KELANGKAAN SEBAGAI MASALAH EKONOMI


KELANGKAAN (SCARCITY) 
A.       Pengertian Kelangkaan
Pada setiap bidang kehidupan, terlihat adanya kelangkaan. Di daerah perkotaan banyak tanah digunakan untuk tempat pemukiman sehingga lahan untuk pertanian sangat kurang. Seseorang baru dapat memperoleh sumber daya setelah mengeluarkan berbagai pengorbanan. Namun demikian ternyata masih ada juga yang tidak mampu memperolehnya, apakah karena memang sudah habis, jumlahnya sedikit atau mereka tidak mampu mengeluarkan pengorbanan yang disyaratkan. Keadaan benda pemuas yang terbatas inilah yang disebut dengan kelangkaan. Jadi, kelangkaan adalah kondisi dimana kita tidak mempunyai cukup sumber daya untuk memuaskan kebutuhan.
Kelangkaan menurut ilmu ekonomi mengandung dua pengertian, yaitu:
1)        langka; karena jumlahnya tidak mencukupi dibandingkandengan jumlah kebutuhan.
2)        langka; karena untuk mendapatkannya dibutuhkan pengorbanan
B.        Keterbatasan Sumber Daya
Sumber daya yang sifatnya terbatas (langka) akan berdampak pada barang atau jasa yang dihasilkan juga akan langka. Sumber daya atau faktor produksi digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi dikenal empat faktor produksi pokok, yaitu tanah (land), tenaga kerja (labour), modal (capital), dan kewirausahaan (entrepreneur).
1.    Tanah (land)
     Sumber daya tanah terbatas (langka) karena bila kita menggunakan tanah tertentu untuk bangunan, maka kita tidak dapat lagi menggunakannya untuk lapangan sepak bola. Bila kita menggunakan tanah untuk jalan tol, maka tanah untuk pemukiman penduduk akan berkurang. Dengan demikian, faktor produksi tanah menjadi langka dan sangat terbatas.
2.    Tenaga kerja (labour)
     Dalam ilmu ekonomi tenaga kerja mencakup tenaga fisik dan kemampuan mental yang dimiliki oleh manusia. Bila banyak tenaga kerja yang bekerja di pabrik akan sedikit tenaga kerja di bidang pertanian. Hal ini menandakan adanya keterbatasan tenaga kerja.

3.    Modal (capital)
     Jumlah capital terbatas karena kemampuan manusia untuk menghasilkannya terbatas. Bila modal banyak digunakan untuk memproduksi lemari es, modal untuk menghasilkan perahu, kapal terbang, dan jalan raya harus dikurangi.
4.    Kewirausahaan (entrepreneur)
     Banyak produk yang tidak mampu dihasilkan karena tidak adanya faktor penguasaha. Faktor produksi pengusaha merupakan faktor yang sangat menentukan karena walaupun terdapat tiga faktor produksi lainnya tanpa ada keahlian dalam mengolah pengusaha semuanya tidak akan berarti.
C.        Faktor-faktor Penyebab Kelangkaan
1.        Keterbatasan Jumlah Benda Pemuas Kebutuhan yang Ada di Alam
Di alam tersedia banyak benda yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Namun, karena tidak semua benda tersebut dapat segera diperbaharui, maka jumlahnya pun terbatas. Missal, minyak bumi dan barang-barang tambang lainnya yang memerlukan waktu beribu-ribu tahun untuk memperbaharuinya.
2.        Kerusakan Sumber Daya Alam Akibat Ulah Manusia
       Penebangan hutan yang tidak terencana dengan baik mengakibatkan hutan tersebut menjadi cepat rusak dan gundul. Ini tentu memerlukan waktu lama untuk memperbaikinya.Contohnya,akibat pencemaran air tidak bisa diminum.
3.        Keterbataan Kemampuan Manusia untuk Menolah Sumber Daya yang Ada.
      Keterbatasan  kemampuan untuk mengolah terjadi karena kekurangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun, bias juga karena kekuranagn modal dan factor-faktor lain.
4.    Peningkatan Kebutuhan Manusia yang Lebih Cepat Dibandingkan dengan Kemampuan Penyediaan Sarana Kebutuhan.
Terbatasnya benda pemuas kebutuhan yang tersedia, jumlah dan jenis yang dibutuhkan tidak terbatas. Inti masalah ekonomi adalah bagaimana manusia memenuhi kebutuhannya yang tak terbatas dengan alat atau benda pemuas kebutuhan yang terbatas. Tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi sehingga manusia harus melakukan pilihan dari berbagai alternative yang tersedia. Artinya, sebagian kebutuhan dapat dipenuhi, dan sebagian lagi tidak dapat dipenuhi.
5.    Bencana alam
       Bencana lam seperti gempa,banjir,tsunami merusak sumber daya barang/jasa,
       Sehingga sumber daya tersebut tidak dapat digunakan lagi.
6.   Perang/konflik
      Terjadinya perang atau konflik di suatu daerah atau negara dapat menyebabkan terhambatnya kegiatan ekonomi yang menghambat proses produksi maupun distribusi barang atau jasa sehingga terjadilah kelangkaan.
Pilihan (Choice)
Timbulnya kelangkaan membuat individu, perusahaan, dan masyarakat secara keseluruhan tidak bisa mendapat semua yang mereka butuhkan sehingga mereka harus membuat pilihan. Pada setiap kegiatannya, mereka harus menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternatif pilihan yang telah dibuat.
Pilihan-pilihan tersebut meliputi pilihan dalam mengonsumsi dan pilihan dalam  memproduksi. Tujuannya adalah agar sumber-sumber daya ekonomi yang tersedia digunakan secara efisien dan dapat mewujudkan kepuasan yang paling maksimal pada individu dan masyarakat.
1. Pilihan dalam Mengonsumsi

Pada hakikatnya kegiatan untuk membuat pilihan dapat dilihat dari dua segi. Pertama, dari segi penggunaan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki. Kedua, dari segi mengonsumsi barang-barang yang dihasilkan. Setiap individu harus memikirkan cara terbaik dalam menggunakan sumber-sumber daya ekonomi yang dimilikinya. Usaha ini bertujuan untuk memaksimumkan pendapatan yang akan dinikmatinya dengan menggunakan sumber-sumber daya ekonomi yang dimilikinya tersebut. Dengan demikian, pendapatan yang diterima dari penggunaan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki setiap individu dapat menentukan jenis-jenis dan jumlah barang yang akan dibeli.
2. Pilihan dalam Memproduksi
Pilihan dalam memproduksi biasanya dilakukan perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan individu, perusahaan lain, dan pemerintah. Pemilik-pemilik perusahaan menjalankan kegiatannya untuk mencari keuntungan, dan keuntungan maksimal hanya akan didapat apabila pemilik-pemilik (pemimpin) perusahaan membuat pilihan yang teliti atas jenis barang dan jasa yang akan dijualnya, dan jenis-jenis serta jumlah faktor-faktor produksi yang akan digunakannya.
Dalam penjualan barang, para pengusaha dapat menentukan tingkat produksi yang memberi keuntungan paling banyak. Adapun dalam penggunaan sumber-sumber daya ekonomi, yang perlu dipikirkan adalah menentukan kombinasi sumber-sumber daya ekonomi yang dapat meminimalkan biaya produksi.
Biaya peluang (opportunity cost)
            Biaya peluang muncul ketika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan dan dia harus memilih salah satunya. Biaya peluang adalah nilai barang atau jasa yang dikorbankan karena memilih alternatif kegiatan. Biaya peluang diukur dengan manfaat yang harus  dilepas karena tidak dipilih.  Konsep biaya peluang selalu dipertimbangkan pada setiap pengambilan keputusan dalam pemenuhan kebutuhan atau melakukan kegiatan ekonomi.
            Dalam kegiatan produksi misalnya, kita harus melakukan perhitungan dengan cermat. Misalnya saja dalam meningkatkan pendapatan nasional pemerintah meninggalkan sektor pertanian ke industri, akibatnya adalah hilangnya kesempatan kerja bagi puluhan juta orang di sektor pertanian untuk menunggu kesempatan kerja di sektor industri. Contoh lain adalah bila kalian lulus SMA kemudian dihadapkan pada dua pilihan, yaitu kuliah atau bekerja. Bila kuliah menghabiskan biaya sebesar Rp15.000.000,00 per tahun tapi bila memutuskan bekerja di pabrik kamu bisa mendapatkan gaji total sebesar Rp20.000.000,00 selama setahun. Dengan demikian jika kalian memutuskan kuliah maka biaya peluangnya per tahun sebesar gaji yang dikorbankan karena tidak bekerja sebesar Rp20.000.000,00.
Skala prioritas
Sumber daya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan jumlahnya terbatas, sehingga terkadang uang yang digunakan untuk memenuhi satu kebutuhan tidak dapat sekaligus digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang lain. Uang yang sudah digunakan untuk membeli bakso tidak sekaligus bisa digunakan untuk membeli mie ayam karena jumlahnya terbatas. Apabila kalian menjatuhkan pilihan pada salah satu, maka otomatis kalian harus melepaskan kemungkinan yang lain. Di sinilah ilmu ekonomi memegang perananannya, yaitu membantu kita melakukan pilihan terbaik. Dalam menentukan pilihan, kebutuhan mana yang akan dipenuhi, kita harus membuat skala prioritas untuk mengurutkan kebutuhan dari yang terpenting sampai kurang penting. Kebutuhan yang bagi kita paling penting harus dipenuhi terlebih dahulu.
Dalam menentukan pilihan, sikap rasional perlu dilakukan. Artinya, kalian harus selalu menggunakan akal sehat. Pertimbangkan sebaik-baiknya antara pengorbanan yang diberikan dengan manfaat yang diperoleh. Kebalikan dari sikap rasional adalah irasional atau tidak rasional. Contoh sikap tidak rasional dalam memilih adalah seorang konsumen yang berpenghasilan terbatas, namun selalu membeli barang-barang bermerek hanya untuk mengikuti mode.
Rasional atau tidaknya suatu pilihan tergantung pada alasan atau motif dalam melakukan pilihan dan apakah tindakannya selaras dengan prinsip ekonomi. Bagaimanakah tindakan yang sesuai prinsip ekonomi tersebut? Prinsip ekonomi merupakan pedoman agar pelaku ekonomi berusaha dengan pengorbanan tertentu untuk mendapatkan hasil maksimal atau dengan pengorbanan tertentu diusahakan kerugian minimal.
Dalam kegiatan konsumsi, konsumen kadang dihadapkan pada beberapa pilihan kombinasi barang yang akan dikonsumsinya. Misalnya, Ardian dihadapkan pada membeli buku tulis dan ballpoint. Uang yang akan dibelanjakan Ardian sejumlah  Rp10.000,00. Bila harga buku @Rp Rp2.000,00 dan harga ballpoint @Rp1.000,00, maka pilihan kombinasi yang akan dikonsumsi Ardian adalah:
Pilihan Konsumsi
Buku
Ballpoint
A
5
0
B
4
2
C
3
4
D
2
6
E
1
8
F
0
10
Menentukan pilihan secara rasional tidak hanya berlaku pada kegiatan konsumsi. Dalam kegiatan produksi, seorang produsen dituntut untuk menentukan pilihan terbaik dari alokasi sumber daya produksi seperti telah kalian pelajari pada kurve kemungkinan produksi. Misalnya, pembuat nasi goreng harus memutuskan apakah ia akan membuat nasi goreng berharga murah namun dengan rasa dan bahan yang biasa-biasa saja atau ia membuat nasi goreng dengan harga mahal namun dengan rasa dan bahan-bahan berkualitas. Dalam hal ini, pedagang tersebut harus memerhatikan banyak faktor seperti modal yang ia miliki dan calon konsumen. Namun pada prinsipnya, output dari proses produksi haruslah menguntungkan.
Pengertian Motif Ekonomi
Motif adalah dorongan untuk bertindak atau berbuat sesuatu. Demikian pula dorongan untuk memperoleh sesuatu dinamakan motif. Berikut ini adalah beberapa motif ekonomi.
  1. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan.Motif ini timbul dari dalam diri manusia sendiri. Manusia memiliki beragam kebutuhan baik yang mendesak maupun yang bisa ditangguhkan.
  2. Dorongan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Motif ini mendorong seseorang untuk selalu mencari keuntungan, umumnya dimiliki oleh para pedagang atau para pembuat barang (produsen).
  3. Dorongan untuk mendapatkan penghargaan. Motif ini mendorong seseorang untuk memperoleh penghargaan, baik penghargaan karena keahliannya maupun penghargaan karena jasanya. Bentuk penghargaan tersebut dapat berupa uang, pujian, atau kenaikan pangkat.
  4. Dorongan untuk ikut serta dalam bidang politik. Motif ini umumnya dimiliki oleh para pengusaha yang telah memperoleh kekuasaan secara ekonomi. Ia merasa mempunyai pengaruh dalam lapangan kehidupan manusia. Akibat pengaruh ini, ia kemudian memiliki keinginan untuk turut serta dalam bidang politik.
Dalam perkembangan selanjutnya, motif ekonomi dibagi menjadi dua macam, yaitu:
  • Motif intrinsik, yaitu motif yang datang dari dalam dirinya sendiri, misalnya orang membutuhkan makanan karena lapar.
  • Motif ekstrinsik, yaitu motif yang datang dari luar. Misalnya, seseorang yang menginginkan makanan dan barang, tetapi karena adanya pengaruh dari orang (pihak) lain, ia melakukan tindakan ekonomi.
Pengertian Prinsip Ekonomi
Prinsip ekonomi, artinya suatu prinsip yang digunakan dalam melakukan tindakan ekonomi supaya hasilnya menguntungkan. Realisasi dari prinsip ekonomi adalah berusaha dengan modal yang sekecil-kecilnya (seminimal mungkin), tetapi memperoleh hasil yang maksimal.
Prinsip ekonomi dibagi menjadi tiga bagian (sesuai dengan lapangan kerjanya masing-masing), yaitu:
  1. Prinsip ekonomi seorang konsumen, ia akan membelanjakan penghasilannya seminimal mungkin, tetapi kebutuhannya yang beraneka ragam dapat terpenuhi sehingga ia dapat mencapai kepuasan dengan barang/jasa yang dibelinya.
  2. Prinsip ekonomi produsen, ia akan berupaya untuk mengeluarkan ongkos produksi seminimal mungkin, tetapi hasil yang ia dapatkan maksimal. Hal ini dapat dilakukan oleh seorang produsen dengan membeli bahan baku yang semurah-murahnya. Ongkos produksi kecil, tetapi menjual barang hasil produksinya dengan harga yang relatif tinggi.
  3. Tindakan ekonomi. Setiap usaha atau kegiatan yang kamu lakukan berdasar pada prinsip ekonomi merupakan tindakan ekonomi.
Berikut ini adalah contoh tindakan ekonomi yang lainnya.
  • Suatu keluarga menyelenggarakan upacara pernikahan secara sederhana untuk mengatasi keterbatasan dana.
  • Perusahaan mengadakan mekanisasi untuk mengatasi keterbatasan sumber daya manusia.
  • Pemerintahan membangun waduk untuk mengatasi kekurangan air di musim kemarau.
PEMBAGIAN ILMU EKONOMI
Ilmu ekonomi dibagi dalam 3 kategori dengan rincian sebagai berikut :
1. Ilmu Ekonomi Deskriptif
2. Ilmu Ekonomi Teori, terdiri atas :
a. Ilmu Ekonomi Makro
b. Ilmu Ekonomi Mikro
3. Ilmu Ekonomi Terapan
Ilmu Ekonomi Descriptive Economics), yaitu ilmu ekonomi yang mengumpulkan semua kenyataan penting yang berhubungan dengan suatu persoalan ekonomi atau topik tertentu
Ilmu Ekonomi Teori (Economic Theory), dibedakan menjadi :
Ilmu Ekonomi Makro, adalah ilmu ekonomi yang mempelajari kehidupan ekonomi nasional sebagai suatu keseluruhan. Analisis bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian.
Ilmu Ekonomi Mikro, adalah ilmu ekonomi yang secara khusus mempelajari bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Misalkan membahas masalah pasar, perusahaan, harga komoditas tertentu, dll.
Ilmu Ekonomi Terapan (Applied Economics), adalah ilmu ekonomi yang menggunakan kerangka pengertian dari analisis ekonomi teori untuk merumuskan kebijakan-kebijakan pedoman yang tepat untuk mengatasi masalah ekonomi tertentu.
Tahun 1930 terjadi pembagian ilmu ekonomi yaitu Ekonomi Makro (macroeconomics) dan (microeconomics)
Hingga 1930 sebagian besar analisis ekonomi terfokus pada industri dan perusahaan. Ketika terjadi Depresi Besar pada tahun 1930-an, dan dengan perkembangan konsep pendapatan nasional dan statistik produk, bidang ekonomi makro mulai berkembang. Saat itu, gagasan-gagasan yang terutama berasal dari John Maynard Keynes, yang menggunakan konsep aggregate demand untuk menjelaskan fluktuasi antara hasil produksi dan tingkat pengangguran, sangat berpengaruh dalam perkembangan bidang ini. Keynesianisme didasarkan pada gagasan-gagasannya.
Ekonomi makro atau makroekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak rumah tangga (household), perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk mempengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_makro)
Permasalahan yang dihadapi oleh ekonomi makro adalah :
a.       Kemiskinan dan pemerataan
b.       Krisis nilai tukar
c.       Hutang luar negeri
d.       Perbankan, kredit macet
e.       Inflasi
f.        Pertumbuhan ekonomi
g.       Pengangguran
Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.  Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara optimal, bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama (ceteris paribus).
Kebalikan dari ekonomi mikro ialah ekonomi makro, yang membahas aktivitas ekonomi secara keseluruhan, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, berbagai kebijakan perekonomian yang berhubungan, serta dampak atas beragam tindakan pemerintah (misalnya perubahan tingkat pajak) terhadap hal-hal tersebut.
Penerapan ekonomi mikro :
1.       Teori konsumsi
2.       Teori produksi dan harga
3.       Kesejahteraan ekonomi
4.       Organisasi industri
5.       Kegagalan pasar
6.       Ekonomi finansial
7.       Perdagangan internasional
Metode-Metode dalam Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi secara sederhana merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang bersifat tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan berupa barang ataupun jasa yang bersifat langka serta memiliki kegunaan alternatif. Maka dari itu, cara pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan dengan metode-metode dalam ilmu ekonomi.
Dalam ilmu ekonomi ada beberapa macam metode yang dapat digunakan untuk melakukan analisa ekonomi, yaitu sebagai berikut :
  1. Metode Induktif
Metode Induktif adalah suatu metode dimana suatu keputusan dilakukan dengan mengumpulkan semua data informasi yang ada didalam realita kehidupan manusia. Realita tersebut terjadi dalam setiap unsur kehidupan yang dialami oleh keluarga, individu, masyarakat lokal, dan sebagainya. Sehingga dilakukanlah suatu metode untuk mencari solusinya sehingga upaya pemenuhan kebutuhannya tersebut dapat dikaji secermat mungkin.
Contoh metode induktif
Contohnya adalah dalam upaya menghasilkan dan menyalurkan sumber daya ekonomi, upaya tersebut dilakukan sedemikian rupa sehingga diperolehlah barang dan jasa yang dapat tersedia pada harga, jumlah, dan waktu yang tepat bagi pemenuhan kebutuhan tersebut.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan perencanaan yang dalam ilmu ekonomi berfungsi sebagai metode ataupun cara untuk menyusun daftar kebutuhan terhadap sejumlah barang dan jasa yang diperlukan masyarakat.
  1. Metode Deduktif
Metode Deduktif ialah suatu metode dalam ilmu ekonomi yang bekerja atas dasar ketentuan, hukum atau prinsip umum yang sudah diuji kebenarannya. Dalam metode ini, ilmu ekonomi mencoba menetapkan cara pemecahan masalah sesuai dengan dasar, prinsip, hukum dan ketentuan yang ada dalam ilmu ekonomi.
Contoh metode deduktif
Contohnya adalah dalam ilmu ekonomi terdapat hukum yang mengemukakan bahwa “jika persediaan barang-barang dan jasa berkurang dalam masyarakat, sementara permintaannya tetap, maka barang dan jasa tersebut akan naik harganya”.
Bertolak dari hukum ekonomi tersebut, para ahli ekonomi secara deduktif sudah dapat menyimpulkan bahwa harus adanya motif berjaga-jaga agar persediaan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat tersebut selalu dapat mencukupi dalam kuantitas dan kualitasnya. 
  1. Metode Matematika
Metode Matematika adalah suatu metode dalam ilmu ekonomi yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah perekonomian dengan cara pemecahan soal-soal secara matematis.
Dalam hal ini maksudnya adalah bahwa dalam matematika terdapat kebiasaan-kebiasaan yang dimulai dengan pembahasan dalil-dalil. Melalui pembahasan dalil-dalil tersebut dapat dipastikan bahwa kajian tersebut dapat diterima secara umum.
  1. Metode Statistika
Metode Statistika ialah suatu metode dalam ilmu ekonomi yang digunakan dalam pemecahan masalah ekonomi dengan cara pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, penafsiran data, serta penyajian data dalam bentuk angka-angka secara statistik. Dari angka-angka yang yang disajikan, kemudian dapat diketahui permasalahan yang sesungguhnya untuk kemudian mencari cara pemecahannya.
Contoh metode statistika
Contohnya adalah pembahasan mengenai masalah pengangguran. Dalam hal ini bisa terlebih dahulu diidentifikasi unsur-unsur yang berkaitan dengan pengangguran. Dari data yang tekumpul tersebut, seorang ahli ekonomi akan dapat menyusun pengolahan/analisis serta penafsiran data secara statistik yang berhubungan dengan pemecahan masalah pengangguran tersebut misalnya:
  • Data-data perusahaan.
  • Data-data tenaga kerja yang terdidik ataupun kurang terdidik.
  • Jenis dan jumlah lapangan kerja yang tersedia.
  • Jumlah dan tingkat upah yang ditawarkan perusahaan.
  • Tempat perusahaan beroperasi.
  • Rata-rata tempat tinggal para calon pekerja. 
Kemudian ia dapat menentukan cara-cara yang tepat untuk membantu mengatasi masalah-masalah pengangguran secara akurat berdasarkan tafsiran peneliti terhadap angka-angka yang disajikan secara statistik tersebut.

Pengertian, Tujuan, Prinsip dan Manfaat Ekonomi Syariah

Pengertian Ekonomi Syariah 

Ekonomi Syariah adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi dengan cara-cara Islam, yaitu berdasarkan atas ajaran agama Islam, yaitu Al Qur'an dan Sunnah Nabi (P3EI, 2012:17).
Ekonomi syariah memiliki dua hal pokok yang menjadi landasan hukum sistem ekonomi syariah yaitu Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah, hukum-hukum yang diambil dari kedua landasan pokok tersebut secara konsep dan prinsip adalah tetap (tidak dapat berubah kapanpun dan dimana saja).
Berikut ini beberapa pengertian Ekonomi Syariah dari beberapa sumber buku:
  1. Menurut Monzer Kahf dalam bukunya The Islamic Economy menjelaskan bahwa ekonomi Islam adalah bagian dari ilmu ekonomi yang bersifat interdisipliner dalam arti kajian ekonomi syariah tidak dapat berdiri sendiri, tetapi perlu penguasaan yang baik dan mendalam terhadap ilmu-ilmu syariah dan ilmu-ilmu pendukungnya juga terhadap ilmu-ilmu yang berfungsi sebagai tool of analysis seperti matematika, statistik, logika dan ushul fiqih (Rianto dan Amalia, 2010:7).
  2. M.A. Mannan mendefinisikan ilmu ekonomi syariah sebagai suatu ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai islam (Mannan, 1992:15).
  3. Definisi ekonomi syariah berdasarkan pendapat Muhammad Abdullah Al-Arabi (1980:11), Ekonomi Syariah merupakan sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang kita simpulkan dari Al Qur'an dan As-sunnah, dan merupakan bangunan perekonomian yang kita dirikan di atas landasan dasar-dasar tersebut sesuai dengan tiap lingkungan dan masa.

Tujuan Ekonomi Syariah 

Tujuan Ekonomi Syariah selaras dengan tujuan dari syariat Islam itu sendiri (maqashid asy syari’ah), yaitu mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah) melalui suatu tata kehidupan yang baik dan terhormat (hayyah thayyibah). Tujuan falah yang ingin dicapai oleh Ekonomi Syariah meliputi aspek mikro ataupun makro, mencakup horizon waktu dunia atau pun akhirat (P3EI, 2012:54).

Seorang fuqaha asal Mesir bernama Prof. Muhammad Abu Zahrah mengatakan ada tiga sasaran hukum Islam yang menunjukkan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia, yaitu (Rahman, 1995:84):
  1. Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan lingkungannya. 
  2. Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup aspek kehidupan di bidang hukum dan muamalah.
  3. Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya). Para ulama menyepakati bahwa maslahah yang menjad puncak sasaran di atas mencakup lima jaminan dasar, yaitu: keselamatan keyakinan agama (al din), kesalamatan jiwa (al nafs), keselamatan akal (al aql), keselamatan keluarga dan keturunan (al nasl) dan keselamatan harta benda (al mal).

Prinsip-prinsip Ekonomi Syariah 

Pelaksanaan ekonomi syariah harus menjalankan prinsip-prinsip sebagai berikut (Sudarsono, 2002:105):
  1. Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt kepada manusia. 
  2. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu. 
  3. Kekuatan penggerak utama Ekonomi Syariah adalah kerja sama.
  4. Ekonomi Syariah menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir orang saja. 
  5. Ekonomi Syariah menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak orang. 
  6. Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti. 
  7. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab). 
  8. Islam melarang riba dalam segala bentuk.
Layaknya sebuah bangunan, sistem ekonomi syariah harus memiliki fondasi yang berguna sebagai landasan dan mampu menopang segala bentuk kegiatan ekonomi guna mencapai tujuan mulia. Berikut ini merupakan prinsip-prinsip dasar dalam ekonomi syariah, diantaranya adalah (Zainuddin Ali, 2008):
  1. Tidak melakukan penimbunan (Ihtikar). Penimbunan, dalam bahasa Arab disebut dengan al-ihtikar. Secara umum, ihtikar dapat diartikan sebagai tindakan pembelian barang dagangan dengan tujuan untuk menahan atau menyimpan barang tersebut dalam jangka waktu yang lama, sehingga barang tersebut dinyatakan barang langka dan berharga mahal. 
  2. Tidak melakukan monopoli. Monopoli adalah kegiatan menahan keberadaan barang untuk tidak dijual atau tidak diedarkan di pasar, agar harganya menjadi mahal. Kegiatan monopoli merupakan salah satu hal yang dilarang dalam Islam, apabila monopoli diciptakan secara sengaja dengan cara menimbun barang dan menaikkan harga barang. 
  3. Menghindari jual-beli yang diharamkan. Kegiatan jual-beli yang sesuai dengan prinsip Islam, adil, halal, dan tidak merugikan salah satu pihak adalah jual-beli yang sangat diridhai oleh Allah swt. Karena sesungguhnya bahwa segala hal yang mengandung unsur kemungkaran dan kemaksiatan adalah haram hukumnya. 

Manfaat Ekonomi Syariah 

Apabila mengamalkan ekonomi syariah akan mendatangkan manfaat yang besar bagi umat muslim dengan sendirinya, yaitu:
  1. Mewujudkan integritas seorang muslim yang kaffah, sehingga islam-nya tidak lagi setengah-setengah. Apabila ditemukan ada umat muslim yang masih bergelut dan mengamalkan ekonomi konvensional, menunjukkan bahwa keislamannya belum kaffah.
  2. Menerapkan dan mengamalkan ekonomi syariah melalui lembaga keuangan islam, baik berupa bank, asuransi, pegadaian, maupun BMT (Baitul Maal wat Tamwil) akan mendapatkan keuntungan dunia dan akhirat. Keuntungan di dunia diperoleh melalui bagi hasil yang diperoleh, sedangkan keuntungan di akhirat adalah terbebas dari unsur riba yang diharamkan oleh Allah. 
  3. Praktik ekonomi berdasarkan syariat islam mengandung nilai ibadah, karena telah mengamalkan syariat Allah. 
  4. Mengamalkan ekonomi syariah melalui lembaga keuangan syariah, berarti mendukung kemajuan lembaga ekonomi umat Islam. 
  5. Mengamalkan ekonomi syariah dengan membuka tabungan, deposito atau menjadi nasabah asuransi syariah berarti mendukung upaya pemberdayaan ekonomi umat. Sebab dana yang terkumpul akan dihimpun dan disalurkan melalui sektor perdagangan riil. 
  6. Mengamalkan ekonomi syariah berarti ikut mendukung gerakan amar ma'ruf nahi munkar. Sebab dana yang terkumpul pada lembaga keuangan syariah hanya boleh disalurkan kepada usaha-usaha dan proyek yang halal.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "KELANGKAAN SEBAGAI MASALAH EKONOMI"

Posting Komentar