Makalah Penyimpangan Perilaku Seksual
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Latar belakang saya membuat makalah ini adalah guna
mendapatkan nilai tugas dan juga untuk memberitakan kepada dunia luas bahwa
perlakuan penyimpangan seksual adalah hal yang merusak moral bangsa dan juga
dapat menyebabkan generasi muda menjadi rusak.
B.
Rumusan
Masalah
Setiap kelompok masyarakat menginginkan adanya
perilaku yang teratur dan sesuai dengan para anggotanya supaya terciptanya
keturunan dan keamanan masyarakat. Keteraturan masyarakat di hasilkan dari
proses sosialisasi sehingga penyesuaian diri merupakan bentuk interaksi sosial
agar perilaku seseorang terhadap orang lain sesuai dengan harapan kelompoknya
sehingga menghasilkan kepribadian yang konformity atau ketaatan, kesetiaan,
dengan demikian bahwa konformitas adalah perilaku seseorang yang patuh, taat
terhadap nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Jika perilaku yang
terjadi tidak sesuai dengan tuntutan masyarakat maka terjadi suatu
penyimpangan. Perilaku menyimpang hasil dari sosialisasi yang tidak sempurna
dan juga karena belajar menyimpang dari nilai dan norma dalam kelompok sub
kebudayaan menyimpang, sehingga menghasilkan kepribadian non konformitas.
C.
Maksud
dan Tujuan
1.
Maksud
Maksud dari saya menyusun makalah perilaku
penyimpangan terutama perilaku penyimpangan terutama perilaku penyimpangan
seksual ini untuk mendapatkan nilai tugas dan untuk mengetahui faktor dan
penyebab dari penyimpangan seksual yang marak terjadi pada saat ini.
2.
Tujuan
Tujuan dari saya untuk menyusun makala tentang
penyimpangan seksual ini agar para pembaca terlebih para generasi penerus
bangsa mengetahui dan menjauhi perilaku penyimpangan seksual.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
1.
Pengertian perilaku penyimpangan.
Penyimpangan sosial dengan istilah social deviation
yaitu perilaku yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam masyarakat.
Ada beberapa definisi perilaku penyimpangan menurut
para ahli diantaranya:
a. Lamert:
membedakan perilaku menyimpang menjadi penyimpangan primer (bersifat temporer)
dan penyimpangan sekunder (bersifat ulang-ulang).
b. Robert
M.Z. Lawang: perilaku menyimpang adalah suatu tindakan menyimpang dari
norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial.
c. Bruce
J. Kohen: perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan
diri dengan kehendak masyarakat.
2.
Pengertian penyimpangan seksual.
Adalah tindakan perilaku sosial yang tidak wajar atau
tidak selayaknya untuk di lakukan.
Penyimpangan seksual dapat di bedakan atas:
a. Perzinahan:
adalah hubungan seksual di luar nikah yang di lakukan oleh istri untuk suami di
luar nikah.
b. Pelacuran:
hubungan seksual hanya semata-mata untuk kepuasan bahkan untuk pekerjaan tetap.
c. Kumpul
kebo: hidup seperti suami istri di luar nikah.
d. Sadisme:
pemuasan seks dengan menyakiti orang lain.
e. Sodomi:
hubungan seks melalui anus.
f.
Tranvestitisme: memuaskan keinginan seks
dengan mengenakan pakaian lawan jenis.
g. Mosokisme:
membiarkan diri di siksa sebelum melakukan hubungan seksual.
h. Pedoplia:
memuaskan hubungan seks dengan mengadukan kontak seksual dengan anak-anak.
i.
Transeksual: seorang yang tidak
menginginkan jenis kelamin yang di milikinya dan melakukan operasi menggantikan
jenis kelaminnya yang berlawanan jenis.
j.
Voyeruisme atau stupeupmilia: seseorang
uang memuaskan seksualitasnya dengan mengintip orang yang sedang telanjang,
mandi, atau sedang berhubungan seks.
k. Ineest:
hubungan seksual dengan orang yang masih ada hubungan peralihan darah yang
dekat.
l.
Necrophilia: seseorang yang melakukan
hubungan seksual yang di lakukan sesama wanita.
m. Homoseksual:
hubungan seksual yang di lakukan sesama laki-laki.
B.
Faktor-faktor
Penyebab
Dalam mengidentifikasi perilaku menyimpang pada
dasarnya dapat di kelompokkan atas 2, yaitu internal dan faktor eksternal.
1.
Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam
diri seseorang. faktor-faktor tersebut adalah inteligensi, kondisi fisik,
kondisi psykis, kepribadian , usia, jenis kelamin, dan kedudukan seseorang
dalam keluarga.
a. Faktor
inteligensi
Setiap orang memiliki inteligensi yang berbeda. Ada
yang cerdas dan ada yang kurang cerdas. Pada umumnya orang yang cerdas lebih
cepat berintegrasi dan bersosialisasi terhadap nilai dan norma dalam
masyarakat, sedangkan yang kurang cerdas atau lemah agak lamban inteligensinya
dalam berinteraksi baik yang cerdas maupun yang kurang cerdas masing-masing
mempunyai potensi perilaku menyimpang.
Misalnya: orang cerdas biasanya suka meremehkan orang
lain, egoisme yang tinggi, sedangkan orang yang kurang cerdas suka mengisolasi
diri, tidak pd, sehingga menunjukan perilaku yang canggung dalam pergaulan di
dalam masyarakat.
b. Kondisi
fisik
Seorang tokoh kriminolog c. lambroso (dalam buku
soerjono soekanto kriminologi suatu pengantar (1981:254)). Melihat tanda-tanda
fisik seseorang dapat di kenal apakah seorang itu orang baik atau orang jahat
seperti tulang rahang dan pipi yang panjang menurut antropologi. Orang jahat
itu di lihat dari tengkoraknya seperti tulang dahi melengkung ke bawah.
Terlepas dari tanda-tanda tertentu di atas perilaku menyimpang bisa juga
terdapat pada orang yang fisiknya cacat seperti : tuna rungu, tuna wicara, tuna
netra, atau cacat fisik lainnya.
c. Kondisi
psykis
Kejiwaan yang sedang mengalami keguncangan akan
mempengaruhi perilakunya.
Contohnya: orang yang jiwanya sedang gundah, tentu
tidak akan memusatkan perhatian terhadap suatu masalah. Mudah tersinggung dan
cepat marah tidak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
d. Kepribadian
Menurut koentjroningrat (1990:120) kepribadian atau
personaliti adalah susunan unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan
tingkah laku atau tindakan seseorang individu.
e. Usia
Bertambahnya usia atau umur berpengaruh dalam
pembentukan pola pikir dan tingkal laku seseorang semakin tua seseorang semakin
pikun yang cenderung cepat lupa juga cepat tersinggung. Hal ini menyebabkan
orang yang usianya semakin tua akan cenderung melakukan penyimpangan.
f.
Jenis kelamin
Jenis kelamin yang berbeda dalam keluarga mempengaruhi
perilaku menyimpang. Misalnya: dalam keluarga ada enam anak laki-laki dan hanya
satu anak perempuan. Hal ini menyebabkan perilakunya seperti laki-laki, atau
menjadi bersikap manja dan ingin selalu mendapat perhatian lebih dari orang
tua.
g. Kedudukan
seseorang dalam keluarga
Kedudukan seseorang dalam keluarga dapat mendorong
penyimpangan. Misalnya: anak pertama merasa paling berkuasa dan lebih berkuasa
dan lebih suka mengatur adiknya sebaliknya anak bungsu lebih suka dimanja.
2.
Faktor eksternal
Adalah faktor yang muncul dari luar diri seorang yang
dapat mempengaruhi perilaku menyimpang. Misalnya: faktor sosial ekonomi,
politik, budaya, kehidupan keluarga, pendidikan di sekolah, pergaulan dan media
masa.
a. Faktor
sosial ekonomi
Dalam kondisi sosial ekonomi yang kurang baik biasanya
mendorong seseorang atau kelompok melakukan penyimpangan seperti: mencuri,
menyopet, merampok, dll.
b. Kondisi
politik
Kondisi politik suatu negara terutama penggunaan
sistem politik yang tidak sesuai dengan kondisi obyektif masyarakat karena
dianggap bertentangan dengan HAM. Dapat menjadi faktor pendorong perilaku
penyimpangan.
c. Faktor
budaya
Setiap orang memiliki perbedaan kebudayaan sehingga,
pada kehidupan masyarakat dapat dipastikan keanekaragaman budaya adalah sebagai
potensi konflik. Perbedaan budaya kadangkala menimbulkan terjadinya perilaku
menyimpang.
d. Kehidupan
RT/keluarga
Keluarga yang tidak harmonis mendorong seseorang untuk
berperilaku yang kurang baik atau menyimpang. Misalnya bapak dan mama sering
bertengkar dan berkelahi, maka anak sering mencari kompensasi seperti
mengonsumsi narkoba, dll.
e. Pendidikan
di sekolah
Terkadang sekolah juga sebagai penyebab perilaku
menyimpang ketika ada norma atau kebijakan yang bertentangan dengan aturan umum
pendidikan. Misalnya pungutan liar, tindakan sewenang-wenan terhadap siswa,
dll.
f.
Pergaulan
Sebagai makhluk sosial manusia pasti ada teman sebagai
bukti dari suatu pergaulan. Dalam pergaulan ada yang positif dan juga negatif
dan justru yang negatif ini adalah perilaku menyimpang.
g. Media
massa
Media massa baik media cetak maupun elektronik sangat
berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Film-film dan acara yang ditayangkan
lewat TV, internet dan media cetak yang bermuatan pornografi dan kekerasan
sehingga lambat laun seseorang terpengaruh untuk meniru.
C.
Cara
Mengatasi
Ada beberapa cara untuk mengatasi perilaku
penyimpangan terlebih dalam penyimpangan seksual, yakni:
1.
Memberikan hukuman yang setimpal pada
perilaku menyimpang.
2.
Mengadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang
penyimpangan seksual.
3.
Disarankan pada para orang tua agar
menanamkan nilai moral pada anak agar mereka sadar bahwa tindakan penyimpangan
itu tidak baik.
4.
Orang tua harus memberikan contoh yang
baik bagi anak-anak.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan kalau
tindakan penyimpangan adalah suatu yang bisa terjadi pada setiap orang hanya
saja seorang bisa menahan dirinya, terlebih terhadap penyimpangan seksual dapat
merusak moral bangsa. Oleh sebab itu, tindakan penyimpangan ini perlu
disosialisasikan pada masyarakat agar mereka sadar.
B.
Saran
Setiap manusia cerdas dan tidak cerdas sama-sama
melakukan perilaku penyimpangan. Maka sebelum mengakhiri makalah ini saran saya
agar kita lebih berpikir positif dan jangan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang
negatif.
0 Response to "Makalah Penyimpangan Perilaku Seksual"
Posting Komentar