MAKALAH PUISI BARU


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Puisi pada umumnya merupakan luapan ekspresi perasaan seorang sastrawan yang dituangkan ke dalam kata-kata yang indah. Kata-kata tersebut yang nantinya mampu membuat pembaca terhipnotis oleh keindahannya. Namun dengan adanya kebebasan inilah para sastrawan sudah jarang yang mempertimbangkan pesan atau isi dari puisi tersebut, bahkan tidak sedikit dari puisi baru yang temanya tentang sindiran atau yang lainnya yang sangat sedikit sekali mengandung pesan moral yang mendidik.
Pengetahuan saja belum cukup untuk dapat memahami suatu karya sastra. Pengetahuan itu perlu diterapkan dalam kenyataan misalnya dengan mencoba membuat puisi kita bisa aplikasikan dengan menerapkan teori yang telah kita dapatkan secara langsung. Hadirnya suatu puisi baru ini memberikan suatu kekayaan tersendiri yang dimiliki oleh karya sastra pada masa kini.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.      Apa pengertian, ciri-ciri, dan jenis-jenis puisi baru ?
2.      Apa yang dimaksud dengan puisi kontemporer?
3.      Apa saja yang termasuk ke dalam ragam puisi kontemporer?

C.    Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan makalah ini yaitu ;
1.      Untuk mengetahui pengertian, ciri-ciri, dan contoh dari puisi baru.
2.      Untuk mengetahui pengertian dari puisi kontemporer.
3.      Untuk mengetahui ragam puisi kontemporer.

BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Puisi Baru
Puisi baru adalah puisi yang sudah mendapat pengaruh dari puisi barat. Puisi baru tidak terikat oleh aturan baris, larik, mantra, maupun rima. Puisi baru biasanya diketahui nama penulisnya. Puisi baru berkisar antara angkatan balai pustaka sampai dengan angkatan tahun 1960-an.

B.     Ciri – ciri Puisi Baru
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima. Ciri-ciri puisi baru adalah sebagai berikut:
1)      Bentuknya rapi dan simetris.
2)      Mempunyai persajakan akhir (yang teratur).
3)      Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain.
4)      Sebagian besar puisi empat seuntai.
5)      Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis).
6)      Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.

C.    Jenis – jenis Puisi Baru
Puisi baru menurut isinya dibedakan menjadi 7 jenis, yaitu:
1)      Balada
Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
Contoh:
sangkuriang…..
Kau begitu durhaka
Pada ibumu
Hingga menjadi
Gunung tangkuban perahu

2)      Himne
Himne adalah puisi pujaan untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah air atau almamater. Sekarang ini pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (Guru, Pahlawan, Dewa, Tuhan) yang bernafaskan ketuhanan.
Contoh Himne:
Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu
menitikkan darah dari tangan dan kaki
dari mahkota duri dan membulan paku
Yang dikarati oleh dosa manusia.
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenal-Mu tersalib di datam hati.
3)      Ode
Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.
Contoh:
bagai mutiara diatas lautan
Bagai cahaya dalam kegelapan
Guru,itulah dirimu
Budi luhurmu takkan pernah hilang
Walau ditelan masa
4)      Epigram
Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigram berasal dari Bahasa Yunani epigramma  yang berarti unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, iktibar; atau teladan.
Contoh epigram:
Hari ini tak ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
5)      Romansa
Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Berasal dari bahasa Perancis romantique  yang berarti keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra.
Contoh:
ibu……
Kasih sayangmu
Takkan pernah luput
Dari ingatanku
Cintamu ibu
Selalu dalam hatiku.
6)      Elegi
Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Berisi sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang.
Contoh:
tiada lagi tempatku mengadu
Semua telah pergi dariku
Ya allah engkau adalah tumpuan harapanku
Bantulah aku menyelesaikan masalah ini
7)      Satire
Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. Berasal dari bahasa Latin satura yang berarti sindiran; kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati satu golongan (ke atas pemimpin yang pura-pura, korup, zalim, dll.).
Contoh satire:
Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidad penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.
Puisi baru menurut bentuknya dibedakan menjadi sembilan jenis, yaitu:
1)      Distikon
Distikon adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai).
Contoh:        Di pasar baru mereka
                    lalu mengada-menggaya
                    Meningkat sudah kesal
                    tak tahu apa dibuat
                                                   (Chairil Anwar)
2)      Terzina
Terzina adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).
Contoh:       Dalam ribaan pagi bahagia datang
                  Tersenyum bagai kencana
                  Mengharum bagai cendana


                 Dalam bahagia cinta tiba melayang
                 Bersinar bagai matahari
                 Mengwarna bagaikan sari
                                                            (Sanusi Pane)
3)      Kuatrain
Kuatrain adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai).
Contoh:       Aku menimbang-nimbang mungkin
                   Kita berdua menjadi satu
                   Gaji dihitung-hitung
                   Cukup tidak untuk berdua

                   Hati ingin sempurna denngan engkau
                   Sama derita sama gembira
                   Kepala pusing-pusing menimbang-nimbang
                   Menghitung-hitung uang bagi kita
                                                            (Armyn Pane)
4)      Kuint
Kuint adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai).
Contoh:       Satu-satu perasaan
                  Yang saya rasakan
                  Hanya dapat saya katakan
                  Kepada tuan
                  Yang pernah merasakan
                                                     (Or Mandank)
5)      Sektet
Sektet adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai).
Contoh:    Di kelam hitam mengepung
               Menjerit peluit kereta malam
               Merintih ke langit
               Derita hidup mengepung
               Menjerit bangsaku sedang berjuang
               Merintih ke langit
                                             (Nursyamsu)
6)      Septime
Septime adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).
   Contoh:         Duduk di pantai tanah yang permai
                        Tempat gelombang pecah berderai
                        Berbuih putih di pasir terderai
                        Tampaklah pulaudi lautan hijau
                        Gunung-gemunung bagus rupanya
                        Dilimpahi air mulia tampaknya
                        Tumpah darahku Indonesia namanya.
                                                            (Muh. Yamin)
7)      Oktaf/Stanza
Oktaf/Stanza adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain, atau puisi delapan seuntai).
Contoh:            Awan datang melayang perlahan
                        Serasa bermimpi, serasa berangan
                        Bertambah lama, lupa sendiri
                        Bertambah halus, akhirnya seri
                        Dan bentuk menjadi hilang
                        Dalam langit biru gemilang
                        Demikian jiwaku lenyap sekarang
                        Dalam kehidupaan teduh tenang.
                                                            (Sanusi Pane)
8)      Soneta
Soneta adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua. Dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Soneta berasal dari kata sonneto  (Bahasa Italia) perubahan dari kata sono  yang berarti suara. Jadi soneta secara harfiah berarti puisi yang bersuara. Di Indonesia, soneta masuk dari Negeri Belanda diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan Roestam Effendi, karena itu mereka berdualah yang dianggap sebagai Pelopor/Bapak Soneta Indonesia. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah jumlah barisnya (empat belas baris).
    Contoh:                     Gita Gembala
                        Lemah gemulai lembut derana
                        Bertiuplah angin sepantun ribut
                        Menuju gunung arah ke sana
                        Membawa awan bercampur kabut

                        Dahan bergoyang  sambut menyambut
                        Menjatuhkan embun jernih warnanya
                        Menimpa bumi beruap dan lembut
                        Sebagai benda tiada berguna

                        Jauh di sana diliputi awan
                        Terdengar olehku bunyi nan rawan
                        Seperti permata di dada perawan

                        Alangkah berahi rasanya jantung
                        Mendengarkan bunyi suara kelintung
                        Melagukan gembala membawa untung
                                                            (Muh. Yamin)
9)      Prosa Liris
Prosa liris merupakan suatu bentuk karya sastra yang berisi curahan perasaan pengarang secara subyektif yang disajikan seperti bentuk prosa, namun menggunakan bahasa berirama yang biasa digunakan dalam puisi. Walaupun ia boleh dikatakan terletak antara prosa dan puisi, namun karena memenuhi kaidah puisi (khususnya irama, diksi dan majas), maka prosa liris tergolong dalam jenis puisi.
Prosa liris eksis dalam semua zaman sejak zaman Puisi Lama hingga zaman Puisi Kontemporer saat ini. Al Qur’an selaku Kitab Suci ditulis dengan menggunakan gaya bahasa prosa liris. Dalam zaman Puisi Lama karya prosa liris misalnya Kaba Sabai Nan Aluih  (Tulis St. Sati) dan Hikayat Cindur Mata  (Aman Dt. Majoindo). Walapun sangat langka, dalam zaman Puisi Baru dan Puisi Kontemporer masih ada saja penyair yang menulis dalam bentuk prosa liris.
     Contoh:
                                          Aku

                        Kalau sampai waktuku
                        ’Ku mau tak seorang ’kan merayu
                        Tidak juga kau

                        Tak perlu sedu sedan itu
                      
                        Aku ini binatang jalang
                        Dari kumpulannya terbuang

                        Biar peluru menembus kulitku
                        Aku tetap meradang menerjang
                      
                        Luka dan bisa kubawa berlari
                        Berlari
                        Hingga hilang pedih peri

                        Dan aku akan lebih tidak perduli
                        Aku mau hidup seribu tahun lagi


BAB III
PENUTUP

A.    Kritik
Puisi Baru biasanya bersajak dan berirama kurang teratur, berbeda dengan puisi lama yang sangat teratur karena memang di dalamnya terikat oleh aturan-aturan tertentu. Puisi baru disampaikan secara tidak langsung, atau melalui media. Dalam puisi baru,  Nasihat yang disampaikan lebih sedikit
Para pencipta puisi baru dituntut untuk berusaha melepaskan diri dari ikatan-ikatan puisi lama.

B.     Saran
1)      Penulis menyarankan agar pembaca lebih memperbanyak lagi referensi-referensi mengenai teori dan pengajaran puisi selain makalah ini. Ini dikarenakan oleh keterbatasan penulis dalam mencari referensi-referensi dalam penyusunan makalah ini.
1)      Hendaknya pihak sekolah menambah kegiatan ekstrakurikuler di bidang seni, agar siswa mendapat bimbingan dan lebih dapat mengekspresikan bakatnya.
2)      Hendaknya sekolah mengadakan pagelaran /  pertunjukan, khususnya di bidang seni puisi, agar siswa lebih matang dalam mengembangkan bakat seni nya.
 LAMPIRAN – LAMPIRAN

BEBERAPA PENYAIR PUISI BARU
Chairil Anwar
Tokoh Penyair Puisi Baru “Distikon, dll”
Chairil Anwar adalah seorang penyair yang berasal dari Indonesia. Chairil Anwar mulai terkenal dalam dunia sastra setelah pemuatan tulisannya di Majalah Nisan pada tahun 1942, saat itu ia baru berusia 20 tahun. Ia juga dikenal sebagai “Si Binatang Jalang” dalam karya-nya, yaitu "Aku".  Ia telah menulis sebanyak 94 karya, termasuk 70 puisi. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan '45 sekaligus puisi modern Indonesia.
Biodata Chairil Anwar
Nama Lengkap            : Chairil Anwar
Tanggal Lahir              : 26 Juli 1922
Tempat Lahir               : Medan, Indonesia
Pekerjaan                     : Penyair
Kebangsaan                 : Indonesia
Orang tua                    : Toeloes (ayah) dan Saleha (ibu)
Mohammad Yamin
Tokoh Penyair Puisi Baru “Soneta”
Nama               : Prof. Mohammad Yamin, S.H.
Tanggal Lahir : 24 Agustus 1903
Tempat Lahi    : Sawahlunto, Sumatera Barat,
                          Hindia Belanda
Zodiac             : Virgo
Meninggal       :Jakarta, 17 Oktober 1962
                         (umur 59)
Makam            : Talawi, Kabupaten
                          Sawahlunto, Sumatera Barat.
Agama             : Islam
Ayah               :Tuanku Oesman Gelar Baginda
                          Khatib
Ibu                   : Siti Saadah
Muhammad Yamin. Dikenal sebagai salah satu sastrawan Indonesia, Beliau dilahirkan di Sawahlunto, Sumatera Barat, pada tanggal 23 Agustus 1903. Ia menikah dengan Raden Ajeng Sundari Mertoatmadjo. Salah seorang anaknya yang dikenal, yaitu Rahadijan Yamin. Ia meninggal dunia pada tanggal 17 Oktober 1962 di Jakarta. Di zaman penjajahan, Yamin termasuk segelintir orang yang beruntung karena dapat menikmati pendidikan menengah dan tinggi. Lewat pendidikan itulah, Yamin sempat menyerap kesusastraan asing, khususnya kesusastraan Belanda.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tradisi sastra Belanda diserap Yamin sebagai seorang intelektual sehingga ia tidak menyerap mentah-mentah apa yang didapatnya itu. Dia menerima konsep sastra Barat, dan memadukannya dengan gagasan budaya yang nasionalis.
Berikut ini ditampilkan sebuah soneta Yamin yang masih dilekati tradisi sastra Melayu dan yang menggambarkan kerinduan dan kecitaan penyair pada tanah kelahiran.

Di Lautan Hindia
Mendengarkan ombak pada hampirku
Debar-mendebar kiri dan kanan
Melagukan nyanyi penuh santunan
Terbitlah rindu ke tempat lahirku
Sebelah Timur pada pinggirku
Diliputi langit berawan-awan
Kelihatan pulau penuh keheranan
Itulah gerangan tanah airku
Di mana laut debur-mendebur
Serta mendesir tiba di papsir
Di sanalah jiwaku, mula bertabur
Di mana ombak sembur-menyembur
Membasahi barissan sebuah pesisir
Di sanalah hendaknya, aku berkubur
Sapardi Djoko Damono
Tokoh Pengarang berbagai jenis puisi dan cerpen
Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono (lahir di Surakarta, 20 Maret 1940; umur 76 tahun) adalah seorang pujangga berkebangsaan Indonesia terkemuka. Ia dikenal melalui berbagai puisi-puisinya yang menggunakan kata-kata sederhana, sehingga beberapa di antaranya sangat populer, baik di kalangan sastrawan maupun khalayak umum.
Sajak-sajak SDD, begitu ia sering dijuluki, telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa daerah. Ia tidak saja menulis puisi, namun juga cerita pendek. Selain itu, ia juga menerjemahkan berbagai karya penulis asing, menulis esei, serta menulis sejumlah kolom/artikel di surat kabar, termasuk kolom sepak bola. Beberapa puisinya sangat populer dan banyak orang yang mengenalinya, seperti Aku Ingin (sering kali dituliskan bait pertamanya pada undangan perkawinan), Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, dan Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari. Kepopuleran puisi-puisi ini sebagian disebabkan musikalisasi terhadapnya. Yang terkenal terutama adalah oleh Reda Gaudiamo dan Tatyana (tergabung dalam duet "Dua Ibu"). Ananda Sukarlan pada tahun 2007 juga melakukan interpretasi atas beberapa karya SDD.
DAFTAR PUSTAKA
§  http://www.mishba7.com/2015/04/pengertian-puisi-baru-ciri-jenis.html
§  http://situspuisi.blogspot.co.id/2014/10/puisi-baru-beserta-contohnya.html
§  http://materipuisi.blogspot.co.id/2011/11/puisi-kontemporer.html
§  http://afifakarya.blogspot.co.id/2013/07/puisi-modern_17.html
§  http://www.kajianpustaka.com/2014/06/ciri-dan-jenis-puisi-baru.html

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MAKALAH PUISI BARU"

Posting Komentar