MAKALAH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan
masyarakat mutu hidup, produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian
yang tinggi pada bayi dan anak-anak, menurunnya daya kerja fisik serta
terganggunya perkembangan mental adalah akibat langsung atau tidak langsung
dari masalah gizi kurang.
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang
paling utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori, protein hal ini
banyak ditemukan bayi dan anak yang masih kecil dan sudah mendapat adik lagi
yang sering disebut “kesundulan” artinya terdorong lagi oleh kepala adiknya
yang telah muncul dilahirkan. Keadaan ini karena anak dan bayi merupakan
golongan rentan.
Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain
makanan yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu
botol dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda
adanya perubahan sosial dan budaya yang negatif dipandang dari segi gizi
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI
yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam
ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan
pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah itu ASI hanya berfungsi
sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat
makanan tambahan yang tertumpu pada beras.
Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus
dimulai sedini mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu
faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah
pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan
kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa
depan. Akhir-akhir ini sering dibicarakan tentang peningkatan penggunaan ASI.
Dukungan politis dari pemerintah terhadap peningkatan
penggunaan ASI termasuk ASI EKSLUSIF telah memadai, hal ini terbukti dengan
telah dicanangkannya Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu
(GNPP-ASI) oleh Bapak Presiden pada hari Ibu tanggal 22 Desember 1990 yang
betemakan “Dengan Asi, kaum ibu mempelopori peningkatan kualitas manusia
Indonesia”. Dalam pidatonya presiden menyatakan juga bahwa ASI sebagai makanan
tunggal harus diberikan sampai bayi berusia empat bulan.Pemberian ASI tanpa
pemberiaan makanan lain ini disebut dengan menyusui secara ekslusif.
Selanjutnya bayi perlu mendapatkan makanan pendamping ASI kemudian pemberian
ASI di teruskan sampai anak berusia dua tahun. ASI merupakan makanan yang
bergizi sehingga tidak memerlukan tambahan komposisi. Disamping itu ASI mudah
dicerna oleh bayi dan langsung terserap.
Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata
mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya
secara penuh tanpa makanan tambahan. Selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang
gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan
tambahan selama tiga bulan pertama.
ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu
diragukan lagi, namun akhir-akhir ini sangat disayangkan banyak diantara
ibu-ibu meyusui melupakan keuntungan menyusui. Selama ini dengan membiarkan
bayi terbiasa menyusu dari alat pengganti, padahal hanya sedikit bayi yang sebenarnya
menggunakan susu botol atau susu formula. Kalau hal yang demikian terus
berlangsung, tentunya hal ini merupakan ancaman yang serius terhadap upaya
pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI.
Hasil penelitian yang dilakukan di Biro Konsultasi Anak di
Rumah Sakit UGM Yogyakarta tahun 1976 menunjukkan bahwa anak yang disusui
sampai dengan satu tahun 50,6%. Sedangkan data dari survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SKDI) tahun 1991 bahwa ibu, yang memberikan ASI pada bayi 0-3 bulan
yaitu 47% diperkotaan dan 55% dipedesaan (Depkes 1992) dari laporan SKDI tahun
1994 menunjukkan bahwa ibu-ibu yang memberikan ASI EKSLUSIF kepada bayinya
mencapai 47%, sedangkan pada repelita VI ditargetkan 80%.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr.Moh. Efendi di
R.S. Umum Dr. Kariadi Semarang tahun 1977 didapatkan pemberian ASI setelah umur
2 bulan 31,6%, ASI + Susu botol 15,8% dan susu botol 52,6%. Sedangkan
sebelumnya yaitu pada umur 1 bulan masih lebih baik yaitu 66,7% ASI dan 33,3%
susu botol, dalam hal ini tampaknya ada pengaruh susu botol lebih besar.
Juga hasil penelitian Dr. Parma dkk di Rumah Sakit Umum Dr.
M. Jamil Padang tahun 1978 -1979 di dapatkan bahwa lama pemberian ASI saja
sampai 4-6 bulan pada ibu yang karyawan adalah 12,63% dan pada ibu rumah tangga
sebanyak 21,27%. Apabila dilihat dari pendidikannya ternyata 75% dari ibu-ibu
yang berpendidikan tamat SD telah memberikan makanan pendamping ASI yang
terlalu dini pada bayi.
Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru
dalam pemanfaatan ASI secara Eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah
produksi ASI kurang, kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan puting susu ibu
yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan untuk disebut modern dan pengaruh
iklan/promosi pengganti ASI dan tdak kalah pentingnya adalah anggapan bahwa
semua orang sudah memiliki pengetahuan tentang manfaat ASI .
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka
rumusan masalah dalam penulisan ini adalah bagaimana pemberian ASI secara
eksklusif saai umur bayi 4 bulan dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi
pemberian ASI Eksklusif.
1.3 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan
umum dari penulisan ini adalah untuk mengetahui pemberian ASI
EKSKLUSIF dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Tujuan Khusus.
- Mengetahui cara pemberian
ASI EKSLUSIF pada bayi
- Mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi pemberian ASI pada bayi usia 4
bulan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Asi Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan
protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae
ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI eksklusif adalah pemberian
ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam
bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi
dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan
makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh
kembang yang optimal. Pada tahun 2001 World Health Organization / Organisasi
Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup
bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI
eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.
2.2 Bagaimana Mencapai Asi
Eksklusif
WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut
untuk memulai dan mencapai ASI eksklusif yaitu dengan menyusui dalam satu jam
setelah kelahiran Menyusui secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah
makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun. Menyusui kapanpun bayi
meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan malam. Tidak menggunakan
botol susu maupun empeng.
Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama anak serta mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.
Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama anak serta mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.
2.3 Kesalahpahaman Mengenai Asi
Eksklusif
Setelah ASI ekslusif enam bulan tersebut, bukan berarti
pemberian ASI dihentikan. Seiiring dengan pengenalan makanan kepada bayi,
pemberian ASI tetap dilakukan, sebaiknya menyusui dua tahun menurut rekomendasi
WHO
2.4 Kebaikan Asi dan Menyusui
ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut:
a. ASI merupakan makanan alamiah yang baik
untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi
yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.
b. ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi
dibandingkan dengan susu buatan.
Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat.
yang bermanfaat untuk:
* Menghambat pertumbuhan bakteri yang
bersifat patogen.
* Merangsang pertumbuhan mikroorganisme
yang dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin.
* Memudahkan terjadinya pengendapan
calsium-cassienat.
* Memudahkan penyerahan herbagai jenis
mineral, seperti calsium,
magnesium.
magnesium.
c. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang
dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin,
Lysozyme, Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus,
Lactoferrin.
d. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang
dapat menyebabkan alergi pada bayi.
e. Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan
psikologis antara ibu dan bayi.
Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi
juga dapat memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu:
a. Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia
dapat memberikan “kehidupan” kepada bayinya.
b. Hubungan yang lebih erat karena secara
alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional
antara ibu dan anak.
c. Dengan menyusui bagi rahim ibu akan
berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil
d. Mempercepat berhentinya pendarahan post
partum.
e. Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi
berkurang untuk beberpa bulan (menjarangkan kehamilan)
f. Mengurangi kemungkinan kanker payudara
pada masa yang akan datang.
g. Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca
melahirkan, sehingga
h. Memberi jarak antar anak yang lebih panjang
alias menunda kehamilan berikutnya
i. Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak
membutuhkan zat besisebanyak ketika mengalami menstruasi
j. Ibu lebih cepat langsing. Penelitian
membuktikan bahwa ibu menyusui enam bulan lebih langsing setengah kg dibanding
ibu yang menyusui empat bulan.
2.5 Manfaat Asi Untuk Bayi
Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang
terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat
bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk
memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya.Pada umur 6 sampai
12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari
60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30%
dari kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih
memberikan manfaat. ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti
halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk sapi.
2.6 Proses Terbentuknya
Asi
Tahapan-tahapan
yang terjadi dalam proses laktasi mencakup :
1. Mammogenesis : Terjadi pertumbuhan payudara baik dari
ukuran maupun berat dari payudara mengalami peningkatan.
2. Laktogenesis :
·
Tahap 1 (kehamilan akhir) : Sel
alveolar berubah menjadi sel sekretoris
·
Tahap 2 (hari ke-3 hingga ke-8
kelahiran) : Mulai terjadi sekresi susu, payudara menjadi penuh dan hangat.
Kontrol endokrin beralih menjadi autokrin.
3. Galaktopoiesis
4. Involution Komposisi ASI ideal untuk
bayi
Dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi
lambung-usus, sembelit, dan alergi.Bayi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi
terhadap penyakit. Contohnya, ketika si ibu tertular penyakit (misalnya melalui
makanan seperti gastroentretis atau polio), antibodi sang ibu terhadap penyakit
tersebut diteruskan kepada bayi melalui ASI. Bayi ASI lebih bisa
menghadapi efek kuning (jaundice). Level bilirubin dalam darah bayi banyak
berkurang seiring dengan diberikannya kolostrum dan mengatasi kekuningan,
asalkan bayi tersebut disusui sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI.
ASI selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya,
selalu dalam keadaan steril dan suhu susu yang pas.
Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga
memberikan kedekatan antara ibu dan anak. Bayi merasa aman, nyaman dan
terlindungi, dan ini mempengaruhi kemapanan emosi si anak di masa depan.
Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan karena
sangat mudah dicerna. Bayi akan lebih cepat sembuh. Bayi prematur lebih cepat
tumbuh apabila mereka diberikan ASI perah. Komposisi ASI akan teradaptasi sesuai
dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat untuk menaikkan berat badan dan
menumbuhkan sel otak pada bayi prematur.
Beberapa penyakin lebih jarang muncul pada bayi ASI, di
antaranya: kolik, SIDS (kematian mendadak pada bayi), eksim, Chron’s disease,
dan Ulcerative Colitis. IQ pada bayi ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ
bayi non-ASI. Menurut penelitian pada tahun 1997, kepandaian anak yang minum
ASI pada usia 9 1/2 tahun mencapai 12,9 poin lebih tinggi daripada anak-anak
yang minum susu formula. Menyusui bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga
mendidik anak. Sambil menyusui, eluslah si bayi dan dekaplah dengan hangat.
Tindakan ini sudah dapat menimbulkan rasa aman pada bayi, sehingga kelak ia
akan memiliki tingkat emosi dan spiritual yang tinggi. Ini menjadi dasar bagi
pertumbuhan manusia menuju sumber daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk
menyayangi orang lain.
Untuk Ibu
Untuk Ibu
1. Hisapan bayi membantu rahim menciut,
mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa pra-kehamilan dan mengurangi
risiko perdarahan
2. Lemak di sekitar panggul dan paha yang
ditimbun pada masa kehamilan pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat
langsing kembali
3. Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang
menyusui memiliki resiko lebih rendah terhadap kanker rahim dan kanker
payudara.
4. ASI lebih hemat waktu karena tidak usah
menyiapkan dan mensterilkan botol susu, dot, dsb
5. ASI lebih praktis karena ibu bisa
jalan-jalan ke luar rumah tanpa harus membawa banyak perlengkapan seperti
botol, kaleng susu formula, air panas, dsb
6. ASI lebih murah, karena tidak usah selalu
membeli susu kaleng dan perlengkapannya
7. ASI selalu bebas kuman, sementara campuran
susu formula belum tentu steril
Penelitian medis juga menunjukkan bahwa wanita yang menyusui bayinya mendapat manfaat fisik dan manfaat emosional
Penelitian medis juga menunjukkan bahwa wanita yang menyusui bayinya mendapat manfaat fisik dan manfaat emosional
8. ASI tak bakalan basi. ASI selalu diproduksi
oleh pabriknya di wilayah payudara. Bila gudang ASI telah kosong. ASI yang
tidak dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh ibu. Jadi, ASI dalam payudara
tak pernah basi dan ibu tak perlu memerah dan membuang ASI-nya sebelum
menyusui.
Untuk Keluarga
1. Tidak perlu uang untuk membeli susu formula,
botol susu kayu bakar atau minyak untuk merebus air, susu atau peralatan.
2. Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya
lebih sedikit (hemat) dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran
bayi akan sakit.
3. Penjarangan kelahiran karena efek
kontrasepsi LAM dari ASI eksklusif.
4. Menghemat waktu keluarga bila bayi
lebih sehat.
5. Memberikan ASI pada bayi (meneteki)
berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu siap tersedia.
6. Lebih praktis saat akan bepergian,
tidak perlu membawa botol, susu, air panas, dll.
Untuk Masyarakat dan Negara
1. Menghemat devisa negara karena tidak perlu
mengimpor susu formula dan peralatan lain untuk persiapannya.
2. Bayi sehat membuat negara lebih sehat.
3. Terjadi penghematan pada sektor kesehatan
karena jumlah bayi sakit lebih sedikit.
4. Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan
menurunkan kematian.
5. Melindungi lingkungan karena tak ada pohon
yang digunakan sebagai kayu bakar untuk merebus air, susu dan peralatannya.
6. ASI adalah sumber daya yang terus menerus
diproduksi dan baru.
PRODUKSI
ASI
Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau
dirangsang oleh isapan mulut bayi pada putting susu ibu. Gerakan tersebut
merangsang kelenjar Pictuitary Anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin,
hormon utama yang mengandalkan pengeluaran Air Susu. Proses pengeluaran air
susu juga tergantung pada Let Down Replex, dimana hisapan putting dapat
merangsang kelenjar Pictuitary Posterior untuk menghasilkan hormon oksitolesin,
yang dapat merangsang serabutotot halus di dalam dinding saluran susu agar
membiarkan susu dapat mengalir secara lancar.
Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis
untuk menampung air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis
merupakan tenunan aktif yang tersusun seperti pohon tumbuh di dalam putting
dengan cabang yang menjadi ranting semakin mengecil.
Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-cabang besar menuju saluran ke dalam putting. Secara visual payudara dapat di gambarkan sebagai setangkai buah anggur, mewakili tenunan kelenjar yang mengsekresi dimana setiap selnya mampu memproduksi susu, bila sel-sel Myoepithelial di dalam dinding alveoli berkontraksi, anggur tersebut terpencet dan mengeluarkan susu ke dalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang lebih besar, yang secara perlahan-lahan bertemu di dalam aerola dan membentuk sinus lactiterous. Pusat dari areda (bagan yang berpigmen) adalah putingnya, yang tidak kaku letaknya dan dengan mudah dihisap (masuk kedalam) mulut bayi.
Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-cabang besar menuju saluran ke dalam putting. Secara visual payudara dapat di gambarkan sebagai setangkai buah anggur, mewakili tenunan kelenjar yang mengsekresi dimana setiap selnya mampu memproduksi susu, bila sel-sel Myoepithelial di dalam dinding alveoli berkontraksi, anggur tersebut terpencet dan mengeluarkan susu ke dalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang lebih besar, yang secara perlahan-lahan bertemu di dalam aerola dan membentuk sinus lactiterous. Pusat dari areda (bagan yang berpigmen) adalah putingnya, yang tidak kaku letaknya dan dengan mudah dihisap (masuk kedalam) mulut bayi.
Berdasarkan
waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1.
Colostrum merupakan cairan yang
pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang mengandung tissue debris dan
redual material yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae
sebelum dan segera sesudah melahirkan anak.
Tentang
colostrum
- Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari
pertama sampai hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi.
- Komposisi colostrum dari hari ke hari
berubah.
- Merupakan cairan kental yang ideal yang
berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI Mature.
- Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk
membersihkan meconeum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran
pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.
- Lebih banyak mengandung protein dibandingkan
ASI Mature, tetapi
berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah casein pada colostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.
berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah casein pada colostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.
- Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan
ASI Mature yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama.
- Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya
dibandingkan dengan ASI Mature.
- Total energi lebih rendah dibandingkan ASI
Mature yaitu 58 kalori/100 ml colostrum.
- Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan
vitamin larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah.
- Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak.
- PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature.
- Lemaknya lebih banyak mengandung Cholestrol dan lecitin di
bandingkan ASI Mature.
- Terdapat trypsin inhibitor, sehingga
hidrolisa protein di dalam usus bayi menjadi krang sempurna, yangakan menambah
kadar antobodi pada bayi.
- Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.
2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
a. Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI
Mature.
b. Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari masa laktasi,
tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada minggu
ke 3 – ke 5.
c. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan
karbohidrat semakin tinggi.
d. Volume semakin meningkat.
3. Air Susu Mature
- ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan
seterusnya, yang dikatakan komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang
mengatakan bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan.
- Merupakan makanan yang dianggap aman bagi
bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu yangs ehat ASI merupakan makanan
satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi.
- ASI merupakan makanan yang mudah di dapat,
selalu tersedia, siap diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan
temperatur yang sesuai untuk bayi.
- Merupakan cairan putih kekuning-kuningan,
karena mengandung casienat, riboflaum dan karotin.
- Tidak menggumpal bila dipanaskan.
- Volume: 300 – 850 ml/24 jam
- Terdapat anti microbaterial factor,
yaitu:
• Antibodi terhadap bakteri dan
virus.
• Cell (phagocyle, granulocyle,
macrophag, lymhocycle type T)
• Enzim (lysozime, lactoperoxidese)
• Protein (lactoferrin, B12 Ginding
Protein)
• Faktor resisten terhadap
staphylococcus.
• Complecement ( C3 dan C4)
Volume
Produksi ASI
Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar
pembuat ASI mulai menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari
pertama sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 50-100 ml sehari dari jumlah
ini akan terus bertambah sehingga mencapai sekitar 400-450 ml pada waktu bayi
mencapai usia minggu kedua.(9) Jumlah tersebut dapat dicapai dengan menysusui
bayinya selama 4 – 6 bulan pertama. Karena itu selama kurun waktu tersebut ASI
mampu memenuhi lkebutuhan gizinya. Setelah 6 bulan volume pengeluaran air susu
menjadi menurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi
oleh ASI saja dan harus mendapat makanan tambahan.
Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu
terbanyak yang dapat diperoleh adalah 5 menit pertama. Penyedotan/penghisapan
oleh bayi biasanya berlangsung selama 15-25 menit.
Selama beberapa bulan berikutnya bayi yang sehat akan
mengkonsumsi sekitar 700-800 ml ASI setiap hari.Akan tetapi penelitian yang
dilakukan pada beberpa kelompok ibu dan bayi menunjukkan terdapatnya variasi
dimana seseorang bayi dapat mengkonsumsi sampai 1 liter selama 24 jam, meskipun
kedua anak tersebut tumbuh dengan kecepatan yang sama.
Konsumsi ASI selama satu kali menysui atau jumlahnya selama
sehari penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan
volume air susu yang diproduksi, meskipun umumnya payudara yang berukuran
sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah selama masa kehamilan hanya
memproduksi sejumlah kecil ASI.
Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air susunya dalam sehari sekitar 500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 ml dalam 6 bulan kedua, dan 300-500 ml dalam tahun kedua kehidupan bayi.
Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air susunya dalam sehari sekitar 500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 ml dalam 6 bulan kedua, dan 300-500 ml dalam tahun kedua kehidupan bayi.
Penyebabnya mungkin dapat ditelusuri pada masa kehamilan
dimana jumlah pangan yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan
cadangan lemak dalam tubuhnya, yang kelak akan digunakan sebagai salah satu
komponen ASI dan sebagai sumber energi selama menyusui. Akan tetapi
kadang-kadang terjadi bahwa peningkatan jumlah produksi konsumsi pangan ibu
tidak selalu dapat meningkatkan produksi air susunya. Produksi ASI dari ibu
yang kekurangan gizi seringkali menurun jumlahnya dan akhirnya berhenti, dengan
akibat yang fatal bagi bayi yang masih sangat muda. Di daerah-daerah dimana
ibu-ibu sangat kekurangan gizi seringkali ditemukan “merasmus” pada bayi-bayi
berumur sampai enam bulan yang hanya diberi ASI.
Komposisi
ASI
Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang mature,
karena colostrum mengandung berbeda dengan air susu yang mature, karena
colostrum dan hanya sekitar 1% dalam air susu mature, lebih banyak mengandung
imunoglobin A (Iga), laktoterin dan sel-sel darah putih, terhadap, yang
kesemuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi, terhadap serangan
penyakit (Infeksi) lebih sedikit mengandung lemak dan laktosa, lebih banyak,
mengandung vitamin dan lebih banyak mengandung mineral-mineral natrium (Na) dan
seng (Zn).
Dimana susu sapi mengandung sekitar tiga kali lebih banyak
protein daripada ASI. Sebagian besar dari protein tersebut adalah kasein, dan
sisanya berupa protein whey yang larut. Kandungan kasein yang tinggi akan
membentuk gumpalan yang relatif keras dalam lambung bayi. Bila bayi diberi susu
sapi, sedangkan ASI walaupun mengandung lebih sedikit total protein, namun
bagian protein “whey”nya lebih banyak, sehingga akan membetuk gumpalan yang
lunak dan lebih mudah dicerna serta diserapoleh usus bayi.
Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal
dari lemak, yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan dengan
lemak susu sapi, sebab ASI mengandung lebih banyak enzim pemecah lemak
(lipase). Kandungan total lemak sangat bervariasi dari satu ibu ke ibu lainnya,
dari satu fase lakatasi air susu yang pertama kali keluar hanya mengandung
sekitar 1 – 2% lemak dan terlihat encer. Air susu yang encer ini akan membantu
memuaskan rasa haus bayi waktu mulai menyusui. Air susu berikutnya disebut
“Hand milk”, mengandung sedikitnya tiga sampai empat kali lebih banyak lemak.
Ini akan memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga
penting diperhatikan agar bayi, banyak memperoleh air susu ini.
Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang
terdapat dalam air susu murni. Jumlahnya dalam ASI tak terlalu bervariasi dan
terdapat lebih banyak dibandingkan dengan susu sapi.
Disamping fungsinya sebagai sumber energi, juga didalam usus
sebagian laktosa akan diubah menjadi asam laktat. Didalam usus asam laktat
tersebut membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan juga
membantu penyerapan kalsium serta mineral-mineral lain.
ASI mengandung lebih sedikit kalsium daripada susu sapi
tetapi lebih mudah diserap, jumlah ini akan mencukupi kebutuhan untuk bahan-bahan
pertama kehidupannya ASI juga mengandung lebih sedikit natrium, kalium, fosfor
dan chlor dibandingkan dengan susu sapi, tetapi dalam jumlah yang mencukupi
kebutuhan bayi.
Apabila makanan yang dikonsumsi ibu memadai, semua vitamin
yang diperlukan bayi selama empat sampai enam bulan pertama kehidupannya
dapat diperoleh dari ASI. Hanya sedikit terdapat vitamin D dalam lemak susu,
tetapi penyakit polio jarang terjadi pada aanak yang diberi ASI, bila kulitnya
sering terkena sinar matahari. Vitamin D yang terlarut dalam air telah
ditemukan terdapat dalam susu, meskipun fungsi vitamin ini merupakan tambahan
terhadap vitamin D yang terlarut lemak.
Manajemen
Laktasi
Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk
menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada
masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.
Adapun
upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pada masa Kehamilan (antenatal)
- Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang
manfaat dan keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya,
disamping bahaya pemberian susu botol.
- Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan
payudara/keadaan putting susu, apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu
perlu dipantau kenaikan berat badan ibu hamil.
- Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam
bulan agar ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.
- Memperhatikan gizi/makanan ditambah mulai
dari kehamilan trisemester kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada saat
belum hamil.
- Menciptakan suasana keluarga yang
menyenangkan. Dalam hal ini perlu diperhatikan keluarga terutama suami kepada
istri yang sedang hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya.
b. Pada masa segera setelah persalinan
(prenatal)
- Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah
kelahiran dan ditunjukkan cara menyusui yang baik dan benar, yakni: tentang
posisi dan cara melakatkan bayi pada payudara ibu.
- Membantu terjadinya kontak langsung antara
bayi-ibu selama 24 jam sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal.
- Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis
tinggi (200.000S1) dalam waktu dua minggu setelah melahirkan.
c. Pada masa menyusui selanjutnya
(post-natal)
- Menyusui dilanjutkan secara
ekslusif selama 6 bulan pertama usia bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja
tanpa makanan/minuman lainnya.
- Perhatikan gizi/makanan ibu
menyusui, perlu makanan 1 ½ kali lebih banyak dari biasa dan minum minimal 8
gelas sehari.
- Ibu menyusui harus cukup istirahat
dan menjaga ketenangan pikiran dan menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar
produksi ASI tidak terhambat.
- Pengertian dan dukungan keluarga
terutama suami penting untuk menunjang keberhasilan menyusui.
- Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas
atau petugas kesehatan apabila ada permasalahan menysusui seperti payudara
banyak disertai demam.
- Menghubungi kelompk pendukung ASI
terdekat untuk meminta pengalaman dari ibu-ibu lain yang sukses menyusui bagi
mereka.
- Memperhatikan gizi/makanan anak,
terutama mulai bayi 4 bulan, berikan MP ASDI yang cukup baik kuantitas maupun
kualitas.
Makanan
Bayi Berusia 0-4 bulan
Ibu-ibu seharusnya bersyukur bila payudaranya, ternyata
dapat memproduksi air susu yang berlimpah, karena anugrah tuhan ini tidak
dimiliki oleh semua ibu. Meskipun demikian, diperkirakan 80% dari jumlah ibu
yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu dalm jumlah yang cukup
untuk keperluan bayinya, secara penuh tanpa makanan tamabahan selama enam bulan
pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI
cukup tanpa makanan tambahan selama 3 bulan pertama (Warno FG, 1990 hal.175).
Dalam usia 0-4 bulan bayi sepenuhnya mendapat makanan berupa
ASI dan tidak perlu di beri makanan lain, kecuali jka ada tanda-tanda produksi
ASI tidak mencukupi.
Keadaan gizi anak pada waktu lahir sangat dipengaruhi oleh
keadaan gizi semasa hamil. Ibu yang semasa hamilnya menderita gangguan gizi
selain akan melahirkan anak yang gizinya tidak baik, juga kemungkinan dapat melahirkan
anak dengan berbagai kelainan dalam pertumbuhannya, atau mungkin anak akan
lahir mati. Sejak terjadinya pembuahan terhadap sel telur dalam rahim ibu.
Hanya makanan yang memenuhi syarat gizi bagi anak dan bagi
ibunya yang dapat membantu syarat gizi bagi wanita hamil dan pengaturan makanan
anak yang sesuai merupakan masalah pokok yang perlu dihayati oleh para ibu.
Menyusui adalah cara makan aanak-anak yang tradisional dan ideal, yang biasanya
sanggup memenuhi kebutuhan gizi seseorang bayi untuk masa hidup empat sampai
enam bulan pertama. Bahkan setelah diperkenankan bahan makanan tambahan yang
utama, ASI masih tetap merupakan sumber utama yang bisa mencukupi gizi.
Dalam tahap usia sejak lahir sampai 4 bulan, ASI merupakan
makanan yang paling utama. Pemberian ASI masa ini memberikan beberpa
keuntungan.
Betapapun tingginya dan baiknya mutu ASI sebagai makanan
bayi, manfaatnyabagi pertumbuhan dan perkembangan bayi sangat ditentukan oleh
jumlah ASI yang dapat diberikan oleh ibu. Kebaikan dan mutu ASI yang dapat
dihasilkan oleh ibu tidak sesuai dengan kebutuhan bayi, dan akibatnya bayi akan
menderita gangguan gizi.
ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi
berumur 4bulan. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan PP-ASI yaitu ASI diberikan
selama 2 tahun dan baru pada usia 4 bulan bayi mulai di beri makanan pendamping
ASI, paling lambat usia 6 bulan karena ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi pada 4
bulan pertama.
Adapun
makanan bayi umur 0-4 bulan adalah sebagai berikut:
- Susui bayi segera 30 menit
setelah lahir.
Kontak
fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI. Pada periode ini ASI saja
sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, karena ASI adalah makanan terbaik
untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan menysusui akan terjalin
hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.
- Berikan Kolostrum
- Berikan ASI dari kedua payudara,
kiri dan kanan secara bergantian, tiap
kali sampai payudara terasa kosong. Payudara yang dihisap sampai
kosong merangsang produksi ASI yang cukup.
kali sampai payudara terasa kosong. Payudara yang dihisap sampai
kosong merangsang produksi ASI yang cukup.
- Berikan ASI setiap kali
meminta/menangis tanpa jadwal.
- Berikan ASI 0-10 kali setiap
hari, termasuk pada malam hari.
Faktor-faktor yang memperoleh Produksi ASI
Faktor-faktor yang memperoleh Produksi ASI
Adapun
hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI antara lain adalah:
a. Makanan Ibu
Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa
menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang
dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat
digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus
menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya
kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja
dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.
Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang
terdapat dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori
yang setara dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1
liter ASI. Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan tamabahan
disamping untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi
dan 1 butir telur.
Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat
tambahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih
jikapada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan
makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan. Dan
walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang cukup.
Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan, telur dan
kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk menjamin
kadar berbagai vitamin dalam ASI.
b. Ketentraman Jiwa dan
Pikiran
Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor
kejiwaan. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa
tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam
menyusui bayinya.
Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan
dalam
menyusui bayinya, reflek tersebut adalah:
menyusui bayinya, reflek tersebut adalah:
1.
Reflek Prolaktin
Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi
menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada putting susu dan
aerola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse melalui nervus vagus, terus
kelobus anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke
peredaran darah dan sampai pada kelenjar –kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini
akan terangsang untuk menghasilkan ASI.
2.
Let-down Refleks (Refleks Milk
Ejection)
Refleks ini membuat memancarkan ASI keluar. Bila bayi
didekatkan pada payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya kearah payudara
ibu. Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara ibu disebut :”rooting reflex
(reflex menoleh). Bayi secara otomatis menghisap putting susu ibu dengan
bantuan lidahnya. Let-down reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada ibu
yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan pikiran. Gangguan
terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi tidak cukup
mendapat ASI dan akan menangis.
Tangisan bayi ini justru membuat ibu lebih gelisah dan
semakin mengganggu let down reflex.
c. Pengaruh persalinan dan klinik
bersalin
Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik
terhadap kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit
atau klinik bersalin lebih menitik beratkan upaya agar persalinan dapat
berlangsung dengan baik, ibu dan anak berada dalam keadaan selamat dan sehat.
Masalah pemebrian ASI kurang mendapat perhatian. Sering makanan pertama yang
diberikan justru susu buatan atau susu sapi. Hal ini memberikan kesan yang
tidak mendidik pada ibu, dan ibu selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih dari
ASI. Pengaruh itu akan semakin buruk apabila disekeliling kamar bersalin dipasang
gambar-gambar atau poster yang memuji penggunaan susu buatan.
d. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron.
Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan
menggunakan kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini
dapat mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI
secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan
adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral. Karena AKDR
dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan
kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI.
e. Perawatan Payudara
Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu
dilakukan, yaitu dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa
kehamilan. Pengurutan tersebut diharapkan apablia terdapat penyumbatan pada
duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI akan keluar
dengan lancar.
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
3.1
Defenisi Asi
ASI merupakan malanan alamiah yang pertama dan utama bagi
bayi baru lahir. ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi akan energi dan gizi selama
4-6 bulan pertama kehidupannya, sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang
optimal. Selain sebagai sumber energi dan zat gizi, pemberian ASI juga
merupakan media untuk menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayinya.
Hubungan ini akan menghantarkan kasih sayang dan
perlindungan ibu kepada bayinya serta memikat kemesraan bayi terhadap ibunya,
sehingga terjalin hubungan yang harmonis dan erat. Namun sering ibu-ibu tidak
berhasil menyusui bayinya atau menghentikan menyusui lebih dini. Untuk itu
dalam Bab pembahasan ini akan dibahas “Mengapa ASI Ekslusif tidak diberikan,
dan kemungkinan faktor-faktor yang mempengaruhi tidak diberikannya ASI
Ekslusif.
Penelitian dan pengamatan yang dilakukan diberbagai daerah
menunjukkan dengan jelas adanya kecenderungan meningkatkannya jumlah ibu yang
tidak menyusui bayi ini dimulai di kota terutama pada kelomopk ibu dan keluarga
yang berpenghasilan cukup, yang kemudian menjalar ke daerah pinggiran kota dan
menyebar sampai ke desa-desa. Banyak hal yang menyebabkan ASI Ekslusif tidak
diberikan khususnya bagi ibu-ibu di Indonesia, hal ini kemungkinan dipengaruhi
oleh. Antara lain:
a.
Adanya perubahan struktur masyarakat
dan keluarga.
Hubungan kerabat yang luas di daerah pedesaan menjadi
renggang setelah keluarga pindah ke kota. Pengaruh orang tua seperti nenek,
kakek, mertua dan orang terpandang dilingkungan keluarga secara berangsur
menjadi berkurang, karena mereka itu umumnya tetap tinggal di desa sehingga
pengalaman mereka dalam merawat makanan bayi tidak dapat diwariskan.
b.
Kemudahan-kemudahan yang didapat
sebagai hasil kemajuan Teknologi pembuatan makanan bayi seperti pembuatan tepung
makanan bayi, susu buatan bayi, mendorong ibu untuk mengganti ASI dengan
makanan olahan lain.
c.
Iklan yang menyesatkan dari produksi
makanan bayi menyebabkan ibu beranggapan bahwa makanan-makanan itu lebih baik
dari ASI
d.
Para ibu sering keluar rumah baik
karena bekerja maupun karena tugas-tugas sosial, maka susu sapi adalah
satu-satunya jalan keluar dalam pemberian makanan bagi bayi yang ditinggalkan
dirumah
e.
Adanya anggapan bahwa memberikan
susu botol kepada anak sebagai salah satu simbol bagi kehidupan tingkat sosial
yan lebih tinggi, terdidik dan mengikuti perkembangan zaman.
f.
Ibu takut bentuk payudara rusak
apabila menyusui dan kecantikannya akan hilang.
g.
Pengaruh melahirkan dirumah sakit
atau klinik bersalin. Belum semua petugas paramedis diberi pesan dan diberi
cukup informasi agar menganjurkan setiap ibu untuk menyusui bayi mereka, serta
praktek yang keliru dengan memberikan susu botol kepada bayi yang baru lahir.
Sering juga ibu tidak menyusui bayinya karena terpaksa, baik karena faktor intern dari ibu seperti terjadinya bendungan ASI yang mengakibatkan ibu merasa sakit sewaktu bayinya menyusu, luka-luka pada putting susu yang sering menyebabkan rasa nyeri, kelainan pada putting susu dan adanya penyakit tertentu seperti tuberkolose, malaria yang merupakan alasan untuk tidak menganjurkan ibu menyusui bayinya, demikian juga ibu yang gizinya tidak baik akan menghasilkan ASI dalam jumlah yang relatif lebih sedikit dibandingkan ibu yang sehat dan gizinya baik.
Sering juga ibu tidak menyusui bayinya karena terpaksa, baik karena faktor intern dari ibu seperti terjadinya bendungan ASI yang mengakibatkan ibu merasa sakit sewaktu bayinya menyusu, luka-luka pada putting susu yang sering menyebabkan rasa nyeri, kelainan pada putting susu dan adanya penyakit tertentu seperti tuberkolose, malaria yang merupakan alasan untuk tidak menganjurkan ibu menyusui bayinya, demikian juga ibu yang gizinya tidak baik akan menghasilkan ASI dalam jumlah yang relatif lebih sedikit dibandingkan ibu yang sehat dan gizinya baik.
Disamping itu juga karena faktor dari pihak bayi seperti
bayi lahir sebelum waktunya (prematur) atau bayi lahir dengan berat badan yang
sangat rendah yang mungkin masih telalu lemah abaila mengisap ASI dari payudara
ibunya, serta bayi yang dalam keadaan sakit.
Memburuknya gizi anak dapat juga terjadi akibat
ketidaktahuan ibu mengenai cara – cara pemberian ASI kepada anaknya. Berbagai
aspek kehidupan kota telah membawa pengaruh terhadap banyak para ibu untuk
tidak menyusui bayinya, padahal makanan penganti yang bergizi tinggi jauh dari
jangkauan mereka. Kurangnya pengertian dan pengertahuuan ibu tentang manfaat
ASI dan menyusui menyebabkan ibu – ibu mudah terpengaruh dan beralih kepada
susu botol (susu formula).Kesehatan/status gizi bayi/anak serta kelangsungan hidupnya
akan lebih baik pada ibu- ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini karena seorang
ibu yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang luas serta
kemampuan untuk menerima informasi lebih tinggi.
Pada penelitian di Pakisttan dimana tingkat kematian anak
pada ibu –ibu yang lama pendidikannya 5 tahun adalah 50 % lebih rendah daripada
ibu – ibu yang buta huruf. Demikian juga di Indonesiabahwa pemberian makanan
padat yang terlalu dini.Sebahagian besar dilakukan oleh ibu- ibu yang
berpendidikan rendah , agaknya faktor ketidaktauanlah yang menyebabkannya.
Faktor lain yang berpengaruh terhadap pemberian ASI adalah
sikap ibu terhadap lingkungan sosialnya dan kebudayaan dimana dia dididik.
Apabila pemikiran tentang menyusui dianggap tidak sopan dan memerlukan , maka
“let down reflex” (reflex keluar) akan terhambat. Sama halnya suatu kebudayaan
tidak mencela penyusunan, maka pengisapan akan tidak terbatas dan “du demand”
(permintaan) akan menolong pengeluaran ASI.
Selain itu kemampuan ibu yang seusianya lebih tua juga amat rendah produksi ASInya, sehingga bayi cendrung mengalami malnutrisi. Alasan lain ibu – ibu tidak menyusui bayinya adalah karena ibu tersebut secara tidak sadar berpendapat bahwa menyusui hanya ibu merupakan beban bagi kebebasan pribadinya atau hanya memperburuk potongan dan ukuran tubuhnya.
Selain itu kemampuan ibu yang seusianya lebih tua juga amat rendah produksi ASInya, sehingga bayi cendrung mengalami malnutrisi. Alasan lain ibu – ibu tidak menyusui bayinya adalah karena ibu tersebut secara tidak sadar berpendapat bahwa menyusui hanya ibu merupakan beban bagi kebebasan pribadinya atau hanya memperburuk potongan dan ukuran tubuhnya.
Kendala lain yang dihadapi dalam upaya peningkatan
penggunaan ASI adalah sikap sementara petugas kesehatan dari berbagai tingkat
yang tidak bergairah mengikuti perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan. Konsep
baru tentang pemberian ASI dan mengenai hal – hal yang berhubungan dengan ibu
hamil, ibu bersaliin, ibu menyusui dan bayi baaru lahir. Disamping itu juga
sikap sementara penaggung jawab ruang bersaliiin dan perawatan dirumah
sakit,rumah bersalinn yang berlangsung memberikan susu botol pada bayi baru
lahir ataupun tidak mau mengusahakan agar iibu mampu memberikan ASI kepada
bayinya, serta belum diterapkannya pelayanan rawat disebagian besar rumah sakit
/klinik bersalin.
Semua faktor– faktor terebut diatas yang dianggap sebagai
penyebab semakin melorotnya kegiatan meminumkan air susu ibu ke kalangan para
ibu – ibu saat ini.
Oleh
sebab itu upaya yang dapat dilakukan antara lain :
3.2 Motivasi untuk menyusui.
Di daerah pedesaan menyusui anak terlihat sebagai suatu
proses yang normal, dan tidak dilakukan sembunyi-sembunyi. Ibu-ibu tidak malu
menyusui bayinya. Kebiasaan itu adpat diciptakan suatu kondisi dan gairah bagi
para gadis yang melihatnya, sehingga ada kemauan naluriah melakukan hal yang
sama. Bila tumbuh menjadi besar dan punya anak meeka ingin melakukan hal yang
serupa. Sebaliknya, kebiasaan ibu-ibu di kota yang malu-nalu serta
sembunyi-sembunyi menyusui bayinya, tentu akan banyak mempengaruhi tabiat
gadis-gadis disekitarnya untuk berbuat sama, dan menyusui anak merupakan
sesuatu hal yang harus dihindarkan.
Ibu-ibu harus dibangkitkan kemauan dan kesediannya untuk menyusui anaknya, terutama sebelum melahirkan. Dan bila menyusui, hendaknya ditingkatkan pada masyarakat, pengertian tersebut harus ditanamkan pada anak-anak gadis sejak masih usia muda, bahwa menyusui anak merupakan bagian dari tugas biologis seorang ibu.
Ibu-ibu harus dibangkitkan kemauan dan kesediannya untuk menyusui anaknya, terutama sebelum melahirkan. Dan bila menyusui, hendaknya ditingkatkan pada masyarakat, pengertian tersebut harus ditanamkan pada anak-anak gadis sejak masih usia muda, bahwa menyusui anak merupakan bagian dari tugas biologis seorang ibu.
Didaerah perkotaan, sasaran yang harus diberi pendidikan
adalah para gadis remaja. Didaerah pedesaan, pendidikan harus diarahkan untuk
tujuan mencegah marasmus. Perkembangan teknologi yang telah dapat menciptakan
“humanized milk” menyebabkan nilai ASI dan kebiasaan menyusui yang pada
hakekatnya memberikan fasilitas kemudahan pengadaan susu, murah serta praktis
semakin kurang diminati dan dihindari. Kemajuan dibidang kesehatan lingkungan
dan industri makanan sapihan membuat segalanya menjadi sangat praktis sehingga
para ibu lebih cenderung menggunakan susu botol. Untuk mengatasi masalah
tersebut, ibu-ibu yang mampu harus dihimbau dan diberi motivasi agar kembali
pada praktek menyusui anak sendiri. Karena hal itu mendatangkan keuntungan bagi
hubungan ibu dan anak dan terutama karena hal itu memenuhi ciri dan kodrat
manusia.
3.3 Keterampilan Menyusui
Banyak permasalahan dalam menyusui seperti (nyeri pada
puting susu, susu yang jumlahnya sedikit, atau ibu tidak nyaman dalam menyusui)
bias dipecahkan dengan meningkatkan teknik dasar dalam menyusui, khususnya
dalam memposisikan ibu dan bayi dengan benar.
Posisi
Ibu :
•
Duduklah dengan nyaman dan carilah
posisi yang paling nyaman ketika duduk diatas kursi, atau kursi goyang, kursi
berlengan atau bahkan duduk diatas kasur dengan bersandar pada dinding atau
sandaran kasur.
•
Letakkan bantal dibelakang punggung,
dan dibawah lengan yang akan memberikan tumpuan ketika ibu menggendong bayi.
•
Gunakan tumpuan kaki atau pijakan
bila ibu duduk, khususnya bila menggunakan kursi yang cukup tinggi.
•
Bisa juga ibu bersandar pada
sandaran kasur dengan posisi menghadap bayi dengan menggunakan bantal sebagai
penyangga kepala, leher, punggung dan kaki bagian atas.
Posisi bayi :
•
Disarankan untuk memulai persiapan
pemberian ASI dengan mengenakan pakaian yang sederhana pada bayi atau bahkan
tidak mengenakan pakaian, untuk meningkatkan kontak dengan ibu.
•
Baringkan bayi dalam dekapan ibu,
dengan posisi menghadap payudara. Posisi leher pada lipatan lengan, badan
terbaring disepanjang lengan dan pantat dipegang oleh tangan.
•
Setelah itu putarlah tubuh bayi
sedemikian rupa sehingga posisi bayi berhadapan dengan badan ibu.
•
Posisi tubuh bayi harus dalam kedaan
tegak lurus menghadap tubuh ibu, jangan memutar leher bayi untuk mencapai
putting susu ibu.
•
Jika posisi bayi kurang tinggi,
gunakan bantal untuk menyangga lengan.
•
Posisikan lengan bayi dengan baik,
lengan bawah diposisikan di bawah payudara dan lengan yang atas bila mengganggu
bisa ditahan dengan menggunakan ibu jari lengan yang menggendong.
Posisi
payudara :
•
Hal yang pertama perlu dilakukan
dalam persiapan payudara menjelang menyusui. Secara manual pijatlah payudara
untuk mendapatkan beberapa tetes ASI pada puting ibu, hal ini akan melembabkan
payudara ibu.
•
Tahanlah payudara, beban payudara
ditahan dengan telapak tangan dan jari-jemari di bawahnya dan ibu jari di
atasnya.
•
Jauhkan jari dari daerah areola,
sehingga menjauhi daerah tempat bayi menghisap susu, hal ini bertujuan untuk
menghindari kontaminasi.
Memulai
menyusui :
•
Dekatkan mulut bayi pada puting yang
sudah lembab tadi, lalu pijatlah bibir bayi dengan lembut untuk merangsang
refleks menghisap pada bayi.
•
Ketika mulut bayi terbuka, segeralah
melekatkan mulut bayi di tengah payudara dan dekatlah bayi dengan erat ke tubuh
ibu.
•
Pastikan bayi menghisap hingga
areola payudara bukan puting susu ibu, dengan ini nyeri pada payudara selama
menyusui bisa dihindari.
•
Buatlah penyesuaian dengan irama
pernafasan bayi.
•
Ketika bayi sudah menghisap ASI
dengan baik maka pastikan kita mengatur posisi payudara dengan baik, tahan
berat payudara dengan tangan sehingga berat payudara tidak seluruhnya membebani
mulut dan bibir bayi.
•
Hal terakhir yang cukup penting
adalah, ketika kita akan menghentikan pemberian ASI, jangan menarik mulut bayi
dari payudara ketika bayi masih menghisap. Maka hentikan dahulu hisapan bayi
lalu jauhkan bayi dari payudara dengan perlahan-lahan, hal ini bertujuan agar
penghentian menyusui ini tidak melukai payudara, yang bisa berakibat nyeri hingga
infeksi payudara.
3.4 Tanda Cukup Asi
Banyak ibu yang kurang memperhatikan apakah bayinya sudah
cukup mendapatkan ASI, atau bahkan banyak juga ibu yang bingung dengan berapa
banyak atau berapa sering pemberian ASI yang baik itu.
Oleh karena itu, berbagai tanda dibawah ini dapat dijadikan
pedoman untuk mengevaluasi kecukupan pemberian ASI, yaitu :
•
Bayi menunjukan keinginan dan gairah
yang kuat untuk bangun secara teratur untuk menyusui.
•
Irama hisapan yang ritmis dan
teratur, bagian depan telinga bayi akan terlihat sedikit bergerak dan ibu bisa
mendengar bayinya menghisap dan menelan ASI yang diberikan.
•
Berikan ASI selama rata-rata 15-20
menit pada masng-masing payudara setiap menyusui.
•
Berikan ASI setidaknya setiap 1-3
jam selama dua bulan pertama. Disarankan juga untuk membangunkan bayi setiap
2-3 jam untuk memberikan ASI selama beberapa minggu awal. Setelah lebih dari
dua bulan bayi akan mampu menghabiskan ASI lebih cepat, maka pemberian ASI
dilakukan lebih jarang hingga setiap 3-5 jam dan durasi menyusui menjadi lebih
singkat.
•
Bayi ngompol hingga 6-8 kali
menandakan masukan cairan yang cukup.
•
Bayi tubuh dengan kecepatan
pertumbuhan yang normal, mengalami peningkatan berat, tinggi badan, dan ukuran
lingkar kepala.
•
Memiliki tonus otot yang baik, kulit
yang sehat dan warna kulit yang sehat pula
3.5
Tips Sukses Asi Eksklusif
Ini tips dari aku yang sukses ASI eksklusif sampai 6 bulan
walaupun ASI-ku tidak termasuk yang berlimpah dan sukses KB alamiah sampai
si kecil 7 bulan.
1. Susui bayi sesering mungkin. Payudara kanan
dan kiri. Jangan dijadwalkan. Produksi ASI mengikuti hukum permintaan,
semakin sering dihisap, maka semakin banyak berproduksi.
2. Pompa payudara sehabis menyusui. Payudara
yang kosong akan semakin mempercepat produksi ASI.
3. Jangan terlalu cepat memindahkan posisi
menyusui dari payudara kiri ke kanan, dan sebaliknya. ASI yang keluar setelah
15 menit pertama justru banyak mengandung lemak yang dapat
mengenyangkan bayi. Jangan lakukan posisi menyusui tiduran sampe
ketiduran kalau ibus punya kebiasaan tidur “pingsan”. Bisa2 bayinya
ketindihan dan gak bisa bernafas.
4. Makan makanan yang bergizi dan minum cairan
yang cukup banyak. Bisa air putih, jus buah, susu rendah lemak, kuah
makanan. Makanannya usahakan banyak sayur hijau dan makanan laut. Daun
katuk segar lebih cepat menghasilkan daripada suplemen seperti Pro ASI
atawa Lancar ASI. Jangan pikirkan diet dulu. Melangsingkan tubuh
bisa dilakukan kapan saja sementara menyusui waktunya cuma
sebentar sementara manfaat baiknya untuk bayi adalah untuk
kecerdasan dan daya tahan tubuhnya.
5. Minum madu juga sangat bermanfaat
6. Ibu harus cukup istirahat dan jangan stres!
Stres bikin ASI mendadak kering.
7. Kalau bayi masih tampak kurang puas juga,
pompa ASI dan masukkan ke botol untuk diberikan ke bayi. Tapi sebenarnya
penggunaan dot tidak dianjurkan paling tidak sampai usia bayi 6 bulan sebab
dapat mengganggu perkembangan sistem syaraf dan struktur tulang kepala.
8. Ini yang paling penting, yaitu RASA PERCAYA
DIRI bahwa kita MAMPU untuk memberikan yang terbaik untuk bayi kita yaitu ASI.
Memberikan ASI eksklusif terutama sangat dianjurkan untuk
bayi2 yang dilahirkan dengan cara caesar. Bayi “caesar” mengalami intensitas
kesakitan yang sangat tinggi dibandingkan dengan bayi lahir normal yang
sudah mengalami exercise dalam proses kelahiran sebelum khirnya
muncul ke dunia dan beradaptasi dengan dunia luar. Dengan memberikan ASI,
maka dapat membantu mencegah infeksi dan mengurangi rasa akit yang
diderita bayi.
BAB IV
PENUTUP
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
1. Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik bagi bayi
yang harus diberikan pada bayi sampai bayi berusia 4 bulan tanpa makanan
pendamping.
2. Adanya kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan
semakin besar persentase ASI secara Eksklusif.
3. Masih rendahnya tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang
pemberian ASI.
4.2 Saran
1. Perlu peningkatan penyuluhan kesehatan secara umum
khususnya tentang ASI dan menyusui kepada masyarakat, khususnya kepada ibu
hamil tentang gizi dan perawatan payudara selama masa kehamilan, sehingga
produksi ASI cukup.
2. Perlu ditingkatkan peranan tenaga kesehatan baik di rumah
sakit, klinik bersalin, Posyandu di dalam memberikan penyuluhan atau petunjuk
kepada ibu hamil, ibu baru melahirkan dan ibu menyusui tentang ASI dan
menyusui.
DAFTAR PUSTAKA
koleksi Mediague.wordpress.com
dikumpulkan oleh RW.Hapsari
0 Response to "MAKALAH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF"
Posting Komentar