MAKALAH DIET INPARTU KALA II


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
      Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu. persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap.
      Kebutuhan cairan dan nutrisi (makan dan minum) merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi dengan baik oleh ibu selama proses persalinan. Pastikan bahwa pada setiap tahapan persalinan (kala I, II, III, maupun IV), ibu mendapatkan asupan makan dan minum yang cukup. Asupan makanan yang cukup ( makanan utuma maupun makanan ringan), merupakan sumber dari glukosa darah. Glukosa darah merupakan sumber utama energi untuk sel-sel tubuh.Kadar gula darah yang rendah akan mengakibatkan hipoglikemia,sedangkan asupan cairan yang kurang, akan mengakibatkan dehidrasi pada ibu bersalin.
      Pada ibu bersalin, hipoglikemia dapat mengakibatkan komplikasi persalinan baik ibu maupun janin. Pada ibu, akan mempengaruhi kontraksi/his, sehingga akan menghambat kemajuan persalinan dan meningkatkan insiden persalinan dengan tindakan, serta dapat meningkatkan risiko perdarahan postpartum. Pada janin, akan mempengaruhi kesejahteraan janin, sehingga dapat mengakibatkan komplikasi persalinan seperti asfiksia.
      Dehidrasi pada ibu bersalin dapat mengakibatkan melambatnya kontraksi/his, dan mengakibatkan kontraksi menjadi tidak teratur. Ibu yang mengalami dehidrasi dapat diamati dari bibir yang kering, peningkatan suhu tubuh, dan eliminasi yang sedikit.
      Dalam memberikan asuhan, bidan dapat dibantu oleh anggota keluarga yang mendampingi ibu. Selama kala I, anjurkan ibu untuk cukup makan dan minum, untuk mendukung kemajuan persalinan. Pada kala II, ibu bersalin mudah sekali mengalami dehidrasi, karena terjadi peningkatan suhu tubuh dan terjadinya kelelahan karena proses mengejan. Untuk itu disela-sela kontraksi, pastikan ibu mencukupi kebutuhan cairannya (minum). Pada kala III dan IV, setelah ibu berjuang melahirkan bayi, maka bidan juga harus memastikan bahwa ibu mencukupi kebutuhan nutrisi dan cairannya, untuk mencegah hilangnya energi setelah mengeluarkan banyak tenaga selama kelahiran bayi (pada kala II).

1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu persalinan?
2. Apa saja diet inpartu kala II
1.3 TUJUAN
Tujuan dalam penulisan makala ini agar penulis dapat  mengetahuai dan menjelaskan mengenai Diet inpartu Ibu kala II.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1PENGERTIAN PERSALINAN
Ø  Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar
( Prawirohardjo, 2007)
Ø  Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu. persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap.
Ø  Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang  terjadi pada kehamilan yang cukup bulan ( 37-42 minggu ) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi pada ibu maupun pada janin.
( Wiknjosastro dalam Prawiraharjo, 2005 )

 2.2DIET  INPARTU KALA II

     1.Makan dan Minum Per Oral
      Berdasar hasil penelitian terdahulu bahwa pemberian makanan padat pada pasien yang memerlukan anastesi tidak disetujui motilitas,absorpsi dan sekresi asam lambung menurun. Hal ini dapat menyebabkan makanan dapat tertinggal di lambung sehingga dapat terjadi aspirasi pneumonia. Namun demikian kebutuhan akan cairan masih diperbolehkan.Selama persalinan,ibu memerlukan minuman dan sangat dianjurkan minum-minuman yang manis dan berenergi seperti jus.
      Sebagian ibu masih berkeinginan untuk makan selama fase laten persalinan, tetapi memasuki fase aktif hanya ingin minum saja. Pemberian makan dan minum selama persalinan merupakan hal yang tepat, karena memberikan lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi (dehidrasi dapat mengahmbat kontraksi atau tidak teratur dan kurang efektif). Oleh karena itu anjurkan ibu makan dan minum selama persalinan dan kelahiran bayi, anjurkan keluarga selalu menawarkan makanan ringan dan sering minum pada ibu selama persalinan. Namun ibu di sarankan untuk tidak mengkonsumsi makanan yang bisa menimbulkan bau yang menyengat seperti jengkol dan petai.
Makanan yang dianjurkan :                                                                                        
1)      Roti atau roti panggang (rendah serat) yang rendah lemak baik diberi selai ataupun madu.
2)      Sarapan sereal rendah serat dengan rendah susu.
3)      Nasi tim.
4)      Biskuit.
5)      yogurt rendah lemak.
6)      Buah segar atau buah kaleng.
Minuman yang dianjurkan :
1)      Minuman yogurt rendah lemak.
2)        Es blok.
3)        Jus buah-buahan.
4)      Kaldu jernih.
5)      Diluted squash drinks.
6)      Air mineral.
7)       Cairan olahraga atau cairan isotonic
2.Akses Intravena
      Akses Intravena adalah tindakan pemasangan infuse pada pasien. Kebijakan ini diambil dengan pertimbangan sebagai jalur obat, cairan, atau darah ( untuk mempertahankan keselamatan jiwa sewaktu-waktu terjadi keadaan daruat ) dan untuk mempertahankan suplai cairan bagi pasien.
Beberapa keadaan berikut ini memerlukan pemasangan infussejak awal persalianan antara lain :
1)      Gravida 5 atau lebih
2)      Distensi uterus ( ketegangan uterus ) yang terlalu berlebihan, misalnya pada kondisi gemeli, polihidramnion, atau pada bayi besar
3)        Induksi oksitosin  
4)      Riwayat pendarahan pascapersalinan sebelumnya
5)      Riwayat atau predisposisi lain yang memungkinakan pasien untuk mengalami pendarahan segara setelah melahirkan
6)        Pasien mangalami dehidrasi atau keletihan
7)      Pasien diketahui mengidap penyakit  infeksi yang disebabkan oleh steptococus grup B, sehingga memerlukan terapi antibiotic secara intravena
8)      Suhu pasien lebih dari 38oC pada saat pesalinan
9)      Kondisi obstetric patologis yang mengancam kondisi pasien, misalnya plasenta previa, abrubsio plasenta, pre- eklamsi, dan eklamsi
10)  Anestesi spidural
Larutan intravena yang biasa diberikan kepada pasien adalah D5% atau RL dengan kecepatan 125 ml/ jam. Larutan yang diberikan dapat bervariasi tergantung dari tingkat dehidrasi pasien. Pada dehidrasi berat larutan diberikan 300 ml/jam, selanjutnya aliran diperlambat menjadi 125 ml/jam.

BAB III
PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

       Persalinan adalah proses alamia dimana terjadi dilatasi serviks, lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu. Persalinan di mulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap.
      Diet yang di butuhkan pada inpartu kala II yaitu:
ü  Makan dan minum per oral
ü  Akses intravena
 3.2 SARAN
      Selama proses persalinan, ibu sangat membutuhkan pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan agar proses persalinannya dapat berjalan dengan lancar tanpa kendala maka sebagai bidan kita harus memantau dengan saksama dan menganjurkan kepada ibu dan kluarga untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Rohani dkk. 2011.Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan.Jakarta: Salemba medika.
Sulistyawati, sAri dan Esti,Nugraheny. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MAKALAH DIET INPARTU KALA II"

Posting Komentar