Makalah Alat Musik Gendang
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia
merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai
macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut
kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu
bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya.
Tidak bisa
kita pungkiri, bahwa kita pungkiri bahwa kebudayaan daerah merupakan faktor
utama berdirinya kebudayaan yang lebih global, yang biasa kita sebut dengan
kebudayaan nasional. Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah
akan sangat berpengaruk terhadap budaya nasional, begitu pula sebaliknya
kebudayaan nasional yang bersumber dari kebudayaan daerah, akan sangat
berpebgaruh pula terhadap kebudayaan daerah / kebudayaan lokal.
Kebudayaan
merupakan suatu kekayaan yang sangat benilai karena selain merupakan ciri khas
dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau
daerah.
Karena kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah, maka menjaga, memelihara dan melestarikan budaya merupakan kewajiban dari setiap individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa.
Karena kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah, maka menjaga, memelihara dan melestarikan budaya merupakan kewajiban dari setiap individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa.
B. Rumusan
Masalah
- Jelaskan Pengertian Kendang?
- Jelaskan bentuk-bentuk dan fungsi kendang!
- Jelaskan Cara Memainkan Kendang!
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kendang
Kendang
atau kendhang adalah instrumen dalam gamelan Jawa Tengah dan Jawa
Barat yang salah satu fungsi utamanya
mengatur irama. Instrument ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu.
Jenis kendang yang kecil disebut ketipung, yang menengah disebut kendang
ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe biasa
disebut kendang kalih. Kendang kalih dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti ketawang,
gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi. Bisa juga dimainkan cepat pada
pembukaan lagu jenis lancaran ,ladrang irama tanggung. Untuk wayangan ada satu
lagi kendhang yang khas yaitu kendhang kosek.
Kendang
kebanyakan dimainkan oleh para pemain gamelan profesional, yang sudah lama
menyelami budaya Jawa. Kendang kebanyakan di mainkan sesuai naluri pengendang,
sehingga bila dimainkan oleh satu orang denga orang lain maka akan berbeda
nuansanya.
B. Jenis Jenis
Kendang
Berikut jenis-jenis kendang :
- Kendang yang kecil disebut ketipung
- Kendang sedang disebut kendang ciblon/kebar.
- Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe biasa disebut kendang kalih.
Kendang
kalih dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti
ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi. Bisa juga dimainkan
cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran, ladrang irama tanggung. Untuk
wayangan ada satu lagi kendhang yang khas yaitu kendhang kosek.
C. Bahan dan
Pembuatan gendang
Kendang yang
baik biasanya terbuat dari bahan kayu nangka, kelapa atau cempedak. Bagian sisinya
dilapisi kulit kerbau dan kambing. Kulit kerbau sering digunakan
untuk bam (permukaan bagian yang memancarkan ketukan bernada rendah) sedangkan
kulit kambing digunakan untuk chang (permukaan luar yang memancarkan
ketukan bernada tinggi).
Terdapat
tali pengikat kulit yang berbentuk "Y" atau tali rotan. Tali
tersebut dapat dikencangkan atau dikendurkan untuk mengubah nada dasar. Untuk
menaikkan nada suara dapat mengencangkan tarikan kulitnya.
D. Sejarah
Gendang
Kendang,
kendhang, atau gendang adalah salah satu alat musik dalam gamelan jawa yang
berfungsi mengatur irama dan termasuk dalam kelompok “membranofon” yaitu alat
musik yang sumber bunyinya berasal dari selaput kulit atau bahan lainnya.
Menurut
bukti sejarah, kelompok membranofon telahmpok membranofon telah populer di Jawa
sejak pertengahan abad ke-9 Masehi dengan nama: padahi, pataha (padaha),
murawaatau muraba, mrdangga, mrdala, muraja, panawa, kahala, damaru, kendang.
Istilah ‘padahi’ tertua dapat dijumpai pada prasasti Kuburan Candi yang
berangka tahun 821 Masehi (Goris, 1930). Seperti yang tertulis pada kitab
Nagarakrtagama gubahan Mpu Prapanca tahun 1365 Masehi (Pigeaud, 1960), istilah
tersebut terus digunakan sampai dengan jaman Majapahit.
Penyebutan
kendang dengan berbagai nama menunjukkan adanya berbagai macam bentuk, ukuran
serta bahan yang digunakan, antara lain : kendang berukuran kecil, yang pada
arca dilukiskan sedang dipegang oleh dewa , kendang ini disebut “damaru“. Bukti
keberadaaan dan keanekaragaman kendang, dapat dilihat pada relief candi-candi
sebagai berikut:
- Candi Borobudur (awal abad ke-9 Masehi), dilukiskan bermacam- macam bentuk kendang seperti bentuk : silindris langsing, bentuk tong asimetris, bentuk kerucut (Haryono, 1985; 1986).
- Candi Siwa di Prambanan (pertengahan abad ke-9 Masehi), pada pagar langkan candi, kendang ditempatkan di bawah perut dengan menggunakan semacam tali.
- Candi Tegawangi, candi masa klasik muda (periode Jawa Timur), sekitar abad 14), dijumpai relief seseorang membawa kendang bentuk silindris dengan tali yang dikalungkan pada kedua bahu.
- Candi Panataran, candi masa klasik muda (periode Jawa Timur), sekitar abad 14, relief kendang digambarkan hanya menggunakan selaput satu sisi dan ditabuh dengan menggunakan pemukul berujung bulat. Jaap Kunst (1968:35-36) menyebut instrumen musik ini ‘dogdog‘, Ada hal yang menarik mengenai asal muasal kendang ini, yaitu adanyakesamaan penyebutan dari sumber tertulis Jawa Kuno dengan sumber tertulis di India. Hal ini membuktikan bahwa telah terjadi kontak budaya antara keduanya, termasuk dalam dalam bidang seni pertunjukan.
Namun, tidak
dapat ditarik kesimpulan bahwa kendang Jawa adalah pengaruh kendang India. Karena
instrumen musik jenis membranofon ini diperkirakan telah ada sebelum adanya
kontak budaya dengan India, yang digunakan pada acara-acara ritual. Pada jaman
kebudayaan logam prasejarah di Indonesia (kebudayaan perunggu) telah dikenal
adanya “moko” dan “nekara”. Nekara pada zamannya berfungsi sebagai semacam
genderang.
Yang pertamakali menemukan kendang
Bagaimana
kisah lahirnya kendang/drum? Manusia di peradaban awal memiliki kebiasaan
memukul-mukul benda sekitarnya untuk mengekspresikan kegembiraan, misalnya saat
berhasil menangkap binatang buruan.
Dalam
ekskavasi di berbagai wilayah di dunia ditemukan kendang/drum tertua dari masa
neolitikum. Misalnya, yang di Moravia diduga dari tahun 6000 SM. Bentuknya amat
sederhana berupa sepotong batang kayu berongga yang ujungnya ditutup kulit
reptil atau ikan. Alat itu dibunyikan dengan cara ditepuk.
Pada masa
peradaban berikutnya, muncul kendang/drum kayu dengan kulit binatang. Stik
pukul pun mulai dipakai. Ini ditunjukkan oleh artefak dari Mesir kuno (4000
SM).
Tahun 3000
SM dikenal frame drum raksasa di kalangan bangsa Sumeria kuno dan Mesopotamia.
Selanjutnya, drum “menggelinding” ke Afrika dan Yunani sekitar tahun 2000 SM.
Drum serupa jam pasir tampak pada relief Bharhut, relief candi India tertua,
dari abad 2 SM. Pada masa bersamaan drum muncul di Romawi. Bahakan Romawilah
yang pertama kali menggunakan drum sebagai pengobar semangat pasukan perang.
Tahun 600-an
Persia mengenal genderang pendek dari tanah liat. Lalu genderang itu mulai
dibuat dari logam, terkadang kayu. Genderang itu pun menyebar ke Eropa, Afrika,
dan Asia. Karena dibuat dari tembaga dan berbentuk ketel sup, namanya pun jadi
kettle drum atau timpani.
Abad XIII
timpani menunjukkan peran penting dalam musik Eropa. Karena bunyi gemuruhnya
bak geledek, sekitar dua abad kemudian bangsa Inggris juga memanfaatkan timpani
di bidang ketentaraan. Gunanya sebagai penanda waktu, aba-aba serangan, dan
membuat musuh grogi.
Saat
menjelajah dunia tahun 1500 bangsa Eropa membawa drum ke Amerika. Maka, cara
pakai bangsa Inggris pun menyebar. Tak ayal tahun 1800-an pasukan militer di
berbagai negara mulai mempelajari dan menggunakan drum dalam pasukan. Malah ada
terobosan baru berupa parade musik pasukan drum band tahun 1813 di Rusia.
Itulah salah satu tonggak munculnya drum band.
Keinginan
memperkaya musik drum sudah ada sejak 1550. Namun, baru tahun 1935 para
pencinta musik di AS mewujudkannya. Drum pun tak lagi muncul tunggal.
Seperangkat drum biasanya terdiri atas genderang bas, genderang senar,
genderang tenor, dan simbal. Malah tahun 1970-an muncul drum listrik, yang
kualitas bunyinya tak beda dengan gendang, timpani, atau drum akustik.
Jenis
instrumen membranofon lainnya adalah ‘bedug‘ dan ‘trebang‘. Istilah ‘bedug‘
dijumpai pada kitab yang lebih muda yakni Kidung Malat. Dalam Kakawin
Hariwangsa, Ghatotkacasraya, dan Kidung Harsawijaya instrumen sejenis disebut
dengan istilah “tipakan”. Selain itu ada istilah ‘tabang-tabang‘ dalam kitab
Ghatotkacasraya dan kitab Sumanasantaka yang kemungkinan berkembang menjadi istilah
‘tribang‘.
Jika data ini benar, berarti yang sebut “trebang” maupun “bedhug” bukanlah instrumen musik yang muncul setelah masuknya kebudayaan Islam, melainkan telah ada sejak abad ke-12 M (Zoetmulder, 1983:317-395).
Jika data ini benar, berarti yang sebut “trebang” maupun “bedhug” bukanlah instrumen musik yang muncul setelah masuknya kebudayaan Islam, melainkan telah ada sejak abad ke-12 M (Zoetmulder, 1983:317-395).
Jika dilihat
dari ukurannya, kendang di bagi menjadi beberapa jenis yaitu :
- Kendang berukuran kecil, jenis ini disebut sebagai “ketipung”.
- Kendang berukuran sedang, disebut sebagai kendang “ciblon” atau “kebar”.
- Kendang berukuran besar, kendang jenis ini merupakan pasangan ketipung, yang dinamakan kendang gedhe, atau biasa disebut sebagai “kendang kalih”. Kendang ini biasanya dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti : ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi. Bisa juga dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran, ladrang irama tanggung.
- Khusus untuk wayangan ada satu lagi kendhang yang khas
yaitu kendhang kosek.
Kendang, dimainkan hanya dengan menggunakan tangan, tanpa alat bantu lainnya. Ditangan para pemain gamelan professional yang sudah cukup lama menyelami budaya jawa, kendang adalah alat musik yang dimainkan dengan menggunakan naluri. Oleh sebab itu, selalu ada perbedaan nuansa, bunyi, tergantung kepada orang yang memainkannya.
E.
Cara pembuatan
Pembuatan
gendang sebenarnya tidaklah sulit, hanyalah dengan melubangi bagian kayu
menggunakan peralatan tradisional sehingga membentuk dan menghiasi gendang.
Cara tersebut cukup menguras tenaga karena harus menghaluskan bahan baku agar
suaranya bisa bagus. Pilih pohon dengan lingkaran kayu yang besar kemudian di
potong 30/35-45cm
Kayu dilubangi dengan pahat hingga tipis.
Kayu dilubangi dengan pahat hingga tipis.
Pada bagian
muka tempat menempel kulit dibuat agak tipis kira-kira setebal ibu jari
Pada bagian belakan dibuat agak tebal dan diberi lingkaran setebal sentengah jari atau 2 jari
Pada bagian belakan dibuat agak tebal dan diberi lingkaran setebal sentengah jari atau 2 jari
F.
Cara memainkan Gendang
Cara
memainkan gendang dengan dipukul, baik dengan tangan saja atau dengan alat
pemukul gendang. Gendang mempunyai banyak fungsi, di antaranya sebagai
pengiring tarian atau pencak silat, pembawa tempo atau penegasan dinamik sebuah
orkes, atau sering juga hanya sebagai pelengkap untuk lebih meramaikan suasana.
G.
Fungsi alat musik gendang
Fungsi
gendang yaitu sebagai penentu tempo pada musik untuk mengiringi tarian atau
silat, gendang juga dipakai untuk mengiringi arak-arakan penganten, upacara menyambut
tamu, bahkan gendang juga digunakan sebagai alat musik utama dalam proses
rekaman lagu dangdut selain suling.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Seiring
dengan berkembangnya zaman dari waktu ke waktu, yang kemudian disebut sebagai
era Globalisasi, kebudayaan semakin terkikis dengan moderenisasi dari itu
khususnya para pelajar umumnya masyarakat Indonesia kita wajib melestarikan dan
menjaga kebudayaan kita dan kita kembang lagi supaya tidak terkikis oleh
waktu.
B.
Saran
Masih banyak hal-hal di Indonesia yang perlu diperbaiki demi
mempertahankan kebudayaan . Bidang budaya yang saat ini sudah hamper tidak
dikenal di masyarakat sebaiknya kita lebih melestarikan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Http://riantinuri.blogspot.com/2013/03/budaya.indonesia.
Diakses tanggal 2 April 2017
http://Budaya.co.id/Budaya/Kendang.
Diakses tanggal 2 April 2017
0 Response to "Makalah Alat Musik Gendang"
Posting Komentar