Makalah Robo - Robo
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara yang kaya akan
kebudayaan,tradisi serta adat istiadat yang mana sampai sekarang masih
dipertahankan, salah satunya adalah tradisi robo-robo yang sampai sekarang
masih dilakukan oleh masyarakat Kalimantan barat trutama masyarakat Mempawah,
Kabupaten Pontianak, di kecamatan Kakap Kabupaten Kubu Raya, dan Kabupaten Ketapang
Kalimantan Barat. Acara Robo-robo juga didisi dengan kegiatan lainnya,seperti
lomba sampan,permainan gasing,lamba kasidah, makan saprah dan hiburan
masyarakat.
B. Tujuan
1.
Menjelaskan tentang tradisi robo-robo
2.
Menjelskan tentang tujuan dan manfaat dari tradisi robo-robo
3.
Menjelaskantentang pandangan Muhammadiyah terhadap tradisi robo-robo
C. Rumusan masalah
1.
Apa itu tradisi robo-robo
2.
Apa tujuan dan manfaat dari tradisi robo-robo
3.
Bagaimanakah pandangan Muhammadiyah terhadap tradisi robo-robo
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian adat istiadar dan tradisi Robo-robo
Ttradisi adalah sebuah kebiasaan atau perilaku
yang dilakukan oleh masyarakat secara turun temurun dari nenek moyang
didaerahnya. Tradisi dan budaya juga merupakan beberapa hal yang menjadi sumber
dari akhlak dan budi pekerti. Sedangkan adat istiadat adalah merupakan sebuah
wujud dari rasa daya cipta suatu bangsa begitu juga adat budaya yang masih
tetap ada di wilayah Kalimantan Barat sebagai sebuah wilayah yang cukup luas
yang ada di Indonesia, diantara provinsi Kalimantan Barat meliputi beberapa
kabupaten yang mempunyai adat istiadat yang multikultural, dan masih tetap
eksis mempertahankan adat istiadat masyarakatnya.
Seperti tradisi Robo’-Robo’ yang dikenal sebagai tradisi yang memperingati hari datangnya seseorang dari tanah bugis Sulawesi Selatan pada tahun 1637. Kedatangan Raja Mempawah, Opu Daeng Manambon dari Bone, Sulawesi Selatan di abad ke-17 diabadikan dalam tradisi Robo’-Robo’. Upacara sakral yang sering dilakukan adalah berupa wujud dari rasa syukur atas karunia yang diberikan dan sekaligus memohon keselamatan, hal ini masih terus berlangsung secara terus menerus bagi masyarakat pendukungnya.
Seperti tradisi Robo’-Robo’ yang dikenal sebagai tradisi yang memperingati hari datangnya seseorang dari tanah bugis Sulawesi Selatan pada tahun 1637. Kedatangan Raja Mempawah, Opu Daeng Manambon dari Bone, Sulawesi Selatan di abad ke-17 diabadikan dalam tradisi Robo’-Robo’. Upacara sakral yang sering dilakukan adalah berupa wujud dari rasa syukur atas karunia yang diberikan dan sekaligus memohon keselamatan, hal ini masih terus berlangsung secara terus menerus bagi masyarakat pendukungnya.
2. Tujuan dan manfaat dari tradisi robo-robo
Robo-robo pertamakali dilakukan pada tahun 1148
Hijriah atau 1737 Masehi bermula dengan kedatangan rombongan Opu Daeng Manambon
dan Putri Kesumba yang merupakan cucu Panembahan Mempawah kala itu yakni,
Panembahan Senggaok yang merupakan keturunan Raja Patih Gumantar dari Kerajaan
Bangkule Rajangk, selain dari wujud dan rasa syukur atas karunia yang diberikan
dan sekaligus memohon keselamatan,memohon ampun,pemujaan dan penghormatan
kepada leluhur. robo-robo juga bertujuan untuk untuk menggali hubungan antara
nilai-nilai budaya dan nilai-nilai sosial kemasyarakatan, seperti terciptanya
rasa kebersamaan antara raja dengan rakyatnya, para petinggi dan bawahan, orang
kaya dengan orang miskin dan lain sebagainya, secara tidak langsung tercipta
sebuah jalinan komunikasi antara satu dengan yang lainnya.
3. Pandangan muhammadiyah dari tradisi robo-robo
Dalam islam suaktu yang bersifat sirik, mubajir
atau membuang-buang makanan itu sangat dilarang oleh agama,alangkah baiknya
dibagikan atau diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan atau orang-orang
yang tidak mampu, oleh karena itu ajaran mehammadiyah menjelaskan atau
menghimbau agar acara robo-robo tidak perlu dilakukan karena dalam upacara
tradisi robo-robo ada hal-hal yang menyimpang dari agama seperti:
A. Upacara ziarah
· Penaburan beras
kuning agar para leluhur turut hadir pada acara tersebut
· Pemberian
sesajian untuk para mahluk
· Membakar
setanggi
B. Upacara kenduri
· Penyambutan
kelaut
C. Upacara mandi safar
· Mandi dengan
air tolak bala atau Salamun Tujuh, Ritual mandi Safar dengan maksud untuk
menolak bala bencana, yang menimpa dan menjadi sebuah keyakinan masyarakat
bahwa akan membawa kesialan bagi anggota badan jika tidak dibersihkan pada
bulan tersebut karena banyaknya dosa-dosa yang ada di dalam tubuh manusia.
· Penulisan ayat
suci Al-Qur’an yang disebut salamun tujuh (tujuh kesejahteraan) didaun
juang-juang atau daun andung kononnya untuk mengalir berkah doa dari daun yang
ditulis tersebut.
· Ada juga
ketupat yang dikatakan untuk melepaskan bencana yang menimpa keluarga
Dan
masih banyah upacara-upacara yang lainnya.
Dan
dari itulah mengapa ajaran islam muhammadiyah sangat melarang bukan hanya
ajaran muhammadiyah saja yang melaran tetapi ajaran-ajaran yang lain juga atau
agama-agama lain juga melarang karena hal-hal yang bersifat sirik dan mubajir
itu adalah dosa alangkah baiknya makanan-makanan yang dibuat sesajen di
sedekahkan kepada orang yang tiak mampu bukan dibuang-buang,apalagi sirik itu
adalah dosa besar karena orang sirik adalah orang yang menduakan tuhan. Karena
apapun yang terjadi di dunia ini seperti bencana,rejeki dan apapun itu semuanya
Allah yang mengatur.
Dalam ajaran islam muhammadiyah tidak melarang
jika berdoa dan bersukur serta menjalin silaturahmi, tetapi yang perlu
diperhatikan adalah jangan sampai karena kegembiraan dan kesenangan itu kita
larut dalam kesirikan, kita berdoa kepada Allah tetapi kenapa kita melakukan
hal-hal sirik itu berarti kita tidak yakin aka nada Allah yang selalu disisi kita
dan selalu memperhatikan kita.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya
dan adat istiadat serta tradisi merupakan suaktu kebiasaan yang dilakukan
secara turun temurun salah satunya seperti robo-robo yang sampai sekarang masih
dilakukan masyarakat dikalimantan barat yang bertujuan untuk ucapan rasa sukur
atas anugrah dan karunia tuhan serta untuk menghormati para leluhur dan untuk
menjalin silaturahmi antar sesama.
B. Saran
Alangkah
baiknya dalam melakukan adat istiadat atau tradisi kita tidak menyimpang dari
ajaran-ajaran agama,seperti sirik dan mubajir dan lainnya yang keluar dari
konsep ajaran agama.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
1983/1984. Upacara Tradisional yang Berkaitan dengan Peristiwa Alam dan
Kepercayaan Daerah Kalbar. Proyek IDKD. Kalimantan Barat.
0 Response to "Makalah Robo - Robo "
Posting Komentar