Makalah mengenai sifat koligatif larutan

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG
Kita tahu bahwa penerapan ilmu pengetahuan sudah sangat mengiringi semua kegiatan manusia sehari – hari dari yang merugikan hingga yang membuat manusia mendapat keuntung besar dari berbagai sektor bidang , sesungguhnya makalah kami akan membahas tentang penggunaan pelajaran kimia yang terdapat bab sifat koligatif larutan .
1.2. TUJUAN
Untuk mengetahui penggunaan pelajaran kimia yang terdapat dalam bab sifat koligatif larutan di kehidupan sehari – hari manusia.
1.3. RUANG LINGKUP MATERI
Sifat koligatif adalah sifat-sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Sifat koligatif larutan meliputi tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmotik. Sifat koligatif larutan ini sangat  banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari.


BAB II : LANDASAN TEORI

            Sifat koligatif larutan adalah suatu sifat pada larutan yang biasa dijumpai pada kehidupan sehari – hari. Dimana sifta tersebut dibedakan menjadi 2 karena jenis larutannya yaitu sifat koligatif larutan elektronik dan sifat koligatif larutan non elektronik. Adapun sifat – sifat tersebut antara lain kenaikan titik didih, penurunan titik beku, tekanan osmotic serta tekanan uap jenuh larutan.
BAB III : PEMBAHASAN
Dalam bab sifat koligatif larutan yang telah dipelajari, kita tahu bahwa memiliki 4 sifat yang meliputi : tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmotik.
Berikut ini adalah penerapan – penerapan sifat dalam kehidupan sehari – hari :
1.       Tekanan Uap
Sifat koligatif larutan yang berupa tekanan uap biasanya terdapat pada peristiwa penguapan dimana terjadi proses perubahan dari zat cair menjadi gas. Dimana zat cair yang telah dimasukkan ke dalam suatu ruangan tertutup membuat zat tersebut akan menguap hingga ruangan tersebut menjadi jenuh. Pada saat proses penguapan  berlangsung dan pasti pada saat yang sama juga terjadi proses pengembunan. Yang kita tahu bahwa Laju penguapan sama dengan laju pengembunan. Yang disebut dengan kesetimbangan dinamis antara zat cair dan uap jenuhnya. Tekanan yang disebabkan oleh uap jenuh dinamakan tekanan uap jenuh.
Besarnya tekanan uap jenuh dipengaruhi oleh jumlah zat dan suhu. Makin besar tekanan uap suatu cairan, makin mudah molekul-molekul cairan itu berubah menjadi uap.
Contoh penerapan :
a.)    Laut mati adalah tempat terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat terlarut yang tidak mudah menguap. Air berkadar garam sangat tinggi ini terletak di daerah gurun yang sangat panas dan kering, serta tidak berhubungan dengan laut bebas, sehingga konsentrasi zat terlarutnya semakin tinggi. Dimana bila kita berenang kita dapat mengambang dengan mudah, dan sedangkan bila kita meminumnya kita dapat merasakan haus yang sangat berlebih dari pada meminum air laut yang ada di Indonesia.
2.              Penurunan titik beku
Sifat koligatif larutan yang berupa penurunan titik beku biasanya pelarut murni berada dalam kesetimbangan dengan tekanan tertentu dari uap pelarut,yang ditentukan oleh suhunya. Dimana pelarut yang terdapat terlarut akan membutuhkan waktu banyak dan suhu lebih rendah dari pelarut murni.
Contoh penerapan :
a.)    Membuat Campuran Pendingin
Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku jauh di bawah 0oC. Cairan pendingin dig­unakan pada pabrik es, juga digunakan untuk membuat es putar. Cairan pendingin dibuat dengan melarutkan berbagai jenis garam ke dalam air.
Pada pembuatan es putar cairan pendingin dibuat dengan mencampurkan garam dapur dengan kepingan es batu dalam sebuah bejana berlapis kayu. Pada pencampuran itu, es batu akan mencair sedangkan suhu campuran turun. Sementara itu, campuran bahan pembuat es putar dimasukkan dalam bejana lain yang terbuat dari bahan stainless steel. Bejana ini kemudian dimasukkan ke dalam cairan pendingin, sambil terus-menerus diaduk sehingga campuran membeku.
b.)    Antibeku pada Radiator Mobil
Di daerah beriklim dingin, ke dalam air radiator biasanya ditambahkan etilen glikol. Di daerah beriklim dingin, air radiator mudah membeku. Jika keadaan ini dibiarkan, maka radiator kendaraan akan cepat rusak. Dengan penambahan etilen glikol ke dalam air radiator diharapkan titik beku air dalam radiator menurun, dengan kata lain air tidak mudah membeku.
c.)    Antibeku dalam Tubuh Hewan
Hewan-hewan yang tinggal di daerah beriklim dingin, seperti beruang kutub, memanfaatkan prinsip sifat koligatif larutan penurunan titik beku untuk bertahan hidup. Darah ikan-ikan laut mengandung zat-zat antibeku yang mempu menurunkan titik beku air hingga 0,8oC. Dengan demikian, ikan laut dapat bertahan di musim dingin yang suhunya mencapai 1,9oC karena zat antibeku yang dikandungnya dapat mencegah pembentukan kristal es dalam jaringan dan selnya. Hewan-hewan lain yang tubuhnya mengandung zat antibeku antara lain serangga , ampibi, dan nematoda. Tubuh serangga mengandung gliserol dan dimetil sulfoksida, ampibi mengandung glukosa dan gliserol darah sedangkan nematoda mengandung gliserol dan trihalose.
d.)   Antibeku untuk Mencairkan Salju
Di daerah yang mempunyai musim salju, setiap hujan salju terjadi, jalanan dipenuhi es salju. Hal ini tentu saja membuat kendaraan sulit untuk melaju. Untuk mengatasinya, jalanan bersalju tersebut ditaburi campuran garam NaCL dan CaCl2. Penaburan garam tersebut dapat mencairkan salju. Semakin banyak garam yang ditaburkan, akan semakin banyak pula salju yang mencair.
e.)    Menentukan Massa Molekul Relatif (Mr)
Pengukuran sifat koligatif larutan dapat digunakan untuk menentukan massa molekul relatif zat terlarut. Hal itu dapat dilakukan karena sifat koligatif bergantung pada konsentrasi zat terlarut. Dengan mengetahui massa zat terlarut (G) serta nilai penurunan titik bekunya, maka massa molekul relatif zat terlarut itu dapat ditentukan.
3.       Kenaikan titik didih
Sifat koligatif larutan yang berupa kenaikan titik didih biasanya terdapat dalam proses distilasi dimana mengetahui titik didih tiap senyawa yang dicampur agar waktu yangdiperlukan, kecepatan menguap pada campuran tersebut dapat diketahui. Kenaikan titik didih juga digunakan untuk mengklasifikasikan bahan bakar yang digunakan sehari-hari.
a.)    Air mendidih yang memiliki suhu 100o C
4.       Tekanan osmosis
Sifat koligatif larutan yang berupa perpindahan molekul air melalui selaput semipermiabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.
Contoh penerapan :
a.)    Mesin Cuci Darah
Pasien penderita gagal ginjal harus menjalani terapi cuci darah. Terapi ini menggunakan menggunakan metode dialysis, yaitu  proses perpindahan molekul kecil-kecil seperti urea melalui membrane semipermeabel dan masuk ke cairan lain, kemudian dibuang. Membran tak dapat ditembus oleh molekul-molekul besar seperti protein sehingga akan tetap berada dalam darah.
b.)    Pengawetan makanan
Sebelum teknik pendinginan untuk mengawetkan makanan ditemukan, garam dapur digunakan untuk mengawetkan makanan. Garam dapat membunuh mikroba penyebab makanan busuk yang berada di permukaan makanan.
c.)    Penyerapan Air oleh Akar Tanaman
Tanaman membutuhkan air dari dalam tanah. Air tersebut diserap oleh tanaman melalui akar. Tanaman mengandung zat-zat terlarut sehingga konsentrasinya lebih tinggi daripada air di sekirat tanaman sehingga air  dalam tanah dapat diserap oleh tanaman.
d.)   Larutan isotonik adalah cairan infus yang dimasukkan ke dalam darah. Cairan infus harus isotonik dengan cairan intrasel agar tidak terjadi osmosis, baik ke dalam ataupun ke luar sel darah. Dengan demikian, sel-sel darah tidak mengalami kerusakan.
e.)    Membasmi Lintah
Garam dapur dapat membasmi hewan lunak, seperti lintah. Hal ini karena garam yang ditaburkan pada permukaan tubuh lintah mampu menyerap air yang ada dalam tubuh sehingga lintah akan kekurangan air dalam tubuhnya.
f.)     Pencairan Salju di Jalan Raya
Lapisan salju di jalan raya dapat membuat kendaraan tergelincir atau selip, sehingga perlu disingkirkan. Lapisan salju tersebut sebagian besar dapat disingkirkan dengan buldoser, namun untuk membersihkana digunakan garam dapur atau urea. Prinsip dasar dari proses ini juga berdasarkan penurunan titik beku.
g.)    Memisahkan limbah
penggunaan lain dari osmosis balik yaitu untuk memisahkan zat-zat beracun dalam air limbah sebelum dilepas ke lingkungan bebas.
BAB IV : PENUTUP
Demikian yang dapat kami telaah mengenai materi sifat koligatif larutan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
4.1. KESIMPULAN
Sifat koligatif kelarutan adalah hal yang sangat umum digunakan untuk kehidupan manusia di kesehariannya, dengan adanya sifat koligatif ini sangatlah membantu untuk kemajuan teknologi dalam penkembangan kehidupan. 

4.2. USUL DAN SARAN 
Saran untuk makalah penerapan sifat koligatif larutan antara lain agar makalah ini dapat dimanfaatkan bagi masyarakat terutama dalam kehidupan sehari – hari. Karena seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa sifat koligatif larutan mempunyai keunikan atau kekhasan masing – masing yang bila dimanfaatkan akan menimbulkan atau memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah mengenai sifat koligatif larutan "

Posting Komentar