MAKALAH PERSALINAN FISIOLOGIS
BAB I
PENDAHULUAN
Persalinan merupakan suatu proses alami yang akan
berlangsung dengan sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat
terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan
pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai. Persalinan
pada manusia dibagi menjadi empat tahap penting dan kemungkinan penyulit dapat
terjadi pada setiap tahap tersebut. (Ida Bagus Gde Manuaba, 1999:138).
Dalam persalinan terjadi perubahan-perubahan fisik yaitu,
ibu akan merasa sakit pinggang dan perut, merasa kurang enak, capai, lesu,
tidak nyaman badan, tidak bisa tidur enak, sering mendapatkan kesulitan dalam
bernafas dan perubahan-perubahan psikis yaitu merasa ketakutan sehubungan
dengan dirinya sendiri, takut kalau terjadi bahaya atas dirinya pada saat
persalinan, takut tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya, takut yang
dihubungkan dengan pengalaman yang sudah lalu misalnya mengalami kesulitan pada
persalinan yang lalu. Ketakutan karena anggapanya sendiri bahwa persalinan itu
merupakan hal yang membahayakan (Cristina’s Ibrahim, 1993;80).
Menurut Susan Martin Tucker masalah lain yang timbul
dalam persalinan fisiologis akibat dari perubahan fisik adalah resiko cedera
terhadap ibu, resiko cidera terhadap janin dan gangguan membran mukosa.
WHO melaporkan sekitar 99 % kematian ibu terjadi di
negara berkembang. (2) Pada tahun 1994 dari 95.866 persalinan terdapat 67
kematian ibu (69,9 / 100.000 kelahiran hidup). (3) Jumlah kematian diluar rumah
sakit sangat tinggi 73,3 % dan di dalam rumah sakit 26,7 %. (4) Di Jawa Timur
tahun 2000 angka kematian ibu 396 / 100.000 kelahiran hidup. (Depkes RI, 1997;
4).
Penyebab utama kematian ibu di negara yang sedang
berkembang sebagian besar adalah penyebab obstetri langsung yaitu; perdarahan
post partum, eklamsia, sepsis dan komplikasi dari keguguran. Penyebab kematian
ini sebagian besar dapat dicegah, karena di negara-negara dengan angka kematian
ibu yang rendah penyebab kematian ini tidak didapatkan lagi. (Depkes RI,
DNPK-KR 2001).
Mengingat ibu merupakan satu kesatuan dari Bio Psiko
sosial spiritual perlu mendapatkan perhatian khusus dari bidan dalam menyiapkan
fisik dan mental guna meningkatkan kesehatan dan mencegah komplikasi lebih
lanjut. Bidan merupakan salah satu tenaga dari team pelayanan kesehatan yang
keberadaanya paling dekat dengan ibu mempunyai peran penting dalam mengatasi
masalah melalui proses kebidanan. Dalam melaksanakan asuhan kebidanan, bidan
dituntut memiliki wawasan yang luas trampil dan sikap profesional. Tindakan
yang kurang tepat dapat menimbulkan komplikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Pesalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2001).
Pesalinan normal (partus spontan) adalah proses lahirnya
bayi pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan
uri,tanpa alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang
dari 24 jam melalui jalan lahir.
2.2
Sebab – Sebab
Mulainya Persalinan
Sebab –sebab mulainya persalinan belum diketahui secara
pasti. Banyak faktor yang memegang peranan dan bekerjasama
sehingga terjadi persalinan.
Beberapa teori
yang dikemukakan sebagai penyebab persalinan ialah :
1.
Penurunan kadar progesteron. Progesterone menimbulkan relaksasi otot-otot
rahim, sebaliknya estrogen meninggikan kerenggangan otot rahim. Selama
kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen di dalam
darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul his.
2.
Teori oxytocin. Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah oleh karena itu
timbul kontraksi otot-otot rahim.
3.
Ketegangan otot-otot. Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila
dindingnya terenggang oleh karena isinya.
4.
Pengaruh janin / fetal cortisol. Hypofise dan kelenjar suprarenal janin
rupa-rupanya juga memegang peranan, oleh karena itu pada anenchepalus kehamilan
sering lebih lama dari biasa.
5.
Teori prostaglandin. Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua, disangka
menjadi salah satu penyebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan
bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan
ekstra amnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal
ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air
ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama
persalinan.
2.3
Tanda dan Gejala Persalinan
Gejala persalinan sebagai berikut :
1. Kekuatan his makin
sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek.
2. Dapat terjadi pengeluaran
pembawa tanda, yaitu :
• pengeluaran lendir
• lendir bercampur darah
• pengeluaran lendir
• lendir bercampur darah
3. Dapat disertai ketuban pecah.
4. pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks :
• Perlukaan cervix
• Pendataran cervix
• Pembukaan cervix
• Perlukaan cervix
• Pendataran cervix
• Pembukaan cervix
2.4
Tahapan Dalam Persalinan
Persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu kala I (pembukaan),
kala II (pengeluaran), kala III (pengeluaran uri), dan kala IV (puerperium)
(APN, 2004).
a. Kala I
Kala satu persalinan dimulai sejak
terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan
lengkap (10 cm). Persalinan kala satu dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten
dan fase aktif (APN, 2004).
Fase-fase dalam kala I persalinan
1)
Fase laten dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap. Pembukaan serviks kurang dari 4 cm.
Biasanya berlangsung kurang dari 8 jam (APN, 2004).
2) Fase aktif
persalinan ditandai dengan frekuensi dan lamanya kontraksi yang terus meningkat
(kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10
menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih). Serviks membuka dari 4 cm
ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm lebih per jam hingga pembukaan lengkap
(10 cm). Pada tahapan ini terjadi penurunan bagian terbawah janin (APN,
2004).
Fase aktif di bagi 3, yaitu:
a) Fase akselerasi: dalam waktu 2
jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
b)
Fase dilatasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat
dari 4 cm menjadi 9 cm.
c) Fase
deselerasi: pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2 jam pembukaan dari
9 cm menjadi lengkap.
Partograf
Partograf adalah alat bantu yang digunakan pada kala I
fase aktif persalinan. Tujuan
utama dari penggunaan partograf adalah untuk :
- Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
- Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secra normal. Dengan demikain, juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama
b. Kala II
Kala II persalinan dimulai ketika
pembukaan servik sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahimya bayi. Kala II dikenal
juga dengan kala pengeluaran (APN, 2004).
Tanda dan Gejala Kala II
1) Ibu merasakan ingin meneran
bersamaan dengan terjadinya kontraksi
2) Ibu merasakan makin meningkatnya
tekanan pada rektum dan vaginanya.
3)
Perineum kelihatan menonjol
4) Vulva vagina dan sfingter ani
terlihat membuka
Diagnosis kala II dapat ditegakkan atas dasar hasil
pemeriksaan dalam yang menunjukkan :
1)
Pembukaan servik telah lengkap
2) Terlihat bagian kepala bayi pada
introitus vagina atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm
(APN, 2004).
Selama kala II, petugas harus terus memantau :
1) Tenaga, atau usaha mengedan dan
kontraksi uterus
2) Janin, yaitu
penurunan presentasi janin, dan kembali normalnya DJJ setelah kontraksi
3) Kondisi ibu (Prawirohardjo, 2002).
c. Kala III
Batasan kala tiga persalinan yaitu
dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput
ketuban.
Fisiologi Kala III Persalinan
Pada kala tiga otot uterus (miometrium)
berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba-tiba
setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan
berkurangnya ukuran tempat implantasi plasenta. Karena tempat implantasi
menjadi semakin kecil. Sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta
akan menekuk, menebal, kemudian dilepaskan dari dinding uterus. Setelah lepas,
plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau bagian atas vagina (APN, 2004)
Tanda-tanda lepasnya plasenta, yaitu :
1) Perubahan
bentuk dan tinggi uterus. Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai
berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh (discoid) dan tinggi fundus biasanya
turun hingga dibawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong
kebawah, uterus menjadi bulat dan funus berada diatas pusat (sering kali
mengarah ke sisi kanan).
2) Tali pusat
memanjang. Tali pusat terlihat keluar memanjang atau tertjulur melalui
vulva dan vagina (tanda Ahfeld)
3) Semburan darah
tiba-tiba. Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong
plasenat keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi. Semburan darah yang tiba-tiba
menandakan bahwa darah yang terkumpul diantara melekatnya plasenta dan
permukaan maternal plasenta (darah retroplasenter), keluar melalui tepi
plasenta yang terlepas (APN, 2004).
Majanemen
Aktif Kala III
Tujuan
manajemen aktif kala tiga adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih
efektif sehingga dapat memperpendek waktu kala tiga persalinan dan mengurangi
kehilangan darah dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis.
Manajemen aktif kala tiga terdiri dari tiga langkah
utama, yakni:
1) Pemberian suntikan oksitosin 10 UI
secara IM 1 menit setelah bayi lahir.
2) Melakukan penegangan tali pusat
terkendali
3) Rangsangan taktil (pemijatan) fundus
uteri (masase) (APN, 2004).
d. Kala IV
Batasan kala empat persalinan yaitu
dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu.
Upaya yang paling penting dalam
melakukan pemantauan perdarahan pada kala empat adalah memeriksa ibu secara
berkala dan lebih sering selama kala empat dan menilai kehilangan darahnya
dengan cara memantau tanda vital, mengevaluasi kondisi terkini, memperkirakan
jumlah perdarahan lanjutan dan menilai tonus uterus (APN, 2004).
2.5
Mekanisme
Persalinan (Cunningham, Mac Donald & Gant, 1995)
Mekanisme
Persalinan adalah proses keluarnya bayi dari uterus ke dunia luar pada saat
persalinan.
Gerakan utama
pada Mekanisme Persalinan :
- Engagement
- Diameter
biparietal melewati PAP
- Nullipara
terjadi 2 minggu sebelum persalinan
- Multipara
terjadi permulaan persalinan
- Kebanyakan
kepala masuk PAP dengan sagitalis melintang pada PAP-Flexi Ringan.
- Descent (Turunnya Kepala)
- Turunnya
presentasi pada inlet
- Disebabkan oleh
4 hal :
a. Tekanan cairan ketuban
b. Tekanan langsung oleh fundus uteri
c. Kontraksi diafragma dan otot perut (kala II)
d. Melurusnya badan janin akibat kontraksi uterus.
- Synclitismus
dan Asynclitismus
- Synclitismus
- Flexion
Majunya kepala ® mendapat tekanan dari servix, dinding
panggul atau dasar panggul ® Flexi (dagu lebih mendekati dada). Keuntungan : Ukuran
kepala yang melalui jalan lahir lebih kecil (D. SOB = 9,5 cm) ® Outlet.
- Internal Rotation
- Bagian
terrendah memutar ke depan ke bawah symphisis
- Usaha untuk
menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir (Bidang tengah dan PBP)
- Terjadinya
bersama dengan majunya kepala
- Rotasi muka
belakang secara lengkap terjadi setelah kepala di dasar panggul.
- Extension
-
Defleksi kepala
-
Karena sumbu
PBP mengarah ke depan dan atas
-
Dua kekuatan
kepala
-
Mendesak ke
bawah
-
Tahanan dasar
panggul menolak ke atas
-
Setelah sub
occiput tertahan pada pinggir bawah symphisis sebagai Hypomoclion ® lahir lewat perinium = occiput, muka
dagu.
- External Rotation
-
Setelah kepala
lahir ® kepala memutar
kembali ke arah panggul anak untuk menghilangkan torsi leher akibat putaran
paksi dalam
-
Ukuran bahu
menempatkan pada ukuran muka belakang dari PBP.
- Expulsi
-
Bahu depan di
bawah symphisis ® sebagai Hypomoklion ® lahir ® bahu belakang, bahu depan ® badan seluruhnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pesalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2001).
Persalinan merupakan suatu proses alami yang akan
berlangsung dengan sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat
terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan
pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai. Persalinan
pada manusia dibagi menjadi empat tahap penting dan kemungkinan penyulit dapat
terjadi pada setiap tahap tersebut. (Ida Bagus Gde Manuaba, 1999:138).
3.2
Saran
Dalam hal ini tenaga kesehatan terutama bidan harus bisa
dan mengerti tentang asuhan kebidanan apa saja yang harus diberikan pada ibu
bersalin bidan juga harus bisa mendokumentasikan semua tindakan dan
perkembangan yang terjadi pada ibu bersalin.
DAFTAR PUSTAKA
Aa-aamas. 2011. Online.
http://aa-aamas.blogspot.com/2011/03/makalah-asuhan-
persalinan.html Akses 12 11 2012.
persalinan.html Akses 12 11 2012.
Anakamak. 2010. Online.
http://anakamak07.blogspot.com/2010/07/bab-i-
pendahuluan- i.html. Akses 21 11 2012.
pendahuluan- i.html. Akses 21 11 2012.
0 Response to "MAKALAH PERSALINAN FISIOLOGIS"
Posting Komentar