MAKALAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di
Indonesia terdapat jenis-jenis tumbuhan yang beraneka ragam. Keadaan
seperti iklim dan tanah sangat mendukung kelangsungan hidup beraneka
tumbuhan tersebut. Oleh sebab itu kita wajib mensyukuri anugerah Tuhan
ini.
Pertumbuhan
adalah pertambahan jumlah sel pada suatu organisme. Pertumbuhan
bersifat tidak dapat kembali (irreversible). Sedangkan, perkembangan
merupakan proses untuk mencapai kematangan fungsi suatu organisme.
Walaupun berbeda dari segi pengertian, namun kedua proses ini berjalan
secara simultan atau pada waktu yang bersamaan dan saling terkait.
Adapun perbedaannya terletak pada faktor kuantitatif dan kualitatif.
Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif karena mudah diamati, yaitu
tejadi perubahan jumlah dan ukuran. Sebaliknya, perkembangan hanya dapat
dinyatakan secara kualitatif karena terjadi perubahan fungsional dalam
tubuh suatu organisme sehingga tidak dapat diamati.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ada berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut :
- Pengertian pertumbuhan dan perkembangan?
- Ada berapa jenis pertumbuhan pada tumbuhan?
- Faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan?
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
- Menjelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan.
- Menjelaskan jenis-jenis pertumbuhan pada tumbuhan.
- Menjelaskan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan Pada Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang berbeda maknanya, tetapi sepintas lalu kita mengalami kesulitan untuk membedakannya.
Kedua istilah tersebut merupakan peristiwa biologis yang terjadi pada
makhluk hidup yang senantiasa berbarengan dan saling melengkapi. Dalam
kenyataannya kedua istilah tersebut sulit untuk dipisahkan. Kedua proses
tersebut terjadi pada semua makhluk hidup. Namun, pola pertumbuhan dan
perkembangan pada berbagai makhluk hidup berbeda. Banyak faktor yang
mempengaruhi proses tersebut.
Pertumbuhan merupakan proses pertambahan ukuran (volume, massa , tinggi, atau panjang) yang bersifat kuantitatif artinya dapat dinyatakan dengan satuan bilangan.
Perkembangan merupakan proses menuju kedewasaan pada makhluk hidup.
Proses ini bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dengan
satuan bilangan. Seberapa dewasanya suatu makhluk hidup? Tak ada
bilangan yang dapat membantu untuk memecahkannya. Suatu makhluk hidup
dikatakan sudah dewasa, apabila alat perkembangbiakannya secara kawin
telah berfungsi. Pada tumbuhan apabila telah mampu berbunga. Pada hewan
apabila kelenjar kelaminnya telah mampu menghasilkan sel kelamin.
Pada
makhluk bersel satu, pertumbuhannya ditandai dengan bertambahnya
volume sel tubuhnya, sedangkan pada makhluk bersel banyak ditandai
dengan bertambahnya ukuran (besar) dan jumlah sel. Pada tumbuhan berbiji
yang berkembang biak secara kawin, kehidupannya selalu diawali dari
satu sel, yaitu sel zigot. Zigot terbentuk dari hasil pembuahan sel kelamin betina oleh sel kelamin jantan.
Zigot sebagai hasil pembuahan akan membelah menghasilkan embrio.
Selanjutnya embrio akan berkecambah menghasilkan individu muda. Dalam
perkecambahan tersebut sel-sel embrio membelah. Proses ini menghasilkan
banyak sel dengan bentuk, letak dan fungsi, struktur dan susunan
biokimianya berbeda.
Perubahan yang tampak beda tahapannya tidak hanya sekadar bertambah
selnya, tetapi organisasinya juga semakin kompleks. Sel membelah
menghasilkan sekumpulan sel dengan fungsi dan bentuk yang sama, disebut
jaringan embrional. Selanjutnya sel-sel jaringan embrional menggandakan
diri menghasilkan berbagai macam jaringan dengan fungsi dan struktur
yang berbeda. Beberapa organ selanjutnya akan membentuk sistem organ dan
akhirnya seluruh sistem organ akan bergabung dan berinteraksi membentuk
tubuh. Proses perubahan yang terjadi selama masa pertumbuhan hingga
terjadi organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi berbeda, disebut
diferensiasi.
Dari uraian tersebut tampak bahwa pertumbuhan dalam makhluk hidup akan
senantiasa berjalan sejajar dan berdampingan dengan perkembangan.
Pertumbuhan pada tumbuhan dibedakan menjadi dua, yakni pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan
primer terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem
primer, sedangkan pertumbuhan sekunder merupakan hal aktivitas jaringan
meristem sekunder.
1. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan
primer terjadi pada embrio, ujung akar, dan ujung batang. Zigot sebagai
hasil pembuahan sel telur oleh sel kelamin jantan akan tumbuh dan
berkembang menjadi embrio. Kumpulan sel yang membentuk embrio ini
disebut jaringan embrional atau jaringan meristem.
Embrio
tersimpan dan terlindungi dalam biji. Zat makanan yang diperlukan
embrio ini dipenuhi oleh cadangan makanan dalam biji, yang berupa keping
atau kotiledon. Berdasarkan jumlah kepingnya, tumbuhan berbiji tertutup dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan yang hanya memiliki satu buah kotiledon, disebut monokotil, dan yang memiliki dua buah kotiledon disebut dikotil.
Jika
biji berada pada lingkungan yang sesuai, embrio akan tumbuh dan
berkembang diawali dengan perkecambahan. Setiap embrio memiliki tiga
bagian penting, yang dapat dilihat jelas ketika mulai berkecambah.
Ketiga bagian embrio tersebut adalah:
a) Tunas embrionik yaitu calon batang daun yang nantinya dapat tumbuh dan berkembang menjadi bunga dan buah,
b) Akar embrionik yaitu calon akar, dan,
c) Kotiledon,
atau keping cadangan makanan yang cukup untuk pertumbuhan dan
perkembangan embrio hingga berbentuk daun. Sebelum terbentuk daun,
tumbuhan belum mampu menyusun zat makanan sendiri. Walaupun demikian,
pada beberapa jenis tumbuhan yang kotiledon kecambahnya berwama hijau,
sehingga mampu melaksanakan fotosintesis, tetapi umumnya relatif
singkat.
Pada
saat biji mulai berkecambah, jaringan meristem pada embrio terus tumbuh
berkembang menghasilkan jaringan baru dengan tugas berbeda.
Selanjutnya berbagai organ jaringan akan membentuk organ tubuh.
Pada
awalnya organ yang terbentuk adalah akar, batang, dan daun, tetapi pada
perkembangan selanjutnya akan terbentuk pula bunga, buah, biji, dan
mungkin juga umbi. Bunga dan buah ini merupakan hasil modifikasi dari
batang dan daun.
Setelah
terbentuk tanaman muda, pertumbuhan selanjutnya ditentukan oleh
aktivitas jaringan meristem yang terdapat pada titik tumbuh. Jaringan
meristem primer pada ujung akar dan ujung batang, memungkinkan tumbuh bertambah tinggi atau panjang.
Pada
bagian-bagian akar terjadi pertumbuhan. Namun, pertambahan panjang pada
daerah data garis skala tidak sama. Ini menunjukkan bahwa kecepatan
pertumbuhan pada berbagai bagian akar tersebut tidak merata. Bagian yang
pertumbuhannya paling cepat adalah di daerah bagian belakang ujung
akar. Makin jauh dari ujung pertumbuhannya semakin lambat. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pada ujung akar tumbuhan biji
terdapat tiga daerah pertumbuhan dan perkembangan, yaitu daerah
pembelahan, daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi.
Mengukur Kecepatan Pertumbuhan
Pertumbuhan
adalah pertambahan volume, panjang, maupun massa yang bersifat
ireversibel. Untuk mengukur kecepatan pertambahan tersebut dilakukan
pengukuran, misalnya dengan menimbang untuk mengetahui pertambahan
massa. Untuk mengetahui pertambahan panjang atau tinggi, biasa digunakan
alat yang disebut busur tumbuh atau auksanometer.
Cara menggunakan busur tumbuh sebut adalah sebagai berikut :
1. Ikatkan
tali atau benang pada ujung batang tumbuhan dalam pot yang telah
disiapkan. Lewatkan benang tersebut pada katrol yang ditempatkan tepat
di atas tanaman tadi.
2. Pada katrol tersebut tempatkan alat penunjuk yang dapat berputar mengikuti perputaran katrol.
3. Pada ujung benang yang lain, ikatkan sebuah beban pemberat.
4. Aturlah penunjuk pada benang katrol tadi agar bergerak sepanjang busur yang telah diberi skala.
5. Setelah
beberapa hari, amatilah pergeseran busur penunjuk. Hitunglah berapa
pertambahan tinggi atau panjang batang tanaman tersebut.
Untuk
mengukur kecepatan pertumbuhan, dapat juga dengan menggunakan mistar.
Dengan cara ini, di samping dapat mengetahui kecepatan pertumbuhan,
dapat diketahui pula bagian mana yang mengalami pertambahan panjang
paling cepat.
2. Pertumbuhan Sekunder
Pada
tumbuhan dikotil, di samping adanya jaringan meristem primer di ujung
batang dan ujung akar, juga memiliki jaringan meristem sekunder, yaitu
berupa kambium dan kambium gabus. Aktivitas jaringan meristem sekunder
ini menyebabkan pertumbuhan sekunder, yakni bertambah besarnya organ
tubuh tumbuhan.
Proses
pertumbuhan sekunder adalah sebagai berikut: Mula-mula kambium hanya
terdapat pada vasis atau ikatan pembuluh. Kambium imi disebut kambium
vasis atau kambium intravaskuler. Fungsi kambium ini adalah keluar
membentuk xilem, sedangkan ke dalam membentuk floem.
Pada
perkembangan selanjutnya, parenkim batang atau akar yang terletak di
antara vasis juga berubah menjadi kambium, disebut kambium intervasis.
Akibat terbentuknya kambium intervasis yang bersambungan dengan kambium
intervaskuler, maka kambium pada batang dikotil berbentuk lingkaran
sempurna.
Pertumbuhan sekunder pada batang dan akar tumbuhan dikotil tidak berlangsung merata sepanjang tahun, tetapi hanya pada waktu
air dan hara tanah cukup, yaitu pada waktu musim penghujan. Pada waktu
musimkering atau kemarau, air dan hara tanah sangat kurang, sehingga
pertumbuhan terhenti.
Peristiwa
tumbuh dan terhentinya pertumbuhan ini berlangsung sepanjang hidup
tumbuhan tersebut. Akibatnya, pada penampang lintang akar dan batang
tumbuhan dikotil, tampak adanya lingkaran konsentris yang menunjukkan
pertumbuhan sekunder secara periodik. Lingkaran konsentris tersebut
dinamakan lingkaran tahun.
Aktivitas
kambium dalam membentuk xilem dan floem tidak seimbang dengan
pertumbuhan kulit, yaitu pertumbuhan xilem dan floem lebih cepat. Hal
ini mengakibatkan jaringan paling luar (epidermis dan korteks sebelah
luar) pecah-pecah dan rusak. Akibat rusaknya jaringan pelindung ini akan
membahayakan jaringan di sebelah dalamnya. Untuk mengatasi hal
tersebut, di sebelah dalam jaringan kulit, terbentuk kambium gabus atau felogen, yang akan membentuk felodenri ke arah dalam dan felem ke arah luar. Feloderm merupakan sel-sel hidup, sedangkan felem merupakan sel mati.
Terbentuknya
jaringan gabus yang tidak tembus air dan udara, menyebabkan peredaran
udara melalui epidermis batang terganggu. Untuk itu, pada beberapa
tempat epidermis batang terbentuk celah gabus berbentuk lensa yang
disebut lentisel.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
Pertumbuhan
dan perkembangan pada tanaman merupakan hasil interaksi kompleks dua
faktor, yaitu faktor dalam atau intern dan faktor luar atau ekstern.
Faktor
intern adalah faktor yang berasal dalam tubuh tumbuhan sendiri yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan. Faktor itu dibedakan menjadi dua,
yakni faktor intrasel dan intersel. Yang tennasuk faktor intrasel adalah
sifat menurun atau faktor hereditas, sedangkan Yang termasuk faktor
intersel alah hormon. Faktor
luar atau ekstern yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ialah
air, tanah dan mineral, kelembapan udara, cahaya, dan lain-lain.
- Sifat Menurun atau Hereditas
Ukuran
dan bentuk tubuh tumbuhan banyak dipengaruhi oleh sifat menurun atau
sifat hereditas. Sifat tersebut adalah gen, yang dalam setiap kromosom
yang ada di dalam inti sel.
- Hormon
Hormon
merupakan substansi kimia yang sangat aktif, yang tersusun atas
protein. Hormon yang mempengaruhi tumbuhan ini sering disebut juga zat
tumbuh. Hormon
tumbuh pertama kali ditemukan oleh seorang ahli botani asal Belanda
yang bernama Friedrich August Ferdinand Went (1863 - 1935). Dia berpendapat bahwa hormon tumbuh merupakan zat yang penting dalam pertumbuhan tanaman. Tanpa adanya hormontumbuh tak mungkin terjadi
pertumbuhan. Hormon tumbuh pada tumbuhan banyak jenisnya, yang penting
antara lain auksin, giberelin, sitokinin, gas etilen, dan asam abisat.
a. Auksin
Auksin merupakan hormon tumbuh yang pertama kali ditemukan pada ujung koleoptil kecambah gandum (Avezna sativa) oleh Went. Pada penelitian lebih lanjut, ternyata zat tumbuh ini ditemukan pada ujung-ujung tumbuhan lainnya. Auksin
adalah senyawa indol asam asetat, yang merupakan sekresi titik tumbuh
tanaman, seperti ujung tunas, daun muda, bunga, buah, kambium, dan ujung
akar. Dari bagian tersebut, auksin diangkut ke berbagai organ tubuh.
Pengaruh auksin terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalaih
sebagai berikut.
1. Merangsang
perpanjangan sel batang dan menghambat perpanjangan sel akar. Batang
yang diletakkan dengan posisi mendatar, ujungnya akan tumbuh membengkok
ke arah sumber sinar matahari. Hal ini dapat terjadi, karena pada posisi
seperti itu, auksin akan berkumpul di permukaan bawah batang, sehingga
sel-sel pada permukaan bawah akan tumbuh memanjang dan am at cepat.
Sebaliknya ujung akar akan tunibuh membelok ke bawah.
2. Merangsang pertumbuhan akar lateral atau samping dan akar serabut, sehingga meningkatkan penyerapan air dan mineral.
3. Mempercepat aktivitas pembelahan selsel titik tumbuh atau kambium, sehingga mempercepat pertumbuhan jaringan vaskuler sekunder.
4. Menyebabkan diferensiasi sel menjadi xilem, sehingga dapat meningkatkan transportasi air dan mineral.
5. Merangsang pembentukan bunga dan buah. Menurut
penelitian, auksin diproduksi oleh koleoptil ujung tunas. Selanjutnya
zat tersebut akan mengalir ke tunas, sehingga tunas mengalami
pertumbuhan dan perkembangan.
Jika
ujung koleoptil suatu tanaman dipotong, ternyata pertumbuhannya
terhenti. Jika potongan ujung koleoptil diletakkan pada sepotong
agar-agar, auksinnya akan diserap agar-agar tersebut. Jika
agar-agadiletakkan pada salah satu sisi bekas potongan ujung tunas,
ternyata sel-sel pada sisi tersebut akan tumbuh lebih cepat daripada
sel-sel pada sisi yang lain, sehingga tunas membengkok ke arah sisi yang
pertumbuhannya lebih lambat tersebut.


Auksin (IAA) yang diproduksi di dalam tubuh tersebut, kerjanya dipengaruhi banyak faktor luar, seperti sinar matahari dan suhu.
Jika
tunas yang tumbuh tegak ke atas, salah satu sisinya disinari cahaya
matahari, maka pertumbuhan tunas akan berbelok ke arah sumber datangnya
sinar. Hal ini dapat terjadi karena auksin pada sisi batang yang terkena
sinar matahari rusak dan berubah menjadi zat yang justru menghambat
pertumbuhan, sehingga pertumbuhan sel-sel pada sisi tersebut menjadi
lebih lambat dibanding sisi yang tidak terkena sinar matahari.
b. Giberelin
Giberelin merupakan zat tumbuh yang memiliki sifat menyerupai auksin. Zat ini dihasilkan oleh sejenis jamur Giberella fujikuroi atau Fusarium moniliformae, ditemukan oleh F. Kurusawa. Sifat
giberelin adalah mempengaruhi pemanjangan dan pembelahan sel. Untuk
tumbuhan yang kerdil karena terhenti pertumbuhannya, jika diberi
giberelin pertumbuhannya akan normal kembali. Untuk tumbuhan yang
normal, jika diberi giberelin akan tumbuh sangat cepat.
c. Sitokinin
Sitokinin
merupakan zat tumbuh yang mula-mula ditemukan pada batang tembakau.
Hormon tersebut mempunyai fungsi antara lain sebagai berikut :
1) Merangsang
pembelahan sel dengan cepat. Bersama-sama giberelin dan cepat.
Bersama-sama giberelin dan auksin, dapat membantu mengatur pembelahan
sel di daerah meristem, sehingga pertumbuhan titik tumbuh normal.
2) Memperkecil dorninasi apikal dan dapat menyebabkan pembesaran daun muda.
3) Mengatur pembentukan bunga dan buah.
4) Membantu proses pertumbuhan akar dan tunas pada pembuatan kultur jaringan.
5) Menunda pengguguran daun, bunga dan buah, dengan cara meningkatkan transpor zat makanan ke organ tersebut.
d. Gas Etilen
Gas
etilen adalah hormon yang dihasilkan oleh buah yang sudah tua. Jika
buah yang sudah tua tetapi masih berwarna hijau disimpan dalam kantong
tertutup maka akan cepat masak. Hal ini disebabkan oleh gas etilen yang
dihasilkan buah tersebut.
Salah
satu cara mencegah kerusakan karena pembusukan buah-buahan yang akan
dikirimkan ke suatu daerah konsumen maka para pengusaha buah-buahan
memetikmnya pada saat masih hijau. Selanjutnya buah tersebut disimpan
dalam kotak yang ventilasinya baik. Dengan demikian, pemasakan buah
tidak terlalu cepat, sehingga sesampainya di tempat tujuan buah baru
akan masak.
Gas etilen juga menyebabkan pertumbuhan
batang menjadi tebal dan kukuh. Di samping itu, bersama-sama hormon
lain akan menimbulkan reaksi yang karakteristik. Bersama auksin, gas
etilen dapat memacu perbungaan mangga dan nanas. Bersam-sama giberelin,
gas etilen dapat mengatur perbandingan bunga jantan dan bunga betina
pada tumbuhan berumah satu.
e. Asam Absisat
Asam
absisat adalah hormone yang menghambat pertumbuhan tanaman, yaitu
dengan mengurangi kecepatan pembelahan maupun perbesaran sel ataupun
kedua-duanya. Hormon ini aktif pada saat tumbuhan berada pada kondisi yang tidak baik. Sehingga tumbuhan mampu bertahan hidup. Pada
musim kering, musim gugur, atau msim dingin, daun tumbuhan digugurkan
semua. Pada saat demikian tumbuhan mengalami dormansi. Saat dormansi
asam absisat terakumulasi pada tunas, menghambat pertumbuhan sehingga
tunas tidak tumbuh. Dengan demikian, asam absisat sangat membantu
tumbuhan mengatasi tekanan dari kondisi lingkungan yang kurang baik. Pada
saat tumbuhan kekurangan air, asam absisat akan terkumpul pada sel
penutup stomata. Akumulasi asam absisat ini akan menyebabkan stomata
menutup. Dengan demikian, penguapan air berkurang dan keseimbangan air dalam tubuh tumbuhan dapat terpelihara.
Di
samping hormon-hormon tersebut di tumbuhan juga mampu menghasilkan
hormon lain yang peranannya amat penting. Berdasarkan hasil penelitian,
hormon tersebut berpengaruh pada proses fisiologi pembentukan organ
tubuh. Hormon yang dapat merangsang pembentukan organ tubuh disebut kalin.
Berdasarkan organ tubuh yang dibentuknya, kalin dibedakan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut.
1) Kaulokalin, yakni hormon yang berfungsi merangsang proses pembentukan batang.
2) Rhyzekalin, yakni
hormon yang berfungsi merangsang pembentukan akar. Berdasarkan hasil
penelitian para pakar biologi, rhyzokalin mempunyai struktur kimia yang
identik dengan vitamin Bl atau thiamin.
3) Filokalin, yakni hormon yang berfungsi merangsang pembentukan daun.
4) Antokalin, yakni hormon yang merangsang pembentukan bunga.
Di
samping adanya hormon tumbuh vang merangsang pembentukan organ tubuh,
kita mengenal pula hormon luka atau kambium luka atau asam traumalin.
Hormon ini dihasilkan oleh tumbuhan dikotil yang terluka. Hormon ini
merangsang pembelahan sel di daerah luka, sehingga bekas lukanya
tertutup kembali. Kemampuan tubuh tumbuhan memperbaiki bagian tubuh yang
rusak dikenal dengan daya restitusi atau daya regenerasi. Akibat
sel-sel di sekitar daerah membelah lebih cepat dari sel-sel sekitarnya
maka pada bekas luka akan segera tertutup kembali dan biasanya tampak
benjol. Benjolan ini disebut kalus.
- Cahaya
Tanpa
adanya cahaya, tumbuhan hijau tak mungkin mampu bertahan hidup untuk
jangka waktu yang lama, sebab cahaya khususnya cahaya matahari merupakan
sumber energi yang amat penting untuk melaksanakan fotosintesis. Proses
ini menghasilkan zat makanan yang berengaruh besar terhadap pembelahan
sel.
Namun
kenyataannya adalah bahwa pertumbuhan tanaman yang cukup cahaya
matahari adalah lebih lambat daripada pertumbuhan tanaman yang
kekurangan sinar matahari.
Kecambah
yang tumbuh di tempat terang, akan tumbuh lambat. Daunnya yang muncul
di antara kotiledon dengan cepat tumbuh menghijau dan relatif tebal,
batangnya kuat, dan akarnya tumbuh banyak. Kecambah yang berada di
tempat gelap ternyata tumbuh lebih cepat, tetapi daunnya kecil, tipis
kekuningan, batangnya lemah, dan akarnya tidak banyak. Secara
keseluruhan tubuhnya lemah, kurus, berwarna kuning pucat, dan tumbuh
tidak normal. Pertumbuhan yang terlalu cepat di tempat gelap, disebut
etiolasi.
Pada tumbuhan yang sama, daun yang mendapatkan sinar matahari langsung dan daun
yang terlindung oleh dedaunan lain tidak menunjukkan adanya penampakan
dan gejala yang berbeda. Daun yang mendapat sinar matahari langsung,
mengandung sedikit air, banyak mengandung gula, daunnya lebih tebal,
jaringan palisadenya berlapis-lapis, lapisan kutikula menebal, sehingga
daun menjadi lebih tebal dan sempit. Daun ini mengadakan respirasi dan
fotosintesis lebih cepat.
Daun
yang tidak terkena sinar matahari langsung, mengandung air lebih
banyak, zat gulanya lebih sedikit, jaringan mesofil meningkat jumlahnya
sehingga daun menjadi lebih lebar.
Tumbuhan
yang hidup pada lingkungan yang kurang cahaya akan tetap tumbuh dan
berkembang normal apabila transpirasi berjalan lebih lambat dari
fotosintesis. Hal ini memungkinkan jaringan mendapatkan cukup air dan
zat makanan. Akibatnya tumbuhan di tempat yang kurang cahaya akan tumbuh
lebih cepat.
Intensitas
cahaya dan panjang sinar yang mengenai tumbuhan tidaklah sama
sepanjang hari atau sepanjang tahun. Ternyata panjang sinar dan
intensitas cahaya memberikan pengaruh terhadap proses pertumbuhan dan
perkembangan. Respons tumbuhan terhadap panjang penyinaran dan
intensitas cahaya disebut fotoperiodisme. Fotoperiodisme dikendalikan oleh pigmen yang mengabsorpsi warna, disebut fitokrom. Respons fotoperiodik yang tampak adalah pada peristiwa dormansi, pembuangan, perkecambahan, perkembangan batang, dan akar.
Respons
fotoperiodik ini tampak jelas pada daerah yang mempunyai empat musim.
Perubahan musim itu sangat dipengaruhi oleh panjang dan intensitas
penyinaran. Berdasarkan panjang dan intensitas penyinaran, tumbuhan
dikelompokkan menjadi 3, yaitu: tumbuhan berhari pendek, tumbuhan
berhari panjang, dan tumbuhan netral.
a. Tumbuhan berhari pendek. Kelompok
tumbuhan yang akan berbunga di akhir musim panas atau musim gugur. Pada
musim itu panjang penyinaran lebih pendek daripada periode kritis.
Contoh tumbuhannya, antara lain stroberi, dahlia, aster, dan
krisantemum.
b. Tumbuhan berhari panjang. Kelompok
tumbuhan yang akan berbunga di musim semi, yaitu pada saat panjang
penyinaran lebih panjang dar. periode kritis. Contohnya bayam, selada
gandum, dan kentang.
c. Tumbuhan netral. Kelompok tumbuhan yang pertumbuhannya tidak terpengaruh oleh perubahan periode panjang penyinaran, contornya : mawar, anyelir, dan bunga matahari.
- Temperatur
Setiap proses hidup pada tumbuhan, termasuk
proses pertumbuhan dan perkembangan selalu dipengaruhi temperatur
lingkungannya. Oleh sebab itu, setiap perubahan temperatur lingkungan
akan senantiasa berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan
perkembangannya.
Respons
tumbuhan terhadap perubahan temperatur lingkungannya sangat bervariasi.
Temperatur ideal yang diperlukan tumbuhan sehingga pertumbuhan dan
perkembangan berlangsung baik, disebut temperatur optimum. temperatur
optimum ini pun bervariasi menurut jenis tumbuhannya. Di daerah tropis,
temperatur optimum tumbuhan pada umumnya berkisar antara 22 - 37
derajat celcius. Di daerah kutub, temperatur optimum lebih rendah dari
itu, sebaliknya temperatur optimum di daerah hutan pasir lebih tinggi
dari itu.
Jika
temperatur lingkungan semakin rendah atau semakin tinggi dari
temperatur optimum, pertumbuhan dan perkembangan akan terganggu.
Temperatur terendah di mana tumbuhan masih mampu tumbuh dan berkembang
disebut temperatur minimum, sedangkan temperatur tertinggi di mana tumbuhan masih mampu tumbuh dan berkembang disebut temperatur maksimum.
Jika
temperatur lingkungan lebih rendah dari temperatur minimum atau lebih
tinggi dari temperatur maksimum maka tumbuhan akan mati. Apalagi kalau
kondisi lingkungan seperti air, cahaya, tidak memungkinkan tumbuhan
untuk tumbuh maka kematian tumbuhan yang bersangkutan akan semakin
cepat. Untuk
mengatasi berbagai faktor lingkungan yang sangat merugikan, tumbuhan
melakukan berbagai adaptasi. Jika kondisi lingkungan seperti air,
temperatur, dan cahaya tidak memungkinkan tumbuhan tumbuh, beberapa
tumbuhan tidak melakukan aktivitas atau dikenal dengan dormansi.
Tumbuhan yang berkayu akan tetap hidup, karena terlindung oleh kulit,
dan tunasnya tidak akan tumbuh karena adanya asam absisat. Tumbuhan
semak yang kekal, akan mengalami kematian hanya bagian tubuhnya yang
tumbuh di atas permukaan tanah, sedangkan bagian tubuh yang berada di
dalam tanah akan mengalami dormans: Tumbuhan tahunan akan mati,
sedangkan bijinya berkulit keras akan dormansi, dan tumbuh di musim
basah berikutnya.
- Kelembapan
Kelembapan
atau kadar air di suatu tempat sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan. Tanah dan udara yang kurang lembap umumnya
berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tersebut, karena kondisi ini akan
meningkatkan penyerapan air dan menurunkan penguapan atau transpirasi.
Hal inilah yang memungkinkan terjadinya pembentangan sel, sehingga sel
dapat segera mencapai ukuran maksimum. Namun, sering terjadi suatu jenis
tumbuhan bahkan bertunas, bersemi, dan berbunga pada akhir musim
kemarau atau kurang air.
- Air dan Mineral
Air
mutlak diperlukan oleh tumbuhan untuk pertumbuhan. Tanpa air tak
mungkin tumbuhan hidup. Demikian juga kekurangan hara, tumbuhan akan
mengalami gangguan. Pertumbuhan akar dan tajuk adalah berhubungan erat.
Karena akarlah yang menyerap air dan hara, sedangkan tajuk yang
melaksanakan sintesis senyawa organik atau makanan.
Jika
tanah kekurangan nitrogen, pertumbuhan tajuk terhambat, sedangkan
pertumbuhan akar lebih besar. Sebaliknya jika tanah cukup akan zat
nitrogen, pertumbuhan
tajuk lebih cepat dari akar, karena zat karbohidrat hasil fotosintesis
lebih banyak digunakan untuk perturnbuhan tajuk.
C. Penggunaan Hormon Tumbuh untuk Meningkatkan Produksi Pangan
Di samping hormon-hormon alami yang dihasilkan oleh organisme/tumbuhan, saat ini manusia telah berhasil membuat horrnon sintesis, misalnva
auksin sintetik 2.4-D. Hormon-hormon sintetik tersebut biasa dikenal
dengan zat pengatur tumbuh. Walaupun zat ini secara kimiawi berbeda,
namun mempunyai pengaruh yang sama dengan hormon tumbuh atau auksin
alami.
Setelah
melalui berbagai penelitian, ternyata hormon tumbuh tidak hanya
berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan saja, tetapi secara umum dapat
digunakan untuk meningkatkan produksi pangan. Beberapa peranan hormon
tumbuh yang penting antara lain sebagai berikut.
- Pada
konsentrasi 0,1% auksin sintetik, dapat membunuh rumput-rumput liar
ataupun gulma lainnya, dengan demikian hormon ini dapat digunakan untuk
menyiangi tanaman pertanian. Penggunaan zat tumbuh untuk memberantas
tumbuhan gulma hanya efektif jika dalam skala luas. Sekali menyemprot
tumbuhan gulma dapat mencapai puluhan hektar lahan. Dengan
terberantasnya tumbuhan gulma, tanaman budi daya dapat tumbuh lebih
baik, karena pengganggunya terberantas.
- Merangsang
perbungaan dan pertumbuhan buah. Umumnya setiap jenis tumbuhan
mempunyai masa berbunga dan berbuah pada musim tertentu saja. Dengan
menggunakan hormon tumbuh, suatu tumbuhan dapat berbunga, walaupun saat
itu belum musimnya untuk berbunga. Jika ini dikembangkan dengan baik
maka kita setiap saat dapat berpanen durian, duku, salak, atau buah apa
saja yang kita inginkan, di samping merangsang pertumbuhan.
- Mencegah
rontoknya bunga dan bakal buah. Tidak sedikit petani yang kecewa,
karena bunga bahkan calon buah tanaman budidayanya yang sekilas akan
memberikan harapan untuk panen bunga atau buah ternyata berguguran
sebelum waktu panen. Untuk menghindari hal tersebut dapat digunakan
berbagai jenis hormon tumbuh.
- Dapat
digunakan untuk merangsang pertumbuhan buah tanpa terbentuknya biji.
Pertumbuhan buah tanpa diikuti terbentuknya biji, disebut partenokarpi.
Hal ini dapat terjadi karena adanya hambatan dalam proses polinasi atau
penyerbukan dan pembuahan atau fertilisasi. Untuk tanaman budi daya yang
dikonsumsi buahnya, hal ini sangat menguntungkan. Namun, dalam hal
pengadaan bibit terjadinya partenokarpi merupakan sesuatu yang sangat
merugikan. Oleh sebab itu, para pakar harus selalu berusaha agar
persediaan bibit tetap ada.
- Merangsang
pembentukan calon akar dan batang pada proses kultur jaringan. Kultur
jaringan adalah suatu cara untuk mendapatkan bibit tanaman dengan
membiakkan sel-sel organ tubuh, seperti daun pada media tertentu. Media
ini biasa diberi hormon tumbuh.
Perlu
diketahui, bahwa kultur jaringan merupakan salah satu alternatif untuk
mendapatkan bibit dalam jumlah besar. Dalam proses ini jaringan tubuh
seperti daun, batang maupun akar dapat dibiakkan. Jaringan yang biasa
untuk kultur jaringan adalah
yang berasal dari jaringan parenkim. Dalam kondisi media yang ideal,
sel-sel vegetatif akan tumbuh dengan menggunakan bahan dari medianya.
Untuk merangsang pertumbuhan calon batang dan calon akar, diperlukan zat
tumbuh atau hormon tertentu. Keuntungan pengembangan bibit dengan sistem kultur jaringan adalah:
a. dapat menghasilkan bibit dalam jumlah besar.
b. turunan yang dihasilkan pasti memiliki sitat yang sama dengan induknya .
c. untuk membiakkan bibit tidak diperlukan areal yang luas.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertumbuhan
adalah suatu proses pertumbuhan ukuran dan volume serta jumlah secara
irreversibel, yaitu tidak dapat kembali ke bentuk semula. Sedangkan
perkembangan merupakan suatu proses menuju kedewasaan yang bersifat
kualitatif. Bila kita menanam biji tanaman, dapat diamati bahwa dari
hari ke hari terjadi perubahan tinggi. Secara kualitatif, terlihat
bentuk awal (biji) yang demikian sederhana menjadi bentuk tanaman yang
lengkap.
Faktor eksternal atau lingkungan yang berpengaruh adalah faktor iklim, tanah dan biologis.Faktor internal (dalam) terdiri atas faktor intrasel yaitu sifat dari induknya, dan faktor intersel yaitu macam-macam hormon antara lain auksin, giberelin, sitokinin, asam absisat, etilen, asam traumalin, dan kalin.
Faktor eksternal atau lingkungan yang berpengaruh adalah faktor iklim, tanah dan biologis.Faktor internal (dalam) terdiri atas faktor intrasel yaitu sifat dari induknya, dan faktor intersel yaitu macam-macam hormon antara lain auksin, giberelin, sitokinin, asam absisat, etilen, asam traumalin, dan kalin.
B. Saran
Diharapkan
kepada para pembaca sekalian, agar setelah memahami materi yang kami
sampaikan ini, pembaca dapat mengerti dan menambah ilmu serta
wawasannya. Dengan dibentuknya makalah ini kami berharap kita semua
dapat lebih menghargai seberapa pentingnya tumbuhan tumbuhan bagi
kehidupan kita.
DAFTAR PUSTAKA
- http://rhasavirha.blogspot.co.id/2013/12/makalah-pertumbuhan-dan-perkembangan.html
- http://teguhbudi9944.blogspot.co.id/2013/11/pertumbuhan-dan-perkembangan-makhluk.html
- http://ajiezaenulamry.blogspot.co.id/2015/09/makalah-tentang-pertumbuhan-dan.html
0 Response to "MAKALAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN"
Posting Komentar