MAKALAH PENERAPAN ANTROPOLOGI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang
mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir
atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri
fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di
Eropa.Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat
tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama,
antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik
beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang antropologi
terapan
2. Untuk mengetahui tentang penerapan
antropologi sekarang;
3. Untuk mengetahui perkembangan
antropologi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Antropologi Terapan
Antropologi Terapan merupakan cabang Antropologi yang belum lama dikenal yang muncul
untuk menjawab tantangan zaman. Antropologi terapan ini diadakan untuk langsung
diaplikasikan sesuai situasi dan kondisi. Misalnya pasukan militer yang di tugaskan ke daerah
konflik, mereka perlu dibekali dengan Antropologi yang langsung bisa
diaplikasikan di daerah konflik, sehingga misi yang mereka emban dapat
tercapai.
Contoh : Melakukan penelitian mengenai banyaknya pengangguran yang terjadi saat ini.
Yang pembahasannya meliputi latar belakang terjadinya pengangguran, keadaan
masyarakat akibat adanya pengangguran, serta upaya yang dilakukan untuk
mengatasi pengangguran pada masa kini.
B.
Penerapan Antropologi Sekarang
Hari ini, sebagian antropolog
diterapkan, melihat pekerjaan mereka sebagai radikal dihapus dari perspektif
kolonial. Antropologi modern biasanya diterapkan, dipandang sebagai profesi
yang membantu, yang ditujukan untuk membantu masyarakat setempat, sebagai
athropologists berbicara untuk kehilangan haknya dalam arena politik
internasional. anthropolosgists Namun, diterapkan juga memecahkan masalah bagi
klien yang tidak miskin maupun tidak berdaya. Dalam masalah bisnis, yaitu untuk
mencoba memecahkan masalah dalam memperluas keuntungan bagi atasan ataupun
klien mereka. Sedangkan di riset pasar, masalah etika mungkin timbul,
antropolog mencoba untuk membantu secara efisien dan menguntungkan.
C.
Perkembangan Antropologi (Development Anthropology)
Pengembangan antropologi dicabang antropologi terapan yang
berfokus pada isu-isu sosial, dimensi budaya, dan pengembangan ekonomi.
Antropolog pembangunan tidak hanya melaksanakan kebijakan pembangunan yang
direncanakan oleh orang lain, mereka juga berencana dan kebijakan panduan.
Beberapa teori membedakan antara “antropologi pembangunan” dan “pengembangan
antropologi.
D.
Equity (Keadilan)
Peningkatan ekuitas berarti mengurangi kemiskinan dan memberi
distribusi yang lebih terhadap kekayaan. Namun, jika proyek untuk meningkatkan
ekuitas, mereka harus mendapat dukungan dari pemerintah berpikiran reformasi.
orang kaya dan berkuasa biasanya menolak proyek yang mengancam kepentingan
mereka. Beberapa jenis pembangunan, khususnya irigasi, lebih mungkin daripada
yang lain untuk memperluas kesenjangan kekayaan, yaitu memiliki ekuitas
negatif.
E.
Overinnovation
Overinnovation adalah karakteristik proyek pembangunan yang
memerlukan perubahan besar dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menghindari
overinnovation, kemajuan yang dibuat perlahan, sehingga orang bisa berubah
untuk memperbaiki kehidupan mereka, namun masih menyimpan rasa solid hidup yang
mereka ketahui.
F.
Underdifferentiation
Underdifferentiation adalah proses pembedaan hak dan
kewajiban warga masyarakat berdasarkan perbedaan usia, jenis kelamin dan
pekerjaan. Kesalahan dari underdifferentiation adalah kecenderungan untuk
melihat "negara-negara yang kurang berkembang" karena lebih mirip
daripada mereka
G. Edukasi dan Antropologi
Merupakan salah satu
cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis
tertentu. Dalam kelas, antropologi mengobservasi mengenai apapun yang ada
didalamnya seperti guru, siswa, wali murid, dan pengunjung. Antropologis
meneliti tentang masalah yang timbul dalam pembelajaran contohnya masalah
keterbatasan bahasa yang digunakan dalam proses pembelajaran.
H.
Antropologi Perkotaan
Antropologi Perkotaan adalah
pendekatan-pendekatan antropologi mengenai masalah-masalah perkotaan. Yang
dimaksud dengan pendekatan-pendekatan antropologi adalah pendekatan-pendekatan
yang baku yang menjadi ciri-ciri dari metodologi yang ada dalam antropologi,
dan yang dimaksudkan dengan pengertian masalah-masalah perkotaan adalah
masalah-masalah yang muncul dan berkembang dalam kehidupan kota dan yang
menjadi ciri-ciri dari hakekat kota itu sendiri yang berbeda dari ciri-ciri
kehidupan desa. Kota dengan demikian diperlakukan sebagai konteks atau variabel
yang menjelaskan keberadaan permasalahan yang ada di dalam kehidupan perkotaan,
dan kota adalah juga sebagai permasalahan perkotaan itu sendiri.
I.
Medical Antropology
Medical Anthropology (Antropologi Kesehatan) adalah disiplin yang memberi
perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia,
terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah
kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia.
Dalam
definisi yang dibuat Foster/Anderson dengan tegas disebutkan bahwa antropologi
kesehatan studi objeknya yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada
manusia.
Dalam
medical antropologi kita mengenal Illness (Sakit) adalah suatu kondisi
kesehatan yang buruk yang dirasakan oleh individu (Inhorn dan Brown 1990). Sakit adalah suatu perasaan dimana seseorang
tidak dalam kedaan normal (Sehat). Sakit (Illness) umumnya disebabkan oleh
Penyakit (Disease). Namun, dapat di karenakan
ketidak seimbangan psikologis atau spiritual. Menurut definisi, Persepsi
Sakit sangat terkait budaya sementara Penyakit biasanya tidak.
Pelayanan
Kesehatan (Health-care Systems) adalah upaya yang diselenggarakan sendiri atau
secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.
Jadi
pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya
adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif
(pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan. Yang dimaksud sub
sistem disini adalah sub sistem dalam pelayanan kesehatan yaitu input, proses,
output, dampak, umpan balik.
Pelayanan
kesehatan juga ada yang bersifat tradisional atau biasa di sebut dukun. Curer /Dukun adalah orang yang mengobati, menolong orang sakit,
memberi jampi-jampi seperti mantra, guna-guna, dan lain sebagainyayang terdapat
di Asia tenggara seperti di Indonesia, Malaysia, Brunei dan Singapura.
Disamping itu ada pelayanan yang lebih modern yang telah
berkembang pesat di era modern seperti ini. Pengobatan medis dianggap lebih aman
dan lebih efektif menyembuhkan disbanding dengan pengobatan tradisional. Tugas
antropologis adalah mengadakan penyuluhan untuk megarahkan masyarakat ke tahap
yang lebih modern. Dalam kata lain peranan antropologis dalam kesehatan sangat
berkaitan dengan perubahan dinamika pengobatan yang ada dalam suatu wilayah.
J.
Bisnis dan Antropologi
Dalam bisnis antropologis dapat memperoleh
pandangan lain dalam masalah organisasi perusahaan dan masalah yang
ditimbulkannya. Contohnya penelitian secara entograf dalam kasus diperusahaan
dimana antropologis membagi peranan sosial yang ditimbulkan dari jabatan yang
ada seperti pekerja/ buruh, manager, bahkan hingga pemimpin perusahaan itu
sendiri. Hal yang menjadi kunci dalam bisnis adalah etnografi dan observasi sebagai
cara pengumpulan data, keahlian lintas budaya, fokus pada keragaman budaya.
K.
Karier dan antropologi
Antropologis dapat bekerja pada banyak bidang
seperti kesehatan, hukum, akuntansi, bidang akademik, dan lain sebagainya.
Orang dengan latar belakang sebagai antropologis bekerja dalam banyak lapangan
pekerjaan walaupun pekerjaannya tidak berhubungan dengan kegiatan antropologi
namun latarbelakang seorang antropolog sangat dibutuhkn dalam dunia pekerjaan
terlebih dalam hubungan antara sesame manusia dalam suatu lingkungan pekerjaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata-kata kunci dalam pembahasan antropologi, sebagai
landasan kunci dalam kehidupan berbudaya serta bermasyarakat adalah
konsep-konsep dasar yang telah dijelaskan di atas, yang mana meliputi ciri-ciri
dari suatu kebudayaan yang bermakna di dalam pola kehidupan masyarakat manusia
seperti tradisi, pengetahuan, lembaga, seni, bahasa, lambang dan lain-lain yang
mencerminkan suatu kebudayaan tersebut.
B.
Saran
Dengan mengetahui kondisi tiap kelompok
masyarakat dalam hal tradisi, kebiasaan dan kemampuan IPTEK, kita akan mampu
memahami dan menghargai keadaan masyarakat yang bagaimanapun dan dimana pun..
DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar
Ilmu Antropologi. Jakarta : PT Rineka Cipta
Sumaatmadja Nursid. 2008. Konsep
Dasar IPS. Jakarta : Universitas Terbuka
0 Response to "MAKALAH PENERAPAN ANTROPOLOGI"
Posting Komentar