Makalah Homeopati
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Homeopati adalah sistem pengobatan yang
melibatkan terapi individu dengan zat yang sangat diencerkan, diberikan
terutama dalam bentuk tablet, dengan tujuan memicu sistem alami tubuh untuk
penyembuhan. Seperti yang kita tahu masyarakat di Indonesia khususnya lebih
mengenal kepada sistem pengobatan ilmiah atau obat – obatan bahan kimia, karena
di Indonesia masyarakat lebih percaya kepada pengobatan tersebut sehingga
pengobatan lain yang sesungguhya dapat digunakan dengan praktis dan dapat di
peroleh dengan mudah terlupakan, seperti pengobatan homeopati ini. Pengobatan
homeopati menggunakan alternatif pengobatan dengan menggunkan obat – obatan
yang dapat diserap habis oleh tubuh, sehingga kemungkinan kecil untuk terjadi
efek samping. Pengobatan ini juga lebih memperhatikan jenis peyakit yang
kaitannya dalam penggunaan pengobatannya menggunakan obat – obatan yang
berhubungan erat dengan penyebab penyakitnya dan obat yang di gunakan lebih
kepada unsur alam, sehingga sangat mudah di cerna di dalam tubuh. Sedangkan
pengobatan menggunakan obat – obatan barat, obat – obatan yang digunakan semua
menggunakan bahan – bahan kimia yang telah di ramu oleh ahlinya, namun obat –
obatan yang berasal dari bahan bahan kimia tersebut tetap tidak akan habis atau
larut di cerna seluruhnya di dalam tubuh manusia. Terkadang dapat menyebabkan
efek samping terhadap pengguna obat – obatan dengan bahan kimia ini, seperti
ketergantungan dan lain sebagainya bahkan sampai dapat menyebabkan kematian
dengan penggunaan obat – obatan bahan kimia yang berlebihan atau di kenal degan
over dosis. Dengan ini kami mengangkat tema mengenai homeopati dengan maksud
untuk mengenalkan homeopai atau jenis pengobatan yang menggunakan unsur – unsur
alam yang mengutamakan kesehatan dan memperhatikan efek samping dari
pengobatannya.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimanakah sejarah homeopati?
2.
Apa pengertian homeopati?
3.
Bagaimanakah prinsip – prinsip homeopati?
4.
Apa sajakah jenis – jenis homeopati?
5.
Bagaimanakah pengembangan homeopati?
6.
Bagaimanakah penggunaan homeopati?
7.
Apa sajakah bahan – bahan alami homeopati?
8.
Bagaimanakah penelitian homeopati?
9.
Bagaimanakah uji klinis homeopati?
10. Bagaimanakah
perkembangan homeopati di Indonesia?
C.
TUJUAN
1.
Menjelaskan sejarah homeopati.
2.
Menjelaskan pengertian homeopati.
3.
Menjelaskan prinsip – prinsip homeopati.
4.
Menjelaskan jenis – jenis homeopati.
5.
Menjelaskan pengembangan homeopati.
6.
Menjelaskan penggunaan homeopati.
7.
Menjelaskan bahan – bahan alami homeopati.
8.
Menjelaskan penelitian homeopati.
9.
Menjelaskan uji klinis homeopati.
10. Menjelaskan
perkembangan homeopati di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SEJARAH HOMEOPATI
Prinsip dasar
homeopati sebagai sistem pengobatan awalnya diperkenalkan oleh seorang tabib
Hoppocrates (300 SM) yang dikenal dengan prinsip The Father of Medicine.
Ia menulis bahwa melalui zat yang sama penyakit dapat ditimbulkan dan melalui
zat yang sama penyakit dapat disembuhkan. Penemuan Hippocrates ditemukan
kembali oleh Samuel Hahnemann, seorang dokter kebangsaan Yunani yang lahir pada
10 April 1753 dan wafat pada 2 Juli 1843, dengan julukan bapak homeopati.
Sistem
pengobatan homeopati berawal dari ketidakpuasan Samuel Hahnemann dengan sistem
pengobatan alopati yang sudah dia tekuni sejak masa pendidikannya di Fakultas
Kedokteran di Jerman. Dia menganggap obat yang diberikan kepada orang sakit
mempunyai efek samping karena mengandung zat kimia yang membahayakan bagi
tubuh.
Pada tahun 1790
Dr.Hahnemann menterjemahkan sebuah buku berbahasa Inggris karangan Dr.Cullen
yang berjudul Cullen’s Materia Medika ke dalam Bahasa Jerman. Dia
menemukan teori yang berhubungan dengan aksi kulit pohon kina dalam mengatasi
malaria. Dia tertarik untuk mengkaji penemuan tersebut, kemudian kulit pohon
kina dimakannya, alhasil dia terkena gejala malaria. Kemudian dipotentisasikannya
kulit pohon kina dan kembali dimakannya. Ternyata gejala malarianya pun sembuh.
Akhirnya kajian demi kajian dia lakukan dan terus diujikan pada dirinya
sendiri. Hasilnya membuatnya puas dan semakin yakin dengan apa yang sudah dia
temukan.
Selama enam tahun
dia bereksperimen, barulah tahun 1796 dia mengkonfirmasikan dan mempublikasikan
hasil eksperimennya. Pada awal tahun 1800 Samuel Hahnemann telah membuktikan
bahwa obat – obatan yang dihasilkan dari dosis yang kecil mampu menyembuhkan
penyakit yang diderita manusia mengikuti apa yang dinamakan sebagai undang – undang keserasian (similar
similibus curentur) dan menamakan
sistem pengobatannya dengan nama homeopati.
B.
PENGERTIAN HOMEOPATI
Homeopati berasal dari bahasa Greek, Yunani kuno,
homeos yang bermakna serupa dan pathos
yang berarti penyakit. Homeopati adalah sebuah seni penyembuhan
yang didasarkan pada hukum persamaan dengan tujuan memberikan kesembuhan yang
sebenar – benarnya.
Homeopati merupakan praktik pengobatan yang
berbasis pada keyakinan kalau kesehatan adalah masalah keseimbangan dan
keselarasan. Menurut Samuel Christian Friedrich Hahnemann (1755 – 1843),
perintis homeopati, roh manusialah yang melakukan penyembuhan dan penyelarasan
tersebut. Dengan kata lain, jiwa manusia yang melakukan penyembuhan.
C.
PRINSIP HOMEOPATI
Homeopati
percaya bahwa kesehatan yang baik berasal dari keseimbangan antara pikiran dan
tubuh, yang dikelola oleh kekuatan vital yang mengatur kemampuan penyembuhan
tubuh.
Konsep
vitalistik ilmu pengetahuan telah ada selama bertahun – tahun pada saat
Hahnemann mengembangkan teori – teorinya dengan dua prinsip utama yaitu:
1.
Prinsip serupa (like cures like atau
similia similibus curentur)
Artinya
serupa menyembuhkan yang serupa. Maksudnya bahwa bahan yang digunakan untuk
menyembuhkan orang yang sakit adalah bahan yang telah dipotentisasikan. Apabila
bahan obat yang telah dipotentisasikan tersebut diberikan pada orang yang sehat
akan menampakkan gejala yang sama dengan gejala yang ada pada orang sakit.
Contoh, Allium Cepa (bawang merah), apabila kita iris, dia akan
menyebabkan mata merah dan hidung berair. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa bawang merah adalah obat yang tepat untuk orang yang mengalami gejala
mata merah dan hidung berair. Contoh lain, buah durian. Apabila kita makan buah
durian terlalu banyak, maka tubuh kita akan panas, dan untuk menghilangkan
panas tersebut, kita minum air dari kulit durian tersebut.
2.
Prinsip pengenceran (hukum dosis minimum)
Bahwa
semakin rendah dosis obat maka semakin besar efektivitasnya. Dalam homeopati,
zat diencerkan secara bertahap. Proses ini disebut sebagai potentization
dan diyakini untuk menghantarkan beberapa bentuk informasi atau energi dari
pengenceran akhir senyawa asli. Kebanyakan obat homeopati sangat encer, namun
dalam homeopati diyakini bahwa senyawa yang encer tersebut memberikan esensi
yang merangsang tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri.
D.
JENIS – JENIS HOMEOPATI
Berbagai
kebiasaan resep telah berkembang di berbagai negara yang berbeda atau pada
waktu yang berbeda. Sebuah divisi konseptual yang jelas telah muncul membagi
dua praktek homeopati yaitu klasik dan kompleks. Homeopati klasik umumnya
melakukan pengobatan tunggal sesuai dengan tipe pasien dan gambaran gejala
serta satu obat homeopati pada suatu waktu untuk mengerti dengan jelas efek
dari obat yang pada organisme.
Pada
kasus penyakit akut atau cedera, di mana gejala fisik jauh lebih besar daripada
gejala emosional dan lainnya akan diambil pendekatan yang lebih pragmatis yaitu
dengan menggunakan kombinasi obat dalam potensi rendah. Jadi, misalnya lima
atau enam obat diketahui membantu untuk influenza akan digabungkan dalam satu
tablet tunggal. Ini adalah pendekatan kompleks berdasarkan teori homeopati
Inggris Dr.Richard Hughes.
E.
PENGEMBANGAN HOMEOPATI
Eksperimen
pertama Hahnemann pada dirinya sendiri bisa dibilang merupakan beberapa
percobaan medis awal. Penelitian medis kemudian berkembang menjadi lebih jauh
lagi dengan melakukan pengujian efektivitas homeopati secara klinis dengan
disertai gambaran yang lengkap dimulai pada akhir 1980an.
Penelitian
tentang homeopati mendapatkan dukungan biaya dari perusahaan obat yang
berinvestasi di dalamnya, kemudahan akses ke fasilitas penelitian universitas,
rumah sakit, namun ternyata sulit untuk melakukan penelitian homeopati karena
pada kenyataan bahwa homeopati begitu bergantung pada keahlian dan penilaian
praktisi dalam menilai obat yang sesuai untuk pasien. Salah satu isu yang
paling penting yang akan dibahas dalam uji coba adalah pengaruh efek placebo.
Penelitian – penelitian tentang homeopati mulai berkembang dimulai pada tahun
1986 oleh Dr D. Taylor – Reilly yang memberikan hasil bahwa pemberian homeopati
secara signifikan menunjukkan peningkatan dibandingkan respon placebo.
F. PENGGUNAAN HOMEOPATI
Homeopati
mengobati seseorang berdasarkan riwayat kesehatan genetik, gejala fisik,
emosional dan mental saat ini. Sistem pengobatan ini bersifat individual atau disesuaikan
pada masing – masing orang, sehingga tidak jarang ditemukan orang lain dengan
kondisi yang sama tetapi menerima perlakuan yang berbeda. Obat homeopati
berasal dari bahan alami yang berasal dari tanaman, mineral atau hewan. Obat –
obat ini digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan mulai dari
pencegahan hingga pengobatan seperti alergi, sindrom asma, kelelahan kronis,
depresi, gangguan pencernaan, infeksi telinga, sakit kepala dan ruam kulit.
Penggunaan
obat homeopati dalam klinik diatur sesuai dengan pedoman Pharmacopeia Homeopathic Amerika Serikat (HPUS). Obat homeopati
diatur dengan peraturan yang sama seperti obat OTC. Namun, karena obat
homeopati mengandung zat aktif yang sangat sedikit atau hampir tidak ada, maka
obat homeopati tidak harus menjalani pengujian khasiat dan keamanan seperti
obat OTC baru. FDA tidak mengharuskan obat homeopati memenuhi standar formal
tertentu untuk kekuatan, kemurnian dan kemasan. Label pada obat harus
menyertakan setidaknya satu indikasi utama, daftar bahan, pengenceran dan
petunjuk keselamatan. Obat homeopati yang dapat digunakan untuk mengobati
penyakit serius seperti kanker maka penjualannya memerlukan resep dokter,
sedangkan obat homeopati yang digunakan untuk mengobati masalah kesehatan yang
ringan seperti flu atau sakit kepala dapat dijual tanpa resep dokter.
Beberapa
uji perbandingan efektivitas penggunaan obat homeopati dan obat konvensional
memberikan hasil yang menarik. Beberapa di antaranya adalah :
1.
Harga obat homeopati cenderung murah dari pada obat konvensional.
2.
Obat – obatan homeopati tidak diujicobakan pada hewan, melainkan langsung
diujicobakan pada manusia.
3.
Obat konvensional memiliki efek samping misalnya nyeri, sedangkan obat
homeopati tidak karena menyeimbangkan kondisi homeostasis atau upaya mencapai
kondisi ideal seseorang.
4.
Obat homeopati bersifat individual dan tidak memisahkan antara kondisi fisik
maupun mental pasien, namun obat konvensional umumnya akan diberikan untuk
mengatasi gejala yang sama meski bisa jadi kondisi pasien tersebut berbeda satu
sama lain.
G.
BAHAN – BAHAN ALAMI HOMEOPATI
Bahan alami
yang digunakan pada obat – obatan homeopati berasal dari tumbuhan, hewan dan
mineral. Berikut beberapa bahan yang sering dipakai dan khasiatnya seperti yang
dikumpulkan oleh Ikatan Homoeopath Indonesia (IHI) dalam buku Selayang
Pandang Homoeopathic :
1.
Allium Cepa
Allium Cepa termasuk
famili liliceae yang di Indonesia dikenal dengan nama bawang merah.
Bawang merah sudah digunakan sebagai obat sejak ratusan tahun silam. Dalam
pengobatan homeopati bisa diindikasikan untuk bersin – bersin, batuk, mata dan
hidung berair dan demam.
2.
Anacardium
Anacardium termasuk
famili anacardiaceae. Tanaman ini banyak dibudidayakan sebagai tanaman
buah. Di Indonesia tanaman ini dikenal sebagai jambu monyet atau jambu mete
atau jambu mede atau gaju. Bahan ini diindikasikan bagi pengobatan fobia, nervous, daya ingat menurun, cemas,
berkhayal, sakit otot, lepra dan penyakit kulit.
3.
Cinnamomum
Cassia
Cinnamomum termasuk
famili lauraceae. Tumbuhan ini banyak tumbuh di Indonesia dan sudah lama
digunakan sebagai rempah – rempah. Nama lain dari cinnamomum
adalah chinase kaneel atau bastrad cinnamomum
atau kayu manis Cina. Penggunaannya dalam homeopati diindikasikan untuk
nyeri haid, tidak datang haid, rematik, epilepsi dan darah tinggi.
4.
Apis
Millefica
Dalam sejarah
peradaban manusia, Apis Millefica atau yang sering dikenal sebagai
lebah madu (honey bee) sudah digunakan untuk berbagai keperluan
sejak sekitar 9.000 tahun yang lalu. Lebah madu dapat diindikasikan untuk luka
terbakar, bengkak dan beberapa reaksi alergi.
5.
Tarentula
Hispanica
Tarentula yang
merupakan laba – laba besar beracun terdapat di Eropa Selatan. Nama tarentula
diambil dari Tarenta, suatu pelabuhan di kali Tungga yang dihubungkan dengan
kalajengking. Meskipun tidak mematikan, sengatannya sangat berbahaya. Nama lain
dari tarentula adalah wolf spider, spanish spider dan hunting spider.
Bisa tarantula diindikasikan untuk anak hiperaktif, tidak dapat istirahat dan
kelainan jantung.
6.
Kali
Bichromicum (Potassium bichromate)
Kali
Bichromicum
merupakan mineral yang sangat korosif (membuat karat) dan beracun. Dalam
dunia industri, zat ini digunakan sebagai pewarna tekstil, fotografi, dan
komponen baterai listrik. Sebagai obat homeopati, mineral ini diteliti dan
dibuktikan serta dipublikasikan pertama kali pada tahun 1864. Mineral ini
diindikasikan untuk sinusitis, nyeri di akar hidung, nyeri di dahi, tonsil
bengkak dan kemerahan, flu yang sukar sembuh maupun keluhan pencernaan.
H.
PENELITIAN HOMEOPATI
Penelitian
ilmiah terhadap homeopati sulit dilakukan. Hal ini disebabkan karena obat
homeopati digunakan dalam konsentrasi yang sangat rendah (pengenceran ultra
tinggi atau UHDs), sehingga kadar obat di dalam darah tidak dapat langsung
diukur dan sulit untuk merancang sebuah penelitian. Selain itu, pengobatan
homeopati bersifat sangat individual (tergantung pada kondisi klinis tiap
pasien) dan tidak ada standar yang seragam untuk peresepan homeopati. Ratusan
obat homeopati yang berbeda dapat diresepkan dalam berbagai pengenceran yang
berbeda untuk mengobati ribuan gejala. Berbagai penelitian mengenai homeopati
menyimpulkan bahwa homeopati dapat digunakan sebagai pengobatan yang efektif
pada kondisi tertentu. Namun, beberapa penelitian individual, uji klinis dan
penelitian laboratorium melaporkan adanya efek positif yang unik dari obat
homeopati.
I.
UJI KLINIS
Uji
klinis merupakan suatu pengujian yang dilakukan terhadap pasien untuk
membandingkan efek dari dua atau lebih pengobatan di bawah kondisi yang
terkontrol. Salah satu jenis uji klinis, yakni Randomised Controlled Trial (RCT)
dipertimbangkan sebagai standar emas oleh para ilmuwan sebagai suatu metode
penelitian untuk menetapkan efektivitas suatu pengobatan. RCT telah digunakan
untuk meneliti berbagai aspek homeopati, di antaranya adalah penelitian yang
membandingkan antara obat homeopati dengan plasebo. Penelitian ini dapat
memberikan suatu kesimpulan yang kuat dalam penggunaan obat homeopati.
Pada
akhir tahun 2009, 142 Randomised Controlled Trial telah dipublikasikan
dalam artikel jurnal ilmiah, 74 di antaranya menghasilkan kesimpulan yang kuat
di mana 63 penelitian memberikan hasil positif pasien dengan pengobatan
homeopati memberikan efektivitas yang baik dibandingkan dengan pasien yang
hanya diberikan plasebo dan 11 penelitian lainnya memberikan efek negatif
pasien dengan pengobatan homeopati memberikan efektivitas yang lebih rendah
daripada kelompok pasien dengan plasebo. Berdasarkan Randomised Controlled
Trial yang telah dilakukan, obat homeopati memberikan efektivitas yang baik
pada 75 kondisi medis spesifik (The
Society of Homeopaths 2011).
J.
HOMEOPATI di INDONESIA
Di Indonesia
pengobatan homeopati belum begitu populer. Padahal sebagai gambaran, pengobatan
dengan metode ini sudah digunakan di Amerika sejak seabad lalu. Bahkan saat ini
ada 22 institusi kedokteran resmi yang mempunyai pendidikan homeopati di
Amerika. Di antaranya Boston University, Michigan University dan New
York Medical College. Sedangkan Jerman sebagai negara asal homeopati sudah
mewajibkan mahasiswa kedokterannya untuk mempelajari ilmu ini 20% dari seluruh
kurikulum yang diajarkan.
Di Inggris
sejak tahun 1968 homeopati sudah masuk dalam pelayanan kesehatan secara resmi
melalui 1968 Medicines Act. Food and Drug Administration
sebagai lembaga resmi yang mengeluarkan izin makanan dan obat di Amerika
sudah mengatur obat – obat homeopati mana yang harus diresepkan dokter dan mana
yang bisa dibeli bebas. Rumah sakit besar di dunia yang menggunakan homeopati
sebagai landasan pelayanannya antara lain The Royal London Homoeopathic
Hospital, Lenin Homoeopathic Moscow, Robert Borch Homoeopathic Hospital-Hamburg
Germany, Argentina National Homoeopathic dan masih banyak lainnya. Di
negara – negara maju, pengobatan homeopati sudah disinergikan dengan pengobatan
konvensional. Jadi, keduanya bisa sejalan untuk membantu kesembuhan pasien.
Bidang – bidang keilmuannya pun sudah dipelajari dan diteliti sedemikian rupa
dan sangat ilmiah.
Dengan
diresmikannya Ikatan Homeopati Indonesia (IHI) sebagai wadah yang diakreditasi
pemerintah, diharapkan pendirian Rumah Sakit Homeopati Indonesia segera
dirintis. Dengan begitu masyarakat bisa mendapatkan alternatif layanan
kesehatan. Sedangkan untuk sementara ini layanan yang ada baru sebatas
pembelian obat – obatan homeopati yang bisa diperoleh di apotek – apotek besar.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Homeopati adalah seni penyembuhan yang
didasarkan pada hukum persamaan dengan tujuan memberikan kesembuhan yang
sebenar – benarnya. Bahan alami yang digunakan pada obat – obatan homeopati
berasal dari tumbuhan, hewan dan mineral. Ada 2 prinsip jenis pengobatan
homeopati yaitu serupa dan pengenceran serta klasik maupun kompleks. Di dalam
pengembangannya homeopati tidak berkembang dengan baik karena adanya
ketergantungan pada keahlian dan penilaian praktisi dalam menilai obat yang
sesuai untuk pasien. Untuk penggunaannya obat homeopati dalam klinik diatur
sesuai dengan pedoman Pharmacopeia
Homeopathic Amerika Serikat (HPUS). Penelitian homeopati sulit dilakukan
karena obatnya berkonsentrasi yang sangat rendah dan bersifat sangat individual
juga tidak ada standar yang seragam untuk peresepan homeopati. Uji klinis
homeopati yakni Randomised Controlled Trial (RCT). Di Indonesia sendiri
homeopati tidak terlalu populer
B.
SARAN
1.
Sebaiknya kita menggunakan obat yang secara alami berasal dari lingkungan
sekitar seperti obat – obatan herbal dan berbagai macam jenis hewan dari pada
obat kimia karena banyak mengandung efek sampingnya.
2.
Sebaiknya pengobatan homeopati dapat digunakan oleh para pembaca dan
menerapkannya baik pada diri sendiri, keluarga maupun memperkenalkannya pada
orang lain orang lain disamping pengobatan yang secara kimiawi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.HOMEOPATI-1.pdf
http://www.faktailmiah.com/2010/08/14/homeopati.html
0 Response to "Makalah Homeopati"
Posting Komentar