MAKALAH PUISI LAMA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Puisi lama adalah salah satu kebanggaan karya
sastra yang dimiliki Indonesia. Banyak karya
puisi lama Indonesia yang terkenal dikalangan
sastra dunia, seperti
syair yang dikarang oleh hamzah fansuri. Dewasa ini
puisi lama sudah mulai pudar dikalangan masyarakat Indonesia, khususnya kaum
remaja. Mereka lebih
suka pada novel dan karya yang terbit dari barat. Hal ini akan mengurangi
kekayaan karya sastra Indonesia yang dulunya menjadi kebanggan di dunia.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
mengulas tentang puisi lama. Diharapkan
dengan melalui ini masyarakat Indonesia lebih tahu dengan lanjut mengenai puisi
lama ini, serta membangkitkan kembali sastra Indonesia yang pernah hilang dan
menjadikannya sebagai ajang mengembangkan diri.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertin dari puisi lama?
2. Apa saja yang termasuk jenis puisi lama?
C.
Tujuan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk
memenuhi penyelesaian tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia, juga untuk memberi
penjelasan berupa materi untuk menambah pengetahuan atau wawasan pembaca
mengenai puisi lama.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat dengan rima,
atau jumlah baris yang kemudian padat makna. Rima sendiri merupakan bunyi
akhiran yang tersusun. Untuk Pantun misalnya biasanya memiliki rima AB, AB dan
memiliki jumlah baris yaitu empat.
B.
Jenis Puisi Lama
Puisi lama memiliki beragam jenis, yaitu sebagai berikut :
a. Mantra
Menurut Uned (2010:37) mantra adalah puisi yang
berisi ucapan-ucapan yang dianggap mengandung kekuatan gaib dan biasanya
diucapkan oleh seorang atau beberapa orang pawang. Mantra adalah kata atau
ucapan yang mengandung hikmah dan kekuatan gaib. Kekuatan mantra dianggap dapat
menyembuhkan atau mendatangkan celaka. Keberadaan mantra dalam masyarakat
Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak
berkaitan dengan adat kepercayaan. Hanya orang yang ahli yang boleh mengucapkan
mantera, misalnya pawang atau dukun.
Ciri-ciri mantra:
1) Berirama akhir
abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
2) Bersifat
lisan, sakti atau magis
3) Adanya
perulangan
4) Metafora
merupakan unsur penting
5) Bersifat
esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius
6) Lebih bebas
dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan.
Contoh:
Manunggaling
Kawula Gusti
Ya Murubing
Bumi
Sirku Sir Sang
Hyang Widi
Kinasih kang
asih
b. Pantun
Pantun adalah sajak pendek, tiap-tiap kolet
biasanya empat baris ab ab dan dua baris yang dahulu biasanya untuk tumpuan
saja (Ali, 2006:288) Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat
luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Lazimnya pantun terdiri atas empat
larik (atau empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan pola a-b-a-b
(tidak boleh a-a-a-a, a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan
sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian,
yaitu sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan
dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya
tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk
mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan
tujuan dari pantun tersebut.
Ciri-ciri pantun:
1) Setiap bait
terdiri 4 baris
2) Baris 1 dan 2
sebagai sampiran
3) Baris 3 dan 4
merupakan isi
4) Bersajak a – b
– a – b
5) Setiap baris
terdiri dari 8 – 12 suku kata
6) Berasal dari
bahasa Melayu
Contoh
:
Jika ada mawar
di padang
Kupetik
ditengah malam
Wahai putri
berwajah terang
Cintamu Membuatku
Tenggelam
c. Sajak
Menurut H.B. Jassin sajak itu adalah suara hati
penyairnya, sajak lahir daripada jiwa dan perasaan tetapi sajak yang baik
bukanlah hanya permainan kata semata-mata. Sajak yang baik membawa gagasan
serta pemikiran yang dapat menjadi renungan masyarakat .Sedangkan Abdul Hadi
W.M. menjelaskan bahwa sajak itu ditulis untuk mencari kebenaran. Katanya lagi,
"dalam sajak terdapat tanggapan terhadap hidup secara batiniah". Oleh
karena itu, di dalam sajak harus ada gagasan dan keyakinan penyair terhadap
kehidupan, atau lebih tepat lagi, nilai kemanusiaan.
Ciri-ciri sajak antara lain berasal dari
perkataan Arab “saj” yang bermaksud karangan puisi, sebagai puisi modern,
bentuknya bebas dari pada puisi dan syair, pemilihan kata-kata yang indah.
Contoh:
Di Sekolahku
Senang sekali rasa hatiku
Duduk dibangku sekolah yang baru
Aku punya teman-teman baru
Dan ibu guru yang suka membantu
Di sekolah ibuguru
bercerita
Jadilah anak yang ceria
Tak boleh cengeng tak
boleh manja
Senang menulis dan juga
membaca
d. Syair
Syair merupakan
salah satu puisi lama, syair berasal dari bahasa arab yaitu Syi'ir atau Syu'ur
yang artinya perasaan yang mendalam. Awal mula syair berasal dari Persia dan
masuk ke Indonesia bersama dengan agama Islam.
Kini
syair mengalami banyak modifikasi seiring berkembangnya zaman sehingga menjadi
khas melayu.
Berikut Ciri - Ciri Syair
:
Setiap bait terdiri atas
empat baris
Setiap baris terdiri atas
8-14 suku kata
Bersajak a-a-a-a
Semua baris adalah isi
Bahasanya biasanya kiasan.
Contoh Syair :
Syair Bertaubat
Janganlah
engkau berbuat maksiat
Janganlah
engkau berbuat jahat
Segeralah
engkau bertaubat
Agar selamat
dunia akhirat
Apabila engkau
kesulitan
Dan menerima
segala cobaan
Memohonlah
kepada Tuhan
Pasti Tuhan
mengabulkan
Jangan lupa
kepadanya
Patuhilah
perintahnya
Bertaubatlah
kepadanya
Pasti Tuhan
menerimanya
e. Karmina
Karmina adalah
pantun kilat seperti pantun tetapi pendek .
Ciri-ciri:
1) Setiap bait
terdiridari 2 baris
2) Baris pertama
merupakan sampiran
3) Baris kedua
merupakan isi
4) Bersajak a-a
5) Setiapbaris
terdiri dari 8-12 suku kata
Contoh:
Dahulu parang
sekarang besi (a)
Dahulu sayang
sekarang benci (a)
f. Talibun
Menurut Ali (2006:486) talibun adalah sajak
yang lebih dari empat baris, biasanya terdiri dari 6 atau 20 baris yang
bersamaan bunyi akhirnya. Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan
seterusnya.
Ciri-ciri:
1) Jumlah
barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan
seterusnya.
2) Jika satu bait
berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
3) Jika satu bait
berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.
4) Apabila enam
baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
5) Bila terdiri
dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d
Contoh:
Jauh dimata
Jangan di Pandang
Jauh Dihati
jangan di Sakiti
Jauh DI badan
jangan di sentuh
Kalau dosa
terus di tambang
Walau mati itu
pasti
Tanda hatimu
rapuh
g. Seloka
Seloka adalah sajak yang mengandung ajaran,
sindiran, dan sebagainya (Ali, 2006:405). Seloka adalah pantun berkait yang
tidak cukup dengan satu bait saja sebab pantun berkait merupakan jalinan atas
beberapa bait. Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair,
terkadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
Ciri-ciri:
1) Ditulis empat
baris memakai bentuk pantun atau syair,
2) Namun ada
seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
Contoh
:
Nafas Kambing
di Padang Senja
Dibawa gerobak
buntung
Sungguh indah
pandangan syurga
Wahai engkau
wanita berkerudung
h. Gurindam
Gurindam merupakan puisi lama yang berisi atas
2 baris di setiap baitnya, dan bersajak atau memiliki rima a-a-a-a, serta
isinya ialah sebuah nasihat.
Ciri-ciri:
1) Baris pertama
berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian
2) Baris kedua
berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris
pertama tadi.
3) Isinya
merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatu
sebab akibat.
Contoh:
Kurang pikir
kurang siasat (a)
Tentu dirimu
akan tersesat (a)
Barangsiapa
tinggalkan sembahyang (a)
Bagai rumah
tiada bertiang (a)
Jika suami
tiada berhati lurus (a)
Istri pun kelak
menjadi kurus (a)
i. Bidal
Menurut Ali (2006:40) bidal adalah pribahasa
atau pepatah yang mengandung nasehat. Bidal merupakan jenis peribahasa yang
memiliki arti lugas, memiliki rima dan irama, sehingga digolongkan ke dalam
bentuk puisi. Dalam kesustraan Melayu, bidal yang mengandung kiasan, sindiran
atau pengertian tertentu ini termasuk salah satu bentuk sastra tertua.
Ciri-ciri bidal yaitu bidal biasanya berupa
kalimat singkat yang memiliki makna kiasan atau figuratif yang bertujuan
menangkis, menyanggah, dan menyindir. Pengungkapan pikiran dan perasaan
demikian tidak secara langsung, tetapi dengan sindiran, ibarat, dan
perbandingan. Dalam tataran teori makna
bidal sering disamakan dengan ungkapan atau pepatah. Kategori bidal yaitu
ungkapan, peribahasa, perumpamaan, tamsil, pepatah, dan pameo.
1) Ungkapan yaitu
peribahasa yang berbentuk kelompok kata.
Contoh:
Tebal muka artinya tidak punya malu.
2) Peribahasa
yaitu bahasa kiasan atau figuratif yang bisa berupa kalimat atau kelompok kata
yang tetap susunannya.
Contoh:
Bagai kerbau dicocok hidungnya artinya tidak ada pendirian.
3) Perumpamaan
adalah peribahasa yang berisi perbandingan-perbandingan, biasanya menggunakan
kata-kata bak, laksana, umpama, dan bagai.
Contoh:
Bagai kucing lepas senja artinya sangat senang hingga lupa pulang.
4) Tamsil yaitu
seperti perumpamaan yang diikuti bagian kalimat yang menjelaskan.
Contoh:
Ada ubi ada talas, ada budi ada balas.
5) Pepatah yaitu
kiasan tetapi yang dinyatakan dalam kalimat selesai.
Contoh:
Hancur badan dikandung tanah, budi baik dikenang jua, artinya budi baik
seseorang itu jangan dilupakan.
6) Pameo
merupakan peribahasa yang berupa
semboyan, berfungsi untuk mengobarkan semangat/menghidupkan suasana.
Contoh:
Gantungkan cita-citamu setinggi langit artinya agar kita tidak pesimis dan
berusaha untuk mencapai cita-cita itu.
Selain jenis di atas ada juga jenis puisi lama
yang berasal dari Arab namun kurang popular penggunaannya, yaitu masnawi,
ruba’i, khit’ah, nazam, dan gazal.
j. Masnawi
Masnawi adalah bentuk sajak Persia (Ali,
2006:244). Yaitu jenis puisi melayu lama yang berasal dari Arab-Parsi. Puisi
ini berisi puji pujian tentang tingkah laku seseorang yang mulia.
Ciri-ciri:
1) Jumlah larik
dan barisnya tergolong bebas
2) Skema rima
berpasangan (aa,bb,cc,……)
3) Memuji-muji
orang
Contoh:
UMAR
Umar yang adil
dengan perinya
Nyatalahpun
adil sama sendirinya
Dengan adil itu
anaknya dibunuh
Itulah adalah
yang benar dan sungguh
Dengan bedah
antara isi alam
Ialah yang
besar pada siang dan malam
Lagi pun yang
menjauhkan segala syar
Imamu`ilhak di
dalam kandang mahsyar
Barang yang hak
tat`ala katakan begitu
Maka katanya
sebenarnya begitu
k. Ruba’i
Rubai yaitu sajak empat baris (Ali, 2006:365).
Rubai merupakan puisi lama yang terdiri dari empat baris sebait (sama dengan
kuatrin). Skema persajakannya adalah a-a-b-a dan berisi tentang nasihat,
puji-pujian atau kasih sayang.
Contoh:
Subhanahu allah
apa segala hal manusia
Yang tubuhnya
dalam tanah jadi duli yang sia
Tanah ini
kujadikan tubuhnya kemudian
Yang ada dahulu
ada padanya terlalu mulia
l. Khit’ah
Khit’ah yaitu puisi lama yang terdiri dari lima
baris sebait (sama dengan quin).
Contoh:
Jikalau kulihat
dalam tanah pada ihwal sekalian ihsan,
Tiada kudapat
bedakan pada antara rakyat dan sultan,
Fana juga
sekalian yang ada, dengarkan yang Allah selalu berfirman,
Kullu
man`alaiaha fanin, yaitu,
Barang siapa
yang ada di dalam bumi itu fana juga
m. Nazam
Nazam yaitu puisi lama yang terdiri dari dua
belas baris sebait. Nazam berisi tentang hamba raja yang setia.
Contoh:
Nazam Kehidupan
Kehidupan adalah anugerah
Anugerah yang diberikan Allah
Hendaklah bersyukur kita selalu
Untuk menenangkan kalbu
Ibarat air di waktu subuh
Sejuk dan suci laksana penyembuh
Jangan biarkan ia keruh
Jangan hadapi dengan keluh
Jika tak pandai berpedoman
Jatuh ke jurang curam dan terjal
Bentengi diri dengan iman
Agar tak risau ketika ajal
n. Gazal
Gazal yaitu puisi lama yang terdiri dari
delapan baris sebait (sama dengan stanza atau oktaf).
Contoh:
Gazal Si Bujang
Anak bujang
bermain gambus
Gambus sebagai
pengiring gazal
Cinta di hati
teramat tulus
Kepada bujang
berambut ikal
Anak bujang
bermain gambus
Teramat merdu
terdengar melodi
Lihatlah bujang
berambut lurus
Dia pun pandai
memikat hati
BAB III
PENUTUP
A.
Kritik
Sebagian dari kita mungkin
tidak begitu mengenal puisi lama bahkan mungkin tidak mengetahuinya sama
sekali, dikarenakan perkembangan jaman yang cenderung lebih suka novel, cerpn,
dan lain-lain.
Sebagai pembaca mungkin
kebingungan dalam memahami makna yang disampaikan oleh penulis/pengarang,
karena puisi lama sebagian bahasanya memang sulit untuk dimengerti.
B.
Saran
Kita sebagai siswa khususnya selaku penerus bangsa
harus memiliki pengetahuan yang baik tentang bahasa yang dalam hal ini mengenai
puisi lama. Hal itu tentu saja akan terwujud apabila kita rajin membaca dan
menulis. Dengan membaca dan menulis wawasan kita akan berkembang dan akan
semakin matang. Bagi pembaca diharapkan dapat mengetahui jenis-jenis puisi
sehingga dapat melestarikan budaya menulis puisi.
DAFTAR PUSTAKA
http://aprywandhy.blogspot.co.id/2011/10/cara-membuat-background-pada-postingan.html
http://sartini-gadischerry.blogspot.co.id/2012/01/menulis-gazal-nazam-soneta-seloka-dan.html
http:// www.wikipedia.com
http://www.okrek.com
http:www.sekolahdi.blogspot.com
http://abdularief78.blogspot.com/search/label/pendidikan
0 Response to "MAKALAH PUISI LAMA"
Posting Komentar