Makalah Sistem Rujukan Kesehatan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pelaksanaan sistem
rujukan di Indonesia telah diatur dengan bentuk bertingkat atau berjenjang,
yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga, di mana dalam
pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada di suatu sistem dan
saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan
tindakan medis tingkat primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke
tingkat pelayanan di atasnya, demikian seterusnya. Apabila seluruh faktor
pendukung (pemerintah, teknologi, transportasi) terpenuhi maka proses ini akan
berjalan dengan baik dan masyarakat awam akan segera tertangani dengan tepat.
Sebuah penelitian yang meneliti tentang sistem rujukan menyatakan bahwa
beberapa hal yang dapat menyebabkan kegagalan proses rujukan yaitu tidak ada
keterlibatan pihak tertentu yang seharusnya terkait, keterbatasan sarana, tidak
ada dukungan peraturan.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di
atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa
Pengertian Rujukan dan Sistem Rujukan?
2. Apa Tujuan
Rujukan dan Jenis Rujukan?
3. Apa saja
Tingkatan Rujukan?
4. Bagaimana Langkah-Langkah Rujukan dalam
Pelayanan Kebidanan?
5. Apa saja
Faktor-Faktor Penyebab Rujukan?
6. Bagaimana
Jalur Rujukan Kasus Kegawatdaruratan?
7. Apa saja
keuntungan sistem rujukan?
8. Bagaimana
upaya peningkatan mutu Rujukan?
C.
Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah yang berjudul “SISTEM RUJUKAN” yaitu:
1. Untuk
mengetahui Pengertian Rujukan dan Sistem Rujukan
2. Untuk
mengetahui Tujuan Rujukan dan Jenis Rujukan
3. Untuk
mengetahui Tingkatan Rujukan
4. Untuk
mengetahui Langkah-Langkah Rujukan dalam
Pelayanan Kebidanan
5. Untuk
mengetahui Faktor-Faktor Penyebab Rujukan
6. Untuk
mengetahui Jalur Rujukan Kasus Kegawatdaruratan
7. Untuk
mengetahui Keuntungan sistem rujukan
8. Untuk
mengetahui upaya peningkatan mutu Rujukan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Rujukan dan Sistem Rujukan
Rujukan adalah suatu pelimpahan tanggung
jawab timbal balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara
vertikal (dan satu unit ke unit yang lebih lengkap / rumah sakit) untuk
horizontal (dari satu bagian lain dalam satu unit). (Muchtar, 1977)
Sistem rujukan upaya keselamatan
adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan
terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal-balik atas masalah yang
timbul baik secara vertikal (komunikasi antara unit yang sederajat) maupun
horizontal (komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit yang lebih rendah) ke
fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional dan tidak
dibatasi oleh wilayah administrasi.
Rujukan Pelayanan Kebidanan adalah
pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan
yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan
sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan yang
dilakukan oleh bidan ke tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan atau
fasilitas kesehatan lain secara horizontal maupun vertical.
B.
Tujuan Rujukan
Menurut
Mochtar, 1998 Rujukan mempunyai berbagai macam tujuan antara lain :
1. Agar setiap
penderita mendapat perawatan dan pertolongan sebaik-baiknya
2. Menjalin
kerja sama dengan cara pengiriman penderita atau bahan laboratorium dari unit
yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap fasilitasnya
3. Menjalin
perubahan pengetahuan dan ketrampilan (transfer of knowledge & skill) melalui
pendidikan dan latihan antara pusat pendidikan dan daerah perifer
Sedangkan
menurut Hatmoko, 2000 Sistem rujukan mempunyai tujuan umum dan khusus, antara
lain :
1. Umum
Dihasilkannya
pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukung kualitas pelayanan yang
optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan secara berdaya guna dan
berhasil guna.
2. Khusus
a.
Menghasilkan upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan
rehabilitatif secara berhasil guna dan berdaya guna.
b.
Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preveventif secara
berhasil guna dan berdaya guna.
C.
Jenis Rujukan
Rujukan dalam pelayanan kebidanan
merupakan kegiatan pengiriman orang sakit dari unit kesehatan yang kurang
lengkap ke unit yang lebih lengkap berupa rujukan kasus patologis pada
kehamilan, persalinan dan nifas masuk didalamnya, pengiriman kasus masalah
reproduksi lainnya seperti kasus ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan
penanganan spesialis. Termasuk juga didalamnya pengiriman bahan
laboratorium. Jika penderita telah
sembuh dan hasil laboratorium telah selesai, kembalikan dan kirimkan ke unit
semula, jika perlu disertai dengan keterangan yang lengkap (surat balasan).
Rujukan informasi medis membahas secara
lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan advis rehabilitas kepada
unit yang mengirim. Kemudian Bidan menjalin kerja sama dalam sistem pelaporan
data-data parameter pelayanan kebidanan, terutama mengenai kematian maternal
dan pranatal. Hal ini sangat berguna untuk memperoleh angka-angka secara
regional dan nasional pemantauan perkembangan maupun penelitian.
Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri
dari: rujukan internal dan rujukan eksternal.
a. Rujukan Internal adalah rujukan
horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam institusi tersebut.
Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas induk.
b. Rujukan Eksternal adalah rujukan yang
terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal
(dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal
(dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).
Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan
terdiri dari: rujukan medik dan rujukan kesehatan.
1. Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan
yang terutama meliputi upaya
penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya,
merujuk pasien puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi,
diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah. Jenis rujukan medik:
a. Transfer of patient. Konsultasi penderita
untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operatif dan lain-lain.
b. Transfer of specimen. Pengiriman bahan
untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.
c. Transfer of knowledge/personel. Pengiriman
tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan pengobatan
setempat. Pengiriman tenaga-tenaga ahli ke daerah untuk memberikan pengetahuan
dan keterampilan melalui ceramah, konsultasi penderita, diskusi kasus dan
demonstrasi operasi (transfer of knowledge). Pengiriman petugas pelayanan
kesehatan daerah untuk menambah pengetahuan dan keterampilan mereka ke rumah
sakit yang lebih lengkap atau rumah sakit pendidikan, juga dengan mengundang
tenaga medis dalam kegiatan ilmiah yang diselenggarakan tingkat provinsi atau
institusi pendidikan (transfer of personel).
2. Rujukan Kesehatan adalah hubungan
dalam pengiriman dan pemeriksaan bahan ke fasilitas yang lebih mampu dan
lengkap. Rujukan ini umumnya berkaitan
dengan upaya peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif).
Contohnya, merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok
gizi puskesmas), atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi
puskesmas (pos Unit Kesehatan Kerja).
Masukkan persiapan-persiapan
dan informasi berikut ke dalam rencana rujukan :
a. Siapa
yang akan menemani ibu dan bayi baru lahir.
b. Tempat
–tempat rujukan mana yang lebih disukai ibu dan keluarga. (Jika ada lebih dari
satu kemungkinan tempat rujukan, pilih tempat rujukan yang paling sesuai
berdasarkan jenis asuhan yang diperlukan
c.
Sarana transportasi yang akan digunakan dan siapa yang akan mengendarainya.
Ingat bahwa transportasi harus tersedia segera, baik siang maupun malam.
d. Orang yang ditunjuk
menjadi donor darah, jika transfusi darah diperlukan.
e. Uang
yang disisihkan untuk asuhan medis, transportasi, obat-obatan dan bahan-bahan.
f. Siapa
yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada saat ibu tidak di
rumah.
D.
Tingkatan Rujukan
Tingkatan rujukan berdasarkan pada bentuk pelayanan :
a.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health care)
Pelayanan
kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan
masyarakat sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan.
Oleh karena jumlah kelompok ini didalam suatu populasi sangat besar (kurang
lebih 85%), pelayanan yang diperlukan oleh kelompok ini bersifat pelayanan
kesehatan dasar (basib health services). Bentuk pelayanan ini di Indonesia
adalah puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling dan balkesmas.
b. Pelayanan
Kesehatan tingkat kedua (secondary health services)
Pelayanan
kesehatan jenis ini diperlukan oleh kelompok masyarakat yang memerlukan
perawatan nginap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan
primer. Bentuk pelayanan ini misalnya
Rumah Sakit tipe C dan D dan memerlukan tersedianya tenaga spesialis
c.
Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services)
Pelayanan
kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak
dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder. Pelayanan sudah komplek, dan memerlukan
tenaga-tenaga super spesialis. Contoh di Indonesia: RS tipe A dan B.
E.
Langkah-Langkah Rujukan dalam Pelayanan Kebidanan
1. Menentukan
kegawatdaruratan penderita
a. Pada
tingkat kader atau dukun bayi terlatih ditemukan penderita yang tidak dapat
ditangani sendiri oleh keluarga atau kader/dukun bayi, maka segera dirujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat, oleh karena itu mereka belum tentu
dapat menerapkan ke tingkat kegawatdaruratan.
b. Pada
tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas. Tenaga kesehatan yang ada
pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut harus dapat menentukan tingkat
kegawatdaruratan kasus yang ditemui, sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya, mereka harus menentukan kasus mana yang boleh ditangani sendiri dan
kasus mana yang harus dirujuk.
2. Menentukan
tempat rujukan
Prinsip
dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang mempunyai
kewenangan dan terdekat termasuk fasilitas pelayanan swasta dengan tidak
mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.
3. Memberikan
informasi kepada penderita dan keluarga
Kaji ulang
rencana rujukan bersama ibu dan keluarga.
Jika perlu dirujuk, siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua
asuhan, perawatan dan hasil penilaian (termasuk partograf) yang telah dilakukan
untuk dibawa ke fasilitas rujukan. Jika ibu tidak siap dengan rujukan, lakukan
konseling terhadap ibu dan keluarganya tentang rencana tersebut. Bantu mereka
membuat rencana rujukan pada saat awal persalinan.
4. Mengirimkan
informasi pada tempat rujukan yang dituju
a.
Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk.
b. Meminta
petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan selama dalam
perjalanan ke tempat rujukan.
c.
Meminta petunjuk dan cara penangan untuk menolong penderita bila penderita
tidak mungkin dikirim.
5. Persiapan
penderita (BAKSOKUDA)
Hal-hal yang penting dalam
mempersiapkan rujukan untuk ibu :
1. Bidan
Pastikan bahwa ibu dan/atau bayi baru lahir didampingi oleh
penolong persalinan yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk menatalaksana
kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir untuk dibawa ke fasilitas rujukan
2. Alat
Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan,
masa nifas dan bayi baru lahir (tabung suntik, selang IV, dll) bersama ibu ke
tempat rujukan. Perlengkapan dan bahan-bahan tersebut mungkin diperlukan jika
ibu melahirkan sedang dalam perjalanan.
3. Keluarga
Beri tahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu
dan/atau bayi dan mengapa ibu dan/atau bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka
alasan dan keperluan upaya rujukan tersebut. Suami atau anggota keluarga yang
lain harus menemani ibu dan/atau bayi baru lahir ke tempat rujukan.
4. Surat
Berikan surat ke tempat rujukan. Surat ini harus memberikan
identifikasi mengenai ibu dan/atau bayi baru lahir, cantumkan alasan rujukan
dan uraikan hasil pemeriksaan, asuhan atau obat-obatan yang diterima ibu
dan/atau bayi baru lahir. Lampirkan partograf kemajuan persalinan ibu pada saat
rujukan.
5. Obat
Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke tempat
rujukan. Obat-obatan mungkin akan diperlukan selama perjalanan.
6. Kendaraan
Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu
dalam kondisi yang cukup nyaman. Selain itu pastikan bahwa kondisi kendaraan
itu cukup baik untuk. mencapai tempat rujukan dalam waktu yang tepat.
7. Uang
Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang
cukup untuk membeli obat-obatan yang diperiukan dan bahan-bahan kesehatan lain
yang diperlukan selama ibu dan/atau bayi baru lahir tinggal di fesilitas
rujukan.
8. Darah
Siapkan darah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien.
6. Pengiriman
Penderita
Untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu diupayakan
kendaraan / sarana transportasi yang tersedia untuk mengangkut penderita.
7. Tindak lanjut
penderita :
a. Untuk
penderita yang telah dikembalikan (rawat jalan pasca penanganan)
b. Penderita
yang memerlukan tindakan lanjut tapi tidak melapor harus ada tenaga kesehatan
yang melakukan kunjungan rumah
F.
Jalur Rujukan Kasus Kegawatdaruratan
Dalam kaitan
ini jalur rujukan untuk kasus gawat darurat dapat dilaksanakan sebagai berikut
:
1. Dari Kader
Dapat langsung merujuk ke :
a. Puskesmas pembantu
b. Pondok bersalin / bidan desa
c. Puskesmas / puskesmas rawat inap
d. Rumah sakit pemerintah / swasta
2. Dari
Posyandu
Dapat langsung merujuk ke :
a. Puskesmas pembantu
b. Pondok bersalin / bidan desa
c. Puskesmas / puskesmas rawat inap
d. Rumah sakit pemerintah / swasta
3. Dari
Puskesmas Pembantu
Dapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D/C atau rumah
sakit swasta
4. Dari Pondok
bersalin / Bidan Desa
Dapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D/C atau rumah
sakit swasta
G.
Faktor-Faktor Penyebab Rujukan
1. Riwayat
bedah sesar
2. Pendarahan
pervaginaan
3. Persalinan
kurang bulan
4. Ketuban
pecah disertai dengan mekonium yang pecah
5. Ketuban
pecah lebih dari 24 jam
6. Ketuban
pecah pada persalinan kurang bulan
7. Ikterus
8. Anemia
berat
9. Tanda /
gejala infeksi
10. Preklamsia / hipertensi dalam
kehamilan
11. Tinggi fundus 40 cm / lebih
12. Gawat janin
13. Primipara dalam fase aktif kala 1
persalinan
14. Presentasi bukan belakang kepala
15. Presentasi ganda
16. Kehamilan ganda (gemeli)
17. Tali pusat menumbung
18. Syok
H.
Keuntungan Sistem Rujukan
1. Pelayanan
yang diberikan sedekat mungkin ke tempat pasien, berarti bahwa pertolongan
dapat diberikan lebih cepat, murah dan secara psikologis memberi rasa aman pada
pasien dan keluarga
2. Dengan
adanya penataran yang teratur diharapkan pengetahuan dan keterampilan petugas
daerah makin meningkat sehingga makin banyak kasus yang dapat dikelola di
daerahnya masing – masing
3. Masyarakat
desa dapat menikmati tenaga ahli
I.
Upaya Peningkatan Mutu Rujukan
Langkah-langkah dalam upaya meningkatkan mutu rujukan :
1.
Meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas dalam menampung rujukan puskesmas
pembantu dan pos kesehatan lain dari masyarakat.
2. Mengadakan
pusat rujukan antara lain dengan mengadakan ruangan tambahan untuk 10 tempat
tidur perawatan penderita gawat darurat di lokasi strategis
3.
Meningkatkan sarana komunikasi antar unit pelayanan kesehatan
4. Menyediakan
Puskesmas keliling di setiap kecamatan dalam bentuk kendaraan roda 4 atau
perahu bermotor yang dilengkapi alat komunikasi
5. Menyediakan
sarana pencatatan dan pelaporan bagi sistem, baik rujukan medik maupun rujukan
kesehatan
6.
Meningkatkan upaya dana sehat masyarakat untuk menunjang pelayanan kesehatan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Rujukan Pelayanan Kebidanan adalah
pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan
yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan
sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan yang
dilakukan oleh bidan ke tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan atau
fasilitas kesehatan lain secara horizontal maupun vertical. Salah satu
bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam Sistem kesehatan Nasional
(SKN) adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk mendapatkan mutu pelayanan yang
lebih terjamin, berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efesien), perlu
adanya jenjang pembagian tugas diantara unit-unit pelayanan kesehatan melalui
suatu tatanan sistem rujukan
B. SARAN
Dengan dipelajarinya tentang
rujukan, penulis berharap:
1.
Bagi Tenaga Kesehatan: Tenaga penolong persalinan dilatih agar mampu untuk
mencegah atau deteksi dini komplikasi yang mungkin terjadi, merupakan asuhan
persalinan secara tepat guna dan waktu, baik sebelum atau saat masalah terjadi
dan segera melakukan rujukan saat kondisi masih optimal, maka para ibu akan
terhindar dari ancaman kesakitan dan kematian.
2.
Bagi Pelayanan Kesehatan: Dengan adanya sistem rujukan, diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu karena tindakan rujukan
ditujukan pada kasus yang tergolong beresiko tinggi. Bidan sebagai tenaga
kesehatan harus memiliki kesiapan untuk merujuk ibu dengan keluhan ginekologi
ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu jika menghadapi
penyulit.
3.
Bagi Pasien: untuk bertindak kooperatif dan keluarga untuk mempersiapkan
perlengkapan pasien selama di rumah sakit dan membawa uang untuk biaya
perawatan.
Bagi Masyarakat: untuk mendukung sistem rujukan dan membantu proses
perujukan pasien.
0 Response to "Makalah Sistem Rujukan Kesehatan"
Posting Komentar