MAKALAH FARMAKOLOGI
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Dalam
dunia kesehatan , tentunya kita sudah tidak jarang lagi mendengar istilah obat ,
dalam dunia keperawatan juga membahas tentang obat yang dirangkum dalam
Farmakologi . Farmakologi berasal dari
kata pharmacon ( obat ) dan logos ( ilmu pengetahuan ) . Obat mempunyai banyak
pengaruh dan efek terhadap organisme yang menerimanya .
Akhir
– akhir ini banyak isu-isu yang beredar di kalangan masyarakat tentang
kefarmasian . Oleh sebab itu pada kesempatan ini kami akan membahas mengenai
isu-isu terkini tentang farmakologi khusunya dalam bidang keperawatan.
Farmasi bukan penjual obat ataupun asisten dokter. Farmasi
adalah salah satu bidang kesehatan yang memadukan ilmu terapan dengan medik
kesehatan yang berkaitan mengenai farmasis dan tenaga dalam bidang farmasi yang
disebut apoteker.
Apa itu
farmasis dan apoteker? Dan apa peranannya?
Sebagian besar masyarakat akan mengatakan, mereka adalah si
tukang obat atau orang yang menjaga sebuah apotek. Ironis sekali ketika mereka
beranggapan bahwa seperti itulah akhir dari seorang farmasis atau mereka yang
mendalami bidang farmasis. Dan mereka mengetahui peranan apoteker itu adalah
orang yang menjadi pembantu dari dokter yang memberikan obat berdasarkan resep
yang diberikan dokter dan hanya tinggal menunggu di apotek klinik untuk
menerima resep dokter yang dibawa oleh pasien. Kedudukan apoteker yang berjalan
bersama dokter itu memang benar, karena kedokteran dan apoteker merupakan satu
kesatuan yang disebut dengan "two silices" dimana yang mendalami
mengenai patologis manusia dan memeriksa pasien adalah peran dokter dan
apoteker berperan dalam menciptakan obat dan mengelompokkan obat berdasarkan
patologis pasien yang bersangkutan. Sehingga dokter atau tenaga medis lainnya
akan selalu beriringan dengan apoteker. Namun bukan berarti apoteker diartikan
sebagai pembantu dokter seperti anggapan masyarakat saat ini.
Pada dunia kesehatan ilmu farmakologi memiliki peran yang
luas karena mempelajari dari dasar kimiawi untuk pembuatan obat, mekanisme obat
didalam tubuh, memperhitungkan dosis dan menciptakan obat yang aman dan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu apoteker dalam dunia kesehatan memiliki
fungsi perannya masing-masing. Peran apoteker yaitu tidak hanya dalam mengawal
resep tetapi juga dalam swamedikasi, termasuk dalam mengawal masyarakat dalam
penggunaan sediaan farmasi lain. Banyak pekerjaan apoteker diapotek yang
merupakan peran apoteker dalam dunia kesehatan yang tidak hanya sekedar tukang
obat. Peran apoteker dan farmasi sangat besar dalam kesehatan karena kita
sebagai tenaga kesehatan yang berperan dalam menghasilkan obat dan obat
digunakan untuk menyembuhkan suatu penyakit tanpa adanya peran besar apoteker
dalam kesehatan, angka kematian akan lebih besar karena tidak adanya obat yang
diciptakan sedemikian rupa hingga obat yang dapat menyembuhkan
penyakit-penyakit yang tergolong penyakit mematikan.
2.
Rumusan
Masalah
2.1 Apa
pengertian farmakologi ?
2.2 Apa
saja isu – isu farmakologi terkini ?
3.
Tujuan
Penulisan
3.1 Mengetahui
dan memahami pengertian dari farmakologi .
3.2 Mengetahui
isu-isu farmakologi terkini .
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Farmakologi
Farmakologi
(pharmacology) berasal dari bahasa Yunani, yaitu pharmacon adalah obat dan
logos adalah ilmu.
Farmakologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari interaksi obat dengan tubuh untuk menghasilkan efek terapi
(therapeutic). Obat adalah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses
hidup pada tingkat molekuler.
Farmakologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari interaksi obat dengan tubuh untuk
menghasilkan efek terapi . Farmakologi meliputi beberapa bagian yaitu
farmakognosi , biofarmasi , farmakokinetika , dan farmakodinamika , toksikologi
, dan farmakoterapi .
1. Farmakognosi
( pengetahuan dan pengenalan obat yang berasal dari tanaman dan zat zat
aktifnya . )
2. Biofarmasi
( meneliti pengaruh formulasi obat terhadap efek terapeutiknya . )
3. Farmakokinetiknya
( meneliti perjalanan obat mulai dari saat pemberiannya , absorbsi dalam usus ,
transportasi dalam sirkulasi darah dan distribusinya dalam jaringan tubuh . )
4. Farmakodinamika
( mempelajari kegiatan obat terhadap organisme hidup , terutama cara dan
mekanisme kerjanya , reaksi fisiologi , serta efek terapeutik yang
ditimbulkannya . )
5. Toksikologi
( pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap tubuh . )
6. Farmakoterapi
( mempelajari tentang penggunaan obat untuk mengobati penyakit atau gejalanya
B. Pengertian Isu
Isu adalah
suatu konsekuensi atas beberapa tindakan yang dilakukan oleh satu atau
beberapa pihak yang dapat menghasilkan negosiasi (Hainsworth
& Meng).
C.
ISU-ISU DI DUNIA FARMASI
Beberapa isu yang dapat menyebabkan kasus-kasus di
dunia farmasi seperti:
a.
Pemalsuan resep dokter
b.
Pembuatan kopi resep tidak sesuai
aturan, pembuatan kopi resep narkotika
c.
Farmakologi euthanasia
d.
Skrining dan tes bagi penyalagunaan
obat
e.
Malpraktek pengobatan
f.
Kesalahan pengobatan (medication
error)
g.
Interaksi obat
h.
Tindak kejahatan menggunakan obat
i.
Penipuan asuransi kesehatan
j.
Kerahasiaan pasien
k.
Pemalsuan produk obat (product
tampering)
l.
Keracunan
m.
Efek pengobatan psikoaktif
n.
Ketepatan penggunaan penenang
o.
Manajemen penanganan bahaya
p.
Penilaian tingkat nyeri pada
pemberian analgesik
D. Kasus di Dunia Farmasi
Dari isu yang beredar ,ada beberapa kasus di
dunia farmasi yang perlu anda ketahui. Di antaranya:
1.
Kasus malpraktek yang dilakukan
industri farmasi, dokter, apoteker, dan perawat
ketika memberikan pasien obat seperti kasus Buvanest spinal 0,5% heavy 4 ml
yang menewaskan dua pasien RS. Siloam Karawaci baru-baru ini (22 Februari
2015), yang mana kedua pasien menerima suntikan Buvanest spinal injeksi sebelum
menjalani operasi, lalu pasien mengalami gatal-gatal, kejang, dan akhirnya
meninggal. Malpraktek ini bisa dilakukan industri farmasinya, misalnya di
pabrik tidak melaksanakan SOP yang benar, tidak melakukan CPOB yang benar. Bisa
malprakteknya dilakukan oleh dokter dan perawat, misalnya dokter atau perawat
tidak mengecek obat apa yang disuntikkan ke pasien. Bisa juga malpraktek yang
dilakukan oleh instalasi farmasinya, misalnya tertukarnya etiket Buvanest
spinal injeksi yang berbahan aktif bupivacaine (obat bius) dengan asam
tranexamat 500 mg/ ampul sebagai anti pendarahan/ anti fibrinolitik.
2.
Meninggalnya seorang pasien di rumah
sakit Tegal (25 Maret 2008) dikarenakan
pemberian cairan infus yang sudah kadaluarsa saat pasien menjalani perawatan di
rumah sakit menyebabkan kondisi pasien memburuk dan akhirnya meninggal.
3.
Kurangnya pemantauan dari dokter dan
apoteker terhadap pasien yang menggunakan obat dengan index terapi sempit,
seperti obat jantung, diabetes, hipertensi, malaria, gagal ginjal. Padahal yang
seharusnya dilakukan pemantauan konsentrasi obat dalam darah agar selalu dalam
batas rentang normal (rentang terapi). Obat dengan index terapi sempit
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap dosis obat yang diberikan kepada
pasien. Bila dosis obatnya kelebihan dapat menyebabkan keracunan atau timbul
efek samping yang tidak diinginkan dan bila dosis obatnya kurang dapat
menyebabkan gagalnya terapi yang diinginkan karena dosis obatnya tidak mencapai
dosis terapi.
4.
Kelalaian memilih obat pada pasien
yang memiliki resiko insufisiensi ginjal akibat penyakit diabetes yang
dideritanya dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
5.
Banyak terjadi penyalagunaan
obat (drug of abuse) di masyarakat, diantaranya:
a.
Seseorang bisa mengkonsumsi sendiri
obat yang dapat mempengaruhi psikis seseorang sehingga mengarahkannya kepada
tindak kriminal dikarenakan kebiasaannya seperti kebiasaan minum alkohol,
kebiasaan sakau dll.
b.
Orang lain bisa memasukkan obat yang
dapat memicu seseorang berbuat agresif untuk seseorang yang dia benci atau
untuk mempermalukan orang tersebut dan gara-gara obat yang dimasukkan dapat
menyebabkan orang yang dibencinya melakukan tindak kriminal, seperti alkohol,
gol. halusinogen, derivat amfetamin, insulin, anabolik steroid.
c.
Obat-obat digunakan untuk tindakan
pembunuhan atau bunuh diri.
d.
Obat yang diberikan kepada korban
yang menjadikan korban jadi lemah dan tidak bisa membela diri serta
korban jadi lupa dengan kejadian yang dialaminya sehingga korban tidak dapat
dijadikan saksi, seperti flunitrazepam, ketamin, asetil kolin.
e.
Beberapa obat dapat memberi efek
perubahan perasaan pada korban sehingga tindakan kriminal yang dialaminya
dianggap tindakan biasa
f.
Narkoba disuntikkan secara paksa
kepada si korban, bisa juga narkoba dimasukkan ke dalam maina anak-anak yang
berparfum memicu anak-anak tertarik dengan narkoba.
g.
Pelaku pemerkosa menjebak korban
dengan menuangkan obat flunitrazepam ke dalam minuman sehingga korban
kehilangan kemampuannya membela diri dan membuatnya tidak ingat kalo korban
diperkosa
h.
Penyalagunaan obat tidur yang
dilakukan para gelandangan dan pengemin kepada bayi agar tertidur dan tidak
rewel ketika si bayi diexploitasi selama mengemis
Contoh
Kasus
Meninggalnya
seorang pasien di Rumah Sakit Tegal (25 Maret 2008) dikarenakan pemberian
cairan infus yang sudah kadaluarsa saat pasien menjalani perawatan di rumah
sakit menyebabkan kondisi pasien memburuk dan akhirnya meninggal.
E.
PERAN
KOLABORATIF PERAWAT DALAM PELAKSANAAN FARMAKOLOGI
Pemberian obat
menjadi salah satu tugas kolaboratif perawat yang paling penting, karena :
- Perawat merupakan mata
rantai terakhir dalam proses
pemberian obat kepada pasien.
- Perawat bertanggung jawab
bahwa obat sudah diberikan dan memastikan bahwa obat itu benar
diminum oleh pasien.
- Perawat yang paling tahu tentang kebutuhan dan
respon pasien terhadap pengobatan. Misalnya : pasien yang sukar menelan,
muntah atau tidak dapat minum obat tertentu.
- Perawat hampir 24 jam waktunya disediakan untuk
memenuhi kebutuhan pasien.
Perawat
harus memperhatikan, prinsip 5 B ( Benar ), yaitu :
1. PASIEN
YANG BENAR
Sebelum obat diberikan, identitas
pasien harus diperiksa, seperti : papan identitas di tempat tidur atau
ditanyakan langsung ke pasien.
2. OBAT
YANG BENAR
Sebelum memberi obat, label pada
botolnya harus diperiksa 3 (tiga) kali :
· Pertama
:
Saat membaca permintaan obatnya dan
botolnya diambil dari rak/lemari obat.
· Kedua
:
Label botol
dibandingkan dengan obat yang diminta.
· Ketiga
:
Pada saat
mengembalikan ke rak/lemari obat
Bila label obat
tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai / diberikan kepada pasien dan harus
dikembalikan ke bagian farmasi.
3. DOSIS
YANG BENAR
Sebelum obat diberikan ke pasien,
perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus berkonsultasi dengan
apoteker atau penulis resep sebelum dilanjutkan.
4. CARA/RUTE
PEMBERIAN YANG BENAR
Obat dapat diberikan melalui
sejumlah rute berbeda, factor yang menentukan rute pemberian terbaik ditentukan
oleh :
· Keadaan
umum pasien
· Kecepatan
respon yang diinginkan
· Sifat
kimiawi dan fisik obat, dan
· Tempat
kerja yang diinginkan.
Obat dapat diberikan secara :
a.
Oral
b.
Parenteral
c.
Topikal
d.
Rektal
e.
Inhalasi
a.
Pemberian obat melalui Oral :
Yaitu rute pemberian yang paling
umum dan paling banyak dipakai, karena :
- Ekonomis
- Paling
nyaman dan aman.
b.
Pemberian obat melalui Parenteral :
Yaitu pemberian obat tidak melalui
saluran cerna, dapat melalui :
- Intravena
(IV)
- Intramuskuler
(IM)
- Intracutan
(IC)
- Subcutan
(SC)
c.
Pemberian obat Topikal :
Termasuk
pemberian obat dalam bentuk krim, salep, lotion
d.
Pemberian obat melalui Rektal :
Obat dapat diberikan melalui rute
rectal berupa : enema atau supositoria.
Pemberian obat melalui rectal
dilakukan untuk memperoleh efek local, seperti pada pasien konstipasi atau
hemorrhoid.
e.
Pemberian obat melalui Inhalasi :
Saluran nafas memiliki luas epitel
untuk absorpsi yang sangat luas dan dengan demikian berguna untuk memberi obat
secara local pada saluran nafas, misalnya :
Pemberian salbutamol (Ventolin) untuk
pasien ashma, atau dalam keadaan darurat ( misalnya terapi oksigen ).
5. WAKTU
YANG BENAR
Sangat penting ….. !
Khususnya bagi obat yang
efektifitasnya tergantung untuk mencapai atau mempertahankan kadar
darah yang memadai, bahwa obat itu diberi pada waktu yang tepat.
Jika obat itu harus diminum sebelum
makan ( ante cimum atau A.C. ) untuk
mempertahankan kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan.
Hal ini berlaku untuk banyak
antibiotic, misalnya : tetrasiklin dikhelasi, yaitu terbentuk senyawa yang
tidak larut jika diberi bersama susu atau makanan tertentu, yang mengikat
sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap.
Sebaliknya ada obat yang harus
diminum setelah makan, yaitu untuk menghindari iritasi berlebihan pada lambung,
misalnya : Indometasin.
Setelah obat itu diberikan, perawat
harus dicatat :
· Dosis
obat
· Rute
pemberian obat
· Waktu
dan
· Oleh siapa obat itu
diberikan.
Bila pasien
menolak minum obatnya, atau obat itu tidak sampai diminum, harus dicatat
alasannya dan dilaporkan.
F. Secara garis besar peran perawat dalam pemberian obat adalah sebagai
berikut :
1. Sebagai
Pelaksana
Artinya seorang perawat dapat
melaksanakan tindakan keperawatan ( tindakan kolaborasi )dalam pemberian obat
dengan perinsip 5 T & 1 W, dan 5 B.
2. Sebagai
Pengelola
Dapat mengatur
pemeliharaan, tempat persediaan / penyimpanan obat.
3. Sebagai
Pendidik
Dapat menjelaskan
kepada pasien tentang fungsi obat, reaksi dan efek samping obat agar
menimbulkan sikap kooperatif pasien.
4. Sebagai
Peneliti
Dapat mengamati reaksi pasien
setelah memberikan obat.
Melakukan kunjungan rumah (home
visit) untuk mengetahui, mengobservasi dan menggali pengetahuan pasien.
G.IMPLIKASI KEPERAWATAN DALAM FARMAKOLOGI.
Implikasi keperawatan
dalam farmakologi mencakup hal-hal yang berkaitan dengan proses keperawatan
antara lain pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Beberapa hal
yang perlu dikaji dalam pengelolaan farmakologi :
A.
KEADAAN PASIEN/IDENTIFIKASI PASIEN:
- Usia :
Bayi, Anak-anak , Dewasa Dan Lansia
- Reaksi : Bagaimana Reaksi pasein setelah minum obat.
- Pola kebiasaan : Kebiasaan pasien pada waktu minum obat, misal dengan memakai air minum, piang dll
- Persepsi pasien tentang obat : khasiat obat, sugesti terhadap obat
B. KEADAAN
OBAT / IDENTIFIKASI OBAT.
1. Dosis obat sesuai umur pasien\
2. Bentuk obat apakah padat , cair
suspensi
3. Pengunaan obat ; - oral, sub-lingual,
ditelan atau dikunyah.
4. Efek
samping obat (side effect)
5. Etiket
:
- Obat
luar atau obat dalam (obat dalam diberi etiket putih, obat
luar
diberi ektiket biru)
- Tanggal/bulan/tahun
kadaluarsa obat.
- Jenis obat
(sedative, antihistamine, antibiotic, deuresis dll.)
6. Keadaan pasien :
Hal yang perlu dikaji
adalah : Apakah pasien sedang menjalani terapi khusus :
· Penderita
TBC Aktif
· Penderita
Kusta Aktif
· Penderita
Epilepsi
· Penderita
Malnutrisi
C. ADA TIDAKNYA RIWAYAT ALERGI OBAT :
Bila mana ada pasien yang tidak tahan akan jenis obat tertentu maka harus
ditulis dengan jelas pada status pasien dengan tinta merah, agar dokter dapat
memilih obat lain yang lebih aman.
H. HAL-HAL
YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PELAKSANAAN KOLABORASI PEMBERIAN OBAT :
1.
Perawat yang membagi obat harus
bekerja dengan penuh konsentrasi dan tenang.
2.
Setelah
mengecek perintah pengobatan, bacalah tabel tiga kali ketika mempersiapkan obat
:
- Saat
mengambil obat
- Saat
membuka/menuang atau mencampur
- Saat
mengembalikan.
3.
Obat yang sudah lama, lebih-lebih
yang sudah hilang etiketnya atau tidak jelas jangan dipakai.
4.
Cara pemberian
obat harus memperhatikan prinsip “5 T”:
a.
Tepat pasien
b.
Tepat dosis
c.
Tepat pemkaian
d.
Tepat waktu
e.
Tepat obat
5.
Perhatikan pasien waktu minum obat,
jangan meninggalkan obat diatas meja.
6.
Jangan sekali-kali memberikan
obat-obatan yang telah disiapkan orang lain, kecuali jelas ditugaskan kepada
kita.
7.
Perhatikan
reaksi pasien setelah minum obat.
8.
Mencatat atau
membubuhkan paraf pada waktu atau pada status pasien setelah memberikan obat
9.
Obat-obatan
harus disimpan sesuai dengan syarat-syarat penyimpanan masing-masing obat,
misalnya : Lemari es, tempat yang sejuk, gelap dan lain-lain.
10. Obat-obat
yang dibeli sendiri oleh pasien harus disimpan dalam lemari obat pada tempat
khusus, dengan etiket nama yang jelas.
11. Menuangkan
obat-obatan cair, jangan pada sisi yang ada etiketnya dan sejajar dengan mata.
12. Setiap kali selesai mengambil obat, tempat obat ditutup kembali.
13. Bila terjadi kesalahan dalam memberikan obat harus segera dilaporkan kepada
yang bertanggung jawab.
14. Usahakan agar tangan selalu bersih, ketika akan memberikan obat-obatan.
0 Response to "MAKALAH FARMAKOLOGI"
Posting Komentar