MAKALAH BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini
rokok semakin gencar meluas di berbagai tempat.
Banyak negara– negara industri yang menilai bahwa merokok telah menjadi
perilaku yang secara sosial dianggap kurang biasa untuk diterima. Hal ini
adalah hasil penyuluhan yang intensif, bukan saja dilaksanakan oleh pemerintah,
melainkan oleh pihak lembaga swadaya masyarakat dan juga pihak perusahaan –
perusahaan.
Di negara berkembang, penyuluhan tentang
bahaya merokok belum dilaksanakan secara intensif. Hal ini selain karena
industri rokok merupakan sumber pemasukan bagi negara dan sumber kesempatan
kerja, juga karena di sebagian besar negara – negara sedang berkembang, dana
untuk ini walaupun ada, sangat kecil dibandingkan dengan dana yang dipergunakan
oleh perusahaan – perusahaan rokok untuk memasarkan rokok. Industri rokok
melaksanakan secara agresif dan dengan mengaitkan merokok dengan gaya hidup
modern, masyarakat terutama remaja yang paling sangat terpengaruh.
Sebagian besar orang bisa meninggal
dikarenakan mengkonsumsi rokok dengan berlebih. Awalnya memang tidak terasa
sakit, tetapi semakin lama seseorang mengkonsumsi rokok, maka akan banyak
timbul berbagai penyakit dalam tubuhnya. Sebagian besar penyakit yang akan
diderita oleh orang yang merokok adalah penyakit yang umumnya tidak dapat
disembuhkan. Oleh sebab itu, atas dasar realita inilah penulis merasa tertarik untuk
membahasnya dalam bentuk makalah dengan judul “ Bahaya Rokok Bagi Kesehatan “.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian dalam latar belakang di atas, maka penulis merumuskan beberapa masalah
yang akan dibahas, antara lain :
- Mengapa orang mulai merokok ?
- Bahan – bahan apa yang membahayakan dalam rokok ?
- Bagaimanakah bahaya rokok terhadap kesehatan ?
- Bagaimana upaya untuk menanggulanginya?
1.3 Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
a.
Untuk
mengetahui alasan seseorang mulai merokok.
b.
Untuk
mengetahui bahan - bahan berbahaya yang terkandung dalam rokok.
c.
Untuk
mengetahui bahaya rokok terhadap kesehatan.
d.
Untuk
mengetahui upaya penanggulangan bahaya rokok.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat
dari penulisan makalah ini adalah sebagai pengetahuan bagi pembaca tentang
adanya bahaya rokok terhadap kesehatan dan upaya antisipasi untuk terhindar
dari bahaya rokok.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Orang Mulai
Merokok
Kata “rokok”
memang sudah tidak asing lagi didengar. Kita mengenal rokok bisa dengan sangat
cepat. Hal ini disebabkan adanya
berbagai media mulai dari surat kabar, televisi, radio, baliho – baliho
yang terpampang megah di jalan besar sampai pada internet pun yang secara besar
– besaran telah mempromosikan barang
yang sesungguhnya memberikan dampak buruk bagi tubuh dan kesehatan. Menurut
Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok ( 15 Desember 2009 )), “rokok
adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (
bervariasi tergantung negara ) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun –
daun tembakau yang telah dicacah dan dibakar pada salah satu ujungnya, kemudian
dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain”.
Pandangan ini tentunya sudah menjelaskan secara keseluruhan karakteristik dari
sebuah rokok pada umumnya.
Setelah
mengenal rokok, sebagian orang ada yang masih penasaran dan ada juga yang masa
bodoh dengan adanya rokok. Orang yang masih penasaran memiliki rasa ingin tahu
yang sangat besar. Hal ini sama apabila seseorang masih penasaran dengan rokok,
tentunya mereka akan mencari tahu bagaimana cara menggunakannya. Menurut Jeanne
(1996:153) biasanya orang mulai merokok karena orang lain merokok. Hal ini pada
umumnya akan berdampak sangat cepat menyerang anak – anak. Tentunya mereka mulai merokok karena meniru
dari orang terdekat, yaitu orang tuanya yang merokok atau saudara yang diam –
diam merokok. Selain itu, karena faktor lingkungan dan teman – teman di
sekelilingnya yang telah merokok dan terbiasa dengan merokok, maka seorang anak
mulai bisa merokok. Umumnya, anak – anak melakukan hal ini karena mereka
beranggapan bahwa dengan merokok akan membuat mereka dipandang sudah dewasa dan
pemberani. Jika seseorang telah mencoba menghisap rokok, biasanya lama – lama
hal ini akan berkembang menjadi suatu kebiasaan.
Mungkin Anda
berpikir jika memang bahaya merokok sudah diketahui, mengapa masih ada orang
yang merokok ? Kalau diperhatikan,
hampir semua perokok dewasa telah memulai aktivitas merokoknya sebelum mereka
cukup dewasa untuk mengetahui betul tentang apa itu rokok dan bagaimana
bahayanya terhadap kesehatan. Kini mereka pun sudah terbiasa merokok dan mereka
merasa sulit untuk menghentikannya.
Ada
beberapa alasan mengapa orang itu merokok. Mari kita ikuti uraian Sue Armstrong
(1991: 25) : “ Beberapa alasan mengapa
orang dewasa itu merokok adalah karena mereka benar – benar menikmatinya
sewaktu merokok, mereka menjadi ketagihan terhadap rokok sehingga tanpa adanya
rokok hidupnya terasa hampa, mereka menjadi terbiasa untuk menghisap rokok agar
dapat merasa santai, merokok telah menjadi suatu kebiasaan dan merokok
merupakan penopang bermasyarakat.” Namun, penjabaran yang diberikan Sue
Armstrong ini pada umumnya bukanlah alasan orang untuk mulai merokok. Beberapa
orang merasa terangsang jika merokok, namun ada pula yang merokok karena ingin
tenang dan merasa terbebas dari rasa takut dan gelisah. Ada pula merokok karena
ingin lebih akrab dengan teman – teman yang mengharuskan merokok dalam suatu
kelompok.
2.2 Tiga Bahan
Rokok yang Paling Berbahaya
a.
NIKOTIN
Menurut Jeanne
Mandagi, (1996 :152) nikotin dalam jumlah kecil mempunyai pengaruh menenangkan,
tetapi kadang – kadang bisa meradang. Ditambahkan pula oleh Sue Armstrong (1991
: 7) bahwa nikotin merupakan bahan kimia yang tidak berwarna dan merupakan
salah satu racun paling keras yang kita kenal. Kedua pendapat ini memberikan
penjelasan tentang dampak nikotin pada tubuh dan karakterisiknya. Hal ini
tentunya tergantung pada jumlah dan keadaan fisiologis serta psikologis
orangnya. Dalam jumlah besar, nikotin sangat berbahaya, yaitu antara 20 mg
sampai 50 mg nikotin dapat menyebabkan
terhentinya pernapasan.
Meghisap satu
batang rokok berarti telah menghisap 2 – 3 mg nikotin. Jika asapnya tidak
dihisap, nikotin yang terhisap hanya 1 – 1,5 mg saja. Bagi orang – orang yang
bukan perokok atau yang tidak biasa merokok, dengan menghisap 1 – 2 mg nikotin
saja sudah menyebabkan mereka pusing, sakit kepala, mual dan muntah. Mereka
berkeringat dan terasa sakit di daerah lambung.
Nikotin
menaikkan tekanan darah dan mempercepat denyut jantung hingga pekerjaan jantung
menjadi lebih berat. Selanjutnya, nikotin juga menyebabkan ketagihan. (Jeanne
Mandagi, 1996 :152). Seperti yang kita ketahui bahwa nikotin mempunyai pengaruh
menenangkan.
Pendapat lain
menambahkan, Hans Tjandra. “Merokok dan
Kesehatan”. 2003. http//:www.compas.co.id
(19 Desember 2009 )) nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat
meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Bahan ini, selain meningkatkan
kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung (miokard)
sehingga merugikan kerja miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin
juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung,
tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama
jantung. Oleh karena itu, semakin banyak rokok dihisap, semakin hebat jantung
dipacu. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh
lainnya. Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi
trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah.
b.
KARBON
MONOKSIDA
Karbon
monoksida merupakan gas beracun yang tidak berbau sama sekali. Gas ini bisa
kita jumpai pada asap yang dikeluarkan mobil.
Karbon monoksida yang terkandung dalam rokok dapat mengikat dirinya pada
HB darah dengan akibat oksigen tersingkir dan tidak dapat digunakan oleh tubuh
( padahal yang diperlukan tubuh adalah oksigen). Tanpa oksigen ini, baik otak
maupun organ tubuh yang lain tidak dapat berfungsi. Seperti halnya mesin yang
perlu udara untuk membakar bensin agar mesin tersebut bergerak, maka tubuh kita
perlu oksigen untuk membakar makanan yang disimpan dalam jaringan tubuh untuk
memberikan energi. Selanjutnya, efek dari karbon monoksida adalah bahwa
jaringan pembuluh darah akan menyempit dan mengeras sehingga akhirnya dapat
mengakibatkan peyumbatan.
“Satu batang
rokok yang dibakar mengandung 3 – 6 % karbon monoksida dan dalam darah kadarnya
mencapai 5%. Pada orang yang bukan perokok, kadarnya adalah 1%. Perokok dengan
kadar karbon monoksida 5% ke atas mendapat serangan 3 kali lipat dibanding
dengan bukan perokok. Gabungan karbon monoksida dengan nikotin akan mempermudah
para perokok menderita penyakit penyempitan dan penutupan pembuluh darah dengan
akibat – akibatnya”. (Jeanne Mandagi, 1996 :152). Seandainya saja para perokok
mengetahui hal ini, tentunya mereka tidak akan memberikan kesempatan pada
sebuah penyakit untuk dapat memasuki tubuhnya.
c.
TAR
Lebih dari 2000
zat kimia baik berupa gas, maupun partikel padat terkandung dalam asap rokok.
Diantara zat – zat tersebut ada yang mempunyai efek karsinogen. Tar adalah
komponen dalam asap rokok yang tinggal sebagai sisa sesudah dihilangkan nikotin
dan tetesan – tetesan cairannya. Sebatang rokok menghasilkan 10 – 30 mg tar.
Cerutu dan rokok pipa justru menghasilkan tar yang lebih banyak. Tar merupakan
kumpulan berbagai zat kimia yang berasal dari daun tembakau sendiri, maupun
yang ditambahkan pada tembakau dalam proses pertanian dan industri sigaret
serta bahan pembuat rokok lainnya. Jeanne Mandagi, (1996 :152). Oleh karena itu, kadar tar yang terkandung
dalam rokok inilah yang berhubungan dengan resiko timbulnya kanker karena tar
mempunyai efek karsinogen.
2.3 Bahaya Rokok terhadap Kesehatan
Merokok
sudah merupakan hal yang biasa kita jumpai . Kebiasaan ini sudah begitu luas
dilakukan baik dalam lingkungan berpendidikan tinggi maupun berpendidikan
rendah. Merokok sudah menjadi masalah yang kompleks yang menyangkut aspek
psikologis dan gejala sosial. Merokok memang mengganggu kesehatan. Kenyataan
ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti akibat buruk dari
merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok tidak
hanya merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya.
Asap rokok
merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Tidak hanya bagi
kesehatan, merokok juga menimbulkan akibat buruk di bidang ekonomi. Di negara
industri maju, kini terdapat kecenderungan untuk berhenti merokok, sedangkan di
negara berkembang, khususnya Indonesia justru cenderung timbul peningkatan
kebiasaan merokok.
Asap rokok yang
dihirup seorang perokok mengandung komponen gas dan partikel. Komponen gas
terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen sianida, amoniak,
oksida dari nitrogen dan senyawa hidrokarbon. Adapun komponen partikel terdiri
dari tar, nikotin, benzopiren, fenol, dan kadmium. Hans Tjandra. “Merokok
dan Kesehatan”. 2003. http//:www.compas.co.id (19 Desember 2009 ))
Berdasarkan
penjelasan di atas, rokok dan asapnya mempunyai dampak yang buruk bagi
kesehatan. Tidak hanya bagi perokok itu sendiri, tetapi juga bagi perokok pasif
yang hanya ikut menghirup asapnya saja. Dilihat dari bahan – bahan yang
berbahaya dalam rokok, nikotin dapat menaikkan tekanan darah dan mempercepat
denyut jantung hingga pekerjaan jantung menjadi lebih berat, karbon monoksida
dapat menyingkirkan oksigen yang dibutuhkan tubuh dengan mengikat dirinya pada
HB darah, dan tar memicu timbulnya kanker.
Asap yang
dihembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream smoke) dan
asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap tembakau yang
dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau
yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok
pasif.
Telah ditemukan
4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di antaranya bersifat
karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini lebih banyak
didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih
banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan
amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya
dalam ruang setelah rokok berhenti.
Asap rokok yang
baru mati di asbak mengandung 3 kali lipat bahan pemicu kanker di udara dan 50
kali mengandung bahan pengiritasi mata dan pernapasan. Seseorang yang mencoba
merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat candu. (Yudshistira.
“Penyuluhan Bahaya Rokok”. 2008. http//: yudhistirapanjaitan.blogspot.com (19
Desember 2009 )). Dari pendapat ini kita tahu bahwa asap rokok mengandung
komponen-komponen dan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh. Banyaknya komponen
tersebut tergantung pada tipe tembakau, temperatur pembakaran, panjang rokok,
porositas kertas pembungkus, bumbu rokok serta ada tidaknya filter. Partikel
dalam asap rokok dapat menyebabkan kanker (bersifat karsinogenik). Nikotin,
karbon monoksida, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak
endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan
darah.
Rokok merupakan
faktor risiko untuk sekurang – kurangnya 25 jenis penyakit, diantaranya adalah
kanker pundi kencing, kanker perut, kanker usus dan rahim, kanker mulut, kanker
esophagus, kanker tekak, kanker pancreas, kanker payudara, kanker paru, penyakit
saluran pernapasa kronik, strok, osteoporosis, jantung, kemandulan, putus haid
awal, melahirkan bayi yang cacat, keguguran bayi, bronchitis, batuk, penyakit
ulser peptic, emfisima, otot lemah, penyakit mulut, dan kerusakan mata.
Diantaranya akan dijelaskan sebagai berikut:
- Penyakit Kanker Paru
Terdapat
hubungan yang erat antara kebiasaan merokok dengan kanker paru sebab penyebab
utama dari penyakit ini adalah rokok. Bahkan Chaerunnisa. “Bahaya rokok bagi
kesehatan paru”. 2008. http//:lifestyle.okezone.com yang secara tegas
menyatakan bahwa rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru. Oleh
karena itu, kebiasaan merokok harus dihentikan. Mengingat tidak adanya obat
yang manjur untuk menyembuhkan kanker paru, tetapi obat – obatan dan oksigen yang
diperlukan hanya untuk meringankan gejalanya saja
Merokok dapat
menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru.
Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus
bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan
hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir.
Pada jaringan
paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat
perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi
paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama
terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM). Dikatakan merokok merupakan
penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis,
dan asma.
Terdapat pula
hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama rokok, dengan timbulnya kanker
paru. Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan,
dikenal sebagai bahan karsinogen. Tar juga berhubungan dengan risiko terjadinya
kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih
sering.
- Penyakit Jantung Koroner
Banyak orang mengira bahwa kanker paru
merupakan bahaya terbesar akibat merokok. Sesungguhnya, penyakit jantung
koronerlah yang jauh lebih berbahaya. Menurut Hans Tjandra. “Merokok dan
Kesehatan”. 2003.
http//:www.compas.co.id (19 Desember 2009 )) banyak penelitian telah
membuktikan adanya hubungan merokok dengan penyakit jantung koroner (PJK). Dari
11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari
setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah
penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun
1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari
9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama). Dengan
demikian, merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit jantung koroner
tersebut. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga
berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer sebagaimana akibat yang
dihasilkan karbon monoksida.
Efek rokok
terhadap jantung dapat dijelaskan melalui efek kimia. Ada dua zat yang dianggap
mempunyai efek yang besar yaitu CO ( Karbon Monoksida ) dan nikotin. Efek
berkepanjangan dari karbon monoksida adalah bahwa jaringan pembuluh darah akan
terganggu, menyempit dan mengeras sehingga dapat mengakibatkan penyumbatan.
Merokok
terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak. Risiko
terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok
dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat dengan bertambahnya
usia dan jumlah rokok yang dihisap. Faktor risiko merokok bekerja sinergis
dengan faktor-faktor lain, seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang
tinggi, terhadap tercetusnya PJK. Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat
penyakit jantung koroner berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah
rokok dihentikan.
Akibat
penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding pembuluh
darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer. Pembuluh darah yang
melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai bawah atau tangan sering
ditemukan pada dewasa muda perokok berat, sering akan berakhir dengan amputasi.
- Penyakit Stroke
Penyakit stroke merupakan penyumbatan pembuluh darah
otak yang bersifat mendadak atau stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko
stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan
perokok. Dalam penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris,
didapatkan kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada
pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam 8 bulan,
sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan. Penurunan
kekebalan tubuh pada perokok menjadi pencetus lebih mudahnya terkena AIDS
sehingga berhenti merokok penting sekali dalam langkah pertahanan melawan AIDS.
- Penyakit Mulut
Merokok
terutama dapat menimbulkan penyakit kardiovaskuler dan kanker, baik kanker
paru-paru, oesophagus, laryng, dan rongga mulut. Kanker di dalam rongga mulut
biasanya dimulai dengan adanya iritasi dari produk-produk rokok yang dibakar
dan dhiisap. Iritasi ini menimbulkan lesi putih yang tidak sakit. ( Gklinis.”
Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut ”. 2004. http://info.gizi.net
(20 Desember 2009)). Memang terdapat keterkaitan yang erat antara merokok
dengan kesehatan mulut karena aktivitas merokok dimulai di mulut.
Merokok juga
dapat menimbulkan kelainan-kelainan rongga mulut misalnya pada lidah, gusi,
mukosa mulut, gigi dan langit-langit yang berupa stomatitis nikotina dan
infeksi jamur.
PENGARUH
MEROKOK TERHADAP LIDAH.
Pada perokok berat, merokok menyebabkan rangsangan pada papilafiliformis (tonjolan/juntai pada lidah bagian atas) sehingga menjadi lebih panjang (hipertropi). Di sini hasil pembakaran rokok yang berwarna hitam kecoklatan mudah dideposit, sehingga perokok sukar merasakan rasa pahit, asin, dan manis, karena rusaknya ujung sensoris dari alat perasa (tastebuds).
Pada perokok berat, merokok menyebabkan rangsangan pada papilafiliformis (tonjolan/juntai pada lidah bagian atas) sehingga menjadi lebih panjang (hipertropi). Di sini hasil pembakaran rokok yang berwarna hitam kecoklatan mudah dideposit, sehingga perokok sukar merasakan rasa pahit, asin, dan manis, karena rusaknya ujung sensoris dari alat perasa (tastebuds).
PENGARUH
MEROKOK TERHADAP GUSI. Jumlah karang gigi pada perokok cenderung lebih banyak
daripada yang bukan perokok. Karang gigi yang tidak dibersihkan dapat
menimbulkan berbagai keluhan seperti gingivitis atau gusi berdarah. Disamping
itu hasil pembakaran rokok dapat menyebabkan gangguan sirkulasi peredaran darah
ke gusi sehingga mudah terjangkit penyakit.
PENEBALAN
MUKOSA ( SELAPUT LENDIR ) AKIBAT MEROKOK. Merokok merupakan salah satu faktor
penyebab Leukoplakia yaitu suatu bercak putih atau plak pada mukosa mulut yang
tidak dapat dihapus. Hal ini bisa dijumpai pada usia 30-70 tahun yang mayoritas
penderitanya pria terutama yang perokok.
Iritasi yang
terus menerus dari hasil pembakaran tembakau menyebabkan penebalan pada
jaringan mukosa mulut. Sebelum gejala klinis terlihat, iritasi dari asap
tembakau ini menyerang sel-sel epitel mukosa sehingga aktivitasnya meningkat.
Gejala ini baru terlihat bila aktivitas seluler bertambah dan epitel menjadi
tebal, terutama tampak pada mukosa bukal (mukosa yang menghadap pipi) dan pada
dasar mulut. Perubahan mukosa mulut terlihat sebagai bercak putih. Bercak putih
tersebut mungkin disebabkan karena epitel yang tebal jenuh dengan saliva (air
ludah). Para ahli mengatakan bahwa leukoplakia merupakan lesi pra-ganas di
dalam mulut. Perubahan leukoplakia menjadi ganas 3-6%.
Kebiasaan
merokok sangat mempengaruhi kesehatan mulut terutama perubahan mukosa (selaput
lendir) ini. Kebanyakan, kanker di dalam mulut dimulai dengan perubahan mukosa.
Perubahan ini tidak menimbulkan rasa sakit (lesi pra-ganas) sehingga tidak
diperhatikan sampai keadaan menjadi lanjut. Oleh karena itu jika terdapat
bercak putih, sedini mungkin datang ke dokter gigi. Biasakan memeriksa gigi
setiap 6 bulan sekali, meskipun tidak mengalami keluhan dan yang paling penting
adalah kemauan yang keras untuk menghilangkan kebiasaan merokok, jika perlu
konsultasi dengan dokter.
NODA ATAU STAIN
KARENA TEMBAKAU. Gigi dapat berubah warna karena tembakau. Pada mulanya
noda ini dianggap disebabkan oleh nikotin, tetapi sebetulnya adalah hasil
pembakaran tembakau yang berupa tar. Nikotin sendiri tidak berwarna dan mudah
larut. Warna coklat terjadi pada perokok biasa, sedang warna hitam terjadi pada
perokok yang menggunakan pipa. Noda-noda tersebut mudah dibersihkan karena
hanya terdapat di dataran luar gigi. Tetapi pada orang yang merokok selama
hidupnya, noda tersebut dapat masuk ke lapisan email gigi bagian dalam dan
sukar untuk dihilangkan.
- Dampak Bagi Perokok Pasif
Sekarang ini
kebanyakan perokok tahu bahwa merokok dapat menyebabkan beberapa penyakit
berbahaya. Namun mereka biasanya masa bodoh terhadap hal itu dan menganggap
bahwa merokok adalah urusan pribadi mereka, tetapi sebenarnya merokok bukan
urusan pribadi. Asap rokok tidak hanya berpengaruh kepada perokok aktif, tetapi
juga mengotori udara sekitar.
Orang – orang
yang bukan perokok, tetapi ikut menghirup udara yang tercemar asap rokok
dinamakan perokok pasif ('passive smoking'). Perlu diketahui bahwa asap yang
dihasilkan dan rokok yang mengepul ke udara luar ditambah dengn asap yang
dihembuskan oleh perokok mengandung zat kimia yang lebih tinggi daripada yang
dihisap oleh perokok sendiri yang labil. Mereka yang peka sebagai perokok pasif
terutama adalah bayi dan anak – anak.
Risiko yang
akan diterima perokok pasif antara lain dapat mengalami kanker paru dan
penyakit jantung, masalah prnapasan termasuk radang paru dan bronchitis, sakit
atau pedih mata, bersin, batuk – batuk, dan sakit kepala.
Di samping itu,
perokok pasif juga mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk mengidap berbagai
penyakit, 30 % penyakit jantung dan 25% kanker. Bagi ibu hamil yang merokok
akan mengalami pengaruh buruk antara lain akan mengalami keguguran, pendarahan,
bayi lahir prematur, bayi meninggal / meninggal setelah lahir, bayi lahir
dengan berat badan rendah ( lebih rendah dari normal ) dan bayi sering sakit.
Penyakit-penyakit
yang timbul akibat merokok selain mempengaruhi kesehatan, juga akan
mempengaruhi penyediaan tenaga kerja, terutama tenaga terampil atau tenaga
eksekutif. Dengan kematian mendadak atau kelumpuhan yang timbul jelas
menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan. Penurunan produktivitas tenaga
kerja menimbulkan penurunan pendapatan perusahaan, juga beban ekonomi yang
tidak sedikit bagi individu dan keluarga. Dari sudut ekonomi kesehatan, dampak
penyakit yang timbul akibat merokok jelas akan menambah biaya yang dikeluarkan,
baik bagi individu, keluarga, perusahaan, bahkan negara.
2.4 Upaya Penanggulangan Bahaya Rokok
Kebiasan merokok
memang sulit untuk dihentikan. Sudah seharusnya upaya menghentikan kebiasaan
merokok menjadi tugas dan tanggung jawab dari segenap lapisan masyarakat. Usaha
penerangan dan penyuluhan, khususnya di kalangan generasi muda, dapat pula
dikaitkan dengan usaha penanggulangan bahaya narkotika, usaha kesehatan
sekolah, dan penyuluhan kesehatan masyarakat pada umumnya. Tokoh-tokoh panutan
masyarakat, termasuk para pejabat, pemimpin agama, guru, petugas kesehatan,
artis, dan olahragawan, sudah sepatutnya menjadi teladan dengan tidak merokok.
Profesi kesehatan, terutama para dokter, berperan sangat penting dalam
penyuluhan dan menjadi contoh bagi masyarakat. Kebiasaan merokok pada dokter
harus segera dihentikan. Perlu pula pembatasan kesempatan merokok di tempat-tempat
umum, sekolah, kendaraan umum, tempat kerja,
pengaturan dan penertiban iklan promosi rokok, memasang peringatan
kesehatan pada bungkus rokok dan iklan rokok. Iklim tidak merokok harus
diciptakan. Ini harus dilaksanakan serempak oleh kita semua, yang menginginkan
tercapainya negara dan bangsa Indonesia yang sehat dan makmur.
Adanya upaya
prevensi dan motivasi untuk menghentikan perilaku merokok penting untuk
dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan menumbuhkan motivasi dalam diri untuk
berhenti atau tidak mencoba untuk merokok, akan membuat mereka mampu untuk
tidak terpengaruh oleh godaan merokok yang datang dari teman, media massa atau
kebiasaan keluarga/orangtua.
Suatu program kampanye anti merokok
yang dilakukan dapat dijadikan contoh dalam melakukan upaya pencegahan agar
tidak merokok, karena ternyata program tersebut membawa hasil yang
menggembirakan. Kampanye anti merokok ini dilakukan dengan cara membuat
berbagai poster, film dan diskusi-diskusi tentang berbagai aspek yang
berhubungan dengan merokok. Lahan yang digunakan untuk kampanye ini adalah
sekolah-sekolah, televisi atau radio. Pesan-pesan yang disampaikan meliputi:
a.
Meskipun
orangtua Anda merokok, Anda tidak perlu harus meniru, karena Anda mempunyai
akal yang dapat dipakai untuk membuat keputusan sendiri.
b.
Iklan-iklan
merokok sebenarnya menjerumuskan orang. Sebaiknya Anda mulai belajar untuk
tidak terpengaruh oleh iklan seperti itu.
c.
Anda tidak
harus ikut merokok hanya karena teman-teman Anda merokok. Anda bisa menolak
ajakan mereka untuk ikut merokok.
Perilaku
merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka pendek maupun
jangka panjang yang nantinya akan ditanggung tidak saja oleh diri sendiri
tetapi juga akan dapat membebani orang lain. Bagi mereka yang susah untuk
menghentikan kebiasaan merokok ini, kadang – kadang akan mengalami frustasi,
mudah tersinggung dan sulit berkonsentrasi. Adanya jalan tengah untuk menyikapi
hal ini memungkinkan mereka boleh merokok tiga sampai lima batang sehari, tetapi
mereka harus sedapat mungkin mengendalikan faktor – faktor risiko lainnya.
Mereka bisa ditolong dengan mengunyah permen bila dorongan untuk merokok
timbul.
Melalui
resolusi tahun 1983, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan tanggal
31 Mei sebagai Hari Bebas Tembakau Sedunia. Maksud utama dari Hari Bebas
Tembakau ini adalah untuk mendorong para perokok secara sukarela berhenti
merokok sebagai langkah awal untuk mengurangi atau berhenti sama sekali,
menghimbau para penjual rokok untuk secara sukarela tidak menjual rokok selama sehari sebagai suatu
tindakan demi kepentingan dan kebaikan umum, menghimbau media massa terutama di
negara – negara yang sedang bekembang untuk tidak memuat atau menyebarluaskan
iklan rokok selama sehari demi kepentingan dan kebaikan umum juga.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
uraian yang telah penulis sampaikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa merokok merupakan kegiatan bodoh yang
dilakukan manusia hanya untuk mengorbankan uang, kesehatan, kehidupan sosial,
pahala, persepsi positif dan sebagainya. Banyak penyakit yang muncul akibat
dari rokok dan kebiasaan merokok. Tidak ada obat yang bisa menyembuhkan
sebagian dari penyakit ini, tetapi obat yang ada hanya untuk meringankan
gejalanya saja. Oleh karena itu, terdapat upaya untuk penanggulangan bahaya
rokok ini antara lain dengan upaya penerangan dan penyuluhan khususnya bagi
generasi muda, upaya prevensi dan motivasi untuk menghentikan kebiasaan
merokok, dan menguyah permen bagi perokok yang susah mengentikan kebiasaan
merokoknya.
3.2 Saran
Kita
telah mengetahui bagaimana dampak apabila seeorang itu merokok. Jika seseorang
menawarkan rokok, maka tolak dengan baik. Merasa kasihanlah pada mereka yang
merokok karena mereka hanya ingin menambah koleksi penyakit yang ada dalam
tubuh. Jangan dengarkan mereka yang menganggap anda lebih rendah dari mereka
jika tidak ikut – ikutan merokok, karena dalam hati dan pikiran mereka yang
waras, mereka sebenarnya ingin berhenti merokok. Beruntunglah bagi orang yang belum
merokok karena mereka termasuk orang yang smart dan sangat mencintai kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Sue. 1991. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan .
Jakarta : Arcan
Mandagi, Jeanne. 1996. Masalah Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya serta
Penanggulangannya. Jakarta : Bina Darma Pemuda Printing
0 Response to "MAKALAH BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN"
Posting Komentar