MAKALAH TEORI KEWIRAUSAHAAN DALAM KEPERAWATAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Di antara makhluk hidup yang di ciptakan Tuhan
Yang Maha Esa, manusia merupakan makhluk yang paling sempurna. Manusia
membutuhkan pekerjaan agar memperoleh penghasilan untuk membiayai kehidupan
sehari-hari. Di antara manusia tersebut ada beberapa orang yang mendapat
kesempatan dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri bahkan dapat membuka
lapangan kerja untuk orang lain.
Dalam rangka pemerataan hasil-hasil pembangunan
perlu lebih di tingkatkan dan diperluas usaha-usaha untuk memperbaiki
penghasilan kelompok masyarakat yang mempunyai mata pencaharian rendah, seperti
buruh tani, pedagang kecil, petani menggarap yang tidak memiliki lahan peternak
kecil, nelayan, ataupun pengrajin.
Pengusaha golongan ekonomi lemah termasuk
pengusaha informal dan tradisional perlu ditingkatkan dan dibina untuk
meningkatkan kemampuan usaha dan pemasaran dalam rangka mengembangkan
kewirausahaan, antara lain melalui pendidikan dan latihan serta penyuluhan dan
bimbingan, dengan mengikut sertakan pengusaha besar dan menengah.
Dalam melakukan kewirausahaan terdapat
factor-faktor yang dapat meningkatkan motivasi dalam membentuk kerja dan ada
juga yang dapat menghalangi terbentuknya sifat kewirausahaan dalam pribadi
seseorang. Factor-faktor ini bisa saja dalam dalam keluarga maupun dalam
lingkungan seseorang.
B.
TUJUAN
- Tujuan Umum
Mengidentifikasi proses keperawatan klien selama periode hamil dan
penyakit yang menyertai.
- Tujuan Khusus
§ Mampu menjelaskan dengan tepat apa
yang dimaksud dengan kewirausahaan.
§ Mampu menjelaskan dengan tepat
hal-hal yang dapat meneter belakangi tumbuhnya kewirausahaan dalam pribadi
seseorang
§ Mampu menjelaskan dengan tepat
teori-teori yang menyangkut kewirausahaa
§ Mampu menguraikan dengan tepat peluang
kewirausahaan di bidang social dan antropologi
TEORI
KEWIRAUSAHAAN: PERSPEKTIF SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI
Entrepreneurship merupakan kemungkinan untuk mendapatkan
dorongan khusnya pada nilai-nilai social budaya masyarakat manusia, agama
(kepercayaan), adat istiadat yang dapat mempengaruhi perilaku individu dalam
masyarakat. Pengusaha social adalah individu dengan inovasi untuk masyarakat
pada masalah social yang paling terkini. Mereka ambisius dan gigih dalam
menanggulangi masalah social dan menawarkan ide-ide baru untuk perubahan. Juga
memecahkan masalah dengan mengubah system, menyebarkan solusi dan membujuk
seluruh masyarakat mamengambil lompatan baru.
Setiap pengusaha social menyajikan ide-ide yang
mudah dimengerti dan melibatkan dukungan yang luas untuk memaksimalkan jumlah
orang local yang akan diberdayakan.
Pengusaha social bertindak sebagai agen
perubahan bagi masyarakat, memanfaatkan peluang, perbaikan system, memunculkan
pendekat baru, dan menciptakan solusi untuk mengubah masyarakat.
Sosiologi
memfokuskan pada teori yang ditujukan ada peran, norma-norma social,
legitimasi, serta mobilitas social. Dalam memahami kewirausahaan dalam
masyarakat.
Menurut
sosiologi tidak atau adanya umpan social dapat meotivasi individu unuk
mengambil usaha kewirausahaan. Beberapa hal yang penting yang meneterbelakangi
;
1. Keluarga
factor ini berarti memperhatikan umlah anggota
keluarga, jenis keluarga, berdasarkan situasi ekonominya. Hal ini menyediakan
keamanan keungan yag lebih baik dalam bentuk kepemilikan harta bersama, yang
memungkinkan seorang individu elakukan resiko bisnis. System keluarga bersama
juga membantu dalam ekstani bisnis. Kekurangan usaha keluarga bersama adalah
kurangnya kemandirian dalam hal pengambilan keputusa.
2. Agama
Dalam
masyarakat tertentu agama memiliki pengaruh kuat pada diri seseorang untuk
kehidupan sehari-hari Agama bertindak sebagai
factor yang mempengaruhi kewirausahaan.
Agama
Islam Misalnya : Allah telah memberikan kemampuan untuk bekerja dan dilarang
untuk mengemis. Hal ini mengakibatkan seseorang harus bisa berusaha.
Prinsip
keagamaan yang berhubungan dengan kewirausahaan yaitu ;
a.
Persaudaraan universal manusia
b.
Pengabdian kepada tuhan sebagai kekuatan social untuk pelayanan social
c.
Semua usaha pribadi dan social merupakan persembahan efisiensi seseorang pada
Tuhannya
d.
Pembangunan dan pemeliharaan obligasi antara manusia untuk meningkatkan
kualitas, martabat manusia dan kasih saying antar makhluk.
Jadi
berdasarkan prinsip-prisip tersebut, seseorang yang taat beragama akan
termotivasi untuk membuka dan mengembangkan suatu peluang kewirausahaan yang
akan memberikan kesempatan atau lowongan pekerjaan bagi masyarakat banyak.
Minimal wirausaha tersebut berguna untuk mengembangkan potensi diri
sendiri. setelah wirausaha itu berhasil,
barulah bisa dikembangkan dan menghasilkan lowongan pekerjaan bagi orang lain.
3. Usia
Produktivitas
kerja dipengaruhi oleh usia seseorang dalam berwirausaha dimana semakin mud
seseorang maka produktivitasnya semakin baik karena orang muda memiliki stamina
yang lebih di banding yang sudah berumur.
4. Tempat Tinggal
Latar
belakang lingkungan tempat tinggal seseorang sangat mempengaruhi dimana
biasanya seseorang yang tinggal di lingkungan yang memiliki tingkat pendidikan
yagn lebih tinggi akan lebih kreatif dan termotivasi untuk berwirausaha
dibanding dengan seseorang yang tinggal di daerah yang tingkat pendidikannya
kurang.
Selain
itu, seseorang yang tinggal di lingkungan yang lokasi geografinya strategis
untuk memiliki peluang baik dalam berwirasaha. Misalnya, di Kota Padang,
masyarakat Padang lebih berpeluang untuk membuka usaha rumah kontarakan atau
sewaan
5. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang dapat
mengantarkan seseorang untuk menemukan peluang baru. Sebagai contoh, ahli kimia
atau fisika lebih dulu dalam menemukan teknologi dibandingkan ahli sejarah karena
penelitian memberikan mereka akses pada informasi tentang peluang dimana orang
lain tidak mendapatkannya (Freeman, 1982). Diantara tipe-tipe pekerjaan yang
menyediakan akses pada informasi, yang paling signifikan adalah Research and
Development (Klepper dan Sleeper, 2001). Karena penelitian dan pengembangan
menciptakan sebuah informasi baru yang menyebabkan perubahan teknologi,
sehingga menjadi sebuah sumber utama dari peluang (Aldrich, 1999) maka orang
yang bekerja dalam bidang penelitian dan pengembangan akan lebih cepat
mengetahui tentang adanya peluang dan perkembangan teknologi dibandingkan orang
lain.
Contoh yang paling dekat dengan kita
adalah penemuan VCO oleh dosen MIPA Kimia UGM, Bapak Bambang Prastowo. Beliau
adalah seorang peneliti. Beliau menemukan cara untuk mengambil minyak kelapa
tanpa ada proses pemanasan. Hasilnya, ternyata minyak tersebut memiliki khasiat
yang banyak dan lebih baik. Hasilnya penelitiannya beliau jual dan mendapatkan
keuntungan banyak.
6. Tingkat
pendidikan
Seseorang
ag meiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan lebih bisa
mengeksploitasikan kesempatan untuk berwirausaha karena mereka lebih mengetahui
peluang-peluang wirausaha yang mungkin dijalankan sesuai dengan bidangnya.
Contohnya seorang sarjana perawat bisa membuka home care karena dia mempunyai
skill di sana. Jadi, seseorang yang hanya lulusan SMA kecil kemugkinan terpikir
untuk membuka usaha home care.
7. Budaya
8. Ikatan Sosial
Salah satu cara
yang penting agar individu bisa mendapatkan akses informasi tentang peluang
kewirausahaan adalah melalui interaksi dengan orang lain atau jejaring sosial
mereka. Struktur dari jejaring sosial seseorang akan mempengaruhi informasi apa
yang mereka terima dan mengkategorikan informasi tersebut.
Ikatan yang
kuat pada seseorang yang kita percayai sepenuhnya, juga sangat menguntungkan
dalam menemukan peluang. Dalam ikatan yang kuat, terdapat kepercayaan sehingga
individu dapat mempercayai sepenuhnya keakuratan informasi yang datang dari
orang tersebut. Kepercayaan dalam keakuratan informasi merupakan hal yang
penting untuk penemuan peluang karena wirausahawan membutuhkan akses informasi,
dan selanjutnya mensintesiskannya.
Beberapa
penelitian mendukung pendapat ini bahwa ikatan sosial meningkatkan kemungkinan
seseorang dalam menemukan peluang kewirausahaan. Sebagai contoh, Zimmer dan
Aldrich (1987) mempelajari kelompok etnik yang bekerja secara mandiri di tiga
kota di Inggris dan menemukan bahwa kebanyakan pemilik usaha mendapatkan informasi
tentang peluang kewirausahaan melalui channel mereka.
9. Akses
Informasi
Beberapa orang
mampu mengenali peluang lebih baik karena mereka memiliki informasi lebih
dibandingkan orang lain (Hayek, 1945; Kirzner, 1973). Informasi ini memungkinkan
seseorang untuk mengetahui bahwa sebuah peluang adalah sebuah anugerah ketika
orang lain mengabaikan situasi tersebut. Informasi pengalaman hidup yang
spesifik, seperti pekerjaan atau kehidupan sehari-hari dapat memberikan akses
pada informasi dimana orang lain belum tentu mendapatkannya (Venkataraman,
1997). Pengalaman hidup ini memberikan proses permulaan pada informasi bahwa
orang lain telah menggunakan sumberdaya secara tidak lengkap atau tidak
proporsional, seperti perubahan teknologi atau perkembangan peraturan yang
baru.
- Pengalaman hidup
Aktivitas tertentu memberikan referensi pada
pengatahuan yang dibutuhkan untuk mengetahui peluang. Dalam faktanya,
penelitian sebelumnya telah menunjukkan kejadian dari dua aspek pengalaman
hidup yang meningkatkan probabilitas seseorang untuk mengetahui peluang yaitu
pekerjaan dan pengalaman yang berbeda.
Variasi dalam pengalaman hidup menyediakan
akses pada informasi yang baru dan dapat membantu seseorang dalam menemukan
peluang. Penemuan peluang ini kadang seperti menyusun puzzle, karena
sebuah kepingan informasi yang baru kadang memiliki elemen yang hilang dan
membutuhkan kecermatan bahwa peluang baru telah hadir. Variasi dalam pengalaman
menyebabkan seseorang akan menerima informasi yang baru. Selanjutnya, dari hal
tersebut individu dapat menemukan kepingan peluang (Romanelli dan Schoonhoven,
2001) karena individu dengan pengalaman hidup dan pekerjaan yang banyak akan
memiliki akses dalam pengalaman yang beranekaragam (Casson, 1995).
Delmar dan Davidsson (2000) telah membandingkan
sampel secara acak dari 405 orang yang memiliki bisnis dengan sebuah kelompok
kontrol yang juga dipilih secara acak dan menemukan bahwa dalam proses memulai
sebuah bisnis umumnya mereka adalah orang yang sering berpindah-pindah kerja dibandingkan
kelompok kontrol.
Teori Budaya
Kewirausahaan merupakan produk budaya.
Wirausaha berasal dari nilai-nilai budaya dan system budaya yang telah tertanam
dalam lingkungan masyarakat. Menurut teori Hoselistz pasokan kewirausaahaan
diatur oleh factor budaya, dan kelompok budaya minoritas dari kewirausahaan dan
ekonomi pembangunan. Di banyak Negara pengusaha telah muncul dari social
ekonomi kelas tertentu.
Teori nilai budaya dikemukakan oleh Cochran
Thomas—Pengusaha itu adalah bukan individu super normal tetapi mereka adalah
anggota masyarakat yang memiliki modal kepribadian.
Kinerja
pengusaha dipengaruhi oleh tiga factor :
- Sikap diri terhadap pekerjaan
- Keutuhan Operasional kerja
- Harapan peran yang dimintai oleh kepuasan kelompok
Dimensi
budaya memberikan landasan pengembangan nilai-nilai individu yang tercermin
dalam sifat dan prilakunya. Dalam studi baru-baru ini kewirausahaan dan
kebudayaan telah dikaitkan di tingkat makro dan miokro sebagai contoh
kebudayaan nasional mempengaruhi pembentukan aliansi teknologi oleh perusahaan
kewirausahaan ( steensmaet al 2000).
Atau bentuk manifestasi dari prilaku kewirausahaan, seperti perjuangan
dalam organisasi ( shane 1994). Pada tingkat mikro pengaruh nilai budaya
tentang kewirausahaan telah ikut mengambil andil. Beberapa studi menunjukan
bahwa pengusaha memiliki daya jarak yang lebih tinggi, individualism,
maskulinitas dan menghindari ketidakpastian lebih rendah, dibandingkan dengan
manajer (Mc.Grathet Al, 1992;.Busenitz dan Lau,1996). Disisi lain, studi yang dilakukan
diportugal (Al Morriset, 1994) atau Israel (al Baumet.,1993) menemukan tidak
adanya hubungan antara individualism dan kewirausahaan.
Inkonsistensi
ini menunjukkan kebutuhan untuk mengeksplorasi kemungkinan efek mediasi atau
moderasi. Nilai – nilai budaya yang dianggap memiliki pengaruh yang signifikjan
terhadap sikap-sikap kepribadian (Hofstede dan Mc Crae,2004) sehingga
memberikan kita dengan mediator potensial yang penting. Secara khusus,
mengandaikan bahwa budaya individu mempengaruhi kecenderungan nilai
kewirausahaan individu, tidak secara langsung tetapi melalui kognisi individu.
PELUANG
KEWIRAUSAHAAN DI BIDANG SOCIAL DAN ANTROPOLOGI
Kewirausahaan mengalami perubahan seiring
dengan kemajuan teknologi, agama, dan perubahan system nilai social.
Pembelajaran untuk mencapai kesuksesan menurut
Murphy seseorang harus bias membuat komitmen, mampu menemukan masalah dan
menyelesaikannya, berfikir luas, up date, keyakinan pada diri sendiri, berani
mengambil resiko, belajar memimpin, bertahan, dan siap untuk menang.
Faktor-faktor social yang menghambat
kewirausahaan. Kegiatan kewirausahaan tidak terbatas dan harus diperluas ke
berbagai konteks. Ada banyak peluang antara lain :
- Bidang pendidikan. Merupakan sector yang sudah menunggu pengusaha untuk mengeksploitasi berbagai kemungkinan. Pendidikan yang belum merata dan banyaknya sekolah-sekolah yang tidak memiliki insfrastruktur yang lengkap.
- Bidang kesehatan. Pengadaan alat-alat kesehatan, pengelolaan ketenagakerjaan dan lain-lain.
- Bidang Pertanian. Inovasi metode-metode pertanian, irigasi, teknologi pertanian,
- Bidang pariwisata
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Entrepreneurship merupakan kemungkinan untuk
mendapatkan dorongan khusnya pada nilai-nilai social budaya masyarakat manusia,
agama (kepercayaan), adat istiadat yang dapat mempengaruhi perilaku individu
dalam masyarakat. Pengusaha social adalah individu dengan inovasi untuk
masyarakat pada masalah social yang paling terkini.
Kewirausahaan merupakan produk budaya.
Wirausaha berasal dari nilai-nilai budaya dan system budaya yang telah tertanam
dalam lingkungan masyarakat. Menurut teori Hoselistz pasokan kewirausaahaan
diatur oleh factor budaya, dan kelompok budaya minoritas dari kewirausahaan dan
ekonomi pembangunan. Di banyak Negara pengusaha telah muncul dari social
ekonomi kelas tertentu.
B.
SARAN
Berdasarkan
isi dari makalah banyak kekurangan yang terdapat pada isi yang dijelaskan dan
bahasa yang di gunakan penulis sebagian besar masih teksbook. Hal ini di
sebabkan karena kurangnya pemahaman dari penulis sendiri.
0 Response to "MAKALAH TEORI KEWIRAUSAHAAN DALAM KEPERAWATAN "
Posting Komentar