MAKALAH PELAYANAN KESEHATAN SESUAI KEBIJAKAN YANG BERLAKU DIBIDANG KESEHATAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pelayanan
kesehatan dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat. Tanpa adanya pelayanan
kesehatan, kebutuhan masyarakat akan kesehatan tidak akan terpenuhi dengan
baik. Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat dibentuklah suatu manajemen
yang akan mengelola semua pelayanan kesehatan di lembaga-lembaga kesehatan.
Manajemen kesehatan diawali dari pengelolaan
sistem informasi kesehatan, ekonomi kesehatan, manajemen puskesmas dan
manajemen home care. Sistem informasi kesehatan digunakan untuk memberi dukungan informasi dalam proses
pengambilan keputusan di semua tingkat administrasi pelayanan kesehatan.
Selanjutnya ekonomi
kesehatan perlu dipelajari karena keadaan ekonomi dan kesehatan dalam
masyarakat saling mempengaruhi satu sama lain. pelayanan
kesehatan yang baik bisa meningkatkan produktivitas, meningkatkan pendapatan
per kapita, sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Bagaimana manajemen informasi kesehatan?
2. Bagaimana ekonomi kesehatan?
3. Bagaimana manajemen puskesmas?
4. Bagaimana manajemen home care?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui manajemen informasi
kesehatan
2. Untuk mengetahui ekonomi kesehatan
3. Untuk mengetahui manajemen puskesmas
4. Untuk mengetahui manajemen home care
BAB II
KONSEP
2.1
Manajemen Informasi Kesehatan
Manajemen informasi kesehatan adalah
pengelolaan data dan informasi kesehatan mulai dari sumber data, pengumpulan,
pengolahan, analisis, penyajian dan publikasi data & informasi di tingkat pemerintah secara sistematis dalam
rangka penyelengggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam manajemen informasi
kesehatan terdapat Sistem
Informasi Kesehatan (SIK) yang merupakan tatanan berbagai komponen data dan informasi kesehatan yang saling terkait
satu dengan yang lainnya untuk menghasilkan data dan informasi tentang kondisi
kesehatan dan kinerja kesehatan suatu wilayah. Sistem informasi
kesehatan digunakan untuk memberi
dukungan informasi dalam proses pengambilan keputusan di semua tingkat
administrasi pelayanan kesehatan.
Peraturan perundangundangan yang menyebutkan
sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang
kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor
932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem
laporan informasi kesehatan kabupaten/kota.
Manajemen informasi
kesehatan ditujukan
pada unsur informasi dengan tugas-tugas seperti pengumpulan, analisis, yang tertuju pada
cakupan pengguna informasi yang lebih luas, seperti kepentingan, manajer,
provider (pemberi layanan kesehatan), dan pasien. "Good Clinical
Governance" merefleksikan kinerja institusi pelayanan kesehatan
melakukan pembenahan dalam sistem pencatatan, pengolahan data dan analisa data
medis secara integrated, lengkap, akurat, tepat waktu, dan mutakhir.
2.2
Ekonomi Kesehatan
2.2.1 Kosep Ekonomi Kesehatan
Ekonomi adalah ilmu yang membuat
pilihan yang mencakup suplai dan demand sedangkan kesehatan adalah kebutuhan dasar setiap
manusia serta kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Maka ekonomi
kesehatan adalah ilmu yang mempelajari suplai dan demand sumber daya pelayanan
kesehatan dan dampak sumber daya pelayanan kesehatan terhadap populasi.
Ekonomi kesehatan perlu dipelajari
karena keadaan ekonomi dan kesehatan dalam masyarakat saling mempengaruhi satu
sama lain, sebagai contoh apabila seseorang sakit maka produktivitasnya akan
menurun sehingga keadaan ekonominya akan memburuk, begitu pula sebaliknya bila
keadaan ekonomi seseorang buruk, maka orang tersebut tidak mampu melakukan
pemeriksaan kesehatan secara rutin, sehingga ia dapat terserang penyakit.
Jadi pelayanan kesehatan yang baik
bisa meningkatkan produktivitas, meningkatkan pendapatan per kapita, sehingga
meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara, begitupun sebaliknya.
Ekonomi kesehatan
dipengaruhi oleh 3 hal utama yaitu:
1. Need
(kebutuhan) adalah kuantitas barang atau pelayanan terbaik untuk memperbaiki
kondisi kesehatan pasien.
2. Demand
(permintaan) adalah barang atau pelayanan yang dibeli oleh pasien. Permintaan tersebut
dipengaruhi oleh pendapat medis dari dokter, dan juga faktor lain seperti
pendapatan dan harga obat. Demand terhadap pelayanan kesehatan dapat dihitung
berdasarkan bed occupancy, jumlah kunjungan rawat jalan,jumlah tes diagnostik
3. Wants (keinginan) adalah barang atau
pelayanaan yang diinginkan pasien karena dianggap terbaik bagi mereka
(misalnya, obat yang bekerja cepat).
Pelayanan kesehatan bertujuan
memelihara, memperbaiki, memulihkan kesehatan fisik dan jiwa seorang (Santerre
dan Neun, 2000). Beberapa karakteristik khusus pelayanan kesehatan adalah
sebagai berikut
1. Intangibility:
pelayanan kesehatan tidak bisa dinilai oleh panca indera.
2. Inseparability:
produksi dan konsumsi pelayanan kesehatan terjadi secara simultan (bersama).
3. Inventory.
Pelayanan kesehataan tidak bisa disimpan untuk digunakan pada saat dibutuhkan
oleh pasien nantinya.
4. Inkonsistensi:
Komposisi dan kualitas pelayanan kesehatan yang diterima pasien dari dari seorang dokter
dari waktu ke waktu, maupun pelayanan kesehatan yang digunakan antar pasien,
bervariasi.
2.2.2 Pembiayaan Pelayanan Kesehatan
Penerapan ilmu ekonomi kesehatan diperlukan
Analisis Biaya Pelayanan Institusi Kesehatan yang mengkaji tarif yang layak,
besarnya subsidi yang harus diberikan, biaya yang harus dihilangkan/diperkecil.
Uang yang dibayarkan untuk pelayanan kesehatan dapat dibayarkan
dalam empat cara:
1. Out-of Pocket Payment (OOP).
Dengan cara ini pasien membayar
langsung kepada dokter atau pemberi pelayanan kesehatan lainnya untuk pelayanan
kesehatan yang sudah diterima.
-
Aspek positif metode ini, pasien menjadi lebih menghargai nilai ekonomi dari
pelayanan kesehatan yang diterima sehingga menghindari penggunaan pelayanan
kesehatan secara berlebihan.
-
Aspek negatifnya, pasien dan keluarga harus membayar biaya kesehatan yang mahal
pada suatu saat ketika sakit,sehingga bisa menyebabkan pasien dan keluarganya
jatuh miskin.
2. Pajak (Taxation).
Pemerintah membayar sebagian dari
biaya pelayanan kesehatan pasien yang diberikan pada fasilitas kesehatan
pemerintah dengan menggunakan dana pajak yang telah dibayarkan wajib pakak,
misalnya: Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) yang membebaskan semua biaya
pelayanan kesehatan di tingkat primer maupun sekunder yang disediakan oleh
fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah.
3.Asuransi (Insurance).
Sistem asuransi menarik premi yang
dibayarkan oleh individu-individu peserta asuransi. Sebagai contohnya adanya
ASKES bagi pegawai negeri dan TNI, sebagian warga membeli asuransi kesehatan
swasta, baik secara individual atau melalui perusahaan tempat bekerja, sebagian
besar warga tidak terasuransi.
4.Medical
Saving Account.
Medical Saving Account mengharuskan
warga menabung uang untuk membiayai pelayanan keshatannya sendiri. Sejauh ini
hanya Singapore yang menggunakan sistem ini. Sistem ini memproteksi generasi
berikutnya dari biaya-biaya akibat generasi kini.
2.3
Manajemen Puskesmas
Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan
kesehatan masyarakat dengan misi sebagai pusat pengembangan
pelayanan kesehatan, yang tugasnya melaksanakan pembinaan, pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
di suatu wilayah tertentu. Pelayanan
kesehatan yang dilakukan secara menyeluruh, meliputi aspek-aspek; promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah
suatu kesatuan organisasi Kesehatan yang langsung memberikan pelayanan
kesehatan secara menyeluruhn dan terintegrasi kepada masyarakat di wilayah
kerja tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok (Depkes RI, 1981 dalam Drs.
Nasrul Effendy, 1998)
Fungsi
Puskesmas adalah pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat
pelayanan kesehatan strata pertama, pelayanan kesehatan perorangan, pelayanan
kesehatan masyarakat.
Penerapan fungsi manajemen di Puskesmas :
a) Perencanaan
Micro planning (perencanaan tingkat
Puskesmas yang dilakukan setahun sekali, unsur yang direncanakan meliputi;
kebutuhan tenaga, alat dan sarana, serta penunjang lainnya). Sedangkan
perencanaan obat dan alat kesehatan dilakukan setiap bulan, dengan cara
mengajukan usulan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
b) Pengorganisasian
-Struktur organisasi Puskesmas, dengan jabatan
struktural Kepala Puskesmas, sedangkan lainnya bersifat fungsional
-Pembagian tugas, yang berdasarkan program pokok Puskesmas
- Pembagian
wilayah kerja,
c) Penggerakan Pelaksanaan
- Lokakarya mini Puskesmas, dilakukan tiap bulan
- Adanya
proses kepemimpinan
-
Dilakukan koordinasi secara lintas program & sektor
- Pelaksanaan
program pokok puskesmas yang melibatkan seluruh staf
d) Pengawasan
dan Evaluasi
-
Melalui pemantauan laporan kegiatan
- Pemantauan
wilayah setempat (PWS)
- Supervisi
- Rapat rutin
(staff meeting)
Setiap program
yang ada di Puskesmas dikelola atau manajemennya meliputi; perencanaan,
manajemen personalia, pelatihan, supervisi, manajemen keuangan, manajemen
logistik, monitoring program, kerjasama/koordinasi dan pencatatan / pelaporan.
Dampak dari
adanya perubahan paradigma dalam pembangunan kesehatan, sangat berpengaruh
terhadap semua sarana kesehatan, termasuk Puskesmas sebagai institusi pelayanan
kesehatan terdepan.
Adapun strategi yang dikembangkan
meliputi:
a) mengembangkan dan
menetapkan pendekatan kewilayahan yang mantap di tingkat kecamatan, agar dapat diterapkannya
pembangunan berwawasan kesehatan,
b) mengembangkan dan
menerapkan asas kemitraan serta pemberdayaan keluarga dan masyarakat, sehingga
terwujudnya upaya kesehatan bersumber daya masyarakat,
c) meningkatkan
profesionalisme petugas, sehingga terwujud kualitas pelayanan kesehatan,
d) mengembangkan kemandirian
Puskesmas sesuai dengan kewenangan yang diberikan Dinas Kesehatan Kab/ Kota.
Pengorganisasian puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala
Puskesmas, Wakil Kepala Puskesmas dan meliputi unit
fungsional dan unit tata usaha. Program pokok Puskesmas atau program kesehatan
dasar yang harus dilaksanakan di Puskesmas meliputi ; promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak, termasuk
keluarga berencana, perbaikan gizi, pemberantasan penyakit menular, pengobatan.
2.4
Manajemen Home Care
Pelayanan
Home Care adalah pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien di
rumahnya, yang merupakan yang befokus pada asuhan keperawatan individu dengan
melibatkan keluarga dan bertujuan menyembuhkan, mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan fisik, mental/ emosi pasien. Pelayanan Home Care ini dilaksanakan
dengan tujuan umum untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga.
Adapun tujuan khususnya adalah terpenuhi kebutuhan dasar secara mandiri, meningkatkan
kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan, meningkatkan kualitas
pelayanan keperawatan kesehatan di rumah
Home care memiliki beberapa ruang lingkup yang harus dipenuhi yaitu
1. Memberi asuhan keperawatan secara
komprehensif
2. Melakukan pendidikan kesehatan
pada pasien dan keluarganya
3. Mengembangkan pemberdayaan pasien
dan keluarga
Adapun Prinsip
Home Care adalah:
1. Pengelolaan home care dilaksanaka
oleh perawat/ tim
2. Mengaplikasikan konsep sebagai
dasar mengambil keputusan dalam praktik
3. Mengumpulan data secara
sistematis, akurat dan komrehensif
4. Menggunakan data hasil pengkajian
dalam menetakan diagnosa keperawatan
5. Mengembangkan rencana keperawatan
didasarkan pada diagnosa keperawatan
6. Memberi pelayanan prepentif,
kuratif, promotif dan rehabilitaif
7. Mengevaluasi respon pasien dan
keluarganya dalam intervensi keperawatan
8. Bertanggung jawab terhadap
pelayanan yang bermutu melalui manajemen kasus
9. Memelihara dan menjamin hubungan
baik diantara anggota tim
10. Mengembankan kemampuan profesional
11. Berpartisifasi pada kegiatan riset untuk pengembangan
home care
12. Menggunakan kode etik keperawatan daam melaksanakan
praktik keperawatan
Perawat
memegang peran dan fungsi yang sangat penting dalam pelayanan home care yaitu
sebagai Manajer kasus yang bertugas mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan
dan sebagai pelaksana yaitu seseorang yang memberi pelayanan langsung dan
mengevaluasi pelayanan
Pelayanan Home Care dilakukan dengan Mekanisme tertentu, dimana
proses penerimaaan kasusnya adalah sebagai berikut:
a. Home care menerima pasien
dari rumah sakit, puskesmas, sarana lain, keluarga
b. Pimpinan home care menunjuk
menejer kasus untuk mengelola kasus
c. Manajer kasus membuat surat
perjanjian dan proses pengelolaan kasus
Adapun
proses pelayanan Home Care hingga pemulangannya tidak jauh berbeda dengan
pelayanan di rumah sakit. Pelayanan Home Care dianggap penting karen memiliki beberapa
manfaat baik bagi perawat maupun bagi pasien.
Manfaat
Pelayanan Home Care adalah:
1. Bagi Klien
dan Keluarga
-
Dapat membantu meringankan biaya rawat inap pasien
-
Mempererat ikatan keluarga
-
Merasa lebih nyaman karena berada di rumah sendiri
-
Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah
2. Bagi Perawat
-
Memberikan variasi lingkungan kerja
-
Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan
baik, sehingga pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan
kondidsi rumah klien sehingga kepuasan kerja perawat akan meningkat.
BAB III
STUDI KASUS
3.1 Mengklarifikasi istilah atau konsep
a. Pengertian Puskesmas
Kesatutuan organisasi
kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat
yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan.( Depkes RI, 1991 dalam Drs. Nasrul Effendy, 1998)
b. Tugas Kepala Puskesmas
Kepala
puskesmas mempunyai tugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan
puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan structural dan jabatan fungsional.
c. 6 Program Dasar Puskesmas
- Upaya
promosi kesehatan
- Upaya
kesehatan lingkungan
- Upaya
perbaikan gizi
- Upaya
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
- Upaya
kesehatan ibu, anak dan KB
- Upaya
pengobatan dasar
d. Rencana Strategis merupakan
rancangan/upaya yang akan dilakukan oleh suatu lembaga kesehatan dalam
mengatasi masalah-masalah yang ada dalam lingkungan masyarakat.
e.
Ekonomi kesehatan sebagai ilmu yang mempelajari suplai dan demand sumber daya
pelayanan kesehatan dan dampak sumber daya pelayanan kesehatan terhadap
populasi.
f. Penerapan ilmu ekonomi kesehatan diperlukan
Analisis Biaya Pelayanan Institusi Kesehatan yang mengkaji tarif yang layak,
besarnya subsidi yang harus diberikan, biaya yang harus dihilangkan/diperkecil.
3.2 Permasalahan
Adanya
kesalahan dalam manajemen kesehatan.
3.3.Analisis Masalah
a. Upaya promosi kesehatan
Salah satu
bentuk upaya promosi kesehatan adalah penyuluhan kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat. Dalam kegiatan penyuluhan biasanya akan diberikan penjelasan
tentang materi yang akan disampaikan. Ketika dilaksanakan penyuluhan banyak
ditemui masalah-masalah yang menghambat penyampaian informasi, seperti
kurangnya perhatian dan kerja sama masyarakat, penyampaian informasi yang
kurang menarik, dan kurangnya dana dalam pelaksanaan.
b. Upaya kesehatan lingkungan
Upaya kesehatan
lingkungan dapat dilakukan dengan cara membersihkan saluran air atau lingkungan
di lingkungan masyarakat, memberikan himbauan serta arahan untuk tetap menjaga
kesehatan lingkungan, namun kenyataannya masyarakat tidak mengindahkan himbauan
dari pemerintah dengan tetap mengotori saluran air dan lingkungan tersebut.
c. Upaya perbaikan gizi
Upaya perbaikan
gizi dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat,
memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori serta memberikan
vitamin A pada balita. Program ini hanya dapat dilaksanakan dalam jangka waktu
tertentu, setelah program ini berakhir masyarakat akan kembali mengalami
kekurangan gizi karena rendahnya ekonomi masyarakat sehingga tidak mampu
membeli makanan yang bergizi.
d. Upaya pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular
Salah satu contoh
dalam pencegahan dan pemberantasan penyakit menular adalah pencegahan
filariasis dengan pemberian obat dari pemerintah. Pada kenyataannya, masih
banyak masyarakat enggan untuk meminum obat tersebut. Ini disebabkan oleh
kurangnya informasi dan pengetahuan masyarakat tentang efek samping dan cara
kerja obat tersebut.
e. Upaya kesehatan ibu, anak
dan KB
Upaya kesehatan
ibu dan anak dapat dilakukan dengan cara pemberian immunisasi,namun dalam
pelaksanaannya para ibu enggan untuk melakukan imunisasi kepada anak nya karena
setelah imunisasi biasanya sang anak akan mengalami demam tinggi sebagai reaksi
dari imunisasi tersebut dan kurangnya pengetahuan ibu tentang imunisasi. Pada
upaya kesehatan KB, banyaknya masyarakat yang tidak mampu membayar biaya pemasangan
alat KB yang relative mahal.
f. Upaya pengobatan dasar
Salah satu
masalah yang dihadapi dalam pengobatan dasar adalah biaya kesehatan yang
relative mahal dan meningkat yang menyebabkan masyarakat terkendala dalam
mendapatkan pengobatan.
BAB IV
ANALISA KASUS
4.1 Upaya promosi kesehatan
Upaya promosi kesehatan belum sesuai
dengan manajemen informasi kesehatan karena masih kurangnya pengumpulan data
dan informasi tentang masyarakat yang akan di berikan penyuluhan serta ekonomi
kesehatan yang berhubungan dengan pembiayaan dalam pelaksanaan.
4.2 Upaya kesehatan lingkungan
Upaya kesehatan lingkungan yang
telah ada tidak sesuai dengan manajemen informasi yang seharusnya, ini terjadi
karena kurangnya informasi dan kesadaran masyarakat akan kesehatan lingkungan
sehingga masyarakat cendrung untuk mengulangi lagi untuk mengotori lingkungan.
4.3 Upaya perbaikan gizi
Upaya
perbaikan gizi belum sesuai dengan ekonomi kesehatan dan manajemen home care
karena masih banyak masyarakat yang kurang mampu untuk membeli makanan yang
bergizi setelah dilaksanakannya program pemerintah dalam perbaikan gizi dan
masih kurangnya asuhan keperawatan yang diberikan kesehatan pada pasien dan
keluarganya.
4.4 Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
Berdasarkan kasus dapat dilihat
bahwa adanya kekurangan atau kesalahan dalam manajemen informasi kesehatan dan
manajemen puskesmas di aspek promotif dan preventis sehingga msayarakat tidak
termotivasi memakan obat tersebut.
4.5 Upaya kesehatan ibu, anak dan KB
Dalam
upaya ini masih adanya kekurangan dalam manajemen informasi kesehatan sehingga
masyarakat tidak memahami fungsi dan reaksi imunisasi, selanjutnya adanya
kekurangan dalam manajemen puskesmas dalam aspek promotif dan preventif dimana
masyarakat tidak memiliki keinginan untuk mencegah penyakit. Pada upaya KB
terdapat kasus mahalnya pemasangan alat KB disebabkan adanya kesalahan dalam
penerapan ekonomi kesehatan dalam Analisis Biaya Pelayanan Institusi Kesehatan
4.6 Upaya
pengobatan dasar
Dari
kasus ini dapat dilihat masih terjadi kesalahan dalam bidang ekonomi kesehatan
dan manajemen pelayanan kesehatan yang tidak mampu menjamin pemerataan
pelayanan kesehatan di seluruh daerah di Indonesia, serta mahalnya biaya
pengobatan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
konsep dan kasus diatas maka dapat disimpulkan bahwa masih banyak kebijakan tentang pelayanan kesehatan yang belum
sesuai dengan pelaksanaannya di masyarakat. Dari segi manajemen informasi
kesehatan masih banyak informasi yang belum sampai kepada masyarakat yang
menyebabkan kurangnya kerjasama dan kesadaran masyarakat, kemudian segi ekonomi
kesehatan , biaya kesehatan masih relative mahal, segi manajemen puskesmas dan
home care belum terlaksana secara optimal.
5.2 Saran
Kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia, maka diperlukannya sebuah
kebijakan yang dapat diterapkan secara optimal. Oleh sebab itu penulis
menyarankan agar manajemen pelayanan kesehatan harus lebih ditingkatkan agar
seluruh lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: EGC
Handayani, Lina.dkk.2008.Evaluasi
Program Pemberian Makanan Tambahan Anak balita. dalam jurnal Manajemen Pelayanan
Kesehatan. Vol 11 no.1 2008.
0 Response to "MAKALAH PELAYANAN KESEHATAN SESUAI KEBIJAKAN YANG BERLAKU DIBIDANG KESEHATAN "
Posting Komentar