Makalah Fungsi Getah Bening
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam tubuh,
selain sistem sirkulasi darah juga terdapat sistem getah bening. Sistem getah bening adalah bagian dari
sistem pertahanan tubuh kita. Tubuh kita memiliki kurang lebih sekitar 600
kelenjar getah bening, namun hanya di daerah submandibular (bagian bawah rahang
bawah, sub bawah mandibula, rahang bawah), ketiak atau lipat paha yang teraba
normal pada orang sehat.
Sistem getah
bening (limfa) membawa protein dan cairan yang hilang kembali ke darah. Sistem
ini mengangkut cairan dari jaringan menuju darah. Selain itu, juga mengangkut
lemak dan bahan bahan asing untuk dirombak ke nodus limfe. Pembuluh limfa
bermuara di berbagai jaringan dan peredarannya termasuk sirkulasi terbuka.
Sistem getah bening (limfa), merupakan cairan tubuh yang tak kalah penting
dari darah. Sistem getah bening memiliki banyak fungsi seperti mengembalikan
cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah, mengangkut limfosit
dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah, dan untuk membawa lemak yang sudah
dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah. Saluran yang melaksanakan fungsi ini adalah saluran lakteal. Selain itu
juga, kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk
menghindarkan penyebaran organisme itu dari tempat masuknya ke dalam jaringan,
ke bagian lain tubuh. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat anti
(antibodi) untuk melindungi tubuh
terhadap kelanjutan infeksi.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
A. Apa definisi dan fungsi
getah bening?
B. Darimana asal getah
bening ?
C. Apa saja komposisi
getah bening ?
C.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul
“FUNGSI SISTEM GETAH BENING ” yaitu:
A. Mengetahui definisi
dan fungsi getah bening
B. Mengetahui asal
getah bening
C. Mengetahui komposisi
getah bening
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi dan Fungsi Getah Bening
Sistem getah bening (limfatik) adalah suatu sistem
sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di dalam
tubuh.Sistem limfatik (lymphatic system) atau sistem getah bening membawa
cairan dan protein yang hilang kembali ke darah. Cairan memasuki sistem ini
dengan cara berdifusi ke dalam kapiler limfa kecil yang terjalin di antara
kapiler-kapiler sistem kardiovaskuler. Apabila sudah berada dalam sistem
limfatik, cairan itu disebut limfa (lymph) atau getah bening, komposisinya
kira-kira sama dengan komposisi cairan interstisial. Sistem limfatik mengalirkan
isinya ke dalam sistem sirkulasi di dekat persambungan vena cava dengan atrium
kanan.
Pembuluh limfa, seperti vena, mempunyai katup yang
mencegah aliran balik cairan menuju kapiler. Kontraksi ritmik (berirama)
dinding pembuluh tersebut membantu mengalirkan cairan ke dalam kapiler
limfatik. Seperti vena, pembuluh limfa juga sangat bergantung pada pergerakan
otot rangka untuk memeras cairan ke arah jantung.
Ada beberapa perbedaan antara limfa (getah bening) dengan
darah. Diantaranya dapat dijelaskan di bawah ini. Cairan limfa berwarna kuning
keputih-putihan yang disebabkan karena adanya kandungan lemak dari usus. Jika
darah tersusun dari banyak sel-sel darah, maka pada limfa hanya terdapat satu
macam sel darah, yaitu limfosit, yang merupakan bagian dari sel darah putih.
Limfosit inilah yang akan menyusun sistem imunitas pada tubuh, karena dapat
menghasilkan antibodi. Cairan limfa juga memiliki kandungan protein seperti
pada plasma darah, namun pada limfa ini kandungan proteinnya lebih sedikit dan
mengandung lemak yang dihasilkan oleh usus. Perbedaan lain juga terlihat pada
pembuluh limfa. Berbeda dengan pembuluh darah, pembuluh limfa ini memiliki
katup yang lebih banyak dengan struktur seperti vena kecil dan bercabang-cabang
halus dengan bagian ujung terbuka. Dari bagian yang terbuka inilah cairan
jaringan tubuh dapat masuk ke dalam pembuluh limfa. Fungsi sistem limfatik
antara lain sebagai berikut:
1.
Pembuluh limfatik mengumpulkan cairan berlebih atau cairan limfe dari jaringan
sehingga memungkinkan aliran cairan segar selalu bersirkulasi dalam jaringan
tuuh.
2.
Merupakan pembuluh untuk membawa kembali kelebihan protein di dalam cairan
jaringan ke dalam aliran darah .
3.
Nodus menyaring cairan limfe dari infeksi bakteri dan bahan-bahan berbahaya.
4.
Nodus memproduksi limfosit baru untuk sirkulasi
5.
Pembuluh limfatik pada organ abdomen membantu absorpsi nutrisi yang telah
dicerna, terutama lemak.
Namun secara garis besar, sistem limfatik
mempunyai 3 fungsi, yaitu:
1. Aliran cairan interstisial
Cairan interestial
yang menggenangi jaringan secara terus menerus yang diambil oleh kapiler
kapiler limfatik disebut dengan Limfa. Limfa mengalir melalui sistem pembuluh
yang akhirnya kembali ke sistem sirkulasi. Ini dimulai pada ekstremitas dari
sistem kapiler limfatik yang dirancang untuk menyerap cairan dalam jaringan
yang kemudian dibawa melalui sistem limfatik yang bergerak dari kapiler ke
limfatik (pembuluh getah bening) dan kemudian ke kelenjar getah bening. Getah
bening ini disaring melalui benjolan dan keluar dari limfatik eferen. Dari sana
getah
bening melewati
batang limfatik dan akhirnya ke dalam saluran limfatik. Pada titik ini getah
bening dilewatkan kembali ke dalam aliran darah dimana perjalanan ini dimulai
lagi.
2. Mencegah infeksi
Sementara kapiler
getah bening mengumpulkan cairan interstisial mereka juga mengambil sesuatu hal
lain seperti virus dan bakteri, ini terbawa dalam getah bening sampai mereka
mencapai kelenjar getah bening yang mana dirancang untuk menghancurkan virus
dan bakteri dengan menggunakan berbagai metode. Pertama sel makrofag menelan
bakteri, ini dikenal sebagai fagositosis. Kedua sel limfosit menghasilkan
antibodi, ini dikenal sebagai respon kekebalan tubuh. Proses ini diharapkan
akan berhubungan dengan semua infeksi yang berjalan melalui getah bening tetapi
sistem limfatik tidak meninggalkan ini di sana. Beberapa sel limfosit akan
meninggalkan node dengan perjalanan di getah bening dan memasuki darah ketika
getah bening bergabung kembali, ini memungkinkan untuk menangani infeksi pada
jaringan lain. Ini bukan satu-satunya daerah dimana perlawanan berlangsung,
limpa juga menyaring darah dengan cara yang sama seperti sebuah nodus yang
menyaring getah bening, sel B dan sel T yang bermigrasi dari sumsum tulang
merah dan Thymus yang telah matang pada limpa (ada 3 jenis sel T yang
menakjubkan, itu adalah memori T sel yang dapat mengenali patogen yang telah
memasuki tubuh sebelumnya. Dan dapat menangani mereka dengan lebih cepat, sel T
lainnya disebut helper dan sitotoksik) yang melaksanakan fungsi kekebalan,
sedangkan sel makrofag limpa menghancurkan sel-sel darah patogen yang dilakukan
oleh fagositosis. Ada nodul limfatik seperti amandel yang menjaga terhadap
infeksi bakteri yang mana ini menggunakan sel limfosit. Kelenjar timus
mematangkan sel yang diproduksi di sumsum tulang merah. Setelah sel-sel ini
matang, sel-sel ini kemudian bermigrasi ke jaringan limfatik seperti amandel
yang mana kemudian berkumpul pada suatu wilayah dan mulai melawan infeksi. Sumsum
tulang Merah memproduksi sel B dan sel T yang bermigrasi ke daerah lain dari
sistem getah bening untuk membantu dalam respon kekebalan.
3. Pengangkutan Lipid (lemak)
Jaringan kapiler
dan pembuluh juga mengangkut lipid dan vitamin yang larut lemak A, D, E dan K
ke dalam darah, yang menyebabkan getah bening berubah warna menjadi krem. Lipid
dan vitamin yang diserap dalam saluran pencernaan dari makanan dan kemudian
dikumpulkan oleh getah bening pada saat ini dikirimkan ke darah. Tanpa sistem
limfatik kita akan berada dalam kesulitan, memiliki masalah dengan banyak
penyakit. Jaringan tubuh akan menjadi macet dengan cairan dan sisa-sisa yang
membuat kita menjadi bengkak. Kita juga akan kehilangan vitamin yang
diperlukan.
B.
Asal Getah Bening
Ketika darah melalui kapiler-kapiler di dalam jaringan,
cairan merembes keluar melalui dinding kapiler yang berpori dan besirkulasi di
dalam jaringan tersebut untuk mendarahi setiap sel. Cairan ini disebut cairan
jaringan atau cairan interstisial. Cairan ini mengisi interstisium atau ruang
antar sel yang terdapat di berbagai jaringan. Cairan ini jernih, encer, dan
berwarna jerami, mirip plasma darah yang merupakan asalnya. Apabila darah
bersirkulasi hanya melalui pembuluh darah, cairan jaringan bersirkulasi melalui
jaringan dan membawa zat-zat nutrisi, oksigen, dan air dari aliran darah ke
masing-masing sel dan membawa produk-produk sisa, seperti karbon dioksida,
urea, dan air, dan menghantarkan mereka
ke dalam darah. Dengan kata lain, cairan ini merupakan medium penghubung antara
sel-sel jaringan dan darah.
Dari sejumlah cairan yang keluar dari kapiler ke dalam
jaringan, sebagian diantaranya kembali ke sirkulasi melalui dinding kapiler,
tetapi proses kembali ini lebih sulit daripada proses keluarnya karena adanya
aliran darah yang terus-menerus datang dari kapiler. Kelebihan cairan yang
tidak dapat kembali langsung ke dalam aliran darah bergabung dan kembali ke
aliran darah melalui perangkat pembuluh kedua, yang membentuk sistem limfatik
dan cairan yang mengisi pembuluh ini disebut limfa (getah bening).
C.
Komposisi Getah Bening
Sistem limfatik terdiri dari empat
macam struktur yaitu
1. Kapiler Limfatik
Kapiler limfatik
berasal dari ruang intersel jaringan sebagai pembuluh sangat halus dengan
dinding berpori-pori. Kapiler ini menampung kelebihan cairan dari jaringan dan
kemudian bergabung membentuk pembuluh limfatik. Dinding kapiler limfe bersifat
permeabel, terhadap zat-zat dengan ukuran molekul lebih besar daripada yang
bisa lolos dari dinding kapiler darah.
2. Pembuluh Limfatik
Pembuluh
limfatik merupakan pipa berdinding tipis dan bisa kolaps, strukturnya mirip
dengan struktur vena, tetapi berisi cairan limfe. Pembuluh ini lebih halus dan
jumlahnya lebih banyak dari pada vena dan seperti halnya vena, pembuluh ini
diperlengkapi dengan katup untuk mencegah aliran cairan limfe ke arah yang
salah. Pembuluh limfatik ditemukan pada kebanyakan jaringan, kecuali sistem
syaraf pusat, tetapi pembuluh ini khususnya berjalan dalam jaringan subkutan
dan melewati satu atau lebih nodus limfatik.
3. Nodus Limfatik (kelenjar
getah bening)
Nodus limfatik
adalah struktur kecil dengan ukuran bervariasi dari seujung jarum sampai
sebesar buah almon. Pembuluh limfatik membawa cairan limfe ke nodus ini dan
disebut pembuluh aferen.
Pembuluh ini
masuk ke dalam nodus limfatik dan kemudian bercabang dan melepas cairan limfe
ke dalam lumen. Cairan limfe kemudian berkumpul kembali ke dalam pembuluh
limfatik baru yang disebut pembuluh aferen, yang kemudian akan membawa cairan
tersebut selanjutnya dan akhirnya bermuara ke duktus limfatik setelah
kemungkinan melewati nodus limfatik yang lain. Nodus limfatik terutama terdiri
dari sel-sel yang mirip dengan sel darah putih (limfosit), yang dikumpulkan
oleh suatu jejaring, yang terdiri dari jaringan penyambung, yang juga membentuk
kapsul nodus limfatik.
Nodus limfatik
umumnya berkelompok di berbagai bagian tubuh. Kelompok nodus di leher dan di
bawah dagu menyaring cairan limfe dari kepala, lidah, dan dasar mulut. Kelompok
nodus di aksila menyaring cairan limfe dari ekstremitas atas dan dinding dada.
Kelompok nodus di lipat paha menyaring cairan limfe dari ekstremitas bawah dan
dinding abdomen bagian bawah. Kelompok nodus di dalam torak dan abdomen
menyaring cairan limfe dari organ-organ internal.
4. Duktus Limfatik
Setelah
difiltrasi oleh nodus limfatik, cairan limfe disalurkan oleh pembuluh limfe ke
dalam dua duktus limfatik: duktus torasikus dan duktus limfatikus kanan.
Duktus torasikus
berukuran lebih besar. Duktus ini berasal di sebuah kantong kecil pada bagian
belakang abdomen, yang disebut sisterna cili. Semua pembuluh limfe dari
ekstremitas bawah dan organ abdomen dan pelvis bermuara ke dalam sisterna ini.
Dari sisterna cili, duktus berjalan ke atas melalui mediastinum di belakang
jantung ke arah dasar leher dan kemudian berbelok ke kiri, bergabung dengan
pembuluh limfatik dari sisi kiri kepala dan toraks dan ekstremitas kiri, dan
akhirnya bermuara pada vena subklavia kiri, pada tempat pertemuannya dengan
vena jugularis interna kiri.
Duktus torasikus
mempunyai panjang 45 cm dan diperlengkapi dengan katup untuk mencegah cairan
limfe mengalir ke arah yang salah.
Duktus limfatikus
kanan adalah pembuluh yang relatif kecil dan dibentuk oleh gabungan
pembuluh-pembuluh limfatik dari sisi kanan kepala dan toraks dan ekstremitas
atas kanan pada dasar leher. Panjangnya hanya sekitar 1 cm dan bermuara ke
dalam vena subklavia kanan pada tempat pertemuannya dengan vena jugularis
interna kanan.
Kedua duktus
limfatik menampung semua cairan limfe dan mengembalikannya ke dalam aliran
darah. Dari aliran inilah cairan jaringan akan selalu diperbaharui.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Sistem getah
bening (limfatik) adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Sistem limfatik (lymphatic
system) atau sistem getah bening membawa cairan dan protein yang hilang kembali
ke darah. Secara garis besar, sistem limfatik mempunyai 3 fungsi, yaitu aliran
cairan interstisial, mencegah infeksi dan pengangkutan lipid (lemak).
B.
SARAN
Sistem limfatik merupakan bagian penting dari sistem
kekebalan tubuh yang membentuk pertahanan alamiah tubuh melawan infeksi dan
kanker. Kita harus selalu menjaga kesehatan kita agar tidak memberatkan kerja
kelenjar getah bening sehingga tidak menyebabkan mutasi sel limfosit yang
normal menjadi ganas yang dapat tumbuh menjadi kanker kelenjar getah bening.
0 Response to "Makalah Fungsi Getah Bening"
Posting Komentar