KELANGKAAN SEBAGAI MASALAH EKONOMI
KELANGKAAN (SCARCITY)
A.
Pengertian Kelangkaan
Pada setiap bidang kehidupan,
terlihat adanya kelangkaan. Di daerah perkotaan banyak tanah digunakan untuk
tempat pemukiman sehingga lahan untuk pertanian sangat kurang. Seseorang baru
dapat memperoleh sumber daya setelah mengeluarkan berbagai pengorbanan. Namun
demikian ternyata masih ada juga yang tidak mampu memperolehnya, apakah karena
memang sudah habis, jumlahnya sedikit atau mereka tidak mampu mengeluarkan
pengorbanan yang disyaratkan. Keadaan benda pemuas yang terbatas inilah yang
disebut dengan kelangkaan.
Jadi, kelangkaan adalah kondisi dimana kita tidak mempunyai cukup sumber daya
untuk memuaskan kebutuhan.
Kelangkaan
menurut ilmu ekonomi mengandung dua pengertian, yaitu:
1)
langka; karena jumlahnya tidak mencukupi dibandingkandengan jumlah kebutuhan.
2)
langka; karena untuk mendapatkannya dibutuhkan pengorbanan
B.
Keterbatasan
Sumber Daya
Sumber daya yang sifatnya terbatas
(langka) akan berdampak pada barang atau jasa yang dihasilkan juga akan langka.
Sumber daya atau faktor produksi digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.
Dalam ilmu ekonomi dikenal empat faktor produksi pokok, yaitu tanah (land),
tenaga kerja (labour), modal (capital), dan kewirausahaan (entrepreneur).
1.
Tanah (land)
Sumber daya
tanah terbatas (langka) karena bila kita menggunakan tanah tertentu untuk
bangunan, maka kita tidak dapat lagi menggunakannya untuk lapangan sepak bola. Bila kita
menggunakan tanah untuk jalan tol, maka tanah untuk pemukiman penduduk akan
berkurang. Dengan demikian, faktor produksi tanah menjadi langka dan sangat
terbatas.
2.
Tenaga kerja (labour)
Dalam ilmu
ekonomi tenaga kerja mencakup tenaga fisik dan kemampuan mental yang dimiliki
oleh manusia. Bila banyak tenaga kerja yang bekerja di pabrik akan sedikit
tenaga kerja di bidang pertanian. Hal ini menandakan adanya keterbatasan tenaga
kerja.
3.
Modal (capital)
Jumlah capital
terbatas karena kemampuan manusia untuk menghasilkannya terbatas. Bila modal
banyak digunakan untuk memproduksi lemari es, modal untuk menghasilkan perahu,
kapal terbang, dan jalan raya harus dikurangi.
4.
Kewirausahaan (entrepreneur)
Banyak
produk yang tidak mampu dihasilkan karena tidak adanya faktor penguasaha. Faktor
produksi pengusaha merupakan faktor yang sangat menentukan karena walaupun
terdapat tiga faktor produksi lainnya tanpa ada keahlian dalam mengolah
pengusaha semuanya tidak akan berarti.
C.
Faktor-faktor Penyebab Kelangkaan
1.
Keterbatasan Jumlah Benda Pemuas
Kebutuhan yang Ada di Alam
Di
alam tersedia banyak benda yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Namun, karena tidak semua benda tersebut dapat segera diperbaharui,
maka jumlahnya pun terbatas. Missal, minyak bumi dan barang-barang tambang
lainnya yang memerlukan waktu beribu-ribu tahun untuk memperbaharuinya.
2.
Kerusakan Sumber Daya Alam Akibat
Ulah Manusia
Penebangan hutan yang tidak
terencana dengan baik mengakibatkan hutan tersebut menjadi cepat rusak dan
gundul. Ini tentu memerlukan waktu lama untuk memperbaikinya.Contohnya,akibat
pencemaran air tidak bisa diminum.
3.
Keterbataan Kemampuan Manusia untuk
Menolah Sumber Daya yang Ada.
Keterbatasan kemampuan untuk
mengolah terjadi karena kekurangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun, bias
juga karena kekuranagn modal dan factor-faktor lain.
4. Peningkatan Kebutuhan Manusia yang
Lebih Cepat Dibandingkan dengan Kemampuan Penyediaan Sarana Kebutuhan.
Terbatasnya
benda pemuas kebutuhan yang tersedia, jumlah dan jenis yang dibutuhkan tidak
terbatas. Inti masalah ekonomi adalah bagaimana manusia memenuhi kebutuhannya
yang tak terbatas dengan alat atau benda pemuas kebutuhan yang terbatas. Tidak
semua kebutuhan dapat dipenuhi sehingga manusia harus melakukan pilihan dari
berbagai alternative yang tersedia. Artinya, sebagian kebutuhan dapat dipenuhi,
dan sebagian lagi tidak dapat dipenuhi.
5. Bencana alam
Bencana lam seperti
gempa,banjir,tsunami merusak sumber daya barang/jasa,
Sehingga sumber daya
tersebut tidak dapat digunakan lagi.
6. Perang/konflik
Terjadinya perang atau
konflik di suatu daerah atau negara dapat menyebabkan terhambatnya kegiatan
ekonomi yang menghambat proses produksi maupun distribusi barang atau jasa sehingga
terjadilah kelangkaan.
Pilihan (Choice)
Timbulnya
kelangkaan membuat individu, perusahaan, dan masyarakat secara keseluruhan
tidak bisa mendapat semua yang mereka butuhkan sehingga mereka harus membuat
pilihan. Pada setiap kegiatannya, mereka harus menentukan pilihan terbaik dari
beberapa alternatif pilihan yang telah dibuat.
Pilihan-pilihan
tersebut meliputi pilihan dalam mengonsumsi dan pilihan dalam
memproduksi. Tujuannya adalah agar sumber-sumber daya ekonomi yang tersedia
digunakan secara efisien dan dapat mewujudkan kepuasan yang paling maksimal
pada individu dan masyarakat.
1.
Pilihan dalam Mengonsumsi
Pada hakikatnya kegiatan untuk membuat pilihan dapat
dilihat dari dua segi. Pertama, dari segi penggunaan sumber-sumber daya ekonomi
yang dimiliki. Kedua, dari segi mengonsumsi barang-barang yang dihasilkan.
Setiap individu harus memikirkan cara terbaik dalam menggunakan sumber-sumber
daya ekonomi yang dimilikinya. Usaha ini bertujuan untuk memaksimumkan
pendapatan yang akan dinikmatinya dengan menggunakan sumber-sumber daya ekonomi
yang dimilikinya tersebut. Dengan demikian, pendapatan yang diterima dari
penggunaan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki setiap individu dapat
menentukan jenis-jenis dan jumlah barang yang akan dibeli.
2.
Pilihan dalam Memproduksi
Pilihan dalam memproduksi biasanya dilakukan
perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan
individu, perusahaan lain, dan pemerintah. Pemilik-pemilik perusahaan
menjalankan kegiatannya untuk mencari keuntungan, dan keuntungan maksimal hanya
akan didapat apabila pemilik-pemilik (pemimpin) perusahaan membuat pilihan yang
teliti atas jenis barang dan jasa yang akan dijualnya, dan jenis-jenis serta
jumlah faktor-faktor produksi yang akan digunakannya.
Dalam penjualan barang, para pengusaha dapat
menentukan tingkat produksi yang memberi keuntungan paling banyak. Adapun dalam
penggunaan sumber-sumber daya ekonomi, yang perlu dipikirkan adalah menentukan
kombinasi sumber-sumber daya ekonomi yang dapat meminimalkan biaya produksi.
Biaya peluang (opportunity cost)
Biaya
peluang muncul ketika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan dan dia harus
memilih salah satunya. Biaya peluang adalah nilai barang atau jasa yang
dikorbankan karena memilih alternatif kegiatan. Biaya peluang diukur
dengan manfaat yang harus dilepas karena tidak dipilih. Konsep biaya peluang selalu dipertimbangkan pada setiap pengambilan
keputusan dalam pemenuhan kebutuhan atau melakukan kegiatan ekonomi.
Dalam
kegiatan produksi misalnya, kita harus melakukan perhitungan dengan cermat. Misalnya saja dalam meningkatkan
pendapatan nasional pemerintah meninggalkan sektor pertanian ke industri,
akibatnya adalah hilangnya kesempatan kerja bagi puluhan juta orang di sektor
pertanian untuk menunggu kesempatan kerja di sektor industri. Contoh lain
adalah bila kalian lulus SMA kemudian dihadapkan pada dua pilihan, yaitu kuliah
atau bekerja. Bila kuliah menghabiskan biaya sebesar Rp15.000.000,00 per tahun tapi bila memutuskan bekerja di pabrik kamu bisa
mendapatkan gaji total sebesar Rp20.000.000,00 selama setahun. Dengan demikian jika kalian memutuskan kuliah
maka biaya peluangnya per tahun sebesar gaji yang dikorbankan karena tidak bekerja sebesar Rp20.000.000,00.
Skala
prioritas
Sumber daya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
jumlahnya terbatas, sehingga terkadang uang yang digunakan untuk memenuhi satu
kebutuhan tidak dapat sekaligus digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang lain.
Uang yang sudah digunakan untuk membeli bakso tidak sekaligus bisa digunakan
untuk membeli mie ayam karena jumlahnya terbatas. Apabila kalian menjatuhkan
pilihan pada salah satu, maka otomatis kalian harus melepaskan kemungkinan yang
lain. Di sinilah ilmu ekonomi memegang perananannya, yaitu membantu kita
melakukan pilihan terbaik. Dalam menentukan pilihan, kebutuhan mana yang akan
dipenuhi, kita harus membuat skala prioritas untuk mengurutkan kebutuhan dari
yang terpenting sampai kurang penting. Kebutuhan yang bagi kita paling penting
harus dipenuhi terlebih dahulu.
Dalam menentukan pilihan, sikap rasional perlu
dilakukan. Artinya, kalian harus selalu menggunakan akal sehat. Pertimbangkan
sebaik-baiknya antara pengorbanan yang diberikan dengan manfaat yang diperoleh.
Kebalikan dari sikap rasional adalah irasional atau tidak rasional. Contoh
sikap tidak rasional dalam memilih adalah seorang konsumen yang berpenghasilan
terbatas, namun selalu membeli barang-barang bermerek hanya untuk mengikuti
mode.
Rasional atau tidaknya suatu pilihan tergantung pada
alasan atau motif dalam melakukan pilihan dan apakah tindakannya selaras dengan
prinsip ekonomi. Bagaimanakah tindakan yang sesuai prinsip ekonomi tersebut?
Prinsip ekonomi merupakan pedoman agar pelaku ekonomi berusaha dengan
pengorbanan tertentu untuk mendapatkan hasil maksimal atau dengan pengorbanan
tertentu diusahakan kerugian minimal.
Dalam kegiatan konsumsi, konsumen kadang dihadapkan
pada beberapa pilihan kombinasi barang yang akan dikonsumsinya. Misalnya,
Ardian dihadapkan pada membeli buku tulis dan ballpoint. Uang yang akan
dibelanjakan Ardian sejumlah Rp10.000,00. Bila harga buku @Rp Rp2.000,00
dan harga ballpoint @Rp1.000,00, maka pilihan kombinasi yang akan dikonsumsi
Ardian adalah:
Pilihan Konsumsi
|
Buku
|
Ballpoint
|
A
|
5
|
0
|
B
|
4
|
2
|
C
|
3
|
4
|
D
|
2
|
6
|
E
|
1
|
8
|
F
|
0
|
10
|
Menentukan pilihan secara rasional tidak hanya berlaku
pada kegiatan konsumsi. Dalam kegiatan produksi, seorang produsen dituntut
untuk menentukan pilihan terbaik dari alokasi sumber daya produksi seperti
telah kalian pelajari pada kurve kemungkinan produksi. Misalnya, pembuat nasi
goreng harus memutuskan apakah ia akan membuat nasi goreng berharga murah namun
dengan rasa dan bahan yang biasa-biasa saja atau ia membuat nasi goreng dengan
harga mahal namun dengan rasa dan bahan-bahan berkualitas. Dalam hal ini,
pedagang tersebut harus memerhatikan banyak faktor seperti modal yang ia miliki
dan calon konsumen. Namun pada prinsipnya, output dari proses produksi haruslah
menguntungkan.
Pengertian
Motif Ekonomi
Motif adalah dorongan untuk bertindak
atau berbuat sesuatu. Demikian pula dorongan untuk memperoleh sesuatu dinamakan
motif. Berikut ini adalah beberapa motif ekonomi.
- Dorongan untuk memenuhi
kebutuhan.Motif ini timbul dari dalam diri manusia sendiri. Manusia
memiliki beragam kebutuhan baik yang mendesak maupun yang bisa
ditangguhkan.
- Dorongan untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar. Motif ini mendorong seseorang untuk selalu
mencari keuntungan, umumnya dimiliki oleh para pedagang atau para pembuat
barang (produsen).
- Dorongan untuk mendapatkan
penghargaan. Motif ini mendorong seseorang untuk memperoleh penghargaan,
baik penghargaan karena keahliannya maupun penghargaan karena jasanya.
Bentuk penghargaan tersebut dapat berupa uang, pujian, atau kenaikan pangkat.
- Dorongan untuk ikut serta dalam
bidang politik. Motif ini umumnya dimiliki oleh para
pengusaha yang telah memperoleh kekuasaan secara ekonomi. Ia merasa
mempunyai pengaruh dalam lapangan kehidupan manusia. Akibat pengaruh ini,
ia kemudian memiliki keinginan untuk turut serta dalam bidang politik.
Dalam
perkembangan selanjutnya, motif ekonomi dibagi menjadi dua macam, yaitu:
- Motif intrinsik, yaitu motif
yang datang dari dalam dirinya sendiri, misalnya orang membutuhkan makanan
karena lapar.
- Motif ekstrinsik, yaitu motif
yang datang dari luar. Misalnya, seseorang yang menginginkan makanan dan
barang, tetapi karena adanya pengaruh dari orang (pihak) lain, ia
melakukan tindakan ekonomi.
Pengertian
Prinsip Ekonomi
Prinsip
ekonomi, artinya
suatu prinsip yang digunakan dalam melakukan tindakan ekonomi supaya hasilnya
menguntungkan. Realisasi dari prinsip ekonomi adalah berusaha dengan modal yang
sekecil-kecilnya (seminimal mungkin), tetapi memperoleh hasil yang maksimal.
Prinsip ekonomi dibagi menjadi tiga bagian (sesuai dengan lapangan kerjanya masing-masing), yaitu:
Prinsip ekonomi dibagi menjadi tiga bagian (sesuai dengan lapangan kerjanya masing-masing), yaitu:
- Prinsip ekonomi seorang
konsumen, ia akan membelanjakan penghasilannya seminimal mungkin, tetapi
kebutuhannya yang beraneka ragam dapat terpenuhi sehingga ia dapat
mencapai kepuasan dengan barang/jasa yang dibelinya.
- Prinsip ekonomi produsen, ia akan berupaya
untuk mengeluarkan ongkos produksi seminimal mungkin, tetapi hasil yang ia
dapatkan maksimal. Hal ini dapat dilakukan oleh seorang produsen dengan
membeli bahan baku yang semurah-murahnya. Ongkos produksi kecil, tetapi
menjual barang hasil produksinya dengan harga yang relatif tinggi.
- Tindakan ekonomi. Setiap usaha
atau kegiatan yang kamu lakukan berdasar pada prinsip ekonomi merupakan
tindakan ekonomi.
Berikut
ini adalah contoh tindakan ekonomi yang lainnya.
- Suatu keluarga menyelenggarakan
upacara pernikahan secara sederhana untuk mengatasi keterbatasan dana.
- Perusahaan mengadakan
mekanisasi untuk mengatasi keterbatasan sumber daya manusia.
- Pemerintahan membangun waduk
untuk mengatasi kekurangan air di musim kemarau.
PEMBAGIAN ILMU
EKONOMI
Ilmu ekonomi dibagi dalam 3 kategori dengan rincian sebagai berikut :
1. Ilmu Ekonomi Deskriptif
2. Ilmu Ekonomi Teori, terdiri atas :
a. Ilmu Ekonomi Makro
b. Ilmu Ekonomi Mikro
3. Ilmu Ekonomi Terapan
Ilmu Ekonomi Descriptive Economics), yaitu ilmu ekonomi yang mengumpulkan semua kenyataan penting yang berhubungan dengan suatu persoalan ekonomi atau topik tertentu
Ilmu Ekonomi Teori (Economic Theory), dibedakan menjadi :
Ilmu Ekonomi Makro, adalah ilmu ekonomi yang mempelajari kehidupan ekonomi nasional sebagai suatu keseluruhan. Analisis bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian.
Ilmu Ekonomi Mikro, adalah ilmu ekonomi yang secara khusus mempelajari bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Misalkan membahas masalah pasar, perusahaan, harga komoditas tertentu, dll.
Ilmu Ekonomi Terapan (Applied Economics), adalah ilmu ekonomi yang menggunakan kerangka pengertian dari analisis ekonomi teori untuk merumuskan kebijakan-kebijakan pedoman yang tepat untuk mengatasi masalah ekonomi tertentu.
Tahun 1930 terjadi pembagian ilmu ekonomi yaitu Ekonomi Makro (macroeconomics) dan (microeconomics)
Hingga 1930 sebagian besar analisis ekonomi terfokus pada industri dan perusahaan. Ketika terjadi Depresi Besar pada tahun 1930-an, dan dengan perkembangan konsep pendapatan nasional dan statistik produk, bidang ekonomi makro mulai berkembang. Saat itu, gagasan-gagasan yang terutama berasal dari John Maynard Keynes, yang menggunakan konsep aggregate demand untuk menjelaskan fluktuasi antara hasil produksi dan tingkat pengangguran, sangat berpengaruh dalam perkembangan bidang ini. Keynesianisme didasarkan pada gagasan-gagasannya.
Ekonomi makro atau makroekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak rumah tangga (household), perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk mempengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_makro)
Permasalahan yang dihadapi oleh ekonomi makro adalah :
a. Kemiskinan dan pemerataan
b. Krisis nilai tukar
c. Hutang luar negeri
d. Perbankan, kredit macet
e. Inflasi
f. Pertumbuhan ekonomi
g. Pengangguran
Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya. Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara optimal, bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama (ceteris paribus).
Kebalikan dari ekonomi mikro ialah ekonomi makro, yang membahas aktivitas ekonomi secara keseluruhan, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, berbagai kebijakan perekonomian yang berhubungan, serta dampak atas beragam tindakan pemerintah (misalnya perubahan tingkat pajak) terhadap hal-hal tersebut.
Penerapan ekonomi mikro :
1. Teori konsumsi
2. Teori produksi dan harga
3. Kesejahteraan ekonomi
4. Organisasi industri
5. Kegagalan pasar
6. Ekonomi finansial
7. Perdagangan internasional
Ilmu ekonomi dibagi dalam 3 kategori dengan rincian sebagai berikut :
1. Ilmu Ekonomi Deskriptif
2. Ilmu Ekonomi Teori, terdiri atas :
a. Ilmu Ekonomi Makro
b. Ilmu Ekonomi Mikro
3. Ilmu Ekonomi Terapan
Ilmu Ekonomi Descriptive Economics), yaitu ilmu ekonomi yang mengumpulkan semua kenyataan penting yang berhubungan dengan suatu persoalan ekonomi atau topik tertentu
Ilmu Ekonomi Teori (Economic Theory), dibedakan menjadi :
Ilmu Ekonomi Makro, adalah ilmu ekonomi yang mempelajari kehidupan ekonomi nasional sebagai suatu keseluruhan. Analisis bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian.
Ilmu Ekonomi Mikro, adalah ilmu ekonomi yang secara khusus mempelajari bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Misalkan membahas masalah pasar, perusahaan, harga komoditas tertentu, dll.
Ilmu Ekonomi Terapan (Applied Economics), adalah ilmu ekonomi yang menggunakan kerangka pengertian dari analisis ekonomi teori untuk merumuskan kebijakan-kebijakan pedoman yang tepat untuk mengatasi masalah ekonomi tertentu.
Tahun 1930 terjadi pembagian ilmu ekonomi yaitu Ekonomi Makro (macroeconomics) dan (microeconomics)
Hingga 1930 sebagian besar analisis ekonomi terfokus pada industri dan perusahaan. Ketika terjadi Depresi Besar pada tahun 1930-an, dan dengan perkembangan konsep pendapatan nasional dan statistik produk, bidang ekonomi makro mulai berkembang. Saat itu, gagasan-gagasan yang terutama berasal dari John Maynard Keynes, yang menggunakan konsep aggregate demand untuk menjelaskan fluktuasi antara hasil produksi dan tingkat pengangguran, sangat berpengaruh dalam perkembangan bidang ini. Keynesianisme didasarkan pada gagasan-gagasannya.
Ekonomi makro atau makroekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak rumah tangga (household), perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk mempengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_makro)
Permasalahan yang dihadapi oleh ekonomi makro adalah :
a. Kemiskinan dan pemerataan
b. Krisis nilai tukar
c. Hutang luar negeri
d. Perbankan, kredit macet
e. Inflasi
f. Pertumbuhan ekonomi
g. Pengangguran
Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya. Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara optimal, bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama (ceteris paribus).
Kebalikan dari ekonomi mikro ialah ekonomi makro, yang membahas aktivitas ekonomi secara keseluruhan, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, berbagai kebijakan perekonomian yang berhubungan, serta dampak atas beragam tindakan pemerintah (misalnya perubahan tingkat pajak) terhadap hal-hal tersebut.
Penerapan ekonomi mikro :
1. Teori konsumsi
2. Teori produksi dan harga
3. Kesejahteraan ekonomi
4. Organisasi industri
5. Kegagalan pasar
6. Ekonomi finansial
7. Perdagangan internasional
Metode-Metode dalam Ilmu Ekonomi
Ilmu
ekonomi secara sederhana
merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang bersifat tidak
terbatas dengan alat pemuas kebutuhan berupa barang ataupun jasa yang bersifat
langka serta memiliki kegunaan alternatif. Maka dari itu, cara pemenuhan
kebutuhan tersebut berkaitan dengan metode-metode dalam ilmu ekonomi.
Dalam
ilmu ekonomi ada beberapa macam metode yang dapat digunakan untuk melakukan
analisa ekonomi, yaitu sebagai berikut :
- Metode
Induktif
Metode
Induktif adalah suatu
metode dimana suatu keputusan dilakukan dengan mengumpulkan semua data
informasi yang ada didalam realita kehidupan manusia. Realita tersebut terjadi
dalam setiap unsur kehidupan yang dialami oleh keluarga, individu, masyarakat
lokal, dan sebagainya. Sehingga dilakukanlah suatu metode untuk mencari
solusinya sehingga upaya pemenuhan kebutuhannya tersebut dapat dikaji secermat
mungkin.
Contoh metode induktif
Contohnya adalah dalam upaya menghasilkan dan
menyalurkan sumber daya ekonomi, upaya tersebut dilakukan sedemikian rupa
sehingga diperolehlah barang dan jasa yang dapat tersedia pada harga, jumlah,
dan waktu yang tepat bagi pemenuhan kebutuhan tersebut.
Untuk
mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan perencanaan yang dalam ilmu ekonomi berfungsi
sebagai metode ataupun cara untuk menyusun daftar kebutuhan terhadap
sejumlah barang dan jasa yang diperlukan masyarakat.
- Metode
Deduktif
Metode
Deduktif ialah
suatu metode dalam ilmu ekonomi yang bekerja atas dasar ketentuan, hukum atau
prinsip umum yang sudah diuji kebenarannya. Dalam metode ini, ilmu ekonomi
mencoba menetapkan cara pemecahan masalah sesuai dengan dasar, prinsip, hukum
dan ketentuan yang ada dalam ilmu ekonomi.
Contoh metode deduktif
Contohnya adalah dalam ilmu ekonomi terdapat
hukum yang mengemukakan bahwa “jika persediaan barang-barang dan jasa berkurang
dalam masyarakat, sementara permintaannya tetap, maka barang dan jasa tersebut
akan naik harganya”.
Bertolak
dari hukum ekonomi
tersebut, para ahli ekonomi secara deduktif sudah dapat menyimpulkan bahwa
harus adanya motif berjaga-jaga agar persediaan barang dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat tersebut selalu dapat mencukupi dalam kuantitas dan
kualitasnya.
- Metode
Matematika
Metode
Matematika adalah suatu
metode dalam ilmu ekonomi yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
perekonomian dengan cara pemecahan soal-soal secara matematis.
Dalam
hal ini maksudnya adalah bahwa dalam matematika terdapat kebiasaan-kebiasaan
yang dimulai dengan pembahasan dalil-dalil. Melalui pembahasan dalil-dalil
tersebut dapat dipastikan bahwa kajian tersebut dapat diterima secara umum.
- Metode
Statistika
Metode
Statistika ialah
suatu metode dalam ilmu ekonomi yang digunakan dalam pemecahan masalah ekonomi
dengan cara pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, penafsiran data,
serta penyajian data dalam bentuk angka-angka secara statistik. Dari
angka-angka yang yang disajikan, kemudian dapat diketahui permasalahan yang
sesungguhnya untuk kemudian mencari cara pemecahannya.
Contoh metode statistika
Contohnya adalah pembahasan mengenai masalah
pengangguran. Dalam hal ini bisa terlebih dahulu diidentifikasi unsur-unsur
yang berkaitan dengan pengangguran. Dari data yang tekumpul tersebut, seorang
ahli ekonomi akan dapat menyusun pengolahan/analisis serta penafsiran data
secara statistik yang berhubungan dengan pemecahan masalah pengangguran
tersebut misalnya:
- Data-data perusahaan.
- Data-data tenaga kerja yang
terdidik ataupun kurang terdidik.
- Jenis dan jumlah lapangan kerja
yang tersedia.
- Jumlah dan tingkat upah yang
ditawarkan perusahaan.
- Tempat perusahaan beroperasi.
- Rata-rata tempat tinggal para
calon pekerja.
Kemudian
ia dapat menentukan cara-cara yang tepat untuk membantu mengatasi
masalah-masalah pengangguran secara akurat berdasarkan tafsiran peneliti
terhadap angka-angka yang disajikan secara statistik tersebut.
Pengertian, Tujuan, Prinsip dan Manfaat Ekonomi Syariah
Pengertian Ekonomi Syariah
Ekonomi
Syariah adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang,
menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi
dengan cara-cara Islam, yaitu berdasarkan atas ajaran agama Islam, yaitu Al
Qur'an dan Sunnah Nabi (P3EI, 2012:17).
Ekonomi syariah memiliki dua hal pokok yang menjadi landasan hukum sistem ekonomi syariah yaitu Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah, hukum-hukum yang diambil dari kedua landasan pokok tersebut secara konsep dan prinsip adalah tetap (tidak dapat berubah kapanpun dan dimana saja).
Ekonomi syariah memiliki dua hal pokok yang menjadi landasan hukum sistem ekonomi syariah yaitu Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah, hukum-hukum yang diambil dari kedua landasan pokok tersebut secara konsep dan prinsip adalah tetap (tidak dapat berubah kapanpun dan dimana saja).
Berikut
ini beberapa pengertian Ekonomi Syariah dari beberapa sumber buku:
- Menurut
Monzer Kahf dalam bukunya The Islamic Economy menjelaskan bahwa ekonomi
Islam adalah bagian dari ilmu ekonomi yang bersifat interdisipliner dalam
arti kajian ekonomi syariah tidak dapat berdiri sendiri, tetapi perlu
penguasaan yang baik dan mendalam terhadap ilmu-ilmu syariah dan ilmu-ilmu
pendukungnya juga terhadap ilmu-ilmu yang berfungsi sebagai tool of
analysis seperti matematika, statistik, logika dan ushul fiqih (Rianto
dan Amalia, 2010:7).
- M.A.
Mannan mendefinisikan ilmu ekonomi syariah sebagai suatu ilmu pengetahuan
sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai islam (Mannan, 1992:15).
- Definisi
ekonomi syariah berdasarkan pendapat Muhammad Abdullah Al-Arabi (1980:11),
Ekonomi Syariah merupakan sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang kita
simpulkan dari Al Qur'an dan As-sunnah, dan merupakan bangunan
perekonomian yang kita dirikan di atas landasan dasar-dasar tersebut
sesuai dengan tiap lingkungan dan masa.
Tujuan Ekonomi Syariah
Tujuan
Ekonomi Syariah selaras dengan tujuan dari syariat Islam itu sendiri (maqashid
asy syari’ah), yaitu mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah)
melalui suatu tata kehidupan yang baik dan terhormat (hayyah thayyibah).
Tujuan falah yang ingin dicapai oleh Ekonomi Syariah meliputi aspek mikro
ataupun makro, mencakup horizon waktu dunia atau pun akhirat (P3EI, 2012:54).
Seorang fuqaha asal Mesir bernama Prof. Muhammad Abu Zahrah mengatakan ada tiga sasaran hukum Islam yang menunjukkan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia, yaitu (Rahman, 1995:84):
Seorang fuqaha asal Mesir bernama Prof. Muhammad Abu Zahrah mengatakan ada tiga sasaran hukum Islam yang menunjukkan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia, yaitu (Rahman, 1995:84):
- Penyucian
jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan
lingkungannya.
- Tegaknya
keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup aspek kehidupan
di bidang hukum dan muamalah.
- Tercapainya
maslahah (merupakan puncaknya). Para ulama menyepakati bahwa maslahah yang
menjad puncak sasaran di atas mencakup lima jaminan dasar, yaitu:
keselamatan keyakinan agama (al din), kesalamatan jiwa (al nafs),
keselamatan akal (al aql), keselamatan keluarga dan keturunan (al nasl)
dan keselamatan harta benda (al mal).
Prinsip-prinsip Ekonomi Syariah
Pelaksanaan
ekonomi syariah harus menjalankan prinsip-prinsip sebagai berikut (Sudarsono,
2002:105):
- Berbagai
sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt kepada
manusia.
- Islam
mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.
- Kekuatan
penggerak utama Ekonomi Syariah adalah kerja sama.
- Ekonomi
Syariah menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh
segelintir orang saja.
- Ekonomi
Syariah menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk
kepentingan banyak orang.
- Seorang
muslim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti.
- Zakat harus
dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab).
- Islam
melarang riba dalam segala bentuk.
Layaknya
sebuah bangunan, sistem ekonomi syariah harus memiliki fondasi yang berguna
sebagai landasan dan mampu menopang segala bentuk kegiatan ekonomi guna
mencapai tujuan mulia. Berikut ini merupakan prinsip-prinsip dasar dalam
ekonomi syariah, diantaranya adalah (Zainuddin Ali, 2008):
- Tidak
melakukan penimbunan (Ihtikar). Penimbunan, dalam
bahasa Arab disebut dengan al-ihtikar. Secara umum, ihtikar dapat
diartikan sebagai tindakan pembelian barang dagangan dengan tujuan untuk
menahan atau menyimpan barang tersebut dalam jangka waktu yang lama,
sehingga barang tersebut dinyatakan barang langka dan berharga
mahal.
- Tidak
melakukan monopoli. Monopoli adalah kegiatan
menahan keberadaan barang untuk tidak dijual atau tidak diedarkan di
pasar, agar harganya menjadi mahal. Kegiatan monopoli merupakan salah satu
hal yang dilarang dalam Islam, apabila monopoli diciptakan secara sengaja
dengan cara menimbun barang dan menaikkan harga barang.
- Menghindari
jual-beli yang diharamkan. Kegiatan jual-beli
yang sesuai dengan prinsip Islam, adil, halal, dan tidak merugikan salah
satu pihak adalah jual-beli yang sangat diridhai oleh Allah swt. Karena
sesungguhnya bahwa segala hal yang mengandung unsur kemungkaran dan
kemaksiatan adalah haram hukumnya.
Manfaat Ekonomi Syariah
Apabila
mengamalkan ekonomi syariah akan mendatangkan manfaat yang besar bagi umat
muslim dengan sendirinya, yaitu:
- Mewujudkan
integritas seorang muslim yang kaffah, sehingga islam-nya tidak lagi
setengah-setengah. Apabila ditemukan ada umat muslim yang masih bergelut
dan mengamalkan ekonomi konvensional, menunjukkan bahwa keislamannya belum
kaffah.
- Menerapkan
dan mengamalkan ekonomi syariah melalui lembaga keuangan islam, baik
berupa bank, asuransi, pegadaian, maupun BMT (Baitul Maal wat Tamwil) akan
mendapatkan keuntungan dunia dan akhirat. Keuntungan di dunia diperoleh
melalui bagi hasil yang diperoleh, sedangkan keuntungan di akhirat adalah
terbebas dari unsur riba yang diharamkan oleh Allah.
- Praktik
ekonomi berdasarkan syariat islam mengandung nilai ibadah, karena telah
mengamalkan syariat Allah.
- Mengamalkan
ekonomi syariah melalui lembaga keuangan syariah, berarti mendukung
kemajuan lembaga ekonomi umat Islam.
- Mengamalkan
ekonomi syariah dengan membuka tabungan, deposito atau menjadi nasabah
asuransi syariah berarti mendukung upaya pemberdayaan ekonomi umat. Sebab
dana yang terkumpul akan dihimpun dan disalurkan melalui sektor
perdagangan riil.
- Mengamalkan ekonomi syariah berarti ikut mendukung gerakan amar ma'ruf nahi munkar. Sebab dana yang terkumpul pada lembaga keuangan syariah hanya boleh disalurkan kepada usaha-usaha dan proyek yang halal.
0 Response to "KELANGKAAN SEBAGAI MASALAH EKONOMI"
Posting Komentar