Makalah Sejarah Pesta Kesenian Bali (Pkb)
BAB I
1.1 Latar Belakang
Warisan para leluhur terhadap manusia
bali kini dan mendatang merupakan suatu tanggung jawab yang amat berat bila
kita melihat tantangan fenomena kehidupan atau interaksi modernisasi terhadap
kebudayaan masyarakat bali.
Kebudayaan ibarat sebuah tenda yang
menaungi berbagai aspek kehidupan manusia. semakin tinggi dan luas tenda itu,
semakin sehat aspek-aspek kehidupan yang berada di bawahnya, karena terbuka
ruang lapang untuk mudah bergerak. sebaliknya semakin sempit dan rendah tenda
tersebut menaungi membuat aspek dalam naunganya sempit, pengap dan tidak ada
ruang gerak. begitu pula dengan kebudayaan bali terhadap interaksi modernisasi,
pengaruh positif modernisasi dari aspek progresif kebudayaan (kombinasi nilai
teori dan nilai ekonomi) akan membuat tenda kebudayaan bali ting dan luas.
Selain itu dengan memiliki potensi
alam, keanekaragaman flora dan founa, peninggalan purbakala, peninggalan
sejarah, serta seni dan budaya yang semuanya itu merupakan sumberdaya dan modal
yang besar artnya bagi usaha pengembangan dan peningkatan kepariwisataan. modal
tersebut harus di manfaatkan secara optimal melalui penyelenggaraan
kepariwisataan yang secara umum bertujuan untuk meningkatkan pendapatan
nasional dalam rangka meningkatkan kesejahtraan rakyat.
Berdasarkan data statistik, tercatat
bahwa sektor priwisata memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap
perekonomian nasional. tahun 2002 target perolehan devisa sebesar US $ 5,8 M
untuk 5,8 juta wisman, dan tahun 2003 US $ 6,3 M 6,9 juta wisman, sedangkan
target 2004 US 7,5 M (Widibyo,2000). dengan potensi wisata yang di miliki masih
memungkinkan peluang peningkatan penerimaan negara dari sektor pariwisata.
Sebagai contoh lainnya, perkembangan-perkembangan
ekonomi, sosial, budaya, dan politik global mempengaruhi penyelenggaraan
kegiatan pariwisata. contoh konkrit yang terjadi adalah adanya issue terorisme
telah mengakibatkan menurunnya minat para wisatawan untuk berkunjung seperti yang
terjadi di bali dimana tercatat jumlah wisman yang datang ke indonesia menurun
sekitar 16,16% dari target yang di rencanakan.
Maka dari itu di bali diselenggarakan
PKB (pesta kesenian bali) setiap tahunnya. hal ini di laksanakan untuk
memelihara,menumbuhkan,dan mengembangkan apresiasi dan kreatifitas seni
masyarakat bali khususnya peran serta generasi muda sebagai antisipasi guna
mencegah hilangnya budaya asli masyarakat,dimana jika kita lihat secara umum
bahwa hanya generasi tua saja yang menyukai dan menjadi penikmat seni Selain
itu pula dengan adanya PKB dapat meningkatkan pariwisata budaya.Hal ii dapat
kita lihat dilokasinya yaitu art center.Keanekaragaman seni dari berbagai
kabupaten seperti:
karangasem, bangli, tabanan, gianyar, singaraja, jembrana, singaraja, klungkung, denpasar dan
nusantara bahkan mancanegara nampak disana. Pada stan-stan
tersebut menjual berbagai kerajinan tangan seperti; kebaya, senjata, patung, lukisan, poster-poster
keagamaan,
buku-buku
keagamaan, batik serta makan-makanan khas nusantara. Disana juga
dipertontonkan kesenian dari berbagai daerah dan merupakan ajang perlombaan
guna memberikan semangat dan demi terciptanya kreatifitas seni untuk
kedepannya.Perayaan PKB dalam jangka waktu sebulan ini tepatnya dari tanggal 14
juni sampai 12 juli 2008 telah berhasil menyedot ribuan penonton.Terbukti
dengan dipadatinya teater terbuka ardha chandra,ruang ksinarnawa dan areal art
center itu sendiri.Akan tetapi,dalam PKB tidak hanya mmperkenalkan seni budaya
bali,tetapi juga dari berbagai daerah dinusantara.Karena dalam realitaya,banyak
dari profinsi lain yang mengirimkan kontngennya untuk beraksi memperkenalkan
kesenian daerahnya masing-masing seperti ;tari gandrung yang berasal dari
jawa.Serta ada juga kesenian dari mancanegara yang turut berpartisipasi untuk
meramalkan PKB seperti;jepang.Penonton yang datang untuk menyaksikan juga
berasal dari berbagai kalangan baik domestik maupun mancanegara yang sedang
berlibur di bali.
Hal inilah yang menyebabkan pariwisata
budaya mengalami perkembangan karena tanpa disadari kita jadi dapat mengetahui
kesenian daerah bali yang bersifat tradisional seperti gong kebyar,lagu-lagu
bali,tari kreasi yang dibawakan oleh semua kalangan.Namun seiring perkembangan
jaman budaya modern terus berkembang pesat mengikuti perkembangan budaya
tradisional bali,sehingga banyak permasalahan yang muncul pada rumusan masalah
dibawah ini;
1.2 Rumusan Masalah
Dari latarbelakang yang diuraikan diatas maka yang
menjadi rumusan masalah
dalam paper ini
adalah;
1. Bagaimana latar belakang sejarah munculnya PKB?
2. Apa sajakah
peranan PKB dalam meningkatkan pariwisata budaya?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan
penulisan paper ini adalah;
1. Untuk
memenuhi tugas pengantar pariwisata
2. Untuk
mengetahui latarbelakang sejarah muncunya PKB
3. Untuk
mengetahui lebih jelas peran PKB dalam meningkatkan pariwisata budaya
1.4 Manfaat
1) Bagi
Mahasiswa
A. Dapat
memenuhi tugas dari dosen pengajar pengantar pariwisata .
B. Dapat
mengetahui lebih jelas apa yang dimaksud dengan peran PKB dalam
meningkatkan
pariwisata budaya.
2). Bagi
Lembaga
A. Sebagai
persyaratan guna memenuhi tugas pengantar pariwisata .
B. Dapat
dijadikan sebagai dokumentasi bagi dosen pengajar pariwisata.
C. Dapat
dijadikan sebagai tolok ukur dalam penilaian terhadap pemahaman
nilai-nilai
pariwisata dalam penerapannya.
3). Bagi
Masyarakat
A. Diharapkan
dapat dijadikan pedoman untuk memelihara dan mengembangkan
kesenian daerah
Bali agar kedepannya dapat tetep ajeg.
B. Diharapkan
masyarakat dapat melakukan filterisasi terhadap budaya modern yang
masuk sehingga
perkembangan pariwisata budaya akan menjadi lebih baik namun
tidak mengalami
pergeseran makna.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Latar Belakang Sejarah Munculnya PKB
Seiring dengan adanya arus globalisasi
di Bali telah menimbulkan pergulatan antara nilai-nilai budaya local dan global
yang makin intensif.
Proses ini
membawa akibat pada ketidakseimbangan,disorientasi,dan dislokasi hampir pada
setiap aspek kehidupan masyarakat.Pada saat yang sama muncul sekularisme dan
komersalisasi sebagai tolok ukur dalam kehidupan.
Profesor.Dr.Irwan Abdullah, narasumber
dari UGM Yogyakarta saat SARASEHAN PKB di kampus ISI Denpasar
menyatakan;”dibutuhkan peningkatan ketahanan budaya yang ditentukan oleh sistem
social dalam berbagai bentuk lembaga tradisional seperti;banjar,desa
adat,subak,sekaa dan dadia.
Ada juga mitos yang dikemukakan oleh
narasumber UNUD Drs.I Nyoman Wijaya M.Hum.menyatakan bahwa PKB pertama kali
diselenggarakan selama 2 bulan yaitu dari tanggal 20 juni sampai tanggal 23
agustus 1979 dipusatkan di Taman Budaya Art Center.
Akan tetapi,peristiwa bersejarah itu terhapus dalam
catatan sejarah karena generasi sekarang lebih mengenal PKB lahir tahun
1978.Seharusnya menurut Wijaya usia PKB tahun 2008 ini ke-29 tahun.
Berbeda dengan ungkapan Gubernur Bali
Ida Bagus Mantra yang menyatakan bahwa PKB yang terlahir tahun 1979
sesungguhnya ingin meletakkan dan menempatkan diri sebagai media dasar
menumbuhkan rasa cinta sebab dengan mengenal dan mengerti rasa cinta sekaligus
kesadaran bertanggung jawab akan menjadi dasar pertumbuhan dan perkembangan
apresiasi serta kreatifitas seni menuju pengembangan macam ragam dan seni
budaya yang berkepribadian.Dimana pada dasarnya ,PKB (Pesta Kesenian Bali)
dilaksanakan demi melestarikan,memperkenalkan dan membangkitkan seni budaya
tradisional yang hamper punah karena adanya budaya modern.Walaupun tahun
lahirnya PKB masih rancu,namun kegiatan semacam ini selalu diadakan setiap
tahunnya.
2.2 Peranan PKB
Dalam Meningkatkan Pariwisata Budaya
1. Pengertian
Pariwisata
Di Indonesia istilah pariwisata baru dimulai pada tahun
1960-an.Istilah pariwisata diperoleh dari budayawan intelektual atas permintaan
president soekarno/bung karno kepada Sri Sultan Hamengku Buwono !X(Bung Sultan)
selaku Ketua DTI (Dewan Tourisme Indonesia) di tahun 1960-an itu.Secara
terpisah 2 orang budayawan Indonesia waktu itu dimohon pertimbangannya,yaitu
Prof.Mr.Moh.Yamin dan Prof.Dr.Prijono yang memberi istilah pariwisata untuk
mengganti istilah tourism atau travel,yang konotasinya bias terkait dengan
selera rasa pleasure,ex citement,entertainment,adventure,dan sejenisnya.
Istilah
pariwisata terlahir dari bahasa Sansekerta yang komponen-komponennya terdiri
dari;
Pari ;penuh,lengkap,berkeliling
Wis(man) ;rumah,property,kampong,komunitas
Ata ;pergi terus
menerus,mengembara(roaming about)
Yang bila dirangkaikan menjadi satu
kata melahirkan istilah pariwisata,berarti:pergi secara lengkap meninggalkan
rumah(kampung) berkeliling terus menerus.Dalam operasionalnya istilah
pariwisata sebagai pengganti istilah asing “tourism”atau “travel”diberi makna
oleh pemerintah Indonesia;”Mereka yang meninggalkan rumah untuk mengadakan
perjalanan tanpa mencari nafkah di tempat-tempat yang dikunjungi sambil
menikmati kunjungan mereka”.
Selain pengertian di atas, ada beberapa definisi lain
tentang pariwisata yaitu :
- Menurut Institute Of Tourism in Britain (sekarang Tourism Society in Britain) di tahun 1976 merumuskan pariwisata;”Kepergian orang-orang sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan diluar tempat tinggal dan pekerjaan sehari-harinya serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat-tempat tujuan.
- Menurut Robert Melntosh bersama Shashikant Gupta mencoba menungkapkan bahwa pariwisata :“Gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan,bisnis,pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan serta para pengunjung lainnya”.
- E. Guyer-Freuler didalam bukunya yang berjudul Handbuch des Schweizerischen Volkzwirtschaft,merumuskan pariwisata sebagai berikut:
“Pariwisata
dalam arti moderen adalah merupakan gejala jaman sekarang yang didasarkan atas
kebutuhan atas kesehatan dan pengertian hawa,penilaian yang sudah dan
menumbuhkan terhadap keindahan alam,kesenangan dan kenikmatan alam semesta,dan
pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan
kelasnya dalam masyarakat sebagai hasil perkembangan perniagaan,industri dan
perdagangan serta penyempurnaan alat-alat pengangkutan”
4. Pada tahun 1910
seorang ahli ekonomi dan polituk Austria bernama Herman Von Schullern Zu
Schrattenhofen merumuskan pariwisata sebagai berikut;”Pariwisata adalah istilah
bagi semua,lebih-lebih bagi ekonomi,proses yang ditimbulkan oleh arus
lalulintas orang-orang asing yang datang dan pergi ke dan dari suatu tempat,
daerah atau Negara dan segala sesuatunya yang ada sangkut pautnya dengan proses
tersebut”.
2. Pengertian
Budaya
Secara harfiah kata budaya berasal
dari bahasa Sansekerta buddayah,yaitu bentuk jamak dari buddhi
yang berarti budi atau akal.Budaya dapat diartikan sebagai hal-hal yang
bersangkutan dengan akal.Ada juga ahli yang menyatakan bahwa budaya berasal
dari kata budi-daya yang berarti daya dari budi.Jadi,kata budaya,atau
daya dari budi itu berarti cipta,karsa dan rasa.
Budaya sebagai kata benda sebenarnya
merupakan terjemahan dari culture (Inggris) atau cultuur
(Belanda).Kata-kata asing tersebut berasal dari bahasa Latin cultura
yang berarti pemeliharaan,pengolahan,dan penggarapan tanah.Menurut kaidah
bahasa Indonesia,kata budaya dapat menjadi kebudayaan sebagai kata sifat.
3. Pengertian
Pariwisata Budaya
Pariwisata budaya adalah suatu kegiatan untuk memperkaya
informasi dan pengetahuan tentang negara lain dan untuk memuaskan kebutuhan
hiburan. Dalam hal ini termasuk pula kunjungan ke pameran-pameran dan Fair,
perayaan-perayaan adapt, tempat-tempat cagar alam, cagar purbakala, dan
lain-lain.
4. Unsur-Unsur
Pokok Industri Pariwisata
Seperti halnya dalam industri-industri lainnya, industri
pariwisata juga harus ditegaskan atas landasan prinsip-prinsip dasar yang
nyata. Prinsip-prinsip dasar ini banyak tergantung di atas sepuluh landasan
pokok yang kita namakan : Dasa Unsur atau Dasa Sila, yang pelaksanaannya
membutuhkan kebijakan yang tepat, terpadu dan konsisten, tenaga-tenaga terampil
yang kompeten dan penuh tanggung jawab serta berkejujuran, organisasi
professional yang dijauhkan dari segala bentuk birokrasi, serta control
masyarakat secara luas.
Adapun yang
dimaksud Dasa Unsur atau Dasa Sila adalah sebagai berikut :
1. Politik
Pemerintah
Yang dimaksud dengan Politik Pemerintah dalam hubungannya
dengan Industri Pariwisata adalah tidak lain sikap pemerintah tersebut terhadap
kunjungan wisatawannya. Dalam hubungannya ini, ada dua factor penting yang
terkait dengan politik pemerintah suatu negara, yaitu yang langsung dan yang
tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan industri pariwisata
tersebut.
Pertama yang langsung adalah sikap pemerintah terhadap
kunjungan wisatawan luar negeri dan kedua yang tidak langsung, yaitu adanya
situasi dan kondisi yang stabil dalam perkembangan politik, ekonomi serta
keamanan dalam negeri itu sendiri.
Lebih jauh
lagi, Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia No. IV/ MPR /
1978 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara menempatkan industri pariwisata
dalam kebijaksanaan pembangunan ekonomi pada urutan perioritas ke enam setelah
pertanian, industri, pertambangan, energi dan prasarana. Oleh Ketetapan MPR.
1978 ini pariwisata digariskan :
a. Kepariwisataan perlu ditingkatkan dan diperluas untuk
meningkatkan penerimaan devisa, memperluas lapangan kerja dan memperkenalkan
kebudayaan.
b. Untuk itu perlu diambil langkah-langkah dan
peraturan-peraturan yang lebih terarah berdasarkan kebijaksanaan terpdu, antara
lain dibing promosi, penyediaan fasilitas serta mutu dan kelancaran pelayanan.
c. Pembinaan serta pengembangan pariwisata dalam Negeri
lebih ditujukan kepada pengenalan Budaya Bangsa dan Tanah Air.
2. Perasaan Ingin Tahu
Pada awalnya hakikat paling utama melahirkan pariwisata
adalah peranan manusia yang terdalam, yang serba ingin mengetahui segala
sesuatu selama hidup di dunia. Manusia ingin tahu segala sesuatu didalam dan
diluar lingkungannya. Ia ingin tahu tentang kebudayaan dinegeri asing, cara
hidup dan adapt-istiadat negeri antah berantah, cuaca dan hawa udara yang
berbeda-beda di berbagai negeri, keindahan dan keajaiban alam dengan bukit,
gunung, lembah serta pantainya dan berbagai hal yang tidak ada dalam lingkungan
sendiri.
3. Sifat Ramah
Tamah
Hasil penelitian dan peninjauan PATA (Pacific Travel
Association) yang berkantor pusat di San Fransisco – California menyatakan
bahwa rakyat Indonesia memiliki kebudayaan tinggi, anggun dan merupakan bangsa
yang sangat ramah “Extremely Hospitable”.
Sifat ramah tamah rakyat Indonesia merupakan salah satu
“Modal Potensial” yang besar dalam bidang periwisata. Disamping keindahan alam
dan atraksi yang menarik, sifat ramah tamah ini juga merupakan investasi tak
nyata dalam arti kata sesungguhnya pada industri pariwisata, karena merupakan
daya tarik tersendiri.
4. Jarak dan
Waktu (aksesibilitas)
Di era teknologi canggih seperti ini, jarak tempuh dari
satu Negara ke Negara lain tidak lagi menjadi masalah yang membuat hati orang
untuk mengadakan kunjungan kemana saja didunia. Sebentar lagi di akhir abad ini
angkutan udara supersonic (SST- Supersonic Air Transport) akan diganti dengan
angkutan udara Hipersonik (HST – Hypersonic Air Transport) mengenakan bahan
bakar hidrogen, pesawat dapat tinggal landas dan mendarat secara vertical
dengan kecepatan 500-300 mph, sehingga masalah jarak dan waktu bepergian tidak
lagi menjadi persoalan.
5. Atraksi
Dalam dunia kepariwisataan segala sesuatu yang menarik
dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat disebut “Atraksi” atau lazim pula
dinamakan “Objek Wisata”. Atraksi yang merupakan karunia alam, keajaiban Tuhan
Yang Maha Esa dan sebagai budaya hasil cipta manusia ada dimana-mana. Tiap
sudut tanah air kita, tiap daerah nusantara kita memiliki kekhasan budaya hasil
daya cipta manusianya sendiri-sendiri termasyur dengan istilah “Bhineka Tunggal
Ika”.
6. Akomodasi
Sebagai unsur yang dibutuhkan, akomodasi merupakan faktor
yang sangat penting. Ia merupakan “rumah sementara” bagi sang wisatawan sejauh
atau sepanjang perjalanannya membutuhkan serta mengharapkan kenyamanan,
keenakan, pelayanan yang baik, kebersihan sanitasi yang menjamin kesehatan
serta hal-hal kebutuhan hidup sehari-hari yang layak dalam pergaulan dunia
internasional.
Akomodasi dalam dunia industri pariwisata lazim berbentuk
Hotel. Motel, Pension, Bungalow, Mes, Penginapan, Gria Wisata, Losmen, Pondok,
Perkemahan dan lain sebagainya.
7. Pengangkutan
Faktor pengangkutan dalam dunia pariwisata membutuhkan
syarat-syarat tertentu antara lain jalan raya yang baik, lalu lintas yang
lancer, alat-alat angkutan yang tercepat yang disertai dengan syarat-syarat
secukupnya dalam bahasa asing yang lazim dipergunakan oleh pergaulan dunia
wisata, dimana dikolong langit ini.
8. Harga-Harga
Wisatawan luar negeri pada umunya, sama halnya orang
biasa dimana-mana, bukanlah orang-orang yang kaya raya dan karenanya segala
sesuatu yang ia hendak beli ingin harga murah.
9. Publisitas
dan Promosi
Publisitas dan promosi yang dimaksud adalah propaganda
kepariwisataan dengan didasarkan atas rencana atau program secara teratur dan
kontinu kedalam, publisitas dan promosi ini ditunjukan kepada masyarakat dalam
negeri dengan maksud dan tujuan menggugah pandangan masyarakat agar mempunyai
kesadaran akan kegunaan pariwisata baginya, sehingga industri pariwisata
dinegeri ini memperoleh keuntungan.
10. Kesempatan
Berbelanja
Kesempatan berbelanja atau lazim pula dikatakan Shopping
adalah kesempatan untuk membeli barang oleh-oleh atau souvenir untuk dibawa
pulang kerumah atau kenegaranya. Sebagai telah dimaklumi, dimana dan kemampuan
wisatawan itu pergi, uang yang ia pergunakan selama mengadakan perjalanan telah
ia catat untuk keperluan-keperluan akomodasi, biaya pengangkutan, makan, minum,
transfer, darmawisata atau liburan dan membeli oleh-oleh atau souvenir.
Menurut hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Harry G.
Clement, uang yang dipergunakan oleh seorang wisatawan untuk membeli oleh-oleh
ini rata-rata sekitar 25 % – 26,3 % dari jumlah biaya-biaya akomodasi
pengangkutan local dan makan-minum dijadikan satu. Oleh pemerintah dari (1983 –
1992) disebut : Sapta Pesona terdiri dari :
1. Keamanan
2. Ketertiban
3. Kenyamanan
4. Keindahan
5. Kebersihan
6.
Keramah-tamahan
7. Kenangan.
5. Peranan PKB
Dalam Berbagai Aspek
Dari pengertian pariwisata budaya diatas jika dikaitkan
dengan PKB (Pesta Kesenian Bali) tentunya sangat berpengaruh besar. Hal ini
dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain :
a. Aspek Seni
dan Budaya
Jika dilihat dari aspek seni, maka PKB sangat berperan
besar didalam meningkatkan pariwisata budaya, contohnya saja dengan diadakannya
PKB dapat melestarikan seni dan budaya masyarakat Bali, memperkenalkan
kebudayaan dari berbagai daerah, dapat membangkitkan seni budaya tradisional
yang hamper punah karena adanya budaya modern, untuk membangkitkan kreatifitas
seniman dalam menghasilkan karya-karya yang baru tanpa mengurangi makna,
keanekaragaman budaya sendiri dan sebagai tempat untuk memperkenalkan budaya
dan seni baik dari nusantara maupun mancanegara.
b. Aspek
Ekonomi
Dengan adanya PKB dapat meningkatkan pemasukan daerah
khususnya Bali. Hal ini terlihat dengan ramainya pengunjung yang datang ke art
center dan membeli berbagai pernak-pernik disana. Dampak positif lainnya yaitu
secara tidak langsung dapat meningkatkan pendapatan masyarakat disekitar art
center misalnya : tukang parkir dan pecalang.
c. Aspek
Pendidikan
Secara tidak langsung kegiatan PKB ini telah memberikan
pendidikan khususnya dibidang seni, karena dengan adanya PKB dapat
membangkitkan semangat masyarakat khususnya generasi muda dalam mempelajari
kesenian sendiri sehingga perkembangan zaman dan arus globalisasi tidak
melunturkan atau menggeser kesenian kita.
d. Aspek
Kepariwisataan
Dengan diadakannya PKB (Pesta Kesenian Bali)
kepariwisataan di Bali seakan-akan pulih kembali. Hal ini terlihat dari
datangnya wisatawan domestic maupun mancanegara yang berkunjung ke Bali untuk
berlibur dan menyaksikan acara-acara di art center. Hal ini secara tidak
langsung telah menambah devisa Negara dan meningkatkan pendapatan masyarakat
Bali.
e. Aspek Agama
Didalam segala kegiatan di PKB (Pesta Kesenian Bali)
kesemuanya mencerminkan suatu rangkaian di dalam ajaran Agama Hindu, sehingga
diharapkan dapat dilestarikan oleh generasi muda dan untuk meningkatkan
pemahaman masyarakat tentang budaya Hindu di Bali serta memperkenalkan Hindu di
mata dunia.
Selain dampak positif yang diberikan adanya PKB tersebut,
ternyata menimbulkan pula dampak negatif seperti yang kita lihat bahwa hamper
sebagian besar pedagang yang berjualan di art center adalah orang-orang luar
Bali, dimana orang Bali hanya nampak di stan-stan kesenian, penjual kain,
lukisan dan seni yang lainnya, sedangkan di bagian makanan dan pasar malam
kesemuanya merupakan pedagang yang berasal dari luar Bali. Hal ini sangat
disayangkan sekali karena kesempatan seperti ini harusnya lebih dominant
dimanfaatkan oleh orang Bali, sebagai pihak penyelenggara, bukan sebaliknya
sebagai konsumen yang berlaku konsumtif. Selain itu juga dapat kita lihat bahwa
kurangnya pengamanan di PKB tersebut, contohnya banyak penjambretan yang merajalela
di tengah ramainya orang yang sedang menyaksikan pertunjukan pertunjukan dan
pencurian kendaraan bermotor marak terjadi, padahal antisipasi sudah dilakukan
oleh masyarkat (pecalang desa adapt setempat), namun tetap saja hal-hal
tersebut terjadi, sehingga dari diri sendiri dibutuhkan kewaspadaan dan
kehati-hatian.
6. Usaha-Usaha
Pelestarian Seni Tradisional
Secara khusus bila dilihat dari kepentingan
kepariwisataan, pelestarian seni-seni tradisional dapat mendukung pengembangan
wisata budaya di Indonesia, tetapi bilamana dilihat dri segi kepentingan
bangsa, usaha pelestarian itu bertujuan agar bangsa Indonesia tak kehilangan
cirri-ciri kebudayaannya dalam gejolak perlombaan teknologi untuk mencapai dan
menggapai pembangunan yang sedang digalakkan pemerintah.
Di dalam masyarakat sendiri usaha pelestarian itu banyak
timbul dari pemuka-pemuka masyarakat. Bali yang terkenal wisata budayanya dan
banyak dikunjungi oleh para wisatawan dari mancanegara dalam usahanya
melestarikan kesenian tradisional itu, hampir setiap tahun menyelenggarakan PKB
Menurut Gubernur Ida Bagus Mantra, semula PKB dimaksudkan
untuk merangsang pengembangan dan pembinaan nilai-nilai budaya, dengan demikian
timbul rangsangan untuk lebih menekuni dan menghayati nilai-nilai budaya dalam
kehidupan masyarakat.
Usaha ini ternyata mampu memberikan dorongan untuk
pengembangan potensi perekonomian daerah seperti terbukti dengan munculnya
usaha-usaha kerajinan tangan dan industri rumah tangga yang menghasilkan
barang-barang kerajinan, baik untuk konsumsi wisatawan maupun untuk menunjang
berkembangnya kesenian itu sendiri. Tentang PKB Gubernur Ida Bagus Mantra
mengatakan bahwa penyelenggaraan itu mampu meningkatkan kreativitas para
seniman dan dapat membawa perubahan sikap mental terhadap kehidupan masyarakat.
Hal ini berarti bahwa seorang seniman bukan saja dapat mengukuhkan kebudayaan
yang hidup dalam masyarakat, tetapi juga setiap saat memperkaya kebudayaan
tersebut dengan penciptaan-penciptaan atau penemuan-penemuan baru itu. Upaya
lainnya yang tidak kalah pentingnya ialah usaha merintis penyesuaian dan
keseimbangan nilai keindahan yang telah ada dengan nilai-nilai baru, sehingga
membuka peluang bagi masyarakat untuk ikut menghormati hasil-hasil karya baru.
Selain itu pula usaha menggali dan melestarikan berbagai seni tua patutlah
mendapat perhatian dan penghargaan menyadarikewajiban kita, semua pihak
hendaknya turut melestarikan seni tradisional ini, karena Bali sudah
mencanagkan pariwisata yang bercirikan wisata budaya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PKB (Pesta Kesenian Bali) memiliki peranan yang sangat
penting di era globalisasi seperti sekarang ini, yaitu secara tidak langsung
dapat melestarikan seni budaya, memperkenalkan budaya dari berbagai daerah,
dapat membangkitkan kreatifitas masyarakat, dapat meningkatkan pemasukan
generasi muda, dapat memulihkan citra pariwisata Bali dan dapat memperkenalkan
agama Hindu di mata dunia.Oleh karena itu sebagai generasi muda kita harus
dapat melakukan filterisasi terhadap budaya modern yang masuk ke Indonesia.Hal
ini demi mencegah lunturnya kesakralan dan nilai budaya dari kesenian
tradisional yang kita miliki.Selain itu juga,kita harus ingat bahwa warisan
para leluhur terhadap masyarakat Bali kini dan mendatang merupakan suatu
tanggung jawab yang amat berat bila kita melihat tantangan fenomena kehidupan
atau interaksi modernisasi terhadap kebudayaan Bali.Sehingga sedini mungkin
perlu dilakukan antisipasi guna mencegah lunturnya pariwisata budaya khususnya
di Bali.
3.2 Saran-saran
A. Sebaiknya kegiatan semacam ini lebih ditingkatkan lagi
dan harus rutin dilaksanakan.
B. Sebaiknya pemerintah daerah mencermati baik-baik
kegiatan ini agar kegiatan ini bisa menjadi langkah awal untuk melestarikan
kesenian yang sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan tidak
untuk kepentingan segelintir orang saja.
C. Dengan adanya kegiatan semacam ini diharapkan
masyarakat bisa sadar akan pentingnya kesenian dan pariwisata budaya warisan
nenek moyang kita terdahulu.
D. Sebagai masyarakat yang mengikuti arus globalisasi dan
perkembangan zaman,semestinya kita dapat melakukan filterisasi terhadap budaya
luar yang masuk ke Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Akil,
Sjarifudin. “Dalam Makalah Implementasi Kebijakan Sektoral Dalam Pengembangan
Pariwisata Berkelanjutan Dari Perspektif Penataan Ruang”.
Balipost.
3 Juli 2008. Ada Mitos PKB Yang Perlu Dibongkar.
Yoeti.
A. Oka. “Melestaraikan Seni Budaya Tradisional yang Nyaris Punah”. Proyek
Penulisan Dan Penerbitan Buku/Majalah Pengetahuan Seni Dan Budaya. Jakarta.
1986.
0 Response to "Makalah Sejarah Pesta Kesenian Bali (Pkb)"
Posting Komentar