MAKALAH KEBUTUHAN DASAR MANUSIA TENTANG ELIMINASI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kebutuhan dasar
manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan
keseimbangan fisiologis maupuan psikologis, yang tentunya bertujuan untuk
mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham
Maslow dalam teori Hirarki. Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki
lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri,
dan aktualisasi diri. Dalam mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia (KDM) yang
dapat digunakan untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada
saat memberikan perawatan. Beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih mendasar
daripada kebutuhan lainnya. Oleh karana itu beberapa kebutuhan harus dipenuhi
sebelum kebutuhan lainnya. Kebutuhan dasar manusia seperti makan ,air, keamanan
dan cinta merupakan hal yang penting bagi manusia. Dalam mengaplikasikan
kebutuhan dasar manusia tersebut dapat digunakan untuk memahami hubungan antara
kebutuhan dasar manusia dalam mengaplikasikan ilmu keperawatan di dunia
kesehatan. walaupun setiap orang mempunyai sifat tambahan, kebutuhan yang unik,
setiap orang
mempunyai kebutuhan dasar manusia yang sama. Besarnya kebutuhan dasar yang
terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada rentang sehat-sakit.
Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut maslow adalah
sebuah teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami hunbungan antara
kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan. Menurut teori
ini, beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih dari pada kebutuhan
lainnya; oleh karena itu, beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum
kebutuhan yang lain. Misalnya, orang yang lapar akan lebih mencari
makanan daripada melakukan aktivitas untuk meningkatkan harga diri.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumusakan masalah sebagai
berikut:
1.
Bagaimana
eliminasi BAB?
2.
Bagaimana
eliminasi BAK?
3.
Bagaimana
cara memasang kateter?
4.
Bagaimana
anatomi perkemihan?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui eliminasi BAB
2.
Untuk
mengetahui eliminasi BAK
3.
Untuk
mengetahui cara memasang kateter
4.
Untuk
mengetahui anatomi perkemihan
BAB II
PEMBAHASAN
Eliminasi adalah proses pembuangan sisia metabolisme tubuh
baik berupa urin atau bowel (feses).
A.
ELIMINASI URINE
Urine
normalia adalah pengeluaran cairan yang prosesnya tergantung pada fungsi
organ-organ eliminasi urine seperti ginjal, ureter, bladder dan uretra. Ginjal
memindahkan air dari darah berbentuk urine. Ureter mengalirkan urine ke
bladder. Dalam bladder urine ditampung sampai mencapai batas tertentu. Kemudian
dikeluarkan melalui uretra.
1. Refleks miksi
Kandung
kemih dipersarafi araf saraf sakral (S-2) dan (S-3). Saraf sensori dari kandung
kemih dikirim ke medula spinalis (S-2) sampai (S-4) kemudian diteruskan ke
pusat miksi pada susunan saraf pusat. Pusat miksi mengirim signal pada kandung
kemih untuk berkontraksi. Pada saat destrusor berkontraksi spinter interna
berelaksasi dan spinter eksternal dibawah kontol kesadaran akan berperan,
apakah mau miksi atau ditahan. Pada saat miksi abdominal berkontraksi
meningkatkan kontraksi otot kandung kemih, biasanya tidak lebih 10 ml urine
tersisa dalam kandung kemih yang diusebut urine residu.
Pada
eliminasi urine normal sangat tergantung pada individu, biasanya miksi setelah
bekerja, makan atau bangun tidur., Normal miksi sehari 5 kali.
2. Karakteristik urine normal
warna : kuning terang
bau : khas amoniak
jumlah : tergantung udia, intak cairan, status kesehatan, orang dewasa 1200 – 1500 ml per hari.
warna : kuning terang
bau : khas amoniak
jumlah : tergantung udia, intak cairan, status kesehatan, orang dewasa 1200 – 1500 ml per hari.
3. Faktor- faktor yang Mempengaruhi
Eliminasi Urine
a. Pertumbuhan dan perkembangan
b. Sosio cultural
c. Psikologi
d. Kebiasaan seseorang
e. Tonus otot
f.
Intak
cairan dan makanan
g. Kondisi penyakit
h. Pembedahan
i.
Pengobatan
j.
Pemeriksaan
diaknostik
4. Masalah-masalah Eliminasi Urine
a. Restensi urine
b. Inkontinensi urine
c. Enurisis
5. Perubahan Pola Berkemih
a. Frekuensi
b. Urgency
c. Dysuria
d. Polyuria
e. Urinarry suprrssion
B.
ELIMINASI BOWEL (BAB)
Dalam
proses defekasi terjadi dua macam refleks yaitu :
1. Refleks defekasi intrinsic
Refleks ini berawal dari feses yang
masuk rectum yang kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus ingentikus dan terjadilah
gerakan peristaltik. Setelah feses tiba di anus secara sistematis spingter
interna relaksasi maka terjadi defekasi.
2.
Refleks
Defekasi Parasimpatis
Fese yang masuk ke rectum akan merangsang saraf rectum yang
kemudian diteruskan ke spinal coral, dan dari sini kemudian dikembalikan ke
kolon desenden, sigmoid dan rectum yang manyababkan intensifnya peristaltik.
Relaksasi spinter interna maka terjadilah defekasi.
Dorongan
feses juga dipengaruhi oleh kontrol abdomen, disfragma, dan kontraksi otot.
Faktor-fakor
Yang Mempengaruhi Proses Defekasi
1. Usia : bayi kontrol defekasi belum
berkembang, usika kontrol defekasi menurun.
2. Diet : makanan bersifat mempercepat
prosews produlsi feses, juga kwantitas makanan.
3. Intak Cairan : Ciran kurang feses
libih keras karena absorbsi cairan meningkat.
4. Aktifitas : Tonus otot abdomen,
pelvis dan diafragma akan membantu proses defekasi.
5.
Psikologis
: Cemas, takut, marah, ekan meningkatkan pristaltik aehingga menyebabkan diare.
6.
Pengobatan
7.
Gaya
Hidup : Kebiasaan untuk melatih pola BAB sejak kecil secara teratur, fasilitas
BAB dan kebiuasaan menahan BAB.
8.
Penyakit
: Diare, konstipasi.
9.
Anastesi
dan Pembedahan : Biasanya 24-48 jam.
10.
Nyeri
: bisa mengurangui keinginan BAB.
11.
Kerusakan
Sensori motorik.
Masalah
Umum pada Eliminasi
1. Konstipasi
2. Fecel Infaction
3. Diare
4. Incontencia Alvi
5. Kembung
6. Hemoroid
Semoga
artikel ini bermanfaat untuk anda yang telah membaca artikel ini, dan saya
sebagai penulis hanya ingin meminta do’anya agar saya diberi kelancaran dlam
meniti hidup ini.
C.
Memasang Kateter
Sementara
1. Definisi
Memasang kateter melalui uretra dan
ke dalam kandung kemih.
2. Tujuan
a. Mendapatkan spesmen urin steril
b. Mengosongkan kandung kemih
3. Persiapan
a. Bak instrumen steril berisi :
kateter sesuai ukuran, pinset anatomis 1 buah, sarung tangan 1 pasang
b. Kapas DTT dalam tempatnya
c. Vaselin dalam tempatnya
d. Bengkok 3 buah
e. Perlak bokong dan alasnya
f.
Botol
steril untuk tempat urin jika diperlukan
g. Selimut mandi
h. Sampiran
4. Prosedur
a. Pada wanita
1)
Memberitahukan
dan menjelaskan pada klien
2)
Mendekatkan
alat-alat
3)
Memasang
sampiran
4)
Mencuci
tangan
5)
Menanggalkan
pakaian bagian bawah
6)
Memasang
selimut mandi, perlak dan pengalas bokong
7)
Menyiapkan
posisi klien dorsal recumbent
8)
Meletakan
2 bengkok diantara tungkai klien
9)
Mencuci
tangan dan memakai sarung tangan
10) Lakukan vuva higyene
11) Mengambil kateter lalu ujungnya
diberi vaselin 3-7 cm
12) Membuka labia mayora menggunakan
jari telunjukdan ibu jari tangan kiri sampai terlihat meatus uretra, sedangkan
tangan kanan memasukan kateter perlahan-lahan ke dalam uretra smapai urin keluar,sambil
pasien dianjurkan menarik napas panjang
13) Menampung urin ke dalam bengkok atau
botol steril bila diperlukan untuk pemeriksaan. Bila urine sudah keluar semua,
anjurkan klien menarik nafas panjang, kateter dicabut pelan-pelan dan dimasukan
ke dalam bengkok berisi larutan klorin
14) Melepaskan sarung tangan dan masukan
ke dalam bengkok bersama dengan kateter an pinset
15) Memasang pakaian bawah, mengambil
perlak dan pengalas
16) Menarik selimut dan mengambil
selimut mandi
17) Membersihkan alat
18) Mencuci tangan
b. Pada pria
1)
Memberitahukan
dan menjelaskan pada klien
2)
Mendekatkan
alat-alat
3)
Memasang
sampiran
4)
Mencuci
tangan
5)
Menanggalkan
pakaian bagian bawah
6)
Memasang
selimut mandi, perlak dan pengalas bokong
7)
Menyiapkan
posisi klien dorsal recumbent
8)
Meletakan
2 bengkok diantara tungkai klien
9)
Mencuci
tangan dan memakai sarung tangan
10) Memegang penis dengan tangan kiri
11) Menarik preputium sedikit ke
pangkalnya, kemudian memberihkan dengan kapas DTT
12) Mengambil kateter dan ujungnya
diberi vaselin 20 cm
13) Memasukan kateter perlahan-lahan ke
dalam uretra 20 cm sambil penis diarahkan ke atas. Jika kateter tertahan jangan
dipaksakan. Usahakan penis lebih dikeataskan sedikit dan pasien dianjurkan
menarik nafas panjang, dan memasukan kateter perlahan-lahan sampai urin keluar,
kemudian menampung urin ke dalam bengkok atau botol steril bila diperlukan
untuk pemeriksaan
14) Bila urin sudah keluar semua ,
anjurkan klien menarik nafas panjang, kateter dicabut pelan-pelan dan dimasukan
ke dalam bengkok berisi larutan klorin
15) Melepaskan sarung tangan dan masukan
ke dalam bengkok bersama dengan kateter an pinset
16) Memasang pakaian bawah, mengambil
perlak dan pengalas
17) Menarik selimut dan mengambil
selimut mandi
18) Membersihkan alat
19) Mencuci tangan
D.
Memasang Kateter Menetap
1. Definisi
Memasukan
selang karet melalui uretra kedalam kandung kemih yang dipasang menetap dalam
jangka waktu tertentu
2. Tujuan
a. Mendapatkan spesimen urin steril
untuk pemeriksaan
b. Aliran kemih lancar
c. Urin tidak tertimbun
d. Tidak terjadi iritasi
e. Tidak terjadi penyempitan pada
uretra
3. Persiapan
a. Bak instrumen steril berisi :
kateter sesuai ukuran, pinset anatomis 1 buah, sarung tangan 1 pasang
b. Kapas DTT dalam tempatnya
c. Vaselin dalam tempatnya
d. Bengkok 3 buah
e. Perlak bokong dan alasnya
f.
Plester
g. Gunting plester
h. Aquadest
i.
Spuit
5-10 ml
j.
Urin
bag
k. Botol steril untuk tempat urin jika
diperlukan
l.
Selimut
mandi
m. Sampiran
4. Prosedur
a. Pada wanita
1)
Memberitahukan
dan menjelaskan pada klien
2)
Mendekatkan
alat-alat
3)
Memasang
sampiran
4)
Mencuci
tangan
5)
Menanggalkan
pakaian bagian bawah
6)
Memasang
selimut mandi, perlak dan pengalas bokong
7)
Menyiapkan
posisi klien dorsal recumbent
8)
Meletakan
2 bengkok diantara tungkai klien
9)
Mencuci
tangan dan memakai sarung tangan
10) Lakukan vuva higyene
11) Mengambil kateter lalu ujungnya
diberi vaselin 3-7 c
12) Memasukan kateter perlahan-lahan ke
dalam uretra
13) Menampung urin ke dalam bengkok atu
botol steril jika diperlukan untuk pemeriksaan
14) Bila urin sudah keluar semua,
masukan aquades 10-15 cc (sesuai ukuran kateter) dihubungkan dengan pipa
penyambung pada urin bag
15) Fiksasi kateter dengna menggunakan
plester pada paha klien
16) Mengikat urin bag pada sisi tempat
tidur
17) Melepaskan sarung tangan dan masukan
ke dalam bengkok bersama dengan kateter an pinset
18) Memasang pakaian bawah, mengambil
perlak dan pengalas
19) Menarik selimut dan mengambil
selimut mandi
20) Membersihkan alat
21) Mencuci tangan
b. Pada pria
1)
Memberitahukan
dan menjelaskan pada klien
2)
Mendekatkan
alat-alat
3)
Memasang
sampiran
4)
Mencuci
tangan
5)
Menanggalkan
pakaian bagian bawah
6)
Memasang
selimut mandi, perlak dan pengalas bokong
7)
Menyiapkan
posisi klien dorsal recumbent
8)
Meletakan
2 bengkok diantara tungkai klien
9)
Mencuci
tangan dan memakai sarung tangan
10) Memegang penis dengan tangan kiri
11) Menarik preputium sedikit ke
pangkalnya, kemudian memberihkan dengan kapas DTT
12) Mengambil kateter dan ujungnya
diberi vaselin 20 cm
13) Memasukan kateter perlahan-lahan ke
dalam uretra 20 cm sambil penis diarahkan ke atas. Jika kateter tertahan jangan
dipaksakan. Usahakan penis lebih dikeataskan sedikit dan pasien dianjurkan
menarik nafas panjang, dan memasukan kateter perlahan-lahan sampai urin keluar,
kemudian menampung urin ke dalam bengkok atau botol steril bila diperlukan
untuk pemeriksaan
14) Bila urin sudah keluar semua,
masukan aquades 10-15 cc (sesuai dengann ukuran kateter) dihubungkan dengan
pipa penyambung pada urin bag
15) Fiksasi kateter dengna menggunakan
plester pada paha klien
16) Mengikat urin bag pada sisi tempat
tidur
17) Melepaskan sarung tangan dan masukan
ke dalam bengkok bersama dengan kateter an pinset
18) Memasang pakaian bawah, mengambil
perlak dan pengalas
19) Menarik selimut dan mengambil selimut
mandi
20) Membersihkan alat
21) Mencuci tangan
E.
Melepas Kateter
1. Definisi
Melepaskan drainage urin pada pasien
yang dipasang kateter
2. Tujuan
Melepaskan pasien BAK normal tanpa
menggunakan kateter
3. Persiapan
a. Sarung tangan
b. Pinset
c. Spuit
d. Betadin
e. Bengkok 2 buah
f.
Plester
g. Bensin
h. Lidi waten
4. Prosedur
a. Memberitahukan dan menjelaskan pada
klien
b. Mendekatkan alat-alat
c. Memasang sampiran
d. Mencuci tangan
e. Membuka plester dengan bensin
f.
Memakai
sarung tangan
g. Mengeluarkan isi balon kateter
dengan spuit
h. Menarik kateter dan anjurkan klien untuk
menarik nafas panjang, kemudian letakan kateter pada bengkok
i.
Olesi
aarea preputium (meatus uretra) dengan betadin
j.
Membereskan
alat
k. Melepaskan sarung tangan
l.
Mencuci
tangan
m. Mendokumentasikan
F. Susunan Sistem Perkemihan atau Sistem Urinaria
1. Ginjal
Kedudukan ginjal
terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang peritonium pada
kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding abdomen.
Pada orang dewasa berat ginjal ± 200
gram. Dan pada umumnya ginjal laki – laki lebih panjang dari pada ginjal
wanita.
a. Bagian – Bagian Ginjal
Bila sebuh ginjal kita iris
memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian
kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal (pelvis
renalis).
b. Fungsi Ginjal:
1) Mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme yang mengandung
nitrogennitrogen, misalnya amonia.
2) Mengekskresikan zat – zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya
gula dan vitamin) dan berbahaya (misalnya obat – obatan, bakteri dan zat
warna).
3) Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.
4) Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan
kelebihan asam atau basa.
c. Tes Fungsi Ginjal Terdiri Dari :
1) Tes untuk protein albumin
2) Mengukur konsentrasi urenum darah
3) Tes konsentrasi
4) Peredaran Darah dan Persyarafan Ginjal
2.
Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing –
masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya ±
25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga
abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
3.
Vesikula Urinaria (
Kandung Kemih )
Kandung kemih dapat mengembang dan
mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam
ronga panggul.
Bentuk kandung kemih seperti kerucut
yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika umbikalis
medius.
Bagian vesika urinaria terdiri dari :
a. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan
bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi
oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostate.
b. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
c. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan
ligamentum vesika umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari
beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah luar), tunika muskularis,
tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
Dari urin kita
dapat mengetahui berbagai penyakit melalui perubahan warnanya:
a. Kuning jernih
Urin
berwarna kuning jernih merupakan pertanda bahwa tubuh anda sehat. Urin
ini tidak berbau. Hanya saja, beberapa saat setelah meninggalkan
tubuh, bakteri akan mengontaminasi urin dan mengubah zat dalam urin sehingga
menimbulkan bau yang khas.
b. Kuning tua atau pekat
Warna ini
disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan cairan. Namun, bila terjadi terus,
merupakan tahap awal penyakit liver.
c. Kemerahan
Ini berarti
urin mengandung darah. Kondisi ini bisa menandakan gangguan batu ginjal dan
kandung kemih. Namun, bisa juga karena mengkonsumsi obat pencahar secara
berlebihan.
d. Kecoklatan
Pertanda
terjadi kerusakan otot, akibat aktivitas tubuh yang berlebihan.
e. Oranye
Mengindikasikan
penyakit hepatitis atau malaria. Pyridium, antibiotic yang biasa digunakan
untuk infeksi kandung kemih dan saluran kencing juga dapat mengubah warna urin
menjadi oranye.
4.
Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang
berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
Pada laki- laki uretra bewrjalan
berkelok – kelok melalui tengah – tengah prostat kemudian menembus lapisan
fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya ± 20 cm.
Uretra pada laki – laki terdiri dari
:
a. Uretra Prostaria
b. Uretra membranosa
c. Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki – laki terdiri
dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa.
Uretra pada wanita terletak
dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah atas, panjangnya ± 3 –
4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar),
lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan lapisan mukosa
(lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina
(antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengetahuan
tentang kebutuhan manusia dapat membantu perawat dalam berbagai hal. Kebutuhan
dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air, keamanan dan cinta yang
merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan kesehatan. Hierarki
kebutuhan manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat digunakan
perawat untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat
memberikan perawatan.
Manusia
sebagai bagian integral yang berintegrasi satu sama lainnya dalam motivasinya
memenuhi kebutuhan dasar (fisiologis, keamanan, kasih sayang, harga diri dan
aktualisasi diri). Setiap kebutuhan manusia merupakan suatu tegangan integral
sebagai akibat dari perubahan dari setiap komponen system. Tekanan tersebut
dimanifestasikan dalam perilakunya untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan sampai
terpenuhinya tingkat kepuasan klien.
B.
Saran
Mempelajari
tentang kebutuhan dasar manusia sangat penting untuk diterapkan dalam praktik
keperawatan. Sebagai perawat, kita harus mengetahui kebutuhan dasar dari
pasien, karena ini merupakan hal yang mendasar yang harus dipenuhi. Kita juga
seharusnya bisa memprioritas kebutuhan yang mana harus dipenuhi terlebih dahulu
disamping kebutuhan – kebutuhan dasar lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://shidiqwidiyanto.wordpress.com/2009/04/03/materi-kuliahkebutuhan-dasar-manusia-kdmkebutuhan-eliminasi/
http://nurad1k.blogspot.com/2010/02/anatomi-fisiologi-sistem-perkemihan.html
http://merry-creations.blogspot.com/2012/02/cara-memasang-kateter.html
0 Response to "MAKALAH KEBUTUHAN DASAR MANUSIA TENTANG ELIMINASI"
Posting Komentar