Konsep Manusia Hidup Dalam Ruang Dan Waktu
Manusia dan
sejarah memiliki keterkaitan yang sangat erat. Tanpa sejarah manusia sebagai
makhluk hidup patut dipertanyakan keberadaan dan aktifitasnya. Demikian juga
dengan sejarah, tanpa manusia tak akan ada sejarah. Hal ini dikarenakan bahwa
sejarah adalah peristiwa hasil dari perbuatan manusia. Terdapat tiga unsur
utama dalamsejarah,yaitu manusia, ruang dan waktu. Ketiganya saling berkait dan
berinteraksi secara kronologis dan berkesinambungan sehingga membentuk
suatu peristiwa sejarah.
Kesinambungan
itu terjadi karena manusia dalam kehidupannya diikat oleh waktu dan
ruang. Ada masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang, ketiga-tiganya
menunjukkan adanya kesinambungan. Masa lalu akan menentukan masa sekarang, dan
masa sekarang akan menentukan masa depan. Jadi, sejarah pada dasarnya bukan
hanya bicara masa lalu, sejarah pada dasarnya berbicara kehidupan
manusia dalam konteks waktu dan ruang.
Konsep Waktu.
Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah
terlewati. Tetapi, masa lampau bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti,
dan tertutup. Masa lampau itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga,
dalam sejarah, masa lampau manusia bukan demi masa lampau itu sendiri dan dilupakan
begitu saja, sebab sejarah itu berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau
dapat dijadikan gambaran bagi kita untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Sejarah dapat digunakan
sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk perencanaan masa
yang akan datang.
Contoh Konsep Waktu
Pembagian
Zaman Prasejarah di Indonesia.
Zaman prasejarah adalah suatu pembabakan dalam periode
sejarah yang berlangsung cukup lama. Ditandai dengan belum ditemukanya
salah satu peradapan manusia berupa keterangan tertulis atau zaman manusia
belum mengenal tulisan dan di periode ini ditandai dengan cara hidup
berburu dan memungut bahan makanan yang tersedia di alam atau disebut
zaman paleolithikum atau zaman batu tua. Ciri masyarakat pada zaman ini adalah
hidup sebagai masyarakat primitif. Kehidupan masyarakatnya masih memenuhi
kebutuhan hidupnya pada kebutuhan kebutuhan yang paling dasar atau pokok.
Pembagian zaman prasejarah di Indonesia menurut arkeolog. Arkeologi:
Ilmu kepurbakalaan yang mempelajari peninggalan-peninggalan sejarah purbakala
manusia purba berupa benda-benda budaya, artefak untuk menyusun kembali
(rekonstruksi) kehidupan manusia dan masyarakat purba. Antara lain sebagai
berikut :
1. Zaman
Batu : terjadi sebelum logam dikenal dan
alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di samping kayu dan tulang.
Zaman batu ini diperiodisasi lagi menjadi 4 zaman, antara lain:
a. Zaman Batu Tua
(Paleolitikum)
Sumber
: joshuajollysc.wordpress.com
Disini
inti kegiatan sehari hari mereka adalah hidup berburu serta mereka mengumpulkan
bahan makanan dari alam untuk dikonsumsi saat itu. Kegiatan seperti itu disebut
peradapan food gathering atau pengumpul makanan tahab awal.
b. Zaman Batu Tengah
(Mesolitikum)
Sumber
: id.wikipedia.org
Ciri
utama peradaban ini adalah manusianya telah bertempat tinggal tetap dan
diperlukan waktu ribuan tahun untuk mencapai taraf hidup tetap.manusia pada
zaman ini bertempat tinggal digua yang disebut peradaban Abris Sous Roche.
c. Zaman Batu Muda
(Neolitikum)
http://komunitas9bsmpn5pati.blogspot.com
Ciri
utama zaman batu muda adalah manusia telah menghasilkan makanan atau menjadi
pendukung food producing walaupun proses kearah terbentuknya masyarakat
food producing memerlukan waktu ribuan tahun. Perubahan tersebut dianggap
sebagai satu revolusi sebab sejak saat itulah keadaan masyarakat dengan
sistem sosialnya terbentuk. Manusia pendukung peradaban ini sudah bertempat
tinggal menetap bercocok tanam, beternak, mengembangankan perikanan atau dengan
kata lain telah mengembangkan kebudayaan agraris walaupun masih dalam
tinggkatan yang masi sangat sederhana.
d. Zaman Batu Besar
(Megalitikum)
Pada
zaman ini adalah manusia pendukungnya telah menciptakan bangunan-bangunan besar
yang terbuat dari batu. Bangunan-bangunan yang berkaitan dengan sistem
kepercayaan mereka diataranya menhir, dolmen, sarkofagus, kubur batu, punden
berundak dan arca. Manusia pendukung peradaban zaman batu percaya kepada roh
nenek moyang serta pohon-pohon besar sebagai sistem kepercayaan mereka atau
sering disebut animisme dan dinamisme.
2. Zaman Logam
Perlu
ditegaskan bahwa dengan dimulainya zaman logam bukan berarti berakhirnya zaman
batu, karena pada zaman logampun alat-alat dari batu terus berkembang bahkan
sampai sekarang. Sesungguhnya nama zaman logam hanyalah untuk menyatakan bahwa
pada zaman tersebut alat-alat dari logam telah dikenal dan dipergunakan secara
dominan. Zaman logam disebut juga dengan zaman perundagian. Perkembangan zaman
logam di Indonesia berbeda dengan di Eropa, karena zaman logam di Eropa
mengalami 3 fase/bagian, yaitu zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi.
Sedangkan di Indonesia khususnya dan Asia Tenggara umumnya tidak mengalami
zaman tembaga tetapi langsung memasuki zaman perunggu dan besi secara
bersamaan. Dan hasil temuan yang lebih dominan adalah alat-alat dari perunggu
sehingga zaman logam disebut juga dengan zaman perunggu.
a. Zaman Perunggu
Pada
zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin Cina
(pusat kebudayaan) ini manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 :
10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.
b. Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang
menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari
teknik peleburan tembaga maupun perunggusebab melebur besi membutuhkan panas
yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.
Pembagian zaman prasejarah di Indonesia menurut Geologi:
ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan. Berdasarkan geologi, terjadinya
bumi sampai sekarang dibagi ke dalam empat zaman. Zaman-zaman tersebut
merupakan periodisasi atau pembabakan prasejarah yang terdiri dari:
a.
Arkaekum/zaman tertua.
Zaman ini berlangsung kira-kira 2500 juta tahun, pada saat
itu kulit bumi masih panas, sehingga tidak ada kehidupan.
b. Paleozoikum / zaman primer
atau zaman hidup tua.
Zaman
ini berlangsung 340 juta tahun. Makhluk hidup yang muncul pada zaman ini
seperti mikro organisme, ikan, ampibi, reptil dan binatang yang tidak bertulang
punggung.
c. Mesozoikum/zaman sekunder
atau zaman hidup pertengahan.
Zaman
ini berlangsung kira-kira 140 juta tahun. Pada zaman pertengahan jenis reptil
mencapai tingkat yang terbesar sehingga pada zaman ini sering disebut juga
dengan zaman reptil. Setelah berakhirnya zaman sekunder ini, maka muncul
kehidupan yang lain yaitu jenis burung dan binatang menyusui yang masih rendah
sekali tingkatannya. Sedangkan jenis reptilnya mengalami kepunahan.
d. Neozoikum/zaman hidup baru. Zaman ini dibedakan menjadi 2 zaman,
yaitu:
1. Tersier/zaman ketiga.
Zaman ini berlangsung sekitar 60 juta tahun. Yang terpenting
dari zaman ini ditandai dengan berkembangnya jenis binatang menyusui seperti
jenis primata, contohnya kera.
2. Kuartier/zaman keempat. Zaman ini
ditandai dengan adanya kehidupan manusia sehingga merupakan zaman terpenting.
Dan zaman ini dibagi lagi menjadi dua zaman yaitu yang disebut dengan zaman
Pleistocen dan Holocen.
a. Zaman Pleitocen/Dilluvium
Berlangsung kira-kira 600.000 tahun
yang ditandai dengan adanya manusia purba.
b. Zaman Holocen/Alluvium
Berlangsung kira-kira 20.000 tahun yang lalu dan terus
berkembang sampai dewasa ini. Pada zaman ini ditandai dengan munculnya manusia
jenis Homo Sapiens yang memiliki ciri-ciri seperti manusia sekarang.
Pembagian zaman prasejarah di
Indonesia menurut Corak kehidupan, antara lain :
1.
Masa berburu dan mengumpulkan makanan (food gathering)
Aktivitas berburu dan mengumpulkan (meramu) makanan
merupakan aktivitas sederhana yang bisa dilakukan manusia ketika itu. Mereka
tinggal mengambil makanan secara langsung
dari alam dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan atau biasa
disebut food gathering.
2.
Masa bercocok tanam
Pada awal bercocok tanam, mereka melaksanakan peladangan
berpindah atau pertanian lahan kering (shifting
cultivation). Pelaksanaan system ini dilakukan dengan cara membuka hutan
untuk ditanami dan mereka akan berpindah lokasi pertanian ke lahan yang lain
apabila dirasa lahan yang mereka tanami sudah tidak produktif lagi. System
peladangan dapat dilaksanakan oleh mereka ketika jumlah penduduknya masih
sedikit, dan hutan sebagai lahan pertanian masih luas. Karena jumlah penduduk
bertambah, kebutuhan bahan makanan semakin banyak dan akibatnya system
perladangan lambat laun menjadi tidak efektif lagi, ditambah lahan pertanian
yang diubah menjadi lahan pemukiman.
3.
Masa pertukangan (perundagian)
Masa di mana manusia sudah mengenal pengolahan logam.
Hasil-hasil kebudayaan yang dihasilkan terbuat dari bahan logam. Adanya
penggunaan logam, tidaklah berarti hilangnya penggunaan barang-barang dari
batu. Pada masa perundagian, manusia masih juga menggunakan barang-barang yang
berasal dari batu. Penggunaan bahan dari logam tidak begitu tersebar luas
sebagaimana halnya bahan dari batu. Persediaan logam sangat terbatas. Hanya
orang-orang tertentu yang memiliki barang-barang dari logam.
4.
Masa mengenal kepercayaan
Pada saat itu
masyarakat sudah mengenal kepercayaan pada tingkat awal. Mereka yakin bahwa ada
hubungan antara orang yang sudah meninggal dan yang masih hidup. Mereka telah
mengenal kepercayaan sistem penguburan sebagai bukti penghormatan terakhir
kepada orang yang meninggal. Hal ini terbukti dengan didirikan kuburan sebagai
bukti penghormatan terakhir pada orang yang meninggal. Hal ini menunjukkan
bahwa telah muncul kepercayaan pada masa berburu dan meramu. Dengan penguburan
berarti telah muncul konsep kepercayaan tentang adanya hubungan antara orang
yang sudah meninggal dengan yang masih hidup. Manusia purba di Indonesia pada
masa ini diperkirakan sudah mengenal bahwa jenazah manusia itu harus dikubur.
Kesadaraan akan adanya kekuatan gaib di luar perhitungan manusia. Itulah yang
menjadi dasar kepercayaan.
0 Response to "Konsep Manusia Hidup Dalam Ruang Dan Waktu"
Posting Komentar