Makalah Patristik Dan Skolastik


BAB I
PENDAHULUAN
Dalam menghadapi seluruh kenyataan dalam hidupnya, manusia senatiasa terkagum atas apa yang dilihatnya. Manusia ragu-ragu apakah ia tidak ditipu oleh panca-inderanya, dan mulai menyadari keterbatasannya. Dalam situasi itu banyak yang berpaling kepada agama atau kepercayaan Ilahiah.
Metode filsafat adalah metode bertanya. Objek formal filsafat adalah ratio yang bertanya. Obyek materinya semua yang ada. Maka menjadi tugas filsafat mempersoalkan segala sesuatu yang ada sampai akhirnya menemukan kebijaksanaan universal.
Sonny Keraf dan Mikhael Dua mengartikan ilmu filsafat sebagai ilmu tentang bertanya atau berpikir tentang segala sesuatu (apa saja dan bahkan tentang pemikiran itu sendiri) dari segala sudut pandang.
Meski bagaimanapun banyaknya gambaran yang kita dapatkan tentang filsafat, sebenarnya masih sulit untuk mendefinisikan secara konkret apa itu filsafat dan apa kriteria suatu pemikiran hingga kita bisa memvonisnya, karena filsafat bukanlah sebuah disiplin ilmu. Sebagaimana definisinya, sejarah dan perkembangan filsafat pun takkan pernah habis untuk dikupas. Tapi justru karena itulah mengapa fisafat begitu layak untuk dikaji demi mencari serta memaknai segala esensi kehidupan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Masa Patristik
Istilah Patristik berasal dari kata Latinp a t e r atau bapak, yang artinya para pemimpin gereja. Para pemimpin gereja ini dipilih dari golongan atas atau golongan ahli pikir. Dari golongan ahli pikir inilah menimbulkan sikap yang beragam pemikaranya. Mereka ada yang menolak filsafat yunani. dan ada yang menerimanya.
Ketika peradaban yunani sudah tersebar di kalangan mereka, para ahli pikir dari pemimpin gereja berbeda pendapat mengenai perlu tidak nya filsafat yunani di gunakan oleh kalangan pemimpin gereja.
Waktu itu para pemimpin gereja sangat mewarnai corak kehidupan masyarakat . Karena merekalah yang dapat mengeluarkan peraturan-peraturan gereja sebagai pengamalan terhadap ajaran tuhan.
Tokoh-tokoh Terpenting
Perbedaan pendapat tersebut berkelanjutan, sehingga orang - orang yang menerima filsafat Yunani menuduh bahwa mereka (orang - orang Kristen yang menolak filsafat Yunani) itu munafik. Kemudian, orang - orang yang dituduh munafik tersebut menyangkal, bahwa tuduhan tersebut dianggap fitnah. Dan pembelaan dari orang - orang yang menolak filsafat Yunani mengatakan bahwa dirinyalah yang benar - benar hidup sejalan dengan tuhan.
Akibatnya muncul upaya untuk membela agama Kristen, yaitu para
apologis (pembela agama Kristen) dengan kesadarannya membela iman Kristen dari serangan filsafat Yunani. Para pembela iman Kristen adalah Justinus Martir, Irenaeus, Klemens, Origenes, Gregorius Nissa, Tertullianus, Diosios Arepagos, Aurelius Augustinus.

1.    Justinus Martir
       Nama aslinya ialah justinus, kemudian nama martir di ambil dari istilah orang-orang yang rela mati hanya untuk kepercayaanya. Ia berpendapat bahwa filsafat yang digabung dengan ide-ide keagamaan akan menguntungkan asensi dari pengetahuan ialah pemahaman tentang Tuhan, semakin banyak kita memikirkan kesempurnaan Tuhan akan semakin bertambah kemampuan inteleknya.
2.Tertullianus (160 - 222 )
Di antara para pembela iman Kristen adalah Tertullianus ia dilahirkan bukan dari keluarga Kristen, tetapi setelah melaksanakan pertobatan ia menjadi gigih membela Kristen secara fanatik. Ia menulak kehadiran filsafat Yunani, karna filsafat dianggap sesuatu yang tidak perlu. Baginya berpendapat, bahwa whyu tuhan sudahlah cukup, dan tidak ada hubungan antara teologi dengan filsafat, tidak hubungan antara Yerussalem (pusat agama) dengan Yunani (pusat fisafat), tidak ada hubungan antara gereja dengan akedemi, tidak ada hubungan antara Kristen dengan penemuan baru.
Selanjutnya ia mengatakan, bahwa dibanding dengan cahaya Kristen, maka segala yang dikatakan oleh para filosof Yunani dianggap tidak penting. Karna apa yang dikatakan oleh para filosof Yunani tentang kebenaran pada hakikatnya sebagai kutipan dari kitab suci. Akan tetapi karena kebodohan para filosof, kebenaran kitab suci tersebut dipalsukan.
Akan tetapi lama kelamaan, Tertullianus akhirnya menerima juga filsafat yunani sebagai cara berpikir yang rasional. Alasannya, bagaimanapun juga berpikir yang rasional diperlukan sekali. Pada saat itu, karena pemikiran filsafat yang diharapkan tidak dibakukan. Saat itu filsafat hanya mengajarkan pemikiran-pemikiran ahli pikir Yunani saja.
Sehingga, akhirnya Tertullianus melihat filsafat hanya dimensi praktisnya saja, dan ia menerima filsafat sebagai cara atau metode berpikir untuk memikirkan kebenaran keberadaan Tuhan beserta sifat-sifatnya.
2.Augustinus (354-430)
Sejak mudanya ia telah mempelajari bermacam-macam aliran filsafat, antara lain platonisme dan skeptisisme. Ia telah diakui keberhasilannya dalam membentuk filsafat abad pertengahan, sengga ia dijuluki sebagai guru skolastik yang sejati. Ia seorang tokoh besar di bidang teologi dan filsafat.
Setelah ia mempelajari aliran Skeptisisme, ia kemudian tidak menyetujui atau menyukainya, karena di dalamnya terdapat pertentangan batiniah. Orang dapat meragukan segalanya, akan tetapi orang tidak dapat meragukan bahwa ia ragu-ragu. Seseorang yang ragu-ragu sebenarnya ia berpikir dan seseorang yang berpikir sesungguhnya ia berada (eksis).
Menurut Augustinus, daya pemikiran manusia ada batasanya, tetapi pikiran manusia dapat mencapai kebenaran dan kepastian yang tidak ada batasnya, yang bersifat kekal abadi. Artinya, akal pikir manusia dapat berhubungan dengan sesuatu kenyataan yang lebih tinggi.
Dan menurutnya lagi, Allah menciptakan dunia ex nihilo (konsep yang kemudian juga diikuti oleh Thomas Aquinas). Artinya dalam menciptakan dunia dan isinya, Allah tidak menggunakan bahan. Jadi, berbeda dengan konsep pencitaan yang diajarkan Plato bahwa me on merupakan dasar atau materi segala sesuatu. Dunia diciptakan sesuai dengan ide-ide Allah. Manusia dan dunia berpatisipasi dengan ide-ide ilahi. Pada manusia partisipasi itu lebih aktif dibanding dunia materi.
Akhirnya, ajaran Augustinus berhasil menguasai sepuluh abad, dan mempengaruhi pemikiran Eropa. Perlu diperhatikan bahwa para pemikir patristik itu sebagai pelopor pemikiran skolastik. Mengapa ajaran Augustinus sebagai akal dari skolastik dapat mendominasi hamper sepuluh abad, karena ajarannya lebih bersifat sebagai metode daripada suatu siste, sehingga ajarannya mampu meresap sampai masa skolastik.
Filsafat patristik mengalami kemunduran sejak abad V hungga abad VIII. Di Barat dan Timur muncul tokoh-tokoh dan pemikir- pemikir baru dengan corak pemikiran yang mulai berbeda dengan masa patristik.
B. Masa skolastik
Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school , yang berarti sekolah. Jadi skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah. perkataan skolastik merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan.
Terdapat beberapa pengertian dari corak khas skolastik, yaitu:

a. Filsafat Skolastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata- mata agama. Karena skolastik ini sebagai bagian dari kebudayaan abad pertengahaan yang religious.
b.Filsafat Skolastik adalah filsafat yang mengabdi kepada teologi, atau filsafat yang rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian, baik buruk. Dari rumusan tersebut kemudian muncul istilah: skolastik Yahudi, skolastik arab dan lain-lainnya.
c. Filsafat Skolastik adalah suatu sistem yang termasuk jajaran pengatahuan alam kodrat, akan dimasukkan ke dalam bentuk sintesa yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal.
d.Filsafat Skolastik adalah filsafat Nasrani, karena banyak dipengaruhi oleh ajaran gereja.

Filsafat Skoalistik ini dapat berkembang dan tumbuh kerena
beberapa faktor, yaitu:
1.    Faktor Relegius
2.    Faktor Ilmu Pengetahuan
Skoalistik Awal
Sejak abad ke-5 hingga ke-8 Maseh, pemikiran filsafat Patristik mulai merosot, terlebih lagi pada abad ke-6 dan 7 dikatakan abad kacau. Hal ini disebabkan, karena pada saat itu terjadi serangan terhadap Romawi, sehingga kerajaan Romawi beserta peradabannya ikut runtuh yang telah di bangun selama berabad-abad dibangun.
Baru pada abad ke-8 Masehi, kekuasaan berada dibawah Karel Agung (742-814) baru dapat memberikan suasana ketenangan dalam bidang politik, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, termasuk kehidupan manusia serta pemikiran filsafat yang kesemuanya menampakkan mulai adanya kebangkitan. Kebangkitan inilah merupakan kecemerlangan abad pertengahan,di mana arah pemikirannya berbeda sekali dengan sebelumnya.
Pada saat inilah merupakan zaman baru bangsa Eropa yang ditandai dengan skoalistik yang di dalamnya banyak diupayakan ilmu pengetahuan yang dikembangkan di sekolah-sekolah . Pada mulanya skoalistik ini timbul pertama kalinya di biara Italia selatan, dan akhirnya sampai berpengaruh ke Jerman dan Belanda.
Kurikulum pengajarannya meliputi studi duniawi atau artes librales meliputi: tata bahasa, retorika, dialektika (seni berdiskusi), ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu perbintangan, dan musik.
Diantara tokoh-tokohnya adalah Aquinas (735-805), Johannes Scotes Eriugena (815-870), Peter Lombard (1100-1160), John Salisbury (1115-1180), Peter Abaelardus (1079-1180).
Skoalistik Puncak
Masa ini merupakan kejayaan skoalistik yang berlangsung dari tahun 1200-1300, dan masa ini juga disebut masa berbunga. Karena pada itu ditandai dengan munculnya universitas-universitas dan ordo-ordo, yang secara bersama-sama ikut menyelenggarakan atau memajukan ilmu pengetahuan, disamping juga peranan universitas sebagai sumber atau pusta ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Terdapat beberapa faktor mengapa pada masa skoalistik mencapai pada puncaknya, yaitu:
a.Adanya pengaruh Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina sejak abad
ke-12, sehingga sampai abad ke-13 telah tumbuh menjadi ilmu
pengetahuan yang luas.
b.Tahun 1200 didirikan Universitas Almamater di Perancis. Universitas ini merupakan gabungan dari beberapa sekolah. Almamater inilah sebagai awal (embrio) berdirinya: Universitas di Paris, di Oxford, di Mont Pellier, di Camridge dan lain-lainya.
c.Berdirinya ordo-ordo. Ordo-ordo inilah yang muncul karena banyaknya perhatian orangterhadap ilmu pengetahuan, sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13. Hal ini akan berpengaruh terhadap kehidupan kerohanian di mana kebanyakan tokoh-tokohnya memegang peran di bidang filsafat dan teologi, seperti: Albertus de Grote, Thomas Aquilanus, Binaventura, J.D. Scotus, William Ocham.

Skoalistik Akhir
Masa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap segala macam- macam pemikiran filsafat yang menjadi kiblatnya, sehingga memperlihatkan stagnasi (kemandengan). Di antara tokoh-tokohnya adalah William Ockham (1285-1349), Nicolas Cusasu (1401-1464)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
            Filsafat barat abad pertengahan di awali filsafat eropa (selama 5 abad), muncul lah filsafat eropa sebagai penjelma filsafat yunani setelah berintegrasi dengan agama Kristen sehingga membentuk suatu formulasi baru.
            Masa abad pertengahan ini terbagi menjadi 2 masa yaitu;
1.      Masa Patristik, masa para pemimpin gereja. Para pemimpin gereja ini dipilih dari golongan atas atau gologan ahli pikir.
2.      Masa Skolastik, berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah. perkataan skoalistik merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan.
B. Kata Penutup
Demikianlah makalah yang sangat sederhana ini, penulis berharap semoga bermanfaat bagi kita. Saran dan kritik kami harapkan demi perbaikan selanjutnya, tak lupa di ucapkan terimakasih.
  
DAFTAR PUSTAKA
                   Delfgaauw Bernard, Sejarah Ringkas Filsafat Barat-penerjemah-                                  soejono soemargono-cet.1-.CV.Tiara Wacana, Yogyakarta, 1992.
                   Hanafi A. M.A, Filsafat Skolastik, Pustaka Alhusna, Jakarta,                                       1983.
                   Syadali Ahmad, H. Drs. M.A, Filsafat Umum,CV.Pustaka,                                           Jakarta, 1997.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Patristik Dan Skolastik"

Posting Komentar