MAKALAH ASKEP TERSEDAK


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tersedak merupakan suatu kegawat daruratan yang sangat berbahaya, karena dalam beberapa menit akan terjadi kekurangan oksigen secara general atau menyeluruh sehingga hanya dalam hitung menit klien akan kehilangan reflek nafas, denyut jantung dan kematian secara permanent dari batang otak, dalam bahasa lain kematian dari individu tersebut. Berikut adalah penjelasan mengenai tersedak dan penangannya.
B.     Tujuan
            1.      Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan tersedak.
            2.      Tujuan Khusus
a.       Mengetahui definisi tersedak
b.      Mengetahui etiologi tersedak
c.       Mengetahui patofisiologi terjadinya tersedak
d.      Mengetahui diagnosis penunjang tersedak
e.       Mengetahui penatalaksanaan pasien tersedak
f.       Mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami tersedak.

BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Konsep Dasar Penyakit
           1.      Definisi
Tersedak adalah masuknya benda asing ke arah paru-paru dan menyumbat jalan napas. Tersedak adalah tersumbatnya trakea seseorang oleh benda asing, muntah, darah, atau cairan lain. Tersedak merupakan keadaan darurat medis.
Tersedak adalah masuknya benda asing misalnya makanan atau minuman ke dalam tenggorokan. Tersedak adalah masuknya makanan atau benda lain kedalam tenggorokan, misalnya mainan kecil yang tertelan tanpa sengaja.
           2.      Etiologi
          Benda asing
          Benda-benda tersebut bisa tersangkut pada
a.       Laring
Secara progresif akan terjadi stridor, dispneu, apneu, penggunaan otot bantu nafas, sianois
b.      Saluran nafas
Berdasarkan lokasi dibagi atas
1)      Trachea
Benda asing didalam trachea tidak dapat dikeluarkan karena tersangkut didalam rimaglotis dan akhirnya tersangkut dilarink dan akhirnya dapat menimbulkan gejala obstruksi larink
2)      Bronkus
Biasanya tersangkut pada bronkus kanan, benda asing ini kemudian dilapisi sekresi bronkus sehingga menjadi besar.
             3.      Patofisiologi
Pada kelahiran yang lama dan persalinan yang sukar, bayi sering memulai gerakan pernafasan yang kuat di dalam uterus akibat terganggunya masukan oksigen melalui placenta. Pada keadaan demikian bayi dapat mengaspirasi cairan amnion yang mengandung vernix caseosa, sel epitel, mekonium atau benda-benda dari saluran lahir yang dapat memblokade jalan nafas yang paling kecil serta mengganggu pertukaran O2 dan CO2. Bakteri patogen ditemukan menyertai benda-benda yang teraspirasi dan dapat terjadi pneumonia.
            4.      Gejala Klinis
a.       Tachipnoe   
b.      Retraksi dada                            
c.       Sianosis                 
d.      Dipsnoe
e.       Tachicardie
f.       Nafas cuping hidung
g.      Gelisah, iritable
           5.      Komplikasi
a.       Pneumotoraks atau pneumomediastinum
b.      Infeksi sekunder 
B.     Konsep Asuhan Keperawatan
           1.      Pengkajian
a.       Identitas orang tua
b.      Identitas bayi
Tanggal lahir ....  jam….
Jenis kelamin ….
Kelahiran tunggal / ganda
Lahir hidup / mati
Ukuran : BB, TB, LK, LD, LLA
Apgar score
Lama proses persalinan
c.       Riwayat persalinan
Persalinan di ….
Cara persalinan …. Ditolong oleh …. Atas indikasi ….
Lama proses persalinan kala I ….
Lama proses persalinan kala II ….
Perdarahan ….
Ketuban pecah jam …. Jumlah …. Cc
Warna air ketuban …. Bau ….
Masalah ….
d.      Pemeriksaan fisik
Tanggal …. Jam ….
Keadaan umum : lemah, letargis
1)       Sistem pernafasan
Nafas cepat, saat bernafas ada retraksi dada, kadang-kadang terjadi dipsnoe. Di saluran nafas terdapat sisa cairan / air ketuban.
2)      Sistem kardiovaskuler
Denyut jantung cepat > 120 x / menit, tampak sianosis.
3)      Sistem pencernaan
Kadang-kadang dijumpai obstruksi esofagus dan duodenum.
e.       Pemeriksaan penunjang :
1)      Laboratorium
Laborat darah rutin : d.b.n.
2)      Rontgen
Terlihat bercak infiltrat, gerakan kedua lapang paru kasar, diameter antero posterior tambah dan diafragma mendatar.
            2.      Diagnosa keperawatan
a.       Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi.
b.      Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas.
c.       Pola makan bayi tidak efektif berhubungan dengan kegagalan neurologik.
d.      Resiko kekurangan volume cairan.
e.       Resiko infeksi berhubungan dengan teraspirasi cairan amnion.

           3.      Rencana keperawatan
No
Diagnosis Keperawatan
Tujuan
Intervensi




1
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi
Batasan karakteristik :
-          tachicardi
-          dispnea
-          sianosis
-          nafas cuping hidung
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam diharapkan tak terjadi kerusakan pertukaran gas.
NOC : - status pernafasan
-  status tanda vital
outcome : kandungan O2dalam darah d.b.n.
NIC :
•) Monitor pernafasan
Intervensi :
-          monitor irama, frekuensi, kedalaman, usaha dalam respirasi.
-          Monitor bunyi dan pola nafas
-          Menjaga kepatenan jalan nafas.
-          Memposisikan pasien dengan tepat dengan tujuan adekuatnya ventilasi
•) Manajemen asam basa
-          monitor status hemodinamik
-          monitor AGD




2
Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh mukus.
Batasan karakteristik :
-          dispnea
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam diharapkan bersihan jalan nafas efektif
-          NOC : bersihan jalan nafas /
NIC :
1)      Manajemen jalan nafas
-          buka jalan nafas
      posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi dan mengurangi dispnea

-          sianosis
-          perubahan ritme dan frekuensi
-          pernafasan
-          gelisah
trackeobronkial bersih
Indikator :
-          Rr dbn
-          Suara nafas bersih
-          Tidak ada sianosis

-          auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
-          identifikasi pasien perlunya pemasangan jalan nafas buatan
-          keluarkan sekret dengan suction
-          monitor respirasi dan status oksigen bila memungkinkan
2)      Manajemen suction
-          kaji kebutuhan suction oral / trakeal
-          auskultasi bunyi nafas sebelum dan sesudah suction
-          gunakan selang kateter suction sesuai ukuran
-          gunakan alat-alat proteksi : sarung tangan, masker
-          berikan O2 dengan konsentrasi 100% gunakan respirator atau resusitator manual
-          monitor status oksigen dan kemodinamik sebelum dan sesudah prosedur suction
-          catat tipe dan jumlah sekret




3
Pola makan bayi tidak efektif berhubungan dengan kegagalan neurologik
Batasan karakteristik :
-    tidak mampu dalam menghisap,
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam diharapkan pola makan bayi efektif
NOC : Pola makan bayi efektif
NIC :
•) Enteral tube feeding
-          pasang NGT, OGT
-          monitor ketepatan insersi NGT / OGT

      menelan dan bernafas
-          tidak mampu dalam memulai atau menunjang penghisapan efektif


-          cek peristaltik usus
-          monitor terhadap muntah / distensi abdomen
-          cek residu 4-6 jam sebelum pemberian enteral
•) TPN ( Total Parenteral Nutrisi )
-          pelihara tehnik steril dalam persiapan cairan
-          cek TPN kebenaran cairan nutrisi sesuai order
-          gunakan infus pump
-          monitor intake – output
-          monitor hasil GDS elektrolit, protein
-          timbang berat badan bayi tiap hari
•) Membantu menyusui bayi :
-          monitor reflek hisap bayi
-          ajarkan orangtua untuk menyusui
-          ajarkan orang tua untuk memeras ASI
-          berikan formula bila perlu




4
Resiko kekurangan volume cairan
Faktor esiko :
- obstruksi esofagus dan  duodenum
NOC : keseimbangan cairan setelah dilakukan tindakan ke-perawatan selama … x 24 jam
NIC :
•) Manajemen cairan
-   timbang popok bila diperlukan


diharapkan tak terjadi defisit volume cairan.
Indikator :
-          tanda vital dbn
-          turgor kulit elastis
-     urine output ( + )
-          pertahankan catatan in take dan output
-          monitor status hidrasi( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat )
-          monitor vital sign
-          monitor indikasi retensi / kelebihan cairan ( crackes, edema, asites )
-          monitor masukan makanan  / cairan dan hitung intake kalori harian
-          lakukan terapi iv
-          monitor nutrisi
•) Terapi intra vena
-          verifikasi perintah terapi intra vena
-          pertahanan tehnik aseptik
-          periksa jenis cairan, jumlah, tanggal kadaluarsa,  karakter cairan dan kerusakan kontainer
-          pilih dan persiapkan pompa intra vena
-          pasangkan kontainer dengan tube yang sesuai
-          simpan cairan iv pada suhu ruangan
-          identifikasi apakah pasien mendapatkan obat yang tidak



     cocok dengan pengobatan yang diintruksikan
-          berikan pengobatan iv dan monitor hasilnya
-          monitor kecepatan iv dan area iv selama infusion
-          monitor overload cairan dari reaksi fisik
-          monitor kepatenan iv sebelum pemberian iv
-          ganti canul infus set tiap 48 jam
-          pertahankan dressing
-          lakukan pengecekan area iv secara teratur
-          lakukan perawatan iv secara teratur
-          monitor tanda dan gejala flebitis




5
Resiko infeksi dengan faktor resiko :
-          mengaspirasi cairan amnion
-          prosedur invasif
NOC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam diharapkan tak terjadi infeksi :
-          vital sign dbn
-          integritas kulit baik
-          integritas mukosa baik
NIC :
•) Kontrol infeksi
-          bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
-          pertahankan tehnik isolasi bagi pasien berpenyakit menular
-          batasi pengunjung bila perlu
-          intruksikan pengunjung selalu cuci tangan sebelum dan sesudah berkunjung
-          gunakan sabun anti mikroba untuk cuci tangan



-          cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
-          gunakan baju pelindung dan sarung tangan
-          pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
-          ganti letak iv cateter, dresing sesuai petunjuk umum
-          tingkatkan intake nutrisi
-          berikan tx anti biotik sesuai advis dokter
•) Proteksi infeksi
-          monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
-          saring pengunjung terhadap penyakit menular
-          pertahankan tehnik aseptik pada pasien beresiko
-          beri perawatan kulit pada area aritema
-          inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas dan drainase
-          dorong masukan nutrisi cairan yang cukup
-          beri tx anti biotik sesuai program dokter.
        4.      Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir penilaian dari proses keperawatan dengan menggunakan SOAP sebagai penilaian keberhasilan atau tidak berhasilnya implementasi yang telah dilakukan serta melanjutkan dari intervensi yang belum tercapai.
           5.      Penkes
Cara mencegah anak agar tidak tersedak:
a.       Meletakkan semua benda berbahaya di tempat yang tidak terjangkau anak, misalnya : kancing baju, kacang atau biji bijian yang logam, tulang ikan.
b.      Memangku bayi saat diberi makan.
c.       Sesaat setelah makan, anak-anak atau bayi harus didudukkan dulu selama 10 menit untuk mengeluarkan udara dari lambung sehingga resiko muntah dan masuk dalam saluran nafas mengecil
d.      Tak membiarkan bayi sendiri ketika diberi susu botol.
e.       Hindari memberi susu atau makanan saat anak lagi menangis atau tertawa karena lebih mudah tersedak.
f.       Terutama pada anak kecil hindari menyusu atau makan dengan posisi berbaring
g.      Juga tidak memaksa bayi makan ketika sedang menangis ataumemperlihatkan sikap tak mau makan.
h.      Hindari makan terlalu kenyang terutama pada bayi sehingga resiko dimuntahkan kembali dan tersedak jadi kecil
i.        Menggunakan dot yang tidak dapat dibongkar dengan mudah oleh bayi.
j.        Tidak menggunakan dot yang dikalungkan dengan rantai atau tali padalehernya.
k.      Tidak meninggalkan kantong plastik didekat bayi karena kecendrunganmereka untuk menutupi kepala mereka dengan kantong tersebut sehinggamenyebabkan terjadinya kesukaran bernapas.
l.        Menggunakan kasur yang keras dan tidak ditutupi dengan plastik.
m.    Tidak menggunakan bantal dan meletakkan boks bayi jauh dari peralatanlain atau pemanas (menghindarkan bayi memanjat dan demikian jatuh sertamenimbulkan cidera kepala).
n.      Mainan tidak boleh terdiri dari potongan kecil yang mudah dimasukkankedalam mulut.
o.      Jangan tinggalkan bayi sendiri didalam bak mandi (walaupun hanyasedikit mengandung air).

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Tersedak adalah masuknya benda asing ke arah paru-paru dan menyumbat jalan napas. Tersedak adalah tersumbatnya trakea seseorang oleh benda asing, muntah, darah, atau cairan lain. Tersedak merupakan keadaan darurat medis. Tersedak adalah masuknya benda asing misalnya makanan atau minuman ke dalam tenggorokan. Tersedak adalah masuknya makanan atau benda lain kedalam tenggorokan, misalnya mainan kecil yang tertelan tanpa sengaja.
B.     Saran
Dengan dibuatnya makalah askep tersedak ini, diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi para pembaca terutama pemahaman yang berhubungan dengan bagaimana melakukan sebuah proses asuhan keperawatan terutama pada pasien yang mengalami tersedak.
Namun penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran maupun kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini, dengan demikian penulisan makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis atau pihak lain yang membutuhkannya.

DAFTAR PUSTAKA

Nelson,Ilmu Kesehatan Anak,edisi 15,volume 2,EGC,1996,Jakarta
Bruner and Suddart,Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,edisi 8,volume 1,EGC,1997,Jakarta.
IOWA,Outcomes Project,Nursing Outcomes Classification[NOC],edisi 2,2000,Mosby.
IOWA Outcomes Project,Nursing Intervention Classification[NIC],edisi 2,2000,Mosby.
Ralph dan Rosenberg,Nursing Diagnosis:Definition And Classification 2005-2006,Philadelpia.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MAKALAH ASKEP TERSEDAK"

Posting Komentar