MAKALAH AL-HASIB
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah SWT
adalah dzat yang maha perkasa, keperkasaan Allah tiada bandingannya, tidak
terbatas dan bersifat kekal. Allah SWT menciptakan alam semesta ini untuk
kepentigan umat manusia, dalam menciptakan alam Allah tidak pernah meminta
bantuan terhadap mahluk lain, oleh karena itu kita sebagai hamba Allah
hendaknya selalu memuliakan-Nya, kemampuan Allah dengan cara selalu mentaati
seagala apa yang telah diperintahkan-Nya dan juga menjauhi segala sesuatu yang
telah di larang-Nya.
Kemampuan
Allah dalam menciptakan alam beserta isinya merupakan wujud dari Asmaul Husna
yaitu Al-Aziz, Allah memiliki 99 Asma’ul Husna, termasuk di antaranya ialah
Al-Hasib dan seterusnya. Nama-nama tersebut telah disebutkan dalam Al-Qur’an
bahwa Adanya Asmaul Husna sebagai bukti bahwa Allah maha perkasa dan maha
bijaksana, untuk itu maka kita wajib mengamalkan Asmaul Husna ke dalam
kehidupan sehari-hari.
Oleh karena
itu kami akan membahas makalah tentang “Al-Hasib”.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian Asmaul Husna Al-Hasib?
2.
Bagaimana
Nilai-nilai Asmaul Husna Al-Hasib?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui Asmaul Husna Al-Hasib
2.
Untuk
mengetahui Nilai-nilai Asmaul Husna Al-Hasib.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian al-Hasib
Al-Hasib
secara etimologi berasal dari kata hasiba dengan tiga huruf Arab ha, sin dan
ba. Setidaknya terdapat empat kata dalam bahasa Arab, yaitu menghitung,
mencukupkan, bantal kecil dan penyakit yang menimpa kulit shingga kulit menjadi
putih. Hanya saja makna ketiga dan keempat dari kata al-Hasib tidak mungkin
dilekatkan kepada Allah Swt. Dalam al Quran kata al-Hasib disebutkan empat
kali. Tiga terkait dengan Allah Swt dan satu terkait dengan manusia. Dua ayat
yang terkait dengan Allah Swt dapat diartikan dengan Dzat yang memberi
kecukupan.
B.
Meneladani Allah dengan
sifat al-Hasib
a. Tenang dan tentram bersama dengan
Allah Swt
Seseorang
yang memaknai al-Hasib sebagai Dzat yang memberi kecukupan, maka ia akan nyaman
dan tentram. Ia tidak akan terganggu oleh bujuk rayu setan lalu menjadi
sekutunya dan ia tidak akan sedih saat harus kehilangan sesuatu, baik berupa
materi atau kesmpatan karena ia yakin dirinya sudah merasa cukup dengan adanya
Allah Swt.
b. Melakukan amal shalih semata-mata
karena Allah.
Seseorang
yang memaknai al-Hasib dengan makna perhitungan, maka ia akan meyakini
sesungguhnya Allah Swt akan menghitung amal shalih setiap manusia. Bagi yang
meneladaninya, maka terlebih dahulu ia akan sepenuhnya menyadari bahwa hanya
Allah Swt yang memberinya kecukupan. Dengan demikian segala yang ia lakukan
ditujukan semata-mata karena Allah Swt. Selain itu segala kehendak yang ia
lakukan pasti harus sesuai dengan kehendakNya. Hal ini dilakukan karena ia
yakin Allah Swt telah mencukupkan kebutuhannya.
c. Melakukan introspeksi diri secara
terus-menerus
Seandainya
makna al-Hasib diartikan sebagai Dzat yang memberi perhitungan, maka yang
meneladaninya sudah pasti akan senantiasa melakukan introspeksi diri. Hal
tersebut dilakukan karena ia menyadari sepenuhnya kelak Allah Swt akan
melakukan perhitungan terhadap dirinya dengan amat cermat dan teliti. Selain
itu, dalam hal apapun yang diminta atas dasar kewajiban agama seperti
menunaikan zakat mal misalnya, maka ia akan segera menghitung hartanya dengan cermat
dan penuh ketelitian sehingga tidak ada yang keliru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Hasib secara etimologi berasal
dari kata hasiba dengan tiga huruf Arab ha, sin dan ba. Setidaknya terdapat
empat kata dalam bahasa Arab, yaitu menghitung, mencukupkan, bantal kecil dan
penyakit yang menimpa kulit shingga kulit menjadi putih. Hanya saja makna
ketiga dan keempat dari kata al-Hasib tidak mungkin dilekatkan kepada Allah
Swt. Dalam al Quran kata al-Hasib disebutkan empat kali. Tiga terkait dengan
Allah Swt dan satu terkait dengan manusia. Dua ayat yang terkait dengan Allah
Swt dapat diartikan dengan Dzat yang memberi kecukupan.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan
sebelumnya, penulis mengemukakan beberapa saran, yaitu:
1. Hendaknya kita mengetahui bahwa
sangat banyak petunjuk dari Allah, dan hendaknya kita mau menerimanya.
2. Diharapkan dapat menyadari
bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah ciptaan Allah, dan
Allah menciptakannya dengan sebaik-baiknya dan tidak sia-sia.
3. Setiap orang diharapkan
memutuskan segala sesuatu dengan bijaksana.
4. Kita selalu mengampuni
dosa-dosa orang lain
5. Meyakini bahwa setiap manusia
pasti akan diberikan rezeki oleh Allah Swt.
DAFTAR PUSTAKA
ü
http://kisahmuslim.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-dan-dalil-naqli-sepuluh.html
ü
http://ruangpustaka.blogspot.co.id/2011/01/al-hadi-maha-pemberi-petunjuk-html
ü
http://sudutpandang.blogspot.co.id/2016/01/9-al-khaliq.html
ü http://didingnurarifin.blogspot.com/2017/08/makalah-asmaul-husna-al-hadi-al-kholiq.html
ü http://www.fiqih17.com/2017/09/pengertian-dan-nilai-nilai-yang.html
ü http://warmus17.blogspot.com/2017/08/pengertian-dan-nilai-nilai-yang_27.html
ü https://materianakpramuka.blogspot.com/2017/08/pengertian-penjelasan-al-razzaq.html
ü
https://lathifashofi.wordpress.com/2011/05/10/makalah-asmaul-husna/
0 Response to "MAKALAH AL-HASIB"
Posting Komentar