dengan adanya KUHP
pasal nomor 283 yang melarang demikian penyebar-luasan gagasan KB masih secara
terselubung.
Penerangan dan pelayanan masih
terbatas. Penerangan pada waktu itu terutama ditujukan pada organisasi wanita.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga Berencana sebagai salah satu usaha untuk mengatasi
masalah kependudukan, pada umumnya orang berpendapat bahwa ide keluarga
berencana tersebut adalah suatu hal yang baru. Pendapat yang demikian ini
adalah tidak benar, sebab keluarga berencana (yang dimaksud disini mencegah
kehamilan) sudah ada sejak jaman dahulu. Memang di Indonesia adanya keluarga
berencana masih baru (abad XX) dibandingkan dengan negara-negara barat.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan kepada pembaca dan penulis
mengenai makalah ini adalah:
1. Diharapkan penulis dapat
mengembangkan dan melanjutkan penulisan makalah mengenai program Keluarga
Berencana ini.
2. Diharapkan hasil penulisan makalah
ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, hanafi.2004.keluarga berencana dan
kontrasepsi.pustaka sinar harapan : Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
YBP-SP
Hartanto Hanafi. 2003. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.
Jakarta: CV. Mulia Sari
0 Response to "MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN KELUARGA BERENCANA (KB)"
Posting Komentar