MAKALAH MENARIK DIRI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia adalah makluk sosial yang mempunyai potensi untuk
terlibat dalam hubugan sosial pada berbagai tingkat hubungan, baik hubungan
intim sampai dengan hubungan saling ketergantungan dalam menghadapi dan
mengatasi berbagai kebutuhan setiap hari.Individu tidak akan mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya tanpa adanya hubungan dengan lingkungan sosial. Oleh karena
itu individu perlu membina hubungan interpersonal yang memuaskan.
Kepuasan hubungan dapat dicapai jika individu sebagai
makluk sosial terlibat aktif dalam proses berhubugan. Peran serta yang tinggi
dalam berhubungan serta respon lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa
memiliki, kerja sama, hubungan timbale balik yang sinkron. Peran serta dalam
proses hubungan dapat berfluktuasi sepanjang rentang tergantung dan mandiri,
artinya suaru saat individu tergantung pada orang lain dan suatu saat orang
lain tergantung pada individu.
Perilaku yang teramati pada respon sosial maladaptif
mewakili upaya individu untuk mengatasi kecemasan berhubungan dengan rasa
kesepian, rasa takut, kemarahan, malu dan rasa bersalah. Salah satu respon
sosial yang terjadi adalah menarik diri. Masalah utama menarik diri dalam kasus
keperawatan jiwa mempunyai tingkatan rentang yang berbeda, dengan perilaku yang
ditunjukkan klien yang berbeda pula. Berdasarkan rentang perilaku ini maka
memerlukan tindakan keperawatan yang memiliki rentang bantuan berbeda sesuai
dengan kemampuan dan kondisi klien.
B.
Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian menarik
diri
2. Untuk mengetahui penyebab menarik
diri
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala
menarik diri
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Perilaku Menarik Diri merupakan percobaan untuk menghindari
interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan degan orang lain. Menarik
Diri adalah suatu tindakan melepaskan diri dari alam sekitarnya, individu tidak
ada minat dan perhatian terhadap lingkungan sosial secara langsung.
B.
Etiologi
Penyebab Menarik Diri secara pasti belum diketahui. Tetapi
terdapat beberapa faktor predisposisi (pendukung) terjadinya gangguan hubungan
sosial yaitu:
1. Faktor perkembangan
Kemampuan membina hubungan yang sehat tergantung dari
pengalaman selam proses pertumbuhan dan perkembangan. Setiap tahap tumbuh
kembang memiliki tugas yang harus dilalui individu dengan sukses, karena
apabila tugas perkembangan ini tidak dapat dipenuhi akan menghambat masa
perkembangan selanjutnya. Kurangnya stimulasi kasih sayang, perhatian dan
kehangatan dari (pengasuh) pada bayi akan memberikan rasa tidak aman yang dapat
menghambat terbentuknya rasa percaya.
2. Faktor biologis
Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa
kelainan pada struktur otak, seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan
berat dan volume otak diduga dapat menyebabkan skizofrenia.
3. Faktor sosial – budaya
Faktor sosial – budaya dapat menjadi faktor pendukugn
terjadinya gangguan dalam membina hubungan dengan orang lain, misalnya anggota
keluarga yang tidak produktif diasingkan dari orang lain (lingkungan
sosialnya).
Berberapa faktor presipitasi (pencetus) terjadinya gangguan
hubungan sosial adalah :
1)
Stresor sosial – budaya
Stresor sosial – budaya dapat menyebabkan gangguan dalam
berhubungan, misalnya keluarga yang labil.
2)
Stresor psikologis
Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan kemampuan
individu untuk berhubungan dengan orang lain. Intensitas kecemasan yang ekstrim
disertai terbatasnya kemampuan individu untuk mengatasi masalah diyakini akan
menimbulkan berbagai masalah gangguan berhubungan (Menarik Diri).
C.
Tanda dan gejala
1.
Kurang spontan
2.
Apatis (acuh terhadap lingkungan)
3.
Ekspresi wajah kurang berseri
4.
Afek tumpul
5.
Kurang perhatian terhadap kebersihan
diri sendiri
6.
Komunikasi verbal menurun atau tidak
ada
7.
Makan minum kurang
8.
Mengisolasi diri
9.
Tidak atau kurang sadar dengan
lingkungan sekitar
10. Aktifitas menurun
11. Kurang energi (tenaga)
12. Harga diri rendah
13. Posisi janin pada saat tidur
14. Cenderung tergantung pada orang lain
15. Melakukan gerakan khas tanpa
ekspresi
16. Retenso urine dan feces
17. Berat badan menurun.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Isolasi Sosial Menarik diri merupakan suatu sikap di mana
individu menghidari diri dari interaksi dengan orang lain.individu merasa bahwa
ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi
perasaan, pikiran, prestasi, atau kegagalan. ia mempunyai kesulitan untuk
berhubungan secara spontan dengan orang lain, yang dimanifestasikan dengan
sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian, dan tidak sanggup membagi
pengamatan dengan orang lain
B.
Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan
kepada semua pembaca agar dapat menelaah dan memahami apa yang telah tertulis
dalam makalah ini sehingga sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Di
samping itu saya juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehingga
saya bisa berorientasi lebih baik pada makalah saya selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, LJ (2008). Diagnosa
Keperawatan : Aplikasi Praktek Klinik. Jakarta : EGC.
Townsend C. Mary , 2000. Diagnosa
Keperawatan Psikiatri, Edisi 3, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC ; Jakarta.
Stuart, GW dan Sundeen, S.J, 2004,
Buku Saku Keperawatan Jiwa, Penerbit : Buku Kedokteran EGC ; Jakarta.
Keliat, Anna Budi. 2006. Proses
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Stuart, GW. 2006, Buku Saku
Keperawatan Jiwa, Edisi 5. Penerbit : Buku Kedokteran EGC ;Jakarta.
0 Response to "MAKALAH MENARIK DIRI"
Posting Komentar