MAKALAH SHOLAT-SHOLAT SUNNAH
BAB I
PENDAHULUAN
Di antara rahmat Allah SWT kepada hambanya
adalah bahwa Allah SWT mensyari'atkan bagi setiap kewajiban, sunnah yang
sejenis; agar orang mukmin bertambah imannya dengan melakukan yang sunnah, dan
menyempurnakan yang wajib pada hari kiamat, karena kewajiban-kewajiban mungkin
ada yang kurang.
Anjuran
untuk melaksanakan sholat sunnah, antara lain berdasarkan hadits dari Rabi’ah
bin Malik yang mengatakan bahwa Rasullah memerintahkan kepada saya, dengan
sabdanya:
سَلْ. فَقُلْتُ: أَسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِى الْجَنَّةِ،
فَقَالَ: اَوْغَيْرَ ذلِكَ؟ فَقُلْتُ:
هُوَذَاكَ، قَالَ: فَأَعِنِّى عَلى نَفْسِكَ بِكَثِرَةِ
السُّجُوْدِ. (رواه مسلم عن ربيعة بن مالك)
Artinya: “Bermohonlah,
maka saya menjawab: “Saya mohon kepadamu agar saya dapat menemanimu di surga”.
Kemudian beliau bersabda: “Adakah selain itu?” Saya menjawab: “Ya, hanya itu”.
Beliau bersabda lagi: “Maka bantulah saya, agar berhasil permohonan itu dengan
membanyakkan sujud (salat sunat)”. (Hadits riwayat Imam Musilm dari Rabi’ah
bin Malik)
Shalat ada yang wajib dan ada yang sunnah, puasa ada yang wajib dan ada
yang sunnah, demikian pula haji, sedekah dan lainnya, dan seorang hamba
senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan yang sunnah-sunnah
sehingga Allah mencintainya.
BAB II
PEMBAHASAN
sholat sunnah adalah semua sholat yang dianjurkan untuk dilaksanakan
untuk selain sholat fardu. Allah SWT
mensyari'atkan bagi setiap kewajiban, sunnah yang sejenis; agar orang mukmin
bertambah imannya dengan melakukan yang sunnah, dan menyempurnakan yang wajib. Seorang
hamba senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan melakukan yang sunnah-sunnah
sehingga Allah SWT mencintainya.
Adapun macam-macam sholat
sunnah diantaranya ialah :
1.
Sholat
Sunnah Hari raya
2.
Sholat
Sunnah Taraweh
3.
Sholat
Sunnah Witir
4.
Sholat
Sunnah Rawatib
5.
Sholat
Sunnah Dhuha
6.
Sholat
Sunnah Tahajud
7.
Sholat
Sunnah Istikharah
8.
Sholat
Sunnah Hajat
9. Sholat Sunnah Tasbih, dan
lain-lain.
A.
Sholat
Sunnah Hari Raya
Sholat hari raya itu ada dua macam ,yaitu: sholat sunnah idul fitri dan
sholat sunnah idul adha ( sholat sunnah idaian). Sholat sunnah idul fitri
dilaksanakan pada setiap tanggal 1 syawal, sedangkan sholat sunnah idul adha
dilakukan pada tiap tanggal 10 dzulhijah,
Hukum melaksanakan sholat sunnah hari raya (idaian) tersebut adalah
sunnah-sunnah muakkad. Semua orang dianjurkan untuk berkumpul dan shoalt pada
hari raya baik orang yang tetap (muqim) dalam perjalanan laki-laki ataupun
perempuan besar atau kecil.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م. وَاَبُوْبَكْرٍ
وَعُمَرُ يُصَلُّوْنَ الْعِيْدَيْنِ قَبْلَ الْخُطْبَةِ. (رواه الجماعة)
Artinya: “Dari Ibnu Umar: Rasulullah saw., Abu Bakar dan Umar pernah
melakukan salat dua hari raya sebelum berkhutbah.” (Riwayat Jamaah ahli
hadits)
Sholat sunnah hari raya ( idul fitri dan idul adha) masing-masing hanya 2
raka’at, sebagaimana disebutkan dalam riwayat dari Umar R.A yang telah dikemukakan
pada keterangan mengenai raka’at dan tempat pelaksanaan sholat sunnah tersebut
dilakukan dengan berjamaah di masjid atau pula di tanah lapang. Sedangkan
menurut Syafiah lebih utama dilakukan dimasjid. Sedangkan menurut imam Malik
sholat hari raya lebih utama dikerjakan ditanah lapang jika tidak hujan.
B.
Sholat
Sunnah Tarawih
Sholat terawih disebut juga dengan sholat malam pada bulan romadhon.
Hukum melaksanakanya sunnah muakad. Jumlah roka’at sholat sunnah tarawih pada
bulan ramadhan yang pernah di lakukan Rasulullah SAW, tidak lebih dari 11
raka’at{termasuk sholat witir.
Masa kholifah Umar bin khatab pernah mengumpulkan orang banyak, kemudian
melaksanakan sholat bersama-sama 23 roka’at. Diantara yang mengikuti sholat
tersebut ada beberapa sahabat yang terkenal dan terkemuka dimasa itu. Mereka
pun tidak ada yang membantah pelaksanaan sholat dengan bilangan roka’at
tersebut. Dimasa Umar bin Abdul Azis sholat terwih dilaksanakan sebanyak 36
roka’at.
Sholat terawih 23 roka’at ini, juga dilaksanakan para Ulama Hanafiyah dan
juga Hanafiyah. Adapun ketentuan bilangan roka’at dan bacaan tidak mendapat
keterangan yang pasti dari syara’,hanya terserah pada keyakinan kita
masing-masing.
كَانَ النَّاسُ
فِى زَمَنِ عُمَرَ يَقُوْمُوْنَ فِى رَمَضَانَ بِثَلاَثٍ وَعِشْرِيْنَ رَكْعَةً.
Artinya: “Adalah orang-orang pada masa ‘Umar mengerjakan salat tarawih
pada bulan Ramadhan 23 raka’at.”
C.
Sholat
Sunnah Witir
Sholat Sunnah witir adalah salah satu sholat yang di anjurkan untuk di
laksanakan. Sholat witir juga di anjurkan di kerjakan setiap malam. Waktu untuk
mengerjakannya yaitu antara setelah sholat isya’ sampai terbitnya fajar.
Menegenai jumlah raka'atnya, dalam Sunnan At Tirmidzi di sebutkan bahwa:
رُوِىَ عَنِ
النَّبِىِّ ص.م. اَلْوِتْرُثَلاَث عَشَرَةَ وَاِحْدَى عَشَرَةَ وَتِسْعٍ وَسَبْعٍ
وَخَمْسٍ وَثَلاَثٍ وَوَاحِدَةٍ.
Artinya: “Diriwayatkan dari Nabi saw, beliau salat witir dengan tiga
belas, sebelas, sembilan, tujuh, lima, tiga, dan satu raka’at.”
Hadis-hadis lain yang menunjukkan jumlah raka’at shalat witir diantaranya yaitu ;
Sabda Rasulullah SAW:
مَنْ أَحَبَّ أّنْ
يُوْتِرَ بِخَمْسٍ فَلْيَفْعَلْ، وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوْتِرَ بِثَلاَثٍ
فَلْيَفْعَلْ، وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوْتِرَ بِوَاحِدَةٍ فَلْيَفْعَلْ. (رواه أبو داود وابن ماجه والنسائى عن أبى أيوب الأنصارى)
Artinya: “Barangsiapa yang ingin mengerjakan salat witir dengan lima
raka’at, maka kerjakanlah. Dan barangsiapa yang ingin mengerjakan salat witir
dengan tiga raka’at, maka kerjakanlah. Dan barangsiapa yang ingin mengerjakan
salat witir dengan satu raka’at, maka kerjakanlah.” (HR. Abu Daud, Ibnu
Majah dan An-Nasa’i dari Abu Ayyub Al Anshari).
Dalam hadis dari Ummu Salmah diterangkan :
كَانَ رَسُوْلُ
اللهِ ص.م. يُوْتِرُ بِسَبْعٍ وَبِخَمْسٍ وَلاَيَفْصِلُ بَيْنَهُنَّ بِسَلاَمٍ
وَلاَبِكَلاَمٍ. (رواه احمد والنسائى وابن ماجة عن أم سلمة)
Artinya: “Rasulullah saw salat witir dengan tujuh raka’at dan dengan
lima raka’at. Dan beliau tidak memisahkan antara raka’at-raka’atnya dengan
salam dan tidak pula dengan pembicaraan.” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Ibnu
Majah dari Ummu Salamah).
Menurut sebagian Ulama jumlah raka'at sholat witir tidak dibatasi.
BAB
III
PENUTUP
A.Simpulan
Sholat sunnah merupakan anjuran yang
dilakukan untuk selain sholat fardu, agar orang mukmin bertambah iman kepada
Allah SWT,dengan melakukan yang
sunnah, dan menyempurnakan yang wajib. Seorang hamba seharusnya
mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan melakukan yang sunnah-sunnah salah
satunya sholat-sholat sunnah, sehingga Allah SWT mencintainya.
B. Saran
Demikianlah makalah yang sangat sederhana ini, penulis berharap semoga
bermanfaat bagi kita. Saran dan kritik kami harapkan demi perbaikan
selanjutnya, tak lupa di ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Nashiruddin.M. Al-Bani, Sifat
Sholat Sunnah, Media Hidayah, Jakarta, 2000
Rifa'i.M.Drs.H, Lima Sholat
Sunnah Utama, Wicaksana, Semarang, 1984.
Suparta.M.Drs.MA dkk, Materi
Pokok Fiqih 1, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, 1996.
0 Response to "MAKALAH SHOLAT-SHOLAT SUNNAH"
Posting Komentar