MAKALAH DASAR – DASAR DAN PROSES PEMBELAJARAN INTERAKTIF EDUKATIF


BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR  BELAKANG

Interaksi yang berlangsung dalam kehidupan di sekitar  kita dapat dirubah menjadi interaksi yang bernilai edukatif. Interaksi yang dapat di sebut interaksi edukatif apabila secara sadar mempunyai tujuan untuk mendidik dan untuk mengantarkan anak didik kearah kedewasaannya. Dalam hal ini yang menjadi pokok adalah maksud dan tujuan  berlangsungnya interaksi tersebut , karena kegiatan interaksi itu memang direncanakan atau di sengaja. Kesadaran dan kesenjangan melibatkan diri  dalam proses pembelajaran dalam diri siswa dan guru akan dapat memunculkan berbagai interaksi belajar.
            Belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai normatif, yang artinya didalam prosesnya anak didik berpegang pada ukuran, norma dan nilai yang diyakininya. Setiap interaksi belajar mengajar pasti bertujuan . tujuan ini menentukan cara dan bentuk interaksi.  Dalam mengajar terjadi suatu proses menguji srtategi dan rencana yang memungkinkan timbulnya perbuatan belajar pada siswa .interaksi edukatif harus menggambarkan hubungan aktif dua arah dengan sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya ,sehingga interaksi itu merupakan hubungan yang bermakna dan kreatif. Semua unsur interaksi edukatif harus berproses dalam ikatan tujuan pendidikan .karena itu ,interaksi edukatif adalah suatu gambaran hubungan aktif dua arah antara guru dan anak didik yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan.

B.    RUMUSAN MASALAH

1.      Jelaskan pengertian dari interaksi edukatif ?
2.      Sebutkan komponen dan ciri-ciri dalam interaksi edukatif ?
3.      Apa saja prinsip-prinsip dan tahap-tahap dalam interaksi edukatif ?
4.      Sebutkan model model dalam interaksi edukatif ?
5.      Apa CBSA dalam interaksi edukatif dan pola pelaksanaannya ?
6.      Bagaimana interaksi edukatif itu dikatakan berhasil ?

C.    TUJUAN

1.      Mengetahui pengertian interaksi edukatif
2.      Memahami komponen dan ciri ciri interaksi edukatif
3.      Mengetahui tentang prinsip dan tahapan dalam interaksi edukatif
4.      Mengerti dan memahami berbagai model interaksi edukatif
5.      Mengetahui CBSA dalam interaksi edukatif
6.      Mengetahui tingkat keberhasilan interaksi edukatif


BAB II

PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN INTERAKSI EDUKATIF

Interaksi edukatif adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran .interaksi edukatif sebenarnya komunikasi timbal balik antara pihak yang satu dengan pihak yang lain ,sudah mengandung maksud maksud tertentu yakni untuk mencapai tujuan (dalam kegiatan belajar berarti untuk mencapai tujuan belajar).
Dalam interaksi edukatif ada dua buah kegiatan yakni kegiatan guru di satu pihak dan kegiatan anak didik di lain pihak. Guru mengajar dengan gayanya sendiri dan anak didik belajar dengan gayanya sendiri. Guru tidak hanya mengajar , tetapi juga belajar memahami suasana psikologi anak didik dan kondisi kelas.
Dalam mengajar, guru perlu memahami gaya-gaya belajar anak didik. Kerelevansian gaya-gaya mengajar guru dengan gaya-gaya belajar anak didik akan memudahkan guru menciptakan interaksi edukatif yang konsif. N.A Ametembun, (1985) mengatakan bahwa suatu  interaksi yang harmonis terjadi bila dalam prosesnya tercipta keselarasn, keseimbangan, keserasian antara kedua komponen itu, yaitu guru dan anak didik.
Banyak kegiatan yang harus guru lakukan dalam interaksi edukatif, diantaranya memahami prinsip-prinsip interaksi edukatif, menyiapkan bahan dan sumber belajar, memilih metode, alat, dan alat bantu pelajaran, memilih pendekatan, dan mengadakan evaluasi setelah akhir kegiatan pelajaran. Semua kegiatan yang di lakukan guru harus di dekati dengan pendekatan sistem. Sebab pengajaran adalah suatu sistem yang melibatkan sejumlah komponen pengajaran. Tidak ada satu pun dari komponen itu dapat guru abaikan dalam perencanaan pengajaran, karena semuanya saling terkait dan saling menunjang dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran.
Interaksi edukatif adalah hubungan dua arah antara guru dan anak didik dengan sejumlah norma sebagai mediumnya untuk  mencapai tujuan pendidikan.
Dalam kegiatan interaksi edukatif ada 2 yaitu :
1.                   Kegiatan guru,  antara lain :
a.              Memahami prinsip-prinsip interaksi edukatif
b.              Menyiapkan bahan dan sumber belajr
c.              Memilih metode, alat dan alat bantu pengajaran
d.              Memilih pendekatan
e.              Mengadakan evaluasi setelah akhir pengajaran
2.                   Kegiatan  anak didik
Guru  mempunyai gaya sendiri dalam mengajar dan  anak didik belajar dengan gayanya sendiri, selain mengajar guru juga  belajar memahami suasana psikologis anak didik dan kondisi kelas.
Dalam interaksi edukatif  :
1.                   Guru  bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing
2.                   Guru harus berusaha anak didik aktif dan kreatif
3.                   Menciptakan interaksi edukatif yang kondusif

B.    PRINSIP PRINSIP INTERAKSI EDUKATIF

Dalam rangka menjangkau dan memenuhi sebagian besar kebutuhan anak didik, dikebangkan beberapa prinsip dalam interaksi edukatif, dengan harapan mampu menjembatani dan memecahkan masalah yang sedang guru hadapi dalam kegiatan interaksi edukatif .prinsip tersebut harus dikuasai oleh guru agar dapat tercapai tujuan pengajaran. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
1.      Prinsip Motivasi
Agar setiap anak dapat memiliki motivasi dalam belajar. Apabila anak didik telah memiliki motivasi dalam dirinya disebut motivasi intrinsik, sangat memudahkan guru memberikan pelajaran , namun apabila anak tersebut tidak meilikinya, guru akan memberikan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yangbersumber dari luar diri anak didik tersebut dan dapat berbentuk ganjaran, pujian , hadiah dan sebaginya.
2.      Prinsip Berangkat dari Persepsi yang Dimiliki
Bila ingin bahan pelajaran mudah dikuasai oleh sebagian atau seluruh anak, guru harus memperhatikan bahan apersepsi yang dibawa anak didik dari lingkungan kehidupan mereka. Penjelasan yang diberikan mengaitkan dengan pengalaman dan pengetahuan anak didik akan memudahkan  mereka menanggapi dan memahami  pengalaman yang baru dan bahkan membuat anak didik memusatkan perhatiannya.
3.      Prinsip Mengarah kepada Titik Pusat Perhatian  Tertentu atau Fokus Tertentu
Pelajaran yang direncanakan dalam suatu pola tertentu akan mampu mengaitkan bagian-bagian yang terpisah dalam suatu pelajarn. Tanpa suatu pola, pelajaran dapat terpecah-pecah dan para anak didik akan sulit memusatkan perhatian . Titik pusat akan :
a.                      tercipta melalui upaya merumuskan masalah yang hendak dipecahkan
b.                     Merumuskan pertanyaan yang hendak dijawab
c.                      Merumuskan konsep  yang hendak ditemukan
d.                     Membatasi keluasan dan kedalaman tujuan belajar serta
e.                      Memberikan arah kepada tujuannya
4.      Prinsip Keterpaduan
      Keterpaduan dalam pembahasan dan peninjauan akan membantu anak didik dalam memadukan perolehan belajar dalam kegiatan interaksi edukatif.
5.      Prinsip Pemecahan Masalah yang Dihadapi
      Salah satu indikator keandaian anak didik banyak ditemukan oleh kemampuan  untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Pemecahan masalah dapat mendorong anak didik untuk lebih tegar dalam menghadapi berbagai masalah belajar dan anak didik akan cepat tanggap dan kreatif.
6.      Prinsip Mencari, Menemukan dan  Mengembangkan Sendiri
      Guru yang bijaksana akan membiatkan dan memberi kesempatan kepada anak didik untuk mencari dan menemukan sendiri informasi.
      Kepercayaan anak didik untuk selalu mencari dan menemukan sendiri informasi adalah pintu gerbang kearah CBSA yang merupakan konsep belajar mandiri  yang bertujuan melahirkan anak didik yang aktif – kreatif.
7.      Prinsip Belajar Sambil Bekerja
      Artinya belajar sambil melakukan katifitas lebih banyak mendatangkan hasil untuk anak didik  sebab kesan yang  didapatkan anak didik lebih tahan lama tersimpan  di dalam benak anak didik.
8.      Prinsip Hubungan Sosial
      Hal ini untuk mendidik anak didik terbiasa bekerja sama dalam kebaikan. Kerja sam memberikan kesan bahwa kondisi  sosialisasi juga diciptakan di kelas yang akan mengakrabkan hubungan anak didik denga anak didik lainnya dalam belajar.
9.      Prinsip Perbedaan Individual
Sudut pandang  untuk melihat aspek perbedaan anak didik  adalah segi bilologis, intelektual dan psikologis.Semua perbedaan ini memudahkan guru melakukan pendekatan edukatif kepada setiap anak didik.
Banyak kegagalan guru menuntaskan penguasaan anak didik terhadap bahan pelajaran salah satunya disebabkan  karena guru gagal memahami sifat anak didik secara individual.

C.    TAHAP TAHAP INTERAKSI EDUKATIF

R.D. Conners, mengidentifikasi tugas mengajar guru yang bersifat suksesif menjadi tiga tahap:
     1.    Tahap Sebelum Pengajaran 
            Dalam tahap ini guru harus menyusun program tahunan pelaksanaan kurikulum, program semester atau catur wulan (cawu),program satuan pelajaran (satpel), dan perencanaan program pengajaran. Dalam merencanakan program-program tersebut di atas perlu dipertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan dengan :
a.       Bekal bawaan anak didik
b.      Perumusan tujuan pembelajaran
c.       Pemilihan metode
d.      Pemilihan pengalaman – pengalaman belajar
e.       Pemilihan bahan dan peralatan belajar
f.        Mempertimbangkan jumlah dan karakteristik anak didik
g.      Mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia
h.      Mempertimbangkan pola pengelompokan
i.        Mempertimbangkan prinsip – prinsip belajar
     2.       Tahap Pengajaran
              Dalam tahap ini berlangsung interaksi antara guru dengan anak didik, anak didik dengan anak didik, anak didik dalam kelompok atau anak didik secara individual.Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan apa yang telah direncanakan. Ada beberapa aspek yang perlu di pertimbangkan dalam tahap pengajaran ini, yaitu :
a.    Pengelolaan dan pengendalian kelas
b.    Penyampaian informasi
c.    Penggunaan tingkah laku verbal non verbal
d.    Merangsang tanggapan balik dari anak didik
e.    Mempertimbangkan prinsip – prinsip belajar
f.     Mendiagnosis kesulitan belajar
g.    Memperimbangkan perbedaan individual
h.    Mengevaluasi kegiatan interaksi
     3.  Tahap Sesudah Pengajaran
          Tahap ini merupakan kegiatan atau perbuatan setelah pertemuan tatap muka dengan anak didik. Beberapa perbuatan guru yang tampak pada tahap sesuadah mengajar, antara lain :
          a.  Menilai Pekerjaan anak didik
          b.  Menilai pengajaran guru
          c.  Membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya

D.   KOMPONEN KOMPONEN INTERAKSI EDUKATIF

Komponen komponennya antara lain :
1.      Tujuan
Tujuan merupakan hal pertama kali yang harus dirumuskan dalam kegiatan interaksi edukatif. Sebab, tujuan dapat memberikan arah yang jelas dan pasti kemana kegiatan pembelajaran dibawa oleh guru .dengan berpedoman pada tujuan guru dapat menyelidiki tindakan mana yang harus dilakukan dan tindakan mana yang harus ditinggalkan.
2.      Bahan pelajaran
Bahan pelajaran adalah unsur inti dalam kegiatan interaksi edukatif ,sebab tanpa bahan pelajaran proses interaksi edukatif tidak akan berjalan, dalam pemilihan pelajaran harus disesuaikan dengan kondisi tingkatan murid yang akan menerima pelajaran .selain itu bahan pelajaran mutlak harus dikuasai guru dengan baik.
3.      Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Karakteristik metode yang memiliki kelebihan dan kelemahan maka guru menggunakan metode yang bervariasi. Faktor faktor yang perlu di pertimbangkan untuk memilih metode mengajar sebagai berikut (djamarah,1996:184) :
a)      Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya
b)      Anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya
c)      Situasi dengan berbagai keadaannya
d)      Fasilitas dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya
e)      Pribadi guru dan kemampuan profesinya yang berbeda-beda
4.      Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Alat material dan non material biasanya dipergunakan dalam kekuatan interaksi edukatif .alat non material berupa : suruhan, perintah, larangan dan nasihat. Alat material berupa : globe, papan tulis, spidol, gambar, diagram dan video.
5.      Sumber
Sumber belajar dapat diperoleh disekolah , internet ,masyarakat dsb.
Pemanfaatan sumber penajaran tergantung pada kreativitas guru, waktu, biaya dan kebijakan kebijakan lainnya.
6.      Evaluasi
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data tentang sejauh mana keberhasilan guru dalam mengajar. Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh guru dengan memakai seperangkat instrumen penggali kata seperti tes perbuatan, tes tertulis, dan tes lisan.

E.    CIRI CIRI IMTERAKSI EDUKATIF

Ciri ciri interaksi edukatif adalah sebagai berikut :
a)      Ada tujuan yang ingin dicapai
b)      Ada bahan atau pesan yang menjadi isi interaksi
c)      Ada pelajar yang aktif mengalami
d)      Ada guru yang melaksanakan
e)      Ada metode untuk mencapai tujuan
f)       Ada situasi yang memungkinkan proses belajar mengajar dengan baik
g)      Ada penilaian terhadap hasil interaksi

F.    MODEL MODEL INTERAKSI EDUKATIF

Beberapa metode yang dapat digunakan antaranya :
1.      Metode problem solving
Metode problem solving merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan suatu permasalahan ,yang kemudian dicarikan penyelesaiannya dengan dimulai dari mencari data sampai kesimpulan.
Pada metode problem solving harus mengikuti langkah langkah sebagai berikut :
a)      Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan
b)      Mencari data atau keterangan yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut
c)      Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut,
d)      Menguji jawaban sementara tersebut,
e)      Menarik kesimpulan
Keunggulan-keunggulan metode proplem solving adalah :
1)      Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran
2)      Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan siswa kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa
3)      Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa
4)      Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata
5)      Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
Kelemahan-kelemahan metode problem solving adalah :
a)      Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa ,tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru.
b)      Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran,
c)      Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang kadang memerlukan berbagi sumber belajar, merupakan  kesulitan tersendiri bagi siswa.
2.      Metode demonstrasi atau eksperimen
Menurut wina sanjaya metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu terkait dengan materi pelajaran yang dipelajari dengan tujuan menyajikan pelajaran dengan lebih konkret sehingga materi pelajaran yang disampaikan akan lebih berkesan bagi siswa dan membentuk pemahaman yang mendalam dan sempurna.
Keunggulan keunggulan metode demonstrasi adalah :
1)      Perhatian murid dapat dipusatkan terhadap hal hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati
2)      Dapat membimbing murid kearah berfikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama
3)      Ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah
4)      Dapat mengurangi kesalahan kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya.
5)      Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan keterangan2 yang banyak
Kelemahan kelemahan metode demonstrasi adalah :
1)      Metode ini memerlukan ketrampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif
2)      Fasilias seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik
3)      Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang ,yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
Menurut syaiful bahri djamarah dan azwan zain, metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran ,dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang di pelajar.
Dari metode eksperimen siswa diberikan kesempatan untuk melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan.
3.      Metode diskusi
4.      Metode ceramah

G.   CBSA DALAM INTERAKSI EDUKATIF

          Cara belajar siswa aktif (CBSA) atau student active learning (SAL) bukan disiplin ilmu atau teori, melainkan merupakan cara, teknik atau dengan kata lain disebut teknologi.
          Sebagai konsep , CBSA adalah suatu proses kegiatan interaksi edukatif yang subjeknyaadalah anak didik yang terlibat secara intelektual dan emosional, sehingga ia betul – betula berperan dan berpartisipasi aktif dala melakukan kegiatan belajar. Pengertian ini menempatkan anak didik sebagai inti dalam kegiatan interkasi edukatif.
          Jadi, yang dimaksud dengan CBSA adalah salah satu strategi interaksi edukatif yang menuntut keaktifan dan partisipasi anak didik seoptimal mungkin, sehingga anak didik mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien.
1.      Penerapan CBSA dalam Interaksi Edukatif
CBSA yang diharapkan diterapkan dalam kegiatan interaksi edukasi harus tercermin  dalam perencanaan dalam wujud satuan pelajaran. Satuan eplajaran berisi komponen tujuan pembelajaran , bahan pelajaran, pelajaran berisi komponen tujuan  pembelajaran , bahan pelajaran, KBM, alat dan sumber pelajaran dan evaluasi.
Guru yang mengajar dengan penekanan CBSA harus memikirikan hal – hal yang akan dilakukan serta menuangkannya secara tertulis ke dalam satuan pelajaran. Merumuskan pelajaran harus diatur agar menantang anak didik aktif mempelajarinya. Kegiatan belajar anak didik ditetapkan dan diurutkan secara sostematis sehingga memberi peluang kegiatan belajar bersama, kegiatan belajar kelompok dan kegiatan belajar mandiri atau perorangan. Metode mengajar , alat dan sumber belajar diusahakan dan dipilih oleh guru agar menunbuhkan belajar aktif anak didik, bukan mengajar aktif guru dan menempatkan guru sebagai  pembimbing  dan fasilitator  bagi anak didik. Guru juga sudah menyiapkan daftar pertanyaan yang problematis, sehingga menuntut anak didik mencurahkan pemikirannya secar optimal, bila perlu diberikan tgas-tugas yang harus dikerjakan oleh anak didik di kelas atau dirumah.
Ketrampilan proses adalah suatu pendekatan dalam proses interaksi edukatif .ketrampilan proses bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak didik menyadari, memahami, menguasai rangkaian bentuk kegiatan yang berhubungan dengan hasil belajar yang telah dicapai anak didik .
Pendekatan CBSA dapat diterapkan dalam proses pembelajaran dalam bentuk bentuk :
1)      Pemanfaatan waktu luang
2)      Pembelajaran individual
3)      Belajar kelompok
4)      Bertanya jawab
5)      Belajar mandiri
6)      Umpan balik
7)      Pendayagunaan lingkungan masyarakat
8)      Pameran hasil karya siswa
9)      Mempelajari buku sumber

H.   PENILAIAN KEBERHASILAN

          Keberhasilan interkasi edukatif biasanya di ukur dengan tes prestasi (hasil belajar).Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat di manfaatkan untuk penilaian berikut :
a . Tes Formatif
     Penilaian ini digunakan untuk menguur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap anak didik terhadap  pokok bahasan  tersebut.
     Hasil tes ini dimanfaatkan  untuk memperbaiki proses balajar  mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu
b.   Tes Subsumatif
     Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu, bertujuan untuk memperoleh gambaran daya serap anak didik untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar anak didik.
            Hasil tes ini digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan  diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor
c.    Tes Sumatif
     Tes ini dilakukan untuk mengukur daya serap anak didik terhadap bahan  pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester atau dua  tahun pelajaran,
     Tes ini bertujuan untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar anak didik dalam suatu periode  belajar tertentu.
     Hasil  tes ini daigunakan untuk kenaikan kelas, menyusun rangking atau sebagai ukuran mutu sekolah
          Tingkat keberhasilan
          Setiap interaksi edukatif selalu menghasilkan prestasi belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai di tingkat mana prestasi belajar yang telah dicapai.
Untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap proses belajar yang telah dilakukannya dan sekaligus juga untuk mengetahui keberhasilan mengajar guru, kita dapat menggunakan tingkat acuan sebagai berikut:
a.       Istimewa / maksimal: apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai siswa,
b.      Baik sekal i/ optimal: apabila sebagian besar (85% s/d 94%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa,
c.       Baik / minimal: apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 75% s/d 84% dikuasai siswa
d.      Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai siswa.
 Program perbaikan
          Taraf atau tingkat keberhasilan proses interaksi edukatif dapat dimanfaatkan untuk berbagai upaya. Salah satunya berhubungan dengan perbaikan proses interaksi edukatif itu sendiri. 
Ada dua point yang dapat dilihat dari hasil  tingkat keberhasilan proses belajar mengajar  :
a.       Apabila 75 % anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai tingkat  keberhasilan minimal, optimal atau maksimal, maka dapat dilanjutkan ke proses belajar  untuk pokok bahasan yang baru
b.       Apabila 75 % anak didik kurang (dibawah taraf minimal ) dalam mencapai  tingkat keberhasilan , maka proses belajar mengajar berikutnya adalah perbaikan

BAB III

PENUTUP


3.1         Kesimpulan

            Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa dalam Interaksi Edukatif adalah bagaimana guru harus berusaha agar anak didik aktif dan kreatif secara optimal. Guru tidak harus terlena dengan menerapkan gaya mengajar tradisional. Karena gaya mengajar seperti itu sudah tidak sesuai dengan konsepsi pendidikan modern.
            Pendidikan modern menghendaki penerapan CBSA (cara belajar siswa aktif) dalam kegiatan interkasi edukatif. Guru bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing dan anak didik yang lebih aktif, kreatif dalam belajar.

3.2     Saran

            Melihat dari pembahasan tentang Interaksi Edukatif di mana peran seorang pendidik sangat penting untuk terciptanya interaksi secara baik. Untuk itu kepada guru maupun calon guru agar lebih memperhatikan serta belajar bagaimana bisa menjadi seorang pendidik yang lebih baik dan berguna bagi Nusa dan Bangsa.

DAFTAR PUSTAKA


Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono.  1991.  Psikologi Belajar.   Rineka Cipta.  Jakarta
Djamarah, Bahri Syaiful. 2005.  Guru Dan Anak Didik Dalam Interkasi Edukatif. PT Rineka Cipta.  Jakarta
Hasibuan,J.J.Drs.,Dip.Ed. Drs. Moedjiono.1992. Proses Belajar Mengajar. Bandung:Remaja Rosdakarya Offset.
Nurhayati B. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Badan Penerbit UNM. Makassar
Wingkel.2004.Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta:PT.Gramedia

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MAKALAH DASAR – DASAR DAN PROSES PEMBELAJARAN INTERAKTIF EDUKATIF"

Posting Komentar