Sistem Ekskresi Hati
Sistem
Ekskresi Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar
yang ada dalam tubuh manusia. Bobot organ ini pada tubuh orang dewasa mencapai
1,5 kg atau 3-5% dari total berat badan. Ia terletak tepat di rongga kanan
perut di bawah diafragma.
Gambar di atas adalah gambar anatomi
hati manusia. Yang kiri adalah gambar hati tampak depan dan yang kanan adalah
gambar hati tampak belakang. Dilihat pada gambar tersebut, hati manusia terdiri
dari 4 bagian utama yaitu lobus kiri, lobus kiri, lobus kaudatus, dan lobus quadratus.
Untuk lobus kaudatus dan quadratus letaknya tersembunyi di bagian belakang
hati. Dalam lobus-lobus tersebut, terdapat sel-sel yang menghasilkan berbagai
jenis enzim yang berperan dalam proses metabolisme tubuh. Setiap sel ini
dipisah oleh jaringan ikat berisi pembuluh darah yang memenuhi hati.
Fungsi
Hati sebagai Alat Ekskresi
Hati merupakan organ ekskresi karena
mengekskresikan beberapa zat sisa metabolisme tubuh seperti getah empedu,
amoniak, dan urea. Berikut ini adalah fungsi hati sebagai alat ekskresi
tersebut:
a.
Menghasilkan getah empedu
Getah empedu merupakan getah hasil
perombakan sel darah merah. Getah ini tersusun atas dua komponen utama yaitu
garam empedu dan zat warna empedu. Garam empedu dalam sistem pencernaan pada manusia
berfungsi sebagai pengemulsi lemak. Garam ini bersama dengan zat warna akan keluar bersamaan
dengan feses dan urine. Inilah yang menyebabkan warna dari urine dan feses
menjadi agak kekuning-kuningan.
Proses pembentukan getah empedu
sendiri terjadi dalam sinusoid yang banyak terdapat di dalam hati. Dalam
sinusoid, haemoglobin sel darah merah yang sudah tua dirombak menjadi unsur
yang lebih sederhana yaitu, kristal (hemin), globin, dan zat besi. Zat besi dan
globin yang sudah terbentuk dari proses ini oleh hati kemudian dikirimkan ke
sumsum tulang merah untuk dibentuk kembali menjadi antibodi atau hemoglobin
yang baru, sedangkan hemin oleh hati dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin.
Dua zat yang menjadi zat warna hijau biru dalam getah empedu.
b.
Menghasilkan urea dan amonia
Dalam sistem ekskresi hati, urea dan
amonia merupakan sisa dari proses perombakan protein dalam tubuh. Kedua senyawa
ini bersifat racun dan harus dibuang dari dalam tubuh. Urea dan amonia
diperoleh dari proses filtrasi darah yang kerjakan oleh hati dan ginjal. Kedua
zat ini terbuang bersama urine dan menyebabkan urine kita jadi punya bau khas
yang sangat menyengat.
Terkait fungsi hati sebagai alat ekskresi, urea dan amonia terbentuk ketika sel tubuh memiliki kelebihan asam amino. Asam amino sistem ekskresi hati akan diurai melalui proses deaminasi. Dalam proses ini, gugus amin (-NH) dari asam amino dipisah dan dipindahkan untuk pembentukan sitrulin. Sitrulin kemudian dibawa ke sitosol kemudian bereaksi dengan aspartat. Reaksi ini menghasilkan arginin dan fumarat. Dengan bantuan enzim arginase, hati akan mengubah fumarat dan arginin menjadi ornitin dan urea. Ornitin akan dibawa ke empedu dan dikeluarkan bersama feses sedangkan urea akan dikeluarkan melalui urine.
Terkait fungsi hati sebagai alat ekskresi, urea dan amonia terbentuk ketika sel tubuh memiliki kelebihan asam amino. Asam amino sistem ekskresi hati akan diurai melalui proses deaminasi. Dalam proses ini, gugus amin (-NH) dari asam amino dipisah dan dipindahkan untuk pembentukan sitrulin. Sitrulin kemudian dibawa ke sitosol kemudian bereaksi dengan aspartat. Reaksi ini menghasilkan arginin dan fumarat. Dengan bantuan enzim arginase, hati akan mengubah fumarat dan arginin menjadi ornitin dan urea. Ornitin akan dibawa ke empedu dan dikeluarkan bersama feses sedangkan urea akan dikeluarkan melalui urine.
0 Response to "Sistem Ekskresi Hati"
Posting Komentar