MAKALAH PENDIDIKAN KESEHATAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Berbicara kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh meteologi
Yunani yaitu Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut
Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai
meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya,
tetapi diceritakan bahwa ia telah mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah
berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dengan baik.
Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni :
mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatanm melalui
“Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat” untuk :
a. Perbaikan sanitasi lingkungan
b. Pemberantasan penyakit-penyakit manular
c. Pendidikan untuk kebersihan
perorangan
d. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis
dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan
e. Pengembangan rekayasa sosial untuk
menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara
kesehatannya
Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948)
Kesehatan Masyarakat adlah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan
meningkatkan kesehatan msyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian
masyarakat.
Dari batasan kedua diatas, dapat disimpulkan
bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik
sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan
ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat. Untuk itu perlu
adanya pendidikan kesehatan agar kesehatan masyarakat dapat lebih ditingkatkan
dan dilaksanakan oleh masyarakat.
Maka dari itu penulis tertarik untuk
mengambil judul makalah “Pendidikan Kesehatan.”
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan judul makalah ini maka rumusan
masalahnya adalah pengertian pendidikan kesehatan, prinsip-prinsip pendidikan
kesehatan, ruang lingkup pendidikan kesehatan, pengertian perilaku kesehatan,
domain perilaku kesehatan.
1.3.Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui prinsip-prinsip pendidikan
kesehatan serta hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan perilaku kesehatan
(prinsip-prinsip pendidikan kesehatan, ruang lingkup pendidikan kesehatan,
pengertian perilaku kesehatan, domain perilaku kesehatan).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol
dam memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan untuk
individu, kelompok atau masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan
perubahan-perubahan secara suka rela dalam tingkah laku individu (Entjang,
1991)
Wood dikutip dari Effendi (1997), memberikan pengertian pendidikan kesehatan
merupakan sejumlah pengalaman yang berpengaruh menguntungkan secara kebiasaan,
sikap dan pengetahuan ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan,
masyarakat, dan bangsa. Kesemuanya ini, dipersiapkan dalam rangka mempermudah
diterimanya secara suka rela perilaku yang akan meninhkatkan dna memelihara
kesehatan.
Menurut Stewart dikutip dari Effendi (1997), unsur program ksehatan dan
kedoktern yang didalamnya terkandung rencana untuk merubah perilaku
perseorangan dan masyarakat dengan tujuan untuk membantu tercapainya program
pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.
Menurut Ottawwa Charter (1986) yang dikutip dari Notoatmodjo S, memberikan
pengertian pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk
mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental dan sosial, maka
masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan
lingkungannya (lingkungan fisik, sosial, budaya, dan sebagainya).
Dapat dirumuskan bahwa pengertian pendidikan kesehatan adalah upaya untuk
memengaruhi, dan atau memengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau
masyarakat, agar melaksanakan perilaku hidup sehat. Sedangkan secara operasional,
pendidikan kesehatan merupakan suatu kegiatan untuk memberikan dn atau
meningkatkan pengetahuan, sikap, an praktik masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2003)
2.2.Prinsip-prinsip Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan sangat penting untuk menunjang program-program
kesehatan yang lain. Akan tetapi pernyatan ini tidak didukung dengan kenyataan
yang ada. karena program pelayanan kesehatan yang ada kurang melibatkan
pendidikan kesehatan. Pendidikan merupakan ‘behavior investment’ jangka
panjang. Artinya pendidikan kesehatan baru dapat dilihat beberapa tahun
kemudian. Dalam waktu yang pendek, pendidikan kesehatan hanya menghasilkan
perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat. Sedangkan peningkatan pengetahuan
saja belum akan berpengaruh langsung terhadap indikator kesehatan.
Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil
jangka menengah dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya akan berpengaruh pada
peningkatan indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran pendidikan
kesehatan.
2.3.Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi,
antara lain dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau
aplikasinya, dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan. Dimensi sasaran
pendidikan kesehatan dibagi menjadi 3 kelompok :
1) Pendidikan kesehatan individual
2) Pendidikan kesehatan kelompok
3) Pendidikan kesehatan masyarakat
Dimensi tempat pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung di
berbagai tempat, misal disekolah, rumah sakit, tempat kerja, dll. Dimensi
tingkat pelayanan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan :
1) Promosi kesehatan (health promotion)
2) Perlindungan khusus (specific protection)
3) Diagnosis dini dan pengobatan segera
(early diagnosis and prompt treatment)
4) Pembatasan cacat (disability limitation)
5) Rehabilitasi (rehabilitation)
2.4.Pengertian Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus
yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan
kesehatan, makanan,serta
lingkungan. Bentuk dari perilaku tersebut ada dua yaitu
pasif dan aktif. Perilaku pasif
merupakan respon internal dan hanya dapat dilihat oleh diri sendiri
sedangkan perilaku aktif dapat dilihat oleh orang
lain. Masyarakat memiliki beberapa
macam
perilaku terhadap kesehatan. Perilaku tersebut umumnya dibagi menjadi dua,
yaitu
perilaku sehat dan perilaku sakit. Perilaku sehat yang dimaksud yaitu perilaku
seseorang yang sehat dan meningkatkan kesehatannya tersebut. Perilaku
sehat mencakup
perilaku-perilaku dalam mencegah atau menghindari dari penyakit
dan penyebab penyakit atau masalah, atau penyebab masalah (perilaku preventif).
Contoh dari perilaku sehat ini antara
lain makan makanan dengan gizi seimbang, olah
raga secara teratur, dan menggosok
gigi sebelum tidur.
Yang kedua adalah perilaku sakit. Perilaku sakit adalah perilaku seseorang
yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan untuk memperoleh
penyembuhan atau pemecahan masalah kesehatannya. Perilaku ini disebut perilaku pencarian
pelayanan kesehatan (health seeking behavior). Perilaku ini
mencakup tindakan- tindakan
yang diambil seseorang bila terkena masalah kesehatan untuk
memperoleh kesembuhan melalui sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah
sakit.
Secara lebih detail, Becker (1979) membagi perilaku masyarakat
yang berhubungan
dengan kesehatan menjadi tiga, yaitu:
1) Perilaku kesehatan : hal yang berkaitan
dengan tindakan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Contoh : memilih makanan yang sehat, tindakan-tindakan yang dapat mencegah
penyakit.
2) Perilaku sakit : segala tindakan atau
kegiatan yang dilakukan seseorang individuyang merasa sakit, untuk merasakan
dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit. Contoh pengetahuan individu
untuk memperoleh keuntungan.
3) Perilaku peran sakit : segala tindakan
atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk memperoleh
kesehatan.
Terdapat dua paradigma dalam kesehatan yaitu paradigma sakit
dan paradigma
sehat. Paradigma sakit adalah paradigma yang beranggapan bahwa
rumah sakit adalah tempatnya orang sakit. Hanya di saat sakit, seseorang diantar
masuk ke rumah sakit. Ini adalah
paradigma yang salah yang menitikberatkan kepada
aspek kuratif
dan rehabilitatif. Sedangkan paradigma sehat Menitikberatkan pada
aspek promotif dan preventif, berpandangan bahwa tindakan pencegahan
itu lebih baik dan lebih murah
dibandingkan pengobatan.
2.5.Domain Perilaku Kesehatan
Perilaku manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang
sangat luas. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologis pendidikan membagi
perilaku manusia itu ke dalam 3 domain. Pembagian ini dilakukan untuk
tujuan pendidikan.
Bahwa dalam suatu pendidikan adalah mengembangkan
atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yakni:
1) Kognitif
2) Afektif
3) Psikomotor
Dalam perkembangannya, Teori Bloom ini dimodifikasi untuk
pengukuran hasil pendidikan kesehatan yakni:
1) Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang
tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan
terhadap masalah yang dihadapi.
Faktor yang memengaruhi pengetahuan seseorang :
1) Faktor internal : faktor dari dalam diri
sendiri, misalnya intelegensia, minat, kondisi fisik
2) Faktor eksternal : faktor dari luar diri,
misalnya keluarga, masyarakat, sarana
3) Faktor pendekatan belajar : faktor upaya
belajar, misalnya strategi dan metode dalam pembelajaran
Ada enam tingkatan domain pengetahuan, yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap suatu materi
yang telah dipelajari sebelumnya.
2) Memahami (Comprehension)
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui
dan dapat diintepretasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.
4) Analisis
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan ada
kaitannya dengan yang lain.
5) Sintesa
Sintesa menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan baru.
6) Evaluasi
Evalusi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi/objek.
2) Sikap (Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap
mempunyai tiga komponen pokok :
1) Kepercayaan (keyakinan), ide konsep
terhadap suatu objek
2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap
suatu objek
3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to
behave)
Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan :
1) Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memerhatikan stimulus yang
diberikan (objek).
2) Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3) Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4) Bertanggungjawab (Responsible)
Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
3. Praktik atau
Tindakan (Practice)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).
Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas
dan faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :
1) Persepsi (Perception)
Mengenal dna memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
2) Respon terpimpin (Guide response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan
contoh adalah merupakan praktik tingkat kedua.
3) Mekanisme (Mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai
praktik tingkat tiga.
4) Adaptasi (Adaptation)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan
baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran
tindakan tersebut.
Pengukuran perilaku dapat
dilakukan secara langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan
yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu. pengukuran juga
dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau
kegiatan responden.
Menurut penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi
perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni :
1) Kesadaran (Awareness)
Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu
terhadap stimulus (objek).
2) Tertarik (Interest)
Dimana orang mulai tertarik pada stimulus,
3) Evaluasi (Evaluation)
Menimbang-nimbang terhadap baik an tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.
Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4) Mencoba (Trial)
Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5) Menerima (Adoption)
Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran
dan sikapnya terhadap stimulus.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalh diatas adalah sebagai berikut :
1. Bahwa peranan pendidikan kesehatan adalah
melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu, kelompok atau
masyarakat sesuai dengan nilia-nilai kesehatan.
2. konsep pendidikan kesehatan adalah proses
belajar pada individu, kelompok stsu msdyarakat dari tidak tahu tentang
nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah
kesehatannya sendiri menjadi mampu, dan lain sebagainya.
3. Bloom (1908) seorang ahli psikologi
pendidikan membagi perilaku menjadi 3 domain yaitu :
§ Pengetahuan
§ Sikap atau tanggapan
§ Praktek
4. Bentuk perilaku kesehatan :
§ Pasif, artinya mengetahui namun belum melaksanakan
§ Aktif, artinya mengetahui dan melaksanakannya serta dapat diobservasi
3.2.Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah
bahwa pendidikan kesehatan itu perlu untuk diterapkan dalam masyarakat
Indonesia. Dengan adanya pendidikan kesehatan, masyarakat Indonesia dapat
bertindak sesuai dengan ketentuan dalam kesehatan sehingga dapat mencegah
terjadinya penyakit-penyakit yang membahayakan diri sendiri.
Meskipun hasilnya akan terlihat dalam
beberapa tahun kedepan, namun pendidikan ini baik adanya untuk membantu masyarakat
Indonesia terlepas dari serangan penyakit serta terhindar dari tindakan
pencegahan yang membahayakan.
DAFTAR PUSTAKA
http://siskaningtyasp.blogspot.co.id/2014/04/makalah-tentang-pendidikan-kesehatan.html
http://mhs.blog.ui.ac.id/putu01/2012/06/01/perilaku-masyarakat-terhadap-kesehatan/
http://luv2dentisha.wordpress.com/2010/05/08/domain-perilaku/
http://ciciimutblog.blogspot.com/2011/11/pendidikan-dan-perilaku/
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.
0 Response to "MAKALAH PENDIDIKAN KESEHATAN "
Posting Komentar