Makalah Etika Keperawatan
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Peningkatan
pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam segala bidang serta
meningkatnya pengetahuan masyarakat berpengaruh pula terhadap meningkatnya
tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
keperawatan. Hal ini merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dalam
mengembangkan profesionalisme selama memberi pelayanan yang berkualitas.
Kualitas pelayanan yang tinggi memerlukan landasan komitmen yang kuat dengan
basis pada etik dan moral yang tinggi.
Sikap
etis profesional yang kokoh dari setiap perawat akan tercermin dalam setiap
langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan yang diambil dalam
merespon situasi yang muncul. Oleh karena itu pemahaman yang mendalam tentang
etika dan moral serta penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan
mendasar dalam memberikan asuhan keperawatan dimana nilai-nilai pasien selalu
menjadi pertimbangan dan dihormati.
B.
Rumusan Masalah
Masalah yang akan di bahas dalam makalah ini
adalah :
1.
Apa Saja Konsep Moral Dalam Keperawatan ?
2.
Bagaimana Pelaksanaan Etik Dan Moral Dalam
Pelayanan Keperawatan ?
3.
Apa Saja Perilaku Etis Profesional ?
C.
Tujuan
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa
diharapkan dapat:
1.
Mengetahui dan memahami Konsep Moral Dalam
Keperawatan
2.
Mengetahui dan memahami Pelaksanaan Etik Dan
Moral Dalam Pelayanan Keperawatan
3.
Mengetahui dan memahami Perilaku Etis
Profesional.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep Moral
Dalam Keperawatan
Etika
keperawatan mempunyai berbagai dasar penting seperti advokasi, akuntabilitas,
loyalitas, kepedulian, rasa haru, dan menghormati martabat manusia. Di antara
pernyataan ini yang lazaim termaktub dalam standar praktik keperawatan dan
telah menjadi bahan kajian dalam waktu lama adalah advokasi, akuntabilitas, dan
loyalitas (Fry, 1991; lih. Creasia,
1991).
1.
Advokasi
Pada
dasarnya peran perawat sebagai advokat pasien adalah memberi informasi dan memberi
bantuan kepada pasien atas keputusan apa pun yang dibuat pasien. Memberi
informasi berarti menyediakan penjelasan atau informasi sesuai dengan kebutuhan
pasien. Memberi bantuan mengandung dua peran, yaitu peran aksi dan peran
nonaksi. Dalam menjalankan peran aksi, perawat memberikan keyakinan kepada
pasien bahwa mereka mempunyai hak dan tanggung jawab dalam menentukan pilihan
atau keputusan sendiri dan tidak tertekan dengan pengaruh orang lain. Sedangkan
peran nonaksi mengandung arti pihak advokat seharusnya menahan diri untuk tidak
mempengaruhi keputusan pasien (kohnke, 1989; lih. Megan, 1991).
2.
Akuntabilitas
Mengandung
arti dapat mempertanggungjawabkan suatu tindakan yang dilakukan dan dapat
menerima konsekuensi dari tindakan tersebut (Kozier, 1991).
Fry
(1990) menyatakan bahwa akuntabilitas mengandung dua komponen utama, yakni tanggung jawab dan tanggung gugat. Ini berarti bahwa tindakan yang dilakukan perawat
dilihat dari praktik keperawatan, kode etik dan undang-undang dapat dibenarkan
atau absah.
3.
Loyalitas
Merupakan
suatu konsep yang pelbagai segi, meliputi simpati, peduli, dan hubungan timbal
balik terhadap pihak yang secara professional berhubungan dengan perawat. Ini
berarti ada pertimbangan tentang nilai dan tujuan orang lain sebagai nilai dan
tujuan sendiri. Hubungan professional dipertahankan dengan cara menyusun tujuan
bersama, menepati janji, menentukan masalah dan prioritas, serta mengupayakan
pencapaian kepuasan bersama (Jameton, 1984; Fry, lih. Creasia, 1991). Loyalitas dapat mengancam asuhan keperawatan,
bila terhadap anggota profesi atau teman sejawat, loyalitas lebih penting
daripada kualitas asuhan keperawatan.
Untuk
mencapai kualitas asuhan keperawatan yang tinggi dan hubungan dengan berbagai
pihak yang harmonis, maka aspek loyalitas harus dipertahankan oleh setiap
perawat baik loyalitas kepada pasien, teman sejawat, rumah sakit maupun
profesi. Untuk mewujudkan ini, AR. Tabbner (1981; lih. Creasia, 1991) mengajukan berbagai argumen:
a)
Masalah pasien tidak boleh didiskusikan dengan
pasien lain dan perawat harus bijaksana bila informasi dari pasien harus
didiskusikan secara professional.
b)
Perawat harus menghindari pembicaraan yang
tidak bermanfaat.
c)
Perawat harus menghargai dan memberi bantuan
kepada teman sejawat.
d)
Perawat harus loyal terhadap profesi dengan
berperilaku secara tepat saat bertugas.
B.
Pelaksanaan
Etik Dan Moral Dalam Pelayanan Keperawatan
Aplikasi
dalam praktek klinis bagi perawat diperlukan untuk menempatkan nilai-nilai dan
perilaku kesehatan pada posisinya. Perawat bisa menjadi sangat frustrasi bila
membimbing atau memberikan konsultasi kepada pasien yang mempunyai nilai-nilai
dan perilaku kesehatan yang sangat rendah. Hal ini disebabkan karena pasen
kurang memperhatikan status kesehatannya. Pertama-tama yang dilakukan oleh
perawat adalah berusaha membantu pasen untuk mengidentifikasi nilai-nilai dasar
kehidupannya sendiri. Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan kasus sebagai
berikut:
Seorang
pengusaha yang sangat sukses dan mempunyai akses di luar dan dalam negeri
sehingga dia menjadi sibuk sekali dalam mengelola usahanya. Akibat kesibukannya
dia sering lupa makan sehingga terjadi perdarahan lambung yang menyebabkan dia
perlu dirawat di rumah sakit. Selain itu dia juga perokok berat sebelumnya.
Ketika kondisinya telah mulai pulih perawat berusaha mengadakan pendekatan
untuk mempersiapkannya untuk pulang. Namun perawat menjadi kecewa, karena
pembicaraan akhirnya mengarah pada keberhasilan serta kesuksesannya dalam
bisnis. Kendati demikian upaya tersebut harus selalu dilakukan dan kali ini
perawat menyusun list pertanyaan dan mengajukannya kepada pasien tersebut.
Pertanyaannya, “Apakah tiga hal yang paling penting dalam kehidupan bapak dari
daftar dibawah ini ?” Pasien diminta untuk memilih atas pertanyaan berikut.
1.
Bersenang-senang dalam kesendirian (berpikir,
mendengarkan musik atau membaca).
2.
Meluangkan waktu bersama keluarga.
3.
Melakukan aktifitas seperti: mendaki gunung,
main bola atau berenang.
4.
Menonton televisi.
5.
Membantu dengan sukarela untuk kepentingan
orang lain.
6.
Menggunakan waktunya untuk bekerja.
Langkah
berikutnya adalah mengajaknya untuk mendiskusikan prioritas yang dibuat
berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya, dengan mengikuti klarifikasi
nilai-nilai sebagai berikut:
1.
Memilih: Setelah
menggali aspek-aspek berdampak terhadap kesehatan pasen, misalnya stress yang
berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan dan mengganggu aktifitasnya, maka
sarankan kepadanya memilih secara bebas nilai-nilai kunci yang dianutnya. Bila
dia memilih masalah kesehatannya, maka hal ini menunjukkan tanda positif.
2.
Penghargaan: Berikan
dukungan untuk memperkuat keinginan pasien dan promosikan nilai-nilai tersebut
dan bila memungkinkan dapatkan dukungan dari keluarganya. Contoh: istri dan
anak anda pasti akan merasa senang bila anda memutuskan untuk berhenti merokok
serta mengurangi kegiatan bisnis anda, karena dia sangat menghargai kesehatan
anda.
3.
Tindakan: Berikan
bantuan kepada pasen untuk merencanakan kebiasaan baru yang konsisten setelah
memahami nilai-nilai pilihannya. Minta kepada pasen untuk memikirkan suatu cara
bagaimana nilai tersebut dapat masuk dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata
yang perlu diucapkan perawat/bidan kepada pasennya: “Bila anda pulang, anda
akan menemukan cara kehidupan yang berbeda, dan anda menyatakan ingin mulai
menggunakan waktu demi kesehatan anda”.
C.
Perilaku Etis
Profesional
Perawat
memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan yang berkualitas
berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan profesional.
Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat, dan
berlanjut pada diskusi formal maupun informal dengan sejawat atau teman.
Perilaku yang etis mencapai puncaknya bila perawat mencoba dan mencontoh
perilaku pengambilan keputusan yang etis untuk membantu memecahkan masalah
etika. Dalam hal ini, perawat seringkali menggunakan dua pendekatan: yaitu
pendekatan berdasarkan prinsip dan pendekatan berdasarkan asuhan keperawatan.
Pendekatan Berdasarkan Prinsip
Pendekatan
berdasarkan prinsip, sering dilakukan dalam bio etika untuk menawarkan
bimbingan untuk tindakan khusus. Beauchamp Childress (1994) menyatakan empat
pendekatan prinsip dalam etika biomedik antara lain;
1.
Sebaiknya mengarah langsung untuk bertindak
sebagai penghargaan terhadap kapasitas otonomi setiap orang.
2.
Menghindarkan berbuat suatu kesalahan.
3.
Bersedia dengan murah hati memberikan sesuatu
yang bermanfaat dengan segala konsekuensinya.
4.
Keadilan menjelaskan tentang manfaat dan resiko
yang dihadapi.
Dilema
etik muncul ketika ketaatan terhadap prinsip menimbulkan penyebab konflik dalam
bertindak. Contoh; seorang ibu yang memerlukan biaya untuk pengobatan progresif
bagi bayinya yang lahir tanpa otak dan secara medis dinyatakan tidak akan
pernah menikmati kehidupan bahagia yang paling sederhana sekalipun. Di sini
terlihat adanya kebutuhan untuk tetap menghargai otonomi si ibu akan pilihan pengobatan
bayinya, tetapi dilain pihak masyarakat berpendapat akan lebih adil bila
pengobatan diberikan kepada bayi yang masih memungkinkan mempunyai harapan
hidup yang besar. Hal ini tentu sangat mengecewakan karena tidak ada satu
metoda pun yang mudah dan aman untuk menetapkan prinsip-prinsip mana yang lebih
penting, bila terjadi konflik diantara kedua prinsip yang berlawanan. Umumnya,
pendekatan berdasarkan prinsip dalam bioetik, hasilnya terkadang lebih
membingungkan. Hal ini dapat mengurangi perhatian perawat terhadap sesuatu yang
penting dalam etika. Pendekatan
Berdasarkan Asuhan
Ketidakpuasan
yang timbul dalam pendekatan berdasarkan prinsip dalam bioetik mengarahkan
banyak perawat untuk memandang “care” atau asuhan sebagai fondasi dan kewajiban
moral. Hubungan perawat dengan pasien merupakan pusat pendekatan berdasarkan
asuhan, dimana memberikan langsung perhatian khusus kepada pasien, sebagaimana
dilakukan sepanjang kehidupannya sebagai perawat. Perspektif asuhan memberikan
arah dengan cara bagaimana perawat dapat membagi waktu untuk dapat duduk
bersama dengan pasien atau sejawat, merupakan suatu kewajaran yang dapat
membahagiakan bila diterapkan berdasarkan etika. Karakteristik perspektif dari
asuhan meliputi :
1.
Berpusat pada hubungan interpersonal dalam
asuhan;
2.
Meningkatkan penghormatan dan penghargaan
terhadap martabat klien atau pasien sebagai manusia;
3.
Mau mendengarkan dan mengolah saran-saran dari
orang lain sebagai dasar yang mengarah pada tanggung-jawab profesional;
4.
Mengingat kembali arti tanggung-jawab moral
yang meliputi kebajikan seperti: kebaikan, kepedulian, empati, perasaan
kasih-sayang, dan menerima kenyataan. (Taylor,1993).
Asuhan
juga memiliki tradisi memberikan komitmen utamanya terhadap pasien dan
belakangan ini mengklaim bahwa advokasi terhadap pasien merupakan salah satu
peran yang sudah dilegimitasi sebagai peran dalam memberikan asuhan
keperawatan. Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya melindungi dan
mendukung hak-hak pasien. Hal tersebut merupakan suatu kewajiban moral bagi
perawat, dalam menemukan kepastian tentang dua sistem pendekatan etika yang
dilakukan yaitu pendekatan berdasarkan prinsip dan asuhan. Perawat yang
memiliki komitmen tinggi dalam mempraktekkan keperawatan profesional dan
tradisi tersebut perlu mengingat hal-hal sbb:
1.
Pastikan bahwa loyalitas staf atau kolega agar
tetap memegang teguh komitmen utamanya terhadap pasien;
2.
Berikan prioritas utama terhadap pasien dan
masyarakat pada umumnya;
3.
Kepedulian mengevaluasi terhadap kemungkinan
adanya klaim otonomi dalam kesembuhan pasien. Bila menghargai otonomi, perawat
atau bidan harus memberikan informasi yang akurat, menghormati dan mendukung
hak pasien dalam mengambil keputusan.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam
upaya mendorong profesi keperawatan agar dapat diterima dan dihargai oleh
pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan
nilai-nilai keperawatan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang
kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat yang menerima
tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara etis profesional.
Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan
advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasien,
penghormatan terhadap hak-hak pasien, akan berdampak terhadap peningkatan
kualitas asuhan keperawatan.
B.
Saran
Kita sebagai
hamba Allah SWT memiliki kewajiban untuk tunduk kepada-Nya dan mentaati hukum serta aturan yang
telah ditetapkan oleh-Nya. Maka dari itu agar kelak kita tidak mendapatkan
kesusahan melainkan memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat, hendaknya
kita selalu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya
serta segala sesuatu yang madlarat yakni yang tidak berguna bagi hidup dan
kehidupan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
0 Response to "Makalah Etika Keperawatan"
Posting Komentar