MAKALAH BENCANA BANJIR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peran masyarakat dalam menjaga
kelestarian dan keindahan lingkungan sangatlah penting, karena semua kagiatan
yang dilakukan manusia pasti akan berdampak pada alam sekitar. dalam kegiatan
sehari-hari, setiap manusia pastilah mengeluarkan/ menghasilkan limbah.
Contohnya ibu rumah tangga ; mereka setiap hari berbelanja, dan setiap
berbelanja mereka memakai plastik untuk tempat barang belanjaan. dan
sesampainya dirumah, mereka membuang plastik tersebut ke tempat sampah tanpa
memisahkan sampah organik atau non-organik. Sehingga sampah-sampah tidak bisa
segara membaur. Dan semakin lama semakin menumpuk. Apalagi kebiasaan
orang-orang yang membuang sampah tidak pada tempatnya hal ini akan menimbulkan
banyaknya kerusakan-karusakan alam terutama bencana alam yang akan terjadi
seperti banjir, pencemaran air, dan lain-lain.
1.2.
Rumusan masalah.
1. Pengertian bencana banjir
2. Jenis-jenis banjir
3. Apakah faktor-faktor penyebab terjadinya banjir.
4. Bagaimana cara menanggulanginya,
1.3.
Tujuan.
Tujuan penyusunan makalah ini adalah
;
a.
Bagi penulis
untuk memenuhi tugas mata kuliah umum pendidikan lingkungan hidup.
b.
Memberikan
pemahaman/pengetahuan tentang bencana banjir dan cara menanggulanginya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian bencana banjir
Banjir
adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam
daratan. bmanusia yang tidak begitu perduli dengan lingkungan sekitar,terutama
mereka yang melakukan penebangan pohon-pohon di hutan secara banyak tanpa ada
izin dari pemerintah atau biasa kita sebut ilegal-loging. Hal ini membuat hutan
semakin gundul sehingga hanya sedikit air yang dapat tersimpan di dalam akar
pohon. Dengan demikan akan menyebabkan sebuah bencana alam yaitu banjir karena
meluapnya air melebihi daya tampung. Ditambah lagi mereka yang suka membuang sampah ke sungai, sehingga
membuat aliran air tidak dapat mengalir dengan sempurna.Banjir juga diakibatkan
oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau
menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya.Ukuran danau atau
badan air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah hujan dan pencairan salju
musiman, namun banjir yang terjadi tidaklah besar kecuali jika air mencapai
daerah yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain.
Banjir
sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang dibangun di dataran
banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat dihindari dengan
pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang menetap dan
bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta
perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus menetap di
wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air lebih besar
daripada biaya kerusakan akibat banjir periodik.
2.2.
Jenis-jenis banjir
Jenis banjir dibagi menjadi tiga
yaitu :
a.
Banjir
karena air sungai meluap
Jenis banjir ini biasanya terjadi
akibat sungai tidak bisa lagi menampung aliran air yang ada dari debit air
sungai yang telah melampaui kapasitas.
b.
Banjir
lokal.
Banjir ini adalah banjir yang
terjadi akibat air yang berlebihan di tanah tanah sehingga air dalam tanah
meluap.
c.
Banjir
akibat pasang surut air laut
d.
Ketika air
pasang, ketinggian air laut akan naik, aliran air otomatis di muara sungai akan
lebih lambat dan terjadilah luapan air yang mengakibatkan banjir.
2.3.
Faktor-faktor terjadinya banjir.
a.
Hujan
berlebih yang terus menerus
Hujan merupakan faktor utama
penyebab banjir. Perubahan pola curah hujan menyebabkan perubahan iklim yang
terjadi sekarang hujan memiliki intensitas pendek tapi tinggi. apabila terjadi
curah hujan yang terus menerus maka banjir bisa timbul
b.
terjadinya
peyumbatan pada aliran air oleh sampah-sampah termasuk jenis yang bisa
meyebabkan terjadinya banjir, kenapa demkian karena sampah bisa meyumbat aliran
aliran saluran air dan ketika hujan datang maka saluran air itu akan tersumbat
dan terjadilah bencana banjir yang dahsyat , atau banjir bandang
c.
Penebangan
hutan adalah faktor terjadinya bencana banjir
Penebangan hutan adalah faktor
terjadinya bencana banjir dahsyat, Menurut Yuwono (2005) pengurangan luas hutan
dari 36% menjadi 25%, 15% dan 0% akan meningkatkan laju erosi sebesar 10%, 60%
dan 90%. tuh khan bahaya kalau hutan ditebang bisa menyebabkan banjir bandang
A.
Faktor alam.
Akibat pemanasan global menyebabkan
terjadinya perubahan pada pola iklim yg akhirnya merubah pola curah hujan,
makanya jngan heran kalau sewaktu-waktu hujan bisa sangat tinggi intensitasnya
dan kadang sangat rendah. Berdasarkan analisis statistik data curah hujan dari
tahun 1900 sampai tahun 1989 terhadap variansi hujan dengan menggunakan uji F
dihasilkan bahwa telah terjadi perubahan intensitas hujan untuk lokasi Ambon,
Branti, Kotaraja, Padang, Maros, Kupang, Palembang, dan Pontianak (Slamet dan
Berliana, 2006). Berdasarkan kajian LAPAN (2006) banjir yang terjadi di Jakarta
Januari tahun 2002, Juni 2004 dan Februari 2007 bertepatan dengan fenomena La
Nina dan MJO (Madden-Julian oscillation), kedua fenomena ini menyebabkan
terjadinya peningkatan curah hujan diatas normal. Memang, berdasarkan
kesimpulan penelitian tersebut bukan hanya faktor iklim yang menyebabkan
terjadinya banjir, tapi juga di sebabkan oleh perubahan penggunaan lahan dan
penyempitan saluran drainase (sungai).Perubahan penggunaan lahan dan otomatis
juga terjadi perubahan tutupan lahan penggunaan lahan itu ada pemukiman, sawah,
tegalan, ladang dll sedangkan tutupan lahan itu vegetasi yang tumbuh di atas
permukaan bumi menyebabkan semakin tingginya aliran permukaan. Aliran permukaan
terjadi apabila curah hujan telah melampaui laju infiltrasi tanah. Menurut
Castro (1959) tingkat aliran permukaan pada hutan adalah 2.5%, tanaman kopi 3%,
rumput 18% sedangkan tanah kosong sekitar 60%. Sedangkan berdasarkan penelitian
Onrizal (2005) di DAS Ciwulan, penebangan hutan menyebabkan terjadinya kenaikan
aliran permukaan sebesar 624 mm/th. Itu baru perhitungan yg di lakukan pada
daerah hutan yang ditebang dimana masih ada tanah yang bisa meresapkan
air.Kembali lagi kita ke hutan yang digunakan sebagai sampel apabila tidak ada
vegetasi dan pengaruhnya terhadap aliran permukaan dan debit sungai.
Onrizal (2005) juga mengungkapkan
bahwa penebangan hutan menyebabkan berkurangnya air tanah rata-rata sebesar
53.2 mm/bln. Sedangkan kemampuan peresapan air pada DAS berhutan lebih besar
34.9 mm/bln di bandingkan dengan DAS tidak berhutan. Selain itu hasil penelitiannya
juga menunjukkan bahwa apabila tanaman di bawah pohon hutan tanaman-tanaman
yang kecil-kecil itu hilang akan menyebabkan peningkatan aliran permukaan yang
mencapai 6.7 m3/ha/blan.
Hasil penelitian Bruijnzeel (1982)
dalam Onrizal (2005) yang di lakukan pada areal DAS Kali Mondoh pada tanaman
hutan memperlihatkan bahwa debit sungai pada bulan mei, juli, agustus dan
september lebih tinggi dari curah hujan yang terjadi pada saat bulan2 tersebut,
ini membuktikan bahwa vegetasi sebagai pengatur tata air dimana pada saat hujan
tanaman membatu proses infiltrasi sehinggaa air disimpan sebagai air bawah
tanah dan dikeluarkan saat musim kemarau. Menurut Suroso dan Santoso (2006)
dalam WWF-Indonesia (2007) perubahan penggunaan lahan sangat berpengaruh
terhadap peningkatan debit sungai.
Hasil penelitian Fakhrudin (2003)
dalam Yuwono (2005) menunjukkan bahwa perubahan penggunaan lahan di DAS
Ciliwung tahun 1990-1996 akan meningkatkan debit puncak dari 280 m3/det menjadi
383 m3/det, dan juga meningkatkan persentase hujan menjadi direct run-off dari
53 % menjadi 63 %. Dalam makalah yang sama Yuwono (2005) juga mengungkapkan
pengurangan luas hutan dari 36% menjadi 25%, 15% dan 0% akan menaikkan puncak
banjir berturut-turut 12,7%, 58,7% dan 90,4%.
Menurut Yuwono (2005) pengurangan
luas hutan dari 36% menjadi 25%, 15% dan 0% akan meningkatkan laju erosi
sebesar 10%, 60% dan 90%. Akibat dari erosi ini tanah menjadi padat, proses
infiltrasi terganggu, banyak lapisan atas tanah yang hilang dan terangkut ke
tempat-tempat yang lebih rendah, tanah yang hilang dan terangkut inilah yang
menjadi sedimentasi yang dapat mendangkalkan waduk2, bendungan2 dan
sungai-sungai. setelah terjadi seperti itu, kapasitas daya tampung dari saluran
irigasi tersebut menjadi lebih kecil yang akhirnya dapat menyebabkan banjir
walaupun dalam kondisi curah hujan normal. Menurut Priatna (2001) kerusakan
tanah akibat terjadinya erosi dapat menyebabkan bahaya banjir pada musim hujan,
pendangkalan sungai atau waduk-waduk serta makin meluasnya lahan-lahan kritis.
B.
Faktor
manusia.
Harus diakui
bahwa, disiplin dan kesadaran masyarakat
terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan masih rendah. Tak sedikit
warga yang menjadikan bantaran kali sebagai tempat tinggal/bermukim. Akibatnya,
karena adanya bangunan-bangunan liar, badan kali menjadi berkurang, Dan yang
sangat memprihatinkan, mereka pun menjadi sungai sebagai tempat sampah,
sehingga terjadi pendangkalan dan sampah mengonggok di sepanjang aliran sungai.
Pembangunan
yang berlangsung pesat baik di Wilayah Provinsi ibu kota maupun di
daerah-daerah lain, yang menghadirkan rumah dan bangunan beton lainnya yang
menutup permukaan tanah dan menyulitkan air meresap ke tanah, telah
mempersempit luas kawasan resapan air. Akibat¬nya, air hujan yang turun di
daerah hulu, yang volumenya seringkali berada di atas kapasitas alur sungai,
meluap dan menimbulkan banjir dan gena¬ngan di kawasan sekitar sungai.
Bersama itu,
juga telah terjadi penurunan permukaan tanah (land subsidence) terutama di
bagian utara wilayah DKI Jakarta. Dengan demikian, ke depan, kawasan yang
tergenang pasang air laut besar kemungkinan akan bertambah, yakni kawasan yang
tergenang, seperti Muara Angke dan kawasan Jakarta Utara sebelah Timur.
Pada
dasarnya banjir disebabkan oleh meluapnya aliran air yang terjadi di saluran
atau sungai. Ini bisa terjadi di mana saja, tempat itu tinggi dan tempat-tempat
yang rendah. Ketika air jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk hujan
(presipitasi), maka air akan mengalir melalui tempat yang lebih rendah atau
sugai dan saluran saluran dalam bentuk aliran permukaan (run off) sebagian akan
masuk /meresap ke dalam tanah (infiltrasi) dan beberapa lagi akan menguap
keudara (evapotranspirasi).
C.
Cara
menanggulangi banjir.
1.
Memfungsikan
sungai dan selokan sebagaimana mestinya. Karena sungai dan selokan merupakan
tempat aliran air, jangan sampai fungsinya berubah menjadi tempat sampah.
2.
Larangan
membuat rumah di dekat sungai. Biasanya, yang mendirikan rumah di dekat sungai
adalah para pendatang yang yang datang ke kota besar hanya dengan modal nekat.
Akibatnya, keberadaan mereka bukannya membantu peningkatan perekonomian, akan
tetapi malah sebaliknya, merusak lingkungan. Itu sebabnya pemerintah harus
tegas, melarang membuat rumah di dekat sungai dan melarang orang-orang tanpa
tujuan tidak jelas datang ke kota dalam jangka waktu lama atau untuk menetap.
3.
Menanam
pohon dan pohon-pohon yang tersisa tidak ditebangi lagi. Karena pohon adalah
salah satu penopang kehidupan di suatu ktoa. Banyangkan, bila sebuah kota tidak
memiliki pohon sama sekali. Apa yang akan terjadi? Pohon selain sebagai
penetralisasi pencemaran udara di siang hari, sebagai pengikat air di saat
hujan melalui akar-akarnya. Bila sudah tidak ada lagi phon, bisa dibayangkan
apa yang akan terjadi bila hujan tiba.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pada
dasarnya banjir itu disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran
atau sungai. Bisa terjadi dimana saja, ditempat yang tinggi maupun tempat yg
rendah. Pada saat air jatuh kepermukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi),
maka air itu akan mengalir ketempat yang lebih rendah melalui saluran2 atau
sugai2 dalam bentuk aliran permukaan (run off) sebagian akan masuk/meresap
kedalam tanah (infiltrasi) dan sebagiannya lagi akan menguap keudara
(evapotranspirasi).
Sebenarnya
banjir merupakan peristiwa yang alami pada daerah dataran banjir, mengapa bisa
alami?
Karena
dataran banjir terbentuk akibat dari peristiwa banjir. Dataran banjir merupakan
derah yang terbentuk akibat dari sedimentasi (pengendapan) banjir. Saat banjir
terjadi, tidak hanya air yang di bawa tapi juga tanah2 yang berasal dari hilir
aliran sungai. Dataran banjir biasanya terbentuk di daerah pertemuan2 sungai.
Akibat dari peristiwa sedimentasi ini, dataran banjir merupakan daerah yg subur
bagi pertanian, mempunyai air tanah yang dangkal sehingga cocok sekali bagi
pemukiman dan perkotaan.
3.2.
Saran
Seharusnya
disiplin dan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan kelestarian
lingkungan haruslah ditingkatkan.
warga-warga tidak
lagi menjadikan bantaran kali sebagai tempat tinggal / bermukim.karena, jika tidak
ada bangunan-bangunan liar, badan kali menjadi lebih luas, dan jangan
menjadikan sungai-sungai sebagai tempat sampah, sehingga terjadi pendangkalan
dan sampah mengonggok di sepanjang aliran sungai.
DAFTAR
PUSTAKA
·http://www.piname.com/2/2012/03/29/Faktor-Penyebab-Banjir-dan-penanggulangan-bahaya-banjir.html
· http://www.anneahira.com/dampak-banjir.htm
· Wikki media commont memiliki galeri mengenai: banjir
0 Response to "MAKALAH BENCANA BANJIR"
Posting Komentar